Share

65. Lamaran

"Mana bisa begitu, Yud? Aku nggak punya kapasitas untuk itu." Kutatap suamiku putus asa.

"Mau bagaimana lagi, Sha, tidak ada pilihan lain," sahut Yudistira mengangkat bahunya lemah. Ia tak kalah putus asanya dariku.

"Gini amat, ya, hidup ...," desahku lelah. Kupejamkan mataku sejenak.

"Sabar, ya, Sha. Kita pasti bisa melalui semua ini," hiburnya seraya membiarkan aku bersandar di bahunya.

Pak Pandu tak tanggung-tanggung dengan keputusannya, hingga aku berpikir ayah mertuaku itu jahat. Rasanya aku ingin membencinya, serta memprotes keputusannya, tapi siapa diriku, aku cuma perempuan miskin yang sangat beruntung karena diterima menjadi menantunya.

Bagaimana aku tidak geram? Setelah semua keperluan lamaran kami persiapkan, kami baru sadar, Juna tidak mungkin datang melamar Fitri sendirian. Maksudku, kami pasti menemani, tetapi ia membutuhkan orang tuanya untuk melamarkan Fitri untuk Juna, padahal Pak Pandu menolak untuk hadir.

"Keluarga dari pihak Mama meminta maaf karena tidak bisa
Teha

Waduh, Ashanna ketemu siapakah gerangan? Seseorang yang ingin dilupakan???

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status