Share

88. Ada Apa Dengan Amran

Penulis: Pena Asmara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

SUAMI YANG DIHINAKAN TERNYATA KAYA 7 TURUNAN

PART 72

Ada Apa Dengan Amran

Pak Kardi kades Desa Cibungah, ditemani Ustaz Arief dengan sepeda motor tuanya langsung menuju ke kediaman Amran. 

Akan tetapi di tengah-tengah jalan, ada saja warga yang menghentikan mereka berdua, untuk menceritakan keluhan dan kesulitan yang sedang mereka hadapi, dan Pak Kardi sebagai pimpinan tertinggi di desa ini tidak mungkin menolaknya.

Setelah ada dua kali tertunda, karena warga yang mengeluh dan melapor, perjalanan akhirnya dapat mereka lanjutkan kembali.

Keluhan beberapa orang warganya yang bertetanggaan dengan Amran membuatnya penasaran, ingin mencari tahu kondisi rumah dan Amran yang sebenarnya. Motor yang dikendarainya sudah memasuki sebuah jalan tanah keras seukuran sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   89. Bukan Jiwa Pendendam

    SUAMI YANG DIHINAKAN TERNYATA KAYA 7 TURUNANJiwa PemaafPART 73"Kita harus bagaimana ini ustaz?" tanya pak kades kepada Ustaz Arief."Tidak ada cara lain Pak, kita harus memberitahu keluarganya tentang hal ini, Riswan dan Risma," jawab si ustaz."Kenapa Amran bisa seperti ini ya Ustaz?""Entahlah Pak. Jiwa dan pikirannya mungkin kosong, tidak punya tempat untuk berbagi keluhan. Dengan Allah pun mungkin jauh, dia hanya mengikuti pikirannya sendiri, sehingga tanpa sadar, segala akal sehatnya ikut tertarik ke dalam dunia permasalahannya sendiri. Tetapi itu baru menurut saya, Pak. Tidak tahu juga, bagaimana jika menurut ahlinya," jelas Ustaz Arief.Amran memang terlihat asyik dengan dunianya sendiri, kadang-kadang tertawa, senyum-senyum sendiri, ataupun tiba-tiba marah."Amran harus secepatnya di bawa ke rumah sakit jiwa, mumpung penyakit kurang ingatan ini belum terlalu lama diidapnya," jelas Usta

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   90. Skenario Penjebakan

    Kepala reserse yang memimpin penyelidikan penculikan putri dari Riswan, sengaja menggunakan tiga mobil sipil biasa dan bukan mobil patroli untuk menangkap Umar, orang yang diduga sebagai otak dari penculikan tersebut.Riswan yang ikut di dalam kendaraan yang ditumpangi kasat serse, sedang asyik berdiskusi dengan beliau saat sebuah panggilan telepon masuk ke dalam handphone-nya. Dan Riswan memberi tahu Yanto, sang kasat, jika Umar yang menghubunginya.Yanto segera meminta sopir untuk meminggirkan kendaraan sebentar, sembari meminta yang ada di dalam mobil untuk tidak bersuara, selama Riswan sedang menerima telepon dari orang yang mengaku Umar. Dan Riswan pun mulai membuka percakapan.--Halo?--Siapkan uang 10 miliar dalam dua tas, jam 10 malam ini kita bertemu. Masalah tempat di mana kita akan bertemu, tunggu informasi selanjutnya.--Sebentar, saya ingin bicara dulu.Sambungan telepon langsung dimatikan oleh orang yang menghubungi Riswan. Tan

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   91. Mengungkap Dalang Kejahatan

    "Be-benar Pak, tetapi saya tidak sendiri," jawabnya. Kenapa hanya saya yang dipecat," keluh Umar. Riswan dan Yanto saling bertatapan, pelan-pelan mereka berdua merasa yakin akan membongkar semua pihak yang terlibat. "Dari mana kamu punya nomor handphone saya, dan sejak kapan kamu punya ide untuk menculik putri saya?" tanya Riswan, terus menyelidik, Riswan masih belum yakin jika Umar ini adalah pimpinan tertingginya. Umar terdiam, belum menjawab pertanyaan Riswan. "Hai! Jawab itu pertanyaan Pak Riswan!" sentak Yanto, sembari melotot. "I-iya, Pak. Saya ada yang memberi tahukan," jawab Umar. Dan jawaban itu semakin membuat Yanto dan Riswan semakin penasaran. "Berarti kamu pun sebenarnya hanya orang suruhan?" tanya Riswan. "Dan yang menyuruh kamu adalah orang yang memberikan nomor Pak Riswan. Benar begitu?" selidik Yanto lagi. "Benar Pak." "Dan semua biaya operasional kamu, juga orang-orang suruhan kamu itu berasal dari dia

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   92. Kelicikan Julius

    "Untuk apanya saya kurang tahu, Pak," jawab Indra. "Tapi setahu saya dengan bupati tempat kita sekarang ini," ucapnya lagi, melanjutkan."Oh iya, di hotel mana mereka melakukan pertemuan?" tanya Yanto."Hotel "IB" Pak, daerah Slipi Jakarta barat," jawab Indra."Berarti kamu tahu nomor telepon Pak Riswan dari Julius?""Benar Pak, orang rendahan macam saya, mana punya nomor telepon big boss macam Pak Riswan ini," jawab Indra, sembari menoleh ke arah Riswan."Apa saya telepon dia saja, menanyakan keberadaannya, lalu menyuruhnya untuk menemui saya di rumah, jadi anak buah Pak Yanto tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta untuk menangkapnya?" ucap Riswan, menyampaikan idenya."Boleh juga Pak Riswan, Bapak juga harus bersikap seolah-olah belum tahu tentang segala kejahatannya." Yanto menyetujui usulan Riswan."Pasti Pak," jawab Riswan, yang langsung mengambil handphone-nya, dan mulai mencoba menghubungi Julius.Beberapa kali Riswan me

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   93. Fitnah Untuk Riswan

    Team pengaman yang menjaga rumah Riswan segera membuka pintu gerbang secara otomatis, dan para petugas komisi anti rasuah yang menggunakan dua mobil itu pun akhirnya dipersilahkan masuk.Satu orang petugas yang memakai rompi bertuliskan KPK, yang sepertinya pimpinan dari team tersebut segera menghampiri Riswan, mengulurkan tangan dan langsung memperkenalkan diri."Mohon ijin untuk memperkenalkan diri Pak. Nama saya Iqbal Maulana, kami dari komisi pemberantasan korupsi perwakilan daerah. Diperintahkan oleh kantor pusat untuk menyerahkan dua surat ini kepada bapak. Kami mohon kerjasamanya," jelas Iqbal, sembari menyerahkan dua amplop surat tersebut kepada Riswan.Surat pertama yang dibuka Riswan adalah surat ijin penggeledahan, dan surat ijin yang kedua adalah surat ijin pemeriksan. Riswan terdiam, sembari melipat kembali surat-surat tersebut."Atas dasar apa surat penangkapan ini dikeluarkan?" tanya Riswan, menatap dalam Iqbal. Sementara itu secara tidak t

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   94. Cobaan bertubi-tubi

    Setelah hampir dua jam para petugas itu menggeledah kediaman dan ruang kerja Riswan, hampir mendekati tengah malam, rombongan para petugas itu mulai meninggalkan rumah Riswan. Ada beberapa barang yang dianggap sebagai barang bukti mereka bawa serta. Berupa laptop pribadi milik Riswan pun turut mereka amankan guna mencari bukti-bukti petunjuk.Sebelum meninggalkan tempat kediaman Riswan. Iqbal kembali menemui Riswan, sekedar untuk mengingatkan jadwal pemeriksaan terhadap dirinya esok hari, dan sekali lagi Riswan menyanggupi untuk hadir esok hari di Jakarta.Saat para petugas itu mulai meninggalkan tempat kediaman Riswan, keadaan depan gerbang masuk rumah Riswan semakin ramai. Para wartawan dari media cetak, elektronik, dan online semua terlihat semakin ramai. Terlihat juga beberapa mobil yang bertuliskan logo televisi nasional dan mancanegara.Dugaan keterlibatan Riswan, pria nomor lima terkaya di negri ini, seolah-olah menjadi magnet para wartawan untuk mengorek

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   95. Tidak Ada Cobaan Di Luar Batas Kemampuan

    Emak aja yang cerita, Mak," pinta Risma, sambil mengusap air matanya."Adik-adikmu sakit, Darman.""Maksudnya apa Mak?""Samsiah keguguran kemarin," ucap Emak, pelan."Samsiah memang kapan menikahnya?""Samsiah hamil di luar nikah, Man.""Astaghfirullah.""Dia di usir dari desa, karena kedapatan berhubungan intim di luar nikah sebanyak dua kali," lirih suara Emak, hampir tidak terdengar."Samsiah kenapa jadi seperti itu," keluh Darman"Tetapi Samsiah juga yang berhasil membebaskan Yuli, anaknya Risma dari penculikan," ucap Emak lagi. Darman kembali terlihat terkejut, bertanya cepat ke Risma, yang terlihat sudah jauh lebih tenang."Yuli benar diculik, Risma?""Iya Kang, baru kemarin. Samsiah keguguran karena berusaha ingin menyelamatkan Yuli, tetapi malah Samsiah yang didorong keras, hingga akhirnya terjadi keguguran tersebut." Risma menelpon Bude Ajeng, meminta agar diantarkan minuman untuk mere

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   96. Mimpi Yang Menyeramkan

    Risma, sedikit agak berlari bergerak cepat ke kamar di mana Samsiah berada. Khawatir terjadi sesuatu yang buruk terhadap adik bungsunya tersebut. Risma langsung membuka dan mendorong pintunya cepat. Bersama Darman segera menyerobot masuk ke dalam kamar.Samsiah terlihat terduduk di sudut tempat tidur, dengan kedua lutut tertekuk, dan kedua tangan menutupi kakinya. Wajahnya terlihat seperti orang yang ketakutan.Darman yang baru melihat kondisi Samsiah, benar-benar merasa miris. Walaupun sudah dalam keadaan berbeda dibandingkan kemarin, dan juga sudah menggunakan pakaian bersih. Tetapi rambut Samsiah yang terpotong tidak beraturan, wajahnya yang pucat, juga sedikit lebam, dan masih terlihat ada luka bekas cakaran saat peristiwa penggerebekan kemarin, benar-benar membuat kakak tertuanya itu sedih dan terenyuh, atas nasib yang menimpa adik bungsunya itu.Sebenarnya, Risma hari ini baru akan berencana membawa Samsiah ke salon, sekaligus ke klinik dokter pribadinya d

Bab terbaru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 394 Waktu Terbaik

    Dli, Aku mau ijin ke kamar kecil sebentar?" ucap Irma langsung berdiri dari tempat duduknya. "Lurus saja, Ma. Pintu kedua di sebelah kanan, kamar mandi buat tamu," jawab Fadli, wajahnya mengarah ke lorong dalam rumah. "Saya permisi sebentar, Tante." Si nyonya besar hanya mengangguk saja, dan Irma pun langsung berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Fadli.Sebenarnya, Irma tidak ingin buang air kecil ataupun besar. Dia hanya ingin menghindar sebentar. Ucapan dan pertanyaan dari ibunya Fadli dan Fadlan sungguh membuatnya sangat tidak nyaman. Dirinya merasa direndahkan dan tidak dihargai hanya karena seragam dan pekerjaannya yang sekarang. Irma sangat mencintai pekerjaannya, karena dari hasil kerjanya dia bisa membantu perekonomian keluarganya. Biaya sekolah ketiga adiknya, juga untuk merenovasi rumah. Walaupun tidak sekaya jika dibandingkan dengan Fadli, tetapi Irma adalah wanita yang mandiri. Kekayaan atau harta yang dimiliki pria bukanlah prioritasnya sekarang ini dalam mencari pas

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 393 Seperti Terdakwa

    Irma bisa melihat, jika tatapan Fadli yang berdiri di sampingnya banyak menyimpan kemarahan terhadap saudara kembarnya, Fadlan. Kegeraman terlihat jelas pada wajahnya. Irma sungguh tidak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak dia inginkan, ditambah lagi ada ibu dari mereka berdua.Irma berucap pelan kepada Fadli, dan tidak ingin Fadlan ikut mendengarkan."Jika kamu sampai berkelahi dengan Fadlan, jangan harap aku akan sudi bertemu denganmu lagi, Dli? ucapnya tegas, lalu tersenyum manis kepada Fadli. Sesaat Fadli diam tertegun, lalu dia mengangguk."Yuk, masuk, Ma," ajaknya lagi kepada Irma, sambil tangan kanannya menuntun Niken sang keponakan. Fadli langsung masuk ke dalam rumah tanpa menegur Fadlan, berpura-pura sibuk berbicara dengan Niken sambil berjalan. Sementara Irma berhenti tepat di depan Fadlan, menegur terlebih dahulu."Bagaimana kabarmu, Fad?" tegur Irma, dan entah kenapa, hatinya mulai merasakan tidak nyaman dengan Fadlan. Mungkin penyebab utamanya karena fitnah yang dia lak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 392 Pernah Menggugat Tuhan

    Siapa yang sudah berbohong terhadap dirinya, Fadli ataukah Fadlan? Siapa pula yang harus dia percaya di antara keduanya? Jika memang Fadlan yang sudah berbohong, apa maksud dan tujuannya? Irma benar-benar dibuat bingung setelah mendengarkan penjelasan versi Fadli. Namun, jika ternyata Fadlan yang sudah berbohong dan sengaja untuk menjelekkan juga memfitnah saudara kembarnya tersebut, betapa Irma akan sangat kecewa terhadapnya. Fadlan bilang jika Fadli sudah berkeluarga dan juga memiliki satu anak perempuan yang seumuran dengan putrinya, namun Fadli bilang jika istri sudah meninggal dunia, bahkan menjelaskannya dengan mata yang berkaca-kaca. "Istrimu sudah meninggal, Dli?" tanya Irma, dia memutuskan untuk tidak lagi membahas tentang perbedaan keterangan antara Fadli dan Fadlan. Siapa yang sudah berbohong dan siapa yang sudah berbicara jujur di antara mereka. Fadli mengangguk, membenarkan pertanyaan Irma. "Meninggal bersama dengan anakku di dalam kandungan," jelas Fadli, raut kesedi

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 391 Siapa yang Harus Dipercaya

    Fadli malah terlihat seperti orang bingung, macam tidak paham apa yang sudah diucapkan oleh Irma. "Kamu sebenarnya bicara apa sih, Ma? Beneran, aku nggak paham," jawab Fadli, menatap wajah Irma dalam. Kembali dia lanjut bicara. "Benci? Musuhan? Sama siapa? Aku musuhan dan benci sama Fadlan gitu maksudnya, kamu?" tanyanya ke Irma. "Maaf, jika aku salah dan dianggap kegeeran, tapi menurut Fadlan seperti itu."Fadli menatap Irma dalam, bukan maksudnya untuk tidak mengakui, tapi itu peristiwa sudah beberapa tahun yang lalu, yang bahkan usia mereka waktu itu masih berumur belasan. "Dulu saat kita masih satu sekolah, iya, Korma. Aku memang sempat marah dengan Fadlan, karena aku yang dekat denganmu dari kelas satu, Tiba-tiba saat kelas tiga, dia main serobot aja." Fadli tertawa, ingatannya seperti sedang kembali ke masa lalu. Kembali dia bicara. "Saat dulu itu memang bukan salah kamu, bukan juga salah Fadlan. Aku saja yang dulu tidak punya keberanian untuk bicara langsung terhadapmu. "

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 390 Masa Lalu yang Belum Selesai

    Pria yang ingin bertemu dengannya jelas memang Fadli. Karena, memang hanya Fadli yang dulu memanggilnya dengan sebutan korma. Entah kenapa, badan Irma langsung terasa gemetar."Irma, kenapa bengong saja di dekat pintu, Masuk? itu temui Pak Fadli," teguran dari Pak Benny menyadarkan Irma dari terkesima. Kehadiran saudara kembar dari Fadlan ini jelas di luar perkiraannya. Dari mana Fadli bisa tahu jika Irma bekerja di pabrik ini? Terus, darimana Fadli bisa kenal pemilik perusahaan ini. Sampai-sampai Pak Benny pun sangat respect terhadapnya. "Ba-baik, Pak?" jawab Irma atas teguran atasannya itu, namun sebelum mendekati Fadli, justru Fadli yang langsung berbicara dengan Pak Benny. "Pak Benny, saya ijin mau ajak teman SMA saya ini, Irma, untuk makan siang.""Boleh, Pak, silakan," jawab kepala pabrik itu cepat, langsung memperbolehkan. Perlakuan Pak Benny terhadap Fadli cukup membuat Irma heran, betapa sangat hormatnya atasannya itu kepada Fadli. "Irma, kamu diajak makan siang sama Pak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 389 Tamu Yang Ingin Bertemu

    [ Assalamu'alaikum, Fad. Aku sudah memutuskan, sebelum urusan dengan istrimu selesai, aku minta, jangan temui aku dulu. Aku harap, kamu bisa memahami dan mengerti dengan keputusan yang sudah kuambil ini.]Selesai mengirimkan pesan, Irma lantas memblokir nomor Fadlan di aplikasi WA miliknya, bahkan memblokirnya juga di kontak teleponnya. Padahal, baru hari ini Irma memiliki nomor handphone mantan cinta pertamanya itu. Meletakkan hapenya di atas meja rias samping tempat tidurnya, lalu membaringkan tubuhnya di dipan tidur miliknya. Kembali teringat peristiwa saat di ropang tadi, betapa hatinya sangat sakit dianggap sebagai penyebab rusaknya rumah tangga seseorang. Pelakor, demi Tuhan Irma bukan seperti itu, dia lebih baik tetap menyendiri seperti ini daripada jadi perusak rumah tangga orang. Dalam perasaan yang resah, rasa kantuk mulai datang menyergap, karena Irma memang tidak terbiasa tidur terlalu telat. ÷÷÷Tiga hari setelah peristiwa penyiraman kopi oleh Agnes, dan akhirnya beru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 388 Tangisan Seorang Ibu

    "Mengapa sampai saat ini kamu belum juga menikah, Ir. Apakah itu semua karena aku?"Udara malam di pantai ini semakin dingin, ditambah lagi dengan anginnya yang kencang. Irma sampai mensidakepkan kedua tangannya karena hawa dingin tersebut, ditambah terkena basahan cokelat tadi, walaupun dia sudah berganti pakaian. Setelah cukup lama terdiam, Irma mulai menjawab pertanyaan Fadlan. "Aku harus menjawab apa, Fad? Jika aku bilang mungkin memang sudah garis hidupku dari Allah seperti ini, salah tidak?"Sesaat Fadlan terdiam, karena memang apa yang Irma katakan itu benar adanya. "Tidak, Ir, kamu tidak salah. Hidup, mati, dan jodoh memang urusan Allah 'kan?" "Hmm ... hanya satu hal yang bisa aku jawab dengan jujur dan sebenarnya. Dan itu sudah kujawab saat di rumah tadi. Apa aku harus mengulanginya lagi?" tanya Irma lagi. "Jika kamu tidak keberatan?""Kamu adalah kekasih yang pertama, Fad, dan sampai saat ini aku belum pernah berteman dekat lagi dengan pria lain," jawab Irma, ada nada get

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 387 Sudah Berselingkuh

    Part 12Fadlan terdiam, mendengar pertanyaan Irma, tatapannya masih menghadap ke tengah lautan yang terlihat temaram, terkena pantulan cahaya rembulan. Angin laut masih berembus kencang. Terlihat Fadlan menarik nafasnya sejenak, sembari matanya terpejam, lalu dilepaskan perlahan."Agnes sudah berselingkuh," jawabnya singkat.Lalu mengambil kopinya, dan menghirupnya perlahan."Kamu menyaksikan sendiri?" tanya Irma."Maksudnya?" jawab Fadlan"Maksudku, kamu menyaksikan sendiri perselingkuhan tersebut?" tanya Irma lagi."Tidak," jawab Fadlan, masih singkat. Tatapannya lalu beralih ke arah Irma."Aku menemukan chat-chat pribadinya dengan pria lain," jelas Fadlan."Maksud chat pribadi, seperti apa?""Chat-chat mesranya dengan pria lain." Jemarinya mengusap pelan wajahnya."Kamu kenal, siapa pria yang kamu maksud?" Irma masih terus mengejar. Bukannya Irma ingin kepo dengan masalah orang lain, tetapi ... Fadlan sendiri yang sudah berjanji, ingin menceritakan tentang masalah keluarganya."Ya,

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 386 Menyimpan Amarah

    Terlihat dari raut wajah dan tatapan matanya, jika wanita yang menganggap Irma sebagai perempuan gatel itu sedang menyimpan amarah, ada dua wanita lagi di belakangnya, sepertinya kawan dari calon mantan istrinya Fadlan.Irma hanya diam termangu, saat perempuan itu melabraknya. Fadlan langsung berdiri."Udah, Nes. Perempuan perusak mah, jambak aja rambutnya," ucap salah satu kawannya."Iya, ga usah takut, apa perlu gue bantuin hajar nih pelakor," tuduh kawannya yang satu lagi kepada Irma. Dua orang kawan-kawannya, malah memanas-manasi calon mantan Fadlan tersebut."Hai ... hai, kerjaan kalian jangan bisanya manas-manasin ya. Hai ... Agnes! Irma tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi kita, aku bertemu Irma, baru seminggu ini. Sedangkan masalah di antara kita berdua, sudah berjalan berbulan-bulan. Jadi jika kamu menuduh Irma sebagai orang ke tiga di antara hubungan kita, kamu salah alamat," ucap Fadlan tegas. Irma tetap terdiam, dia bingung, harus bersikap seperti apa."Gue seperti

DMCA.com Protection Status