Share

165. Menjemput Amran

Penulis: Pena Asmara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rohani terdiam, kembali berpikir. Sebenarnya, Pak Kardi dan Ustaz Arief sudah sangat mengenal dan juga mengetahui seperti apa Rohani ini. Boleh dibilang dia adalah sosok orang berada yang pelit dan penuh perhitungan dalam soal uang. Cukup sulit untuk dimintakan bantuan jika berhubungan dengan gerakan sosial kemasyarakatan. 

Kardi berpikir cepat saat Rohani ingin mengajukan perdamaian. Bukan bermaksud untuk memanfaatkan, toh uangnya nanti bukan untuk kepentingan pribadinya sendiri, tetapi demi kepentingan bersama, sekaligus membantu masyarakat yang sedang kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan ekonominya.

"Roh, seharusnya kamu bersyukur punya kades seperti beliau ini. Yang bijak dan tidak semena-mena. Seandainya jika kamu bermasalah dengan orang lain, mungkin mereka akan sengaja mencari kesempatan mumpung kamu trauma dengan masalah hukum. Mereka akan memanfaatkan ketakutanmu untuk mencari untung. Meminta kamu untuk mengganti rugi yang sebesar-besarnya. Memanfaatkan ke

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   166. Guru Kehidupan

    "Darman tidak menjawab, dia hanya menyentuh lembut kepala adiknya tersebut, lantas memegang bahu Amran dan memintanya untuk berdiri."Maafkan Amran, Kang? Amran benar-benar minta maaf." Amran kembali berucap di antara Isak tangisnya. Keharuan benar-benar membuat Darman tidak mampu berbicara, dia langsung merengkuh dan memeluk adiknya erat. Darman sekarang mulai memposisikan diri sebagai kakak sekaligus bapak bagi adik-adiknya. Dia benar-benar harus ikut bertanggung jawab atas apa pun kesulitan ataupun kemalangan yang menimpa semua adik-adiknya.Kendaraan langsung melaju meninggalkan rumah sakit jiwa kabupaten menuju ke arah Desa Cibungah, tempat tinggal Amran. Mobil yang dikendarai Darman melaju dengan kecepatan sedang, dikarenakan memang jalan dalam keadaan sepi dan tidak banyak kendaraan yang lalu lalang, karena menuju ke arah pedesaan."Kang?" tanya Amran yang duduk di bangku belakang mobil bersama istrinya."Kenapa, Mran?" jawab Darman, tanpa menoleh

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   167. Sakit Hatinya Seorang Ibu

    Penjaga gerbang rumah mewah di atas bukit milik Riswan, langsung membukakan pintu tanpa menanyakan keperluannya mengunjungi rumah kediaman bosnya tersebut. Mereka sudah mengenali sang pengemudi mobil yang adalah kakak dari istri majikan mereka. Darman.Darman pun tetap bersikap santun dan berterimakasih telah dibukakan pintu. Tidak bersikap sombong dan angkuh mentang-mentang masih saudara dengan si pemilik rumah. Sifat Darman dan Risma memang berbeda dengan ketiga saudaranya yang lain, mungkin karena Juragan Hasyim terlalu memanjakan dan berbeda cara perlakuannya.Amran, Uni, dan Nengsih, yang belum pernah masuk ke dalam rumah Riswan dibuat terkagum-kagum melihatnya. Dari halamannya yang indah dan tertata rapih, gunung hijau yang menjulang di sisi sebelah kiri rumah yang lebih jelas terlihat jika dari kolam renang belakang rumah membuat mereka bertiga terpana.Pilar-pilar tinggi menjulang penyangga langit-langit pintu masuk rumah, layaknya seperti rumah-rumah It

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   168. Ibu Selalu Memaafkan

    Amran berwatak keras, suka memanipulasi orang, dan paling gengsi untuk meminta maaf walaupun dia yang jelas-jelas di posisi pihak yang bersalah. Itu watak yang tahu Sawiyah tahu dalam diri itu sedari kecil. Dan sekarang Amran sedang bersimpuh di bawah kakinya, adalah suatu hal yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya.Emak Sawiyah masih terdiam, matanya pun sudah mulai mengembang. Amran masih bersimpuh sambil menangis, memohon-mohon agar sang ibu sudi untuk memaafkannya. Namun, sepertinya hati si Emak belum tergerak untuk memaafkan, karena sakit yang ditorehkan sang anak terasa begitu dalam.

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   169. Ridho Orang Tua

    "Amran, Akang, lebih baik keluar dulu. Baju Emak mau diganti," ucap Uni kepada suami dan adik iparnya. "Sepertinya emak pingsan karena faktor kedinginan dan pikirannya yang tidak tenang" ucap Uni lagi."Benar, Bu, akhir-akhir ini Nenek sering terlihat termenung, mungkin karena banyak yang sedang dipikirkan," jelas Bude Ajeng sembari mengeringkan rambut Emak Sawiyah yang basah dengan handuk."Oh iya, Yuli dan Neti bagaimana?" tanya Uni menanyakan kabar keponakannya, anak dari Riswan dan Risma."Alhamdulillah semua sehat, Bu, bersama suster perawat. Setiap hari kan Bu Risma pun sering bertelepon ataupun VC dengan Yuli dan Neti," jawab Bude Ajeng.Apa kita kabari Risma soal emak yang pingsan?" tanya Nengsih, terlihat khawatir."Sebaiknya tidak usah, emak pun keliatannya hanya lelah saja, sebentar lagi juga sadar," jawab Bude Ajeng, mulai ingin membuka baju yang Emak Sawiyah kenakan dan ingin menggantinya dengan pakaian kering."Maaf sebel

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   170. Konglomerat Jahat

    Risma mengangguk. " Iya, Pak, saya paham." Risma mengakui apa yang diucapkan Pak Setya ada benarnya. Kehadiran dia bisa dijadikan jalan untuk menyerang balik, seolah-oleh dia sebagai istrinya Riswan merekayasa kasus ini. Apalagi nama Subroto dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya sama sekali tidak pernah tercium media. Makanya akan jadi skandal besar jika nanti kasus ini terbuka ke publik."Rencana Pak Setya seperti apa?""Begini, Bu. Nanti Daniel dan Nathan biar saya yang dampingi untuk melaporkan kasus penganiyaan ini ke Polsek. Sudah kami hubungi beberapa rekan pers yang kami kenal, dan sebagian besar sudah berada di kantor Polsek."Sementara Pak Kusuma sekarang sedang ada pertemuan secara diam-diam dengan wartawan senior dari Tempo dan beberapa surat kabar besar yang lain di luar dari group media milik Subroto. Saya pinta, selama proses ini berjalan, ibu beraktivitas di rumah saja. Karena dari dokumen yang diberikan Susan, terlihat jelas jika Subroto bisa

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   171. Murkanya Sang Konglomerat Jahat

    "Perempuan lacur! Tidak tahu berterima kasih!" Subroto mengamuk, melempar dan menghancurkan semua isi dari dalam kamar pribadi Susan hingga tubuh gemuknya terlihat kelelahan, napasnya tersengal-sengal, lalu terduduk di sisi ranjang.Kamar tidur Susan sudah terlihat porak-poranda. Semua berantakan karena sudah Subroto lempar dan sebagian dia hancurkan. Pandangannya nanar, memancarkan kemurkaan."Kematian saja tidak cukup untuk membayar penghianatanmu kepadaku, Susan. Kau akan terima akibatnya nanti," ancam Subroto dengan penuh kegeraman, tangannya mengepal keras.Subroto menghubungi seseorang melalui handphone-nya, tanpa menunggu lama langsung terhubung. Tanpa bertanya nama, perintah langsung keluar dari mulutnya.--Cari informasi dan temukan di mana Susan berada. Kerahkan semua anak buahmu, walau bagaimana pun perempuan itu harus ditemukan.--Baik, Bos--Sekarang kamu ke apartemen, minta security hotel untuk menunjukkan vid

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   172. Kepanikan Risma

    Tiba di kamar emak, masih ada Bude Ajeng, Uni, dan Nengsih di sana. Risma benar-benar terlihat panik, hatinya di landa kekhawatiran. Dia sudah kehilangan ibu kandungnya, bapaknya, Risma tidak ingin saat ini kehilangan Emak Sawiyah, di saat dia merasa belum bisa memberikan kebahagiaan dan belum membalas semua jasa-jasanya."Emak kenapa Uni, Teh Nengsih. Emak baik-baik saja, kan Bude?" tanya Risma berdiri di samping tempat tidur Emak Sawiyah. Emak sudah berganti pakaian. Terlihat Bude Ajeng sedang mengusapi emak dengan minyak kayu putih pada bagian lehernya. Uni menyentuh bahu adik iparnya tersebut, mencoba untuk menenanginya."Nggak apa-apa, Bu, nenek hanya kecapean aja, " jawab Bude Ajeng, sembari kembali membaluri tubuh emak Sawiyah dan memijat-mijatnya."Memangnya emak kerja apa? Apa perlu saya panggil dokter?""Nggak perlu, Bu Risma. Sebentar lagi juga nenek sadar. Sepertinya beliau hanya lelah pikiran saja." Bude Ajeng terus mencoba

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   173. Sebuah Rekayasa

    Keriuhan pemberitaan yang menyangkut tentang viralnya dokumen rahasia milik Subroto ditambah lagi laporan penganiayaan yang dilakukan olehnya terhadap Daniel dan Nathan menguasai pemberitaan di negeri ini.Kehebohan terjadi karena disinyalir melibatkan banyak-banyak tokoh penting di Republik ini. Hampir semua berita surat kabar, online, menjadikan peristiwa bocornya dokumen ini sebagai berita utama, begitupun dengan televisi berita. Group TV dan media online juga surat kabar milik subroto banyak menghadirkan nara sumber yang memang sudah dipersiapkan untuk mengcounter kebocoran tentang dokumen tersebut, namun publik lebih banyak yang percaya jika berita itu benar adanya.Orang-orang yang selama ini diam, padahal banyak tau tentang sepak terjang Subroto dan orang-orang yang disebutkan dalam dokumen tersebut mereka mulai berani bicara. Sebuah permainan kotor yang banyak melibatkan orang-orang penting dalam penegakkan hukum dan peradilan. Mafia hukum yang bisa

Bab terbaru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 394 Waktu Terbaik

    Dli, Aku mau ijin ke kamar kecil sebentar?" ucap Irma langsung berdiri dari tempat duduknya. "Lurus saja, Ma. Pintu kedua di sebelah kanan, kamar mandi buat tamu," jawab Fadli, wajahnya mengarah ke lorong dalam rumah. "Saya permisi sebentar, Tante." Si nyonya besar hanya mengangguk saja, dan Irma pun langsung berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Fadli.Sebenarnya, Irma tidak ingin buang air kecil ataupun besar. Dia hanya ingin menghindar sebentar. Ucapan dan pertanyaan dari ibunya Fadli dan Fadlan sungguh membuatnya sangat tidak nyaman. Dirinya merasa direndahkan dan tidak dihargai hanya karena seragam dan pekerjaannya yang sekarang. Irma sangat mencintai pekerjaannya, karena dari hasil kerjanya dia bisa membantu perekonomian keluarganya. Biaya sekolah ketiga adiknya, juga untuk merenovasi rumah. Walaupun tidak sekaya jika dibandingkan dengan Fadli, tetapi Irma adalah wanita yang mandiri. Kekayaan atau harta yang dimiliki pria bukanlah prioritasnya sekarang ini dalam mencari pas

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 393 Seperti Terdakwa

    Irma bisa melihat, jika tatapan Fadli yang berdiri di sampingnya banyak menyimpan kemarahan terhadap saudara kembarnya, Fadlan. Kegeraman terlihat jelas pada wajahnya. Irma sungguh tidak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak dia inginkan, ditambah lagi ada ibu dari mereka berdua.Irma berucap pelan kepada Fadli, dan tidak ingin Fadlan ikut mendengarkan."Jika kamu sampai berkelahi dengan Fadlan, jangan harap aku akan sudi bertemu denganmu lagi, Dli? ucapnya tegas, lalu tersenyum manis kepada Fadli. Sesaat Fadli diam tertegun, lalu dia mengangguk."Yuk, masuk, Ma," ajaknya lagi kepada Irma, sambil tangan kanannya menuntun Niken sang keponakan. Fadli langsung masuk ke dalam rumah tanpa menegur Fadlan, berpura-pura sibuk berbicara dengan Niken sambil berjalan. Sementara Irma berhenti tepat di depan Fadlan, menegur terlebih dahulu."Bagaimana kabarmu, Fad?" tegur Irma, dan entah kenapa, hatinya mulai merasakan tidak nyaman dengan Fadlan. Mungkin penyebab utamanya karena fitnah yang dia lak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 392 Pernah Menggugat Tuhan

    Siapa yang sudah berbohong terhadap dirinya, Fadli ataukah Fadlan? Siapa pula yang harus dia percaya di antara keduanya? Jika memang Fadlan yang sudah berbohong, apa maksud dan tujuannya? Irma benar-benar dibuat bingung setelah mendengarkan penjelasan versi Fadli. Namun, jika ternyata Fadlan yang sudah berbohong dan sengaja untuk menjelekkan juga memfitnah saudara kembarnya tersebut, betapa Irma akan sangat kecewa terhadapnya. Fadlan bilang jika Fadli sudah berkeluarga dan juga memiliki satu anak perempuan yang seumuran dengan putrinya, namun Fadli bilang jika istri sudah meninggal dunia, bahkan menjelaskannya dengan mata yang berkaca-kaca. "Istrimu sudah meninggal, Dli?" tanya Irma, dia memutuskan untuk tidak lagi membahas tentang perbedaan keterangan antara Fadli dan Fadlan. Siapa yang sudah berbohong dan siapa yang sudah berbicara jujur di antara mereka. Fadli mengangguk, membenarkan pertanyaan Irma. "Meninggal bersama dengan anakku di dalam kandungan," jelas Fadli, raut kesedi

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 391 Siapa yang Harus Dipercaya

    Fadli malah terlihat seperti orang bingung, macam tidak paham apa yang sudah diucapkan oleh Irma. "Kamu sebenarnya bicara apa sih, Ma? Beneran, aku nggak paham," jawab Fadli, menatap wajah Irma dalam. Kembali dia lanjut bicara. "Benci? Musuhan? Sama siapa? Aku musuhan dan benci sama Fadlan gitu maksudnya, kamu?" tanyanya ke Irma. "Maaf, jika aku salah dan dianggap kegeeran, tapi menurut Fadlan seperti itu."Fadli menatap Irma dalam, bukan maksudnya untuk tidak mengakui, tapi itu peristiwa sudah beberapa tahun yang lalu, yang bahkan usia mereka waktu itu masih berumur belasan. "Dulu saat kita masih satu sekolah, iya, Korma. Aku memang sempat marah dengan Fadlan, karena aku yang dekat denganmu dari kelas satu, Tiba-tiba saat kelas tiga, dia main serobot aja." Fadli tertawa, ingatannya seperti sedang kembali ke masa lalu. Kembali dia bicara. "Saat dulu itu memang bukan salah kamu, bukan juga salah Fadlan. Aku saja yang dulu tidak punya keberanian untuk bicara langsung terhadapmu. "

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 390 Masa Lalu yang Belum Selesai

    Pria yang ingin bertemu dengannya jelas memang Fadli. Karena, memang hanya Fadli yang dulu memanggilnya dengan sebutan korma. Entah kenapa, badan Irma langsung terasa gemetar."Irma, kenapa bengong saja di dekat pintu, Masuk? itu temui Pak Fadli," teguran dari Pak Benny menyadarkan Irma dari terkesima. Kehadiran saudara kembar dari Fadlan ini jelas di luar perkiraannya. Dari mana Fadli bisa tahu jika Irma bekerja di pabrik ini? Terus, darimana Fadli bisa kenal pemilik perusahaan ini. Sampai-sampai Pak Benny pun sangat respect terhadapnya. "Ba-baik, Pak?" jawab Irma atas teguran atasannya itu, namun sebelum mendekati Fadli, justru Fadli yang langsung berbicara dengan Pak Benny. "Pak Benny, saya ijin mau ajak teman SMA saya ini, Irma, untuk makan siang.""Boleh, Pak, silakan," jawab kepala pabrik itu cepat, langsung memperbolehkan. Perlakuan Pak Benny terhadap Fadli cukup membuat Irma heran, betapa sangat hormatnya atasannya itu kepada Fadli. "Irma, kamu diajak makan siang sama Pak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 389 Tamu Yang Ingin Bertemu

    [ Assalamu'alaikum, Fad. Aku sudah memutuskan, sebelum urusan dengan istrimu selesai, aku minta, jangan temui aku dulu. Aku harap, kamu bisa memahami dan mengerti dengan keputusan yang sudah kuambil ini.]Selesai mengirimkan pesan, Irma lantas memblokir nomor Fadlan di aplikasi WA miliknya, bahkan memblokirnya juga di kontak teleponnya. Padahal, baru hari ini Irma memiliki nomor handphone mantan cinta pertamanya itu. Meletakkan hapenya di atas meja rias samping tempat tidurnya, lalu membaringkan tubuhnya di dipan tidur miliknya. Kembali teringat peristiwa saat di ropang tadi, betapa hatinya sangat sakit dianggap sebagai penyebab rusaknya rumah tangga seseorang. Pelakor, demi Tuhan Irma bukan seperti itu, dia lebih baik tetap menyendiri seperti ini daripada jadi perusak rumah tangga orang. Dalam perasaan yang resah, rasa kantuk mulai datang menyergap, karena Irma memang tidak terbiasa tidur terlalu telat. ÷÷÷Tiga hari setelah peristiwa penyiraman kopi oleh Agnes, dan akhirnya beru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 388 Tangisan Seorang Ibu

    "Mengapa sampai saat ini kamu belum juga menikah, Ir. Apakah itu semua karena aku?"Udara malam di pantai ini semakin dingin, ditambah lagi dengan anginnya yang kencang. Irma sampai mensidakepkan kedua tangannya karena hawa dingin tersebut, ditambah terkena basahan cokelat tadi, walaupun dia sudah berganti pakaian. Setelah cukup lama terdiam, Irma mulai menjawab pertanyaan Fadlan. "Aku harus menjawab apa, Fad? Jika aku bilang mungkin memang sudah garis hidupku dari Allah seperti ini, salah tidak?"Sesaat Fadlan terdiam, karena memang apa yang Irma katakan itu benar adanya. "Tidak, Ir, kamu tidak salah. Hidup, mati, dan jodoh memang urusan Allah 'kan?" "Hmm ... hanya satu hal yang bisa aku jawab dengan jujur dan sebenarnya. Dan itu sudah kujawab saat di rumah tadi. Apa aku harus mengulanginya lagi?" tanya Irma lagi. "Jika kamu tidak keberatan?""Kamu adalah kekasih yang pertama, Fad, dan sampai saat ini aku belum pernah berteman dekat lagi dengan pria lain," jawab Irma, ada nada get

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 387 Sudah Berselingkuh

    Part 12Fadlan terdiam, mendengar pertanyaan Irma, tatapannya masih menghadap ke tengah lautan yang terlihat temaram, terkena pantulan cahaya rembulan. Angin laut masih berembus kencang. Terlihat Fadlan menarik nafasnya sejenak, sembari matanya terpejam, lalu dilepaskan perlahan."Agnes sudah berselingkuh," jawabnya singkat.Lalu mengambil kopinya, dan menghirupnya perlahan."Kamu menyaksikan sendiri?" tanya Irma."Maksudnya?" jawab Fadlan"Maksudku, kamu menyaksikan sendiri perselingkuhan tersebut?" tanya Irma lagi."Tidak," jawab Fadlan, masih singkat. Tatapannya lalu beralih ke arah Irma."Aku menemukan chat-chat pribadinya dengan pria lain," jelas Fadlan."Maksud chat pribadi, seperti apa?""Chat-chat mesranya dengan pria lain." Jemarinya mengusap pelan wajahnya."Kamu kenal, siapa pria yang kamu maksud?" Irma masih terus mengejar. Bukannya Irma ingin kepo dengan masalah orang lain, tetapi ... Fadlan sendiri yang sudah berjanji, ingin menceritakan tentang masalah keluarganya."Ya,

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 386 Menyimpan Amarah

    Terlihat dari raut wajah dan tatapan matanya, jika wanita yang menganggap Irma sebagai perempuan gatel itu sedang menyimpan amarah, ada dua wanita lagi di belakangnya, sepertinya kawan dari calon mantan istrinya Fadlan.Irma hanya diam termangu, saat perempuan itu melabraknya. Fadlan langsung berdiri."Udah, Nes. Perempuan perusak mah, jambak aja rambutnya," ucap salah satu kawannya."Iya, ga usah takut, apa perlu gue bantuin hajar nih pelakor," tuduh kawannya yang satu lagi kepada Irma. Dua orang kawan-kawannya, malah memanas-manasi calon mantan Fadlan tersebut."Hai ... hai, kerjaan kalian jangan bisanya manas-manasin ya. Hai ... Agnes! Irma tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi kita, aku bertemu Irma, baru seminggu ini. Sedangkan masalah di antara kita berdua, sudah berjalan berbulan-bulan. Jadi jika kamu menuduh Irma sebagai orang ke tiga di antara hubungan kita, kamu salah alamat," ucap Fadlan tegas. Irma tetap terdiam, dia bingung, harus bersikap seperti apa."Gue seperti

DMCA.com Protection Status