Share

114. Iblis Kecil

Memperhatikan wajah lawan bicaranya dengan saksama sudah menjadi rutinitas kedua mata Marsha sejak beberapa saat yang lalu.

Kedua wanita itu sudah duduk lebih dari 2 jam tanpa mengucapkan satu patah kata pun. Bahkan teko kaca yang tadi berisi teh bunga yang hampir penuh, sekarang sudah tandas setengahnya.

“Kalau tidak ada yang mau di bicarakan, kenapa kamu mengundangku datang ke sini? Jangan mengira Kakakmu yang hobi traveling ini tidak akan punya pekerjaan saat kembali ke kota,” sindir Nada dengan suara yang kalem.

Marsha meletakkan cangkir tehnya. Ia berhenti mengawasi secara sembunyi-sembunyi dan melihat lawan bicaranya dengan berani.

“Tidak adakah sesuatu yang ingin kamu bicarakan dengan adik perempuanmu ini?” singgung Marsha terlihat canggung.

Nada menyandarkan punggung di kepala kursi kayu yang mereka singgahi.

Tanpa meletakkan gelas teh yang ia sesap, wanita itu menatap lawan bicaranya dengan heran.

“Kamu y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status