Sebelum pukul 16.00, Mario dan Inez sudah siap menunggu di hall tempat semifinal kontes Man from Mars dimulai. Para peserta lain pun berdatangan bersama manager mereka atau juga keluarga yang mengantarkan mereka untuk mengikuti kontes body shape khusus pria itu.
Ketika waktu sudah tepat sesuai jadwal acara, pembawa acara pun muncul di panggung. "Selamat sore para hadirin sekalian. Kita sambut dibukanya acara semifinal Man from Mars dengan tepuk tangan yang meriah," katanya.
Para penonton acara itu pun bertepuk tangan dengan meriah.
Kemudian para peserta dipanggil ke back stage untuk mendapatkan briefing singkat mengenai tata cara penilaian untuk semifinal. Mereka harus melepaskan pakaian dan hanya mengenakan celana pendek atau celana boxer ketika naik di atas panggung guna memamerkan bentuk tubuh di hadapan juri dan penonton.
Setiap peserta akan dipanggil namanya kemudian berjalan ke depan panggung yang berbentuk huruf T itu untuk berpose beberapa k
Mario dan Inez sangat gembira dengan hasil semifinal Man from Mars petang ini. Sebenarnya Mario pun tidak berada dalam kondisi puncak terbaik performanya karena dia harus banyak beristirahat pasca kejadian penusukan itu.Mereka pergi makan malam ke restoran di pinggir pantai yang justru ramai di malam hari. Banyak pengunjung yang menginap di hotel sepanjang garis pantai di daerah Nusa Dua, Bali yang makan malam di sana.Mario dan Inez pun mencoba menikmati suasana pantai di malam hari. Angin dari laut bertiup agak kencang, kapal-kapal nelayan tampak berkerlap-kerlip di tengah laut dengan lampunya.Waiter restoran pinggir pantai itu menghampiri meja sofa tempat Mario dan Inez duduk."Selamat malam, Mas, Mbak. Bisa saya bantu untuk pemesanan menu makan malamnya? Silakan buku menunya," ujar waiter itu dengan ramah menyerahkan sebuah buku menu lalu bersiap mencatat pesanan dengan kertas nota dan pulpen."Kamu pengin makan apa, Nez?" tanya M
Sesampainya di kamar hotel, Inez mengambilkan es batu di kulkas kamar untuk mengompres memar di pipi Mario yang tadi terkena bogem mentah pria tak dikenal tadi di restoran."Sakit ya, Mas?" tanya Inez dengan meringis melihat Mario."Nggak kok biasa aja, cuma kerasa agak pegal gitu," jawab Mario sembari tertawa. Memang tidak terlalu menyakitkan dibanding bila menjalani tanding MMA melawan petarung yang jago.Inez pun berjalan ke kamar mandi untuk berganti gaun tidur karena dia masih memakai blouse dan celana jeans untuk pergi keluar tadi. Sekalian mencuci muka dan gosok gigi, ritual rutinnya sebelum tidur.Ketika Inez mengeringkan wajahnya dengan handuk, pinggangnya didekap dari belakang lalu dibawa lari dan dihempaskan ke ranjang. Mario tertawa berderai saat Inez memukuli tubuhnya."Mas ini nyebelin! Inez jadi kaget!" serunya.Mario tidak mempedulikan protes Inez, dia malah menciumi leher hingga turun ke dada Inez yang montok sembari m
Setelah kepergian Rosita dari rumah Inez, Mario pun segera menyusul Inez ke kamar tidur mereka. Mario merasa istrinya itu mengambek karena kedatangan mantan istrinya.Ketika sampai di dalam kamar tidur, Mario melihat Inez sedang berbaring telungkup di atas ranjang sambil sesenggukan, sepertinya sedang menangis. Hati Mario terasa seperti teremas melihatnya, dia merasa bersalah.Dia pun menghampiri Inez lalu berbaring telentang di sisi Inez. "Kenapa ini si Cantik kok nangis sendirian di kamar?" goda Mario."Inez males liat mantan Mas itu. Mana panggil aku pake 'tante' pula, jadi berasa tante girang. Huft!" ujar Inez dengan mencebik.Mario pun terkekeh menatap wajah Inez lalu berkata, "Jangan terlalu dipikirin, Nez. Si Ros itu 'kan memang kalau ngomong asal njeplak aja, nggak dipikir dulu bikin orang lain tersinggung apa nggak? Dia jelas beda sama kamu ... jauh, makanya Mas juga kalau ngobrol sama Rosita harus ekstra sabar.""Iya sih, Mas
"Tinn ... tinn ..." Suara klakson mobil Max mengejutkan Clara yang sedang membaca buku tebal Anatomi Manusia karangan Sobota di bangku taman depan kampusnya.Clara pun menutup buku itu lalu menentengnya sembari berjalan ke mobil Max. Kali ini pria itu mengendarai Honda Civic hitam miliknya. Max mengenakan kaca mata rayband hitam yang membuatnya tampak macho dan ganteng seperti aktor Korea."Halo, Maxim Ganteng. Godain kita dong ...," ucap Clara setelah duduk di bangku samping pengemudi sembari mencolek dagu Max.Max mengangkat kaca matanya ke atas kepalanya. "Hey, Bocah. Kesambet apa nih kok ganjen siang-siang begini?" tanya Max sembari terkekeh."Kayaknya kesambet dewi cinta tadi nyasar ke taman tuh gegara kelamaan nunggu jemputan pacar ganteng," jawab Clara asal."Maaf ... tahu sendiri 'kan Jakarta itu macet kuadrat kalau siang begini, Non!" balas Max sambil menyetir meninggalkan area kampus Trisakti."Ini kita mau kemana?" tanya Clara.
Pagi itu di ruang kantornya, William Jansen mengamuk dan membuang semua barang di meja kantornya. Pasalnya, pembunuh bayaran yang dia kirim ke Mario gagal menghilangkan nyawa Mario. Pemuda itu sungguh-sungguh seperti kucing yang punya 9 nyawa.Hubungan Mario dan Inez pun semakin lama semakin dekat tak terpisahkan. Itu membuat William menjadi resah. Dia sudah terobsesi oleh kakak iparnya itu sejak lama, bahkan rela menunggu bertahun-tahun agar Inez menerimanya. Namun, kenyataannya malah kena tikung oleh pemuda berondong. Apes sekali!Kali ini dia memesan pembunuh bayaran kelas kakap yang menggunakan senjata api. Mario harus mati!William pun keluar ruang kantornya yang sudah layaknya seperti kapal pecah dihantam badai. Dia ingin mengunjungi Inez, sudah beberapa hari ini Inez menghindarinya terus. Bahkan, kemarin beberapa hari lalu Inez pergi ke Bali bersama Mario. Itu membuat hati William bertambah panas jadinya.Dia mengetok pintu ruang kantor Inez
Sesampainya di parkiran tempat fitness Top Adonis milik Mario, Inez segera menghambur turun dari mobilnya masuk ke dalam tempat fitness itu."Rika, dimana Mas Mario?" tanya Inez pada bagian resepsionis. sambil menata napasnya yang terengah-engah."Di lantai dua, Mbak. Lagi PT dengan klien," jawab Rika dengan tenang. Dia tidak mengerti kenapa istri bosnya itu seperti terburu-buru mencari Mario.Inez pun berjalan dengan tenang naik tangga ke lantai 2. Akhirnya, dia merasa lega setelah melihat Mario sedang melatih klien. Dia pun duduk di bangku dekat tangga untuk menunggu hingga Mario selesai mengajar.Setelah hampir 30 menit menunggu akhirnya Mario selesai mengajar fitness.Mario agak terkejut dengan kedatangan Inez yang mendadak, dia tidak sempat mengecek ponselnya karena dia taruh di tas dalam loker. Dia pun segera mendekati Inez. "Ada apa Nez? tanya Mario penasaran.Inez pun berdiri lalu segera mendekap Mario. Dia ingin menangis rasan
Hari sudah mulai petang, Mario dan Inez pun akhirnya keluar dari Top Adonis. Mereka berjalan ke arah parkiran mobil di depan ruko itu.Motor Vixion itu mendekat ke depan parkiran Top Adonis dan pengemudinya membidik pistolnya ke arah Mario."DORRR!"Tembakan itu meleset dan mengenai kaca ruko tempat fitness, tapi tidak pecah. Mario merunduk menutupi tubuh Inez dengan tubuhnya. Mereka berlindung di balik mobil Honda CRV milik Mario.Marlon Titis memasang standar motornya dan mendekati tempat Mario dan Inez bersembunyi. Dia menyeringai ketika menemukan mereka berdua dan bersiap menarik pelatuk pistolnya."DORRR!"Suara tembakan terdengar nyaring. Mario dan Inez menutup mata mereka. Berpasrah diri pada perlindungan yang Maha Kuasa.Ternyata bukan mereka yang tumbang melainkan si penembak jitu yang tumbang ke tanah. Petugas polisi yang dihubungi oleh satpam tempat fitness-lah yang menembak si penembak jitu itu.De
Sehari sesudah penangkapan Marlon Titis, polisi mengirimkan surat penangkapan untuk William Jansen di kantornya sekaligus mengambil barang bukti berupa rekaman CCTV percakapan William dan Inez yang berisi pengakuannya yang telah mengirim pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Mario.Pria itu memberontak ketika ditangkap, tetapi akhirnya dia tak dapat berkutik ketika kedua tangannya diborgol di balik punggungnya dan digelandang menuju ke mobil polisi.Gosip panas itu langsung menyebar ke seluruh penjuru gedung kantor Jansen Pharma. Inez pun sudah mendengarnya, dia merasa William pantas mendapat hukuman atas apa yang telah dia lakukan. Menghilangkan nyawa orang itu adalah tindak kejahatan serius, seharusnya William tidak berbuat senekad itu hanya untuk mendapatkannya."Merry, apa kamu sudah memesankan tiket untuk 2 orang ke Bangkok, Thailand untuk besok pagi?" tanya Inez pada sekretaris pribadinya di ruang kantornya."Sudah, Bu. Hotel juga sudah saya pesan
"Sialan, jangan harap bisa membawa kabur Inez dariku, Mario!" rutuk Edward seraya memukul gagang setir mobil Audi A6 yang ia kendarai untuk mengejar istrinya yang dibawa kabur Mario. Dengan akselerasi tinggi mobil Audi A6 itu berhasil melewati mobil sedan BMW hitam yang dinaiki Mario dan Inez. Edward bermaksud mencegat jalan mobil itu. Namun, sebuah truk kontainer melintas di hadapannya dan ia pun tak sanggup mengelak dan terlambat mengerem mobilnya. "Ciiiiiiiiiitttt!" Bunyi suara ban berdecit menggasak aspal jalan raya Paris. Disusul suara benturan keras mobil Audi A6 yang dikemudikan Edward dengan truk kontainer yang melintas di perempatan jalan itu. "BRAAAKKK!" Mobil itu terpelanting keras dan terguling-guling dengan mendarat dalam kondisi terbalik atap mobilnya. Sejenak kesadaran Edward hilang, dia pingsan dengan kepala terkulai di gagang setir mobil sport mewah itu wajahnya berlumuran darah karena kulitnya robek di bagian wajahnya akibat pecahan kaca depan dan benturan dengan
Tiga bulan telah berlalu semenjak kepulangan Inez ke Jakarta bersama Mario. Kini dia banyak mendampingi Mario dengan segala pekerjaannya sebagai model papan atas serta atlet MMA pro berkelas Internasional. Jadwal Mario selalu penuh setiap hari, awalnya Inez kaget, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa untuk mengatur segalanya dengan rapi.Wisuda Mario di Singapura bulan lalu begitu berkesan baginya, Inez teringat ketika dulu awalnya Mario dia selamatkan dari kemalangan hidupnya. Mario mengatakan dia hanyalah lulusan fakultas olahraga jadi tidak mengerti mengelola keuangan dan menjalankan bisnis makanya dia begitu mudah ditipu habis-habisan oleh Rosita, mantan istrinya.Kini Mario adalah pebisnis yang sukses dan memiliki segudang talenta. Mister Miguel juga masih sering berjumpa dengan mereka berdua karena Mario adalah anak didik jagoannya yang masih sangat aktif bertarung di ring arena MMA internasional.Mario sering sekali memujinya dengan mengatakan 'behind a grea
Semenjak bertemu kembali dengan Inez dengan dihantui tragedi kecelakaan yang menewaskan Edward dan banyak hal serius yang harus diselesaikan oleh Mario juga bersama Inez. Mario belum sempat menemukan keberanian untuk mengajak Inez bercinta lagi sekalipun dia sangat menginginkan hal itu. Dia takut Inez menolaknya.Hingga seminggu berlalu ..."Mas, apa belakangan sedang banyak pikiran?" tanya Inez sambil berjalan-jalan di tepi kolam renang di rumahnya bersama Mario seusai makan malam."Nggak juga, Nez. Kenapa?" jawab Mario sembari melemparkan pertanyaan juga. Dia berjalan sembari merangkul bahu Inez."Apa Mas masih mencintai Inez seperti dulu?" tanya Inez lagi.Mario menghentikan langkahnya dan memegang tangan Inez, dia menatap Inez dengan tatapan agak bingung. "Kok nanyanya begitu, Nez? Cintanya Mas ke kamu nggak akan ada habisnya, selalu sama besarnya atau mungkin lebih dalam lagi ...," jawabnya."Terima kasih, Mas," sahut Inez sembari terse
Akhirnya, Mario purna tugas sebagai Mister International selama setahun. Malam final pemilihan Mister International yang baru telah terlewati, Andrew Bradley, seorang pemuda berusia 25 tahun asal Australia yang memenangkannya.Andrew berprofesi sebagai influencer yang fokus pada penghijauan hutan dan kegiatan kemanusiaan, latar belakangnya adalah putera konglomerat properti asal Australia jadi dia bebas menggunakan waktu sesukanya karena harta warisan orang tuanya tak akan habis hingga 7 turunan.Malam seusai acara final itu, Mario dan Inez segera diantar Jonas dan Hernandes ke bandara Roissie-Charles de Gaulle untuk kembali ke Jakarta dengan pesawat Air France. Kali ini hanya Hernandes yang ikut ke Jakarta karena Jonas harus melanjutkan tugasnya untuk mendampingi anak asuhnya yang baru mulai besok.Jonas memeluk Mario penuh rasa haru menyeruak dalam dadanya. Dia berujar, "Mas Mario, terima kasih untuk setahun yang sudah kita lalui bersama. Kenangan luar b
Mata Inez bertatapan dengan sepasang mata jernih yang begitu lembut tatapannya."Mas ...," ucap Inez lalu berlari menghambur ke dekapan Mario dengan berurai air mata. Betapa rindu dia pada sosok itu.Mereka berpelukan dan menangis bersama."Aku rindu kamu, Nez ... rindu setengah mati!" kata Mario melingkarkan lengannya di pinggang Inez sembari menatap wajah Inez yang basah karena air mata yang meleleh di pipinya, jemari Mario menghapus jejak air mata itu. Di matanya kecantikan Inez tak berubah sedikitpun sejak mereka berpisah setahun lalu di London.Mereka pun berciuman di bawah Menara Eifel dengan bulir-bulir putih salju yang masih saja turun dari langit."Bawa aku pulang bersamamu ke Jakarta, Mas. Tempatku adalah bersamamu ...," ujar Inez dengan serius."Plok ... plok ... plok ... plok!" Suara tepuk tangan menggema di keheningan malam.Mario dan Inez pun menoleh ke sumber suara itu. Ternyata Edward yang bertepuk tangan d
Mungkin ini adalah hari yang tergalau sepanjang hidup Inez. Pagi ini adalah saat terakhirnya bersama Edward karena nanti malam Mario akan menjemputnya di bawah Menara Eifel seperti janji mereka berdua setahun lalu.Ketika sarapan pagi bersama Edward, dia diam-diam menatap wajah pemuda itu dengan tatapan sendu. Saat Edward menatap balik ke arahnya, dengan segera Inez menunduk menatap ke piringnya.Pemuda itu merasa Inez agak aneh pagi ini lalu bertanya, "Ada apa, Sayang?""Eh ... ohh ... nggak ada apa-apa kok, Mas. Oya nanti sore, Inez akan berkunjung ke rumah Madame Lily de Lacours, dia mengadakan acara minum teh bersama beberapa teman wanitanya," ujar Inez mencari-cari alasan untuk pergi dari rumah nanti sore."Boleh, Nez. Pulangnya jangan malam-malam ya. Nanti Mas kuatir kalau kamu sendirian di luar rumah," jawab Edward seraya membelai pipi Inez dengan lembut.Hati Inez serasa diremas oleh sesuatu yang tak nampak, dia akan meninggalkan pria
Seusai makan malam di rumah Paris, Edward mengajak Inez untuk berjalan-jalan di taman sekeliling rumah bergaya Provinsi Perancis itu. Langit malam di Paris sedang cerah bertabur jutaan bintang di angkasa.Lengan kekar Edward melingkari pinggang ramping Inez. Bibirnya mengecup pipi halus Inez dengan mesra. Mereka terdiam tak bicara hanya berjalan bersisian menapaki jalan taman yang ditumbuhi rumput jepang yang rapi di tengah taman.Tukang kebun di rumah Edward itu memiliki sentuhan artistik yang bagus. Rumpun-rumpun pohon yang biasa dibuat bonsai dibentuk dengan rapi menampilkan wujud binatang atau bulatan-bulatan berbagai ukuran yang nampak indah.Akhirnya, Edward mengajak Inez untuk duduk di bangku taman yang terbuat dari kayu pohon Oak. Dia memangku tubuh Inez dan tidak mengizinkan wanita itu duduk di sampingnya, lengannya mendekap erat tubuh Inez. Mereka terdiam sejenak mendengarkan suara binatang malam yang hidup di taman itu."Cantikku Sayangku
Pasca insiden penembakan sniper di depan gedung apartment tempat Mario tinggal di New York. Organisasi Mister International mempekerjakan bodyguard baru pengganti yang 5 orang kemarin yang tewas. Kali ini bodyguard Mario berjumlah total 20 orang.Status Mario saat ini adalah mega bintang, bukan lagi orang biasa yang mendadak beken karena sekedar menang Mister International. Di seluruh dunia, sosoknya menghiasi dinding promosi brand-brand terkenal. Mario juga sering tampil di layar kaca dalam acara talkshow serta iklan produk. Tidak hanya itu, arena MMA pro fighter juga menempatkan Mario di jajaran atlet papan atas kelas welter karena kemenangannya yang begitu banyak sepanjang tahun ini.Dimanapun Mario berada selalu diserbu fans dan paparazi yang berusaha mencari sensasi terhangat dari sosok istimewa yang sedang naik daun itu. Bahkan, follower sosial media miliknya mencapai puluhan juta saat ini. Konten youtube miliknya yang dikelola oleh Jonas selalu diserbu lik
Sore hari setelah Mario pulang bekerja, dia pulang ke apartmentnya di 17th Avenue. Sopirnya menurunkan Mario di depan bangunan apartement 30 lantai itu.Tiba-tiba terdengar suara desingan peluru bertubi-tubi, pengawal Mario segera merapat melindungi Mario dan Jonas. Beberapa pengawal tertembak peluru penempak jitu yang ada di atas gedung seberang jalan.Sementara berondongan tembakan peluru dari atas gedung seberang terus ditembakkan, Jonas menarik Mario cepat-cepat masuk ke dalam lobi gedung apartment itu. Dia tidak ingin membahayakan nyawa Mario dan dirinya dengan berada di luar gedung."Damn! Siapa yang ingin membunuhmu, Mas?" teriak Jonas dengan frustasi bercampur gugup gemetaran seluruh tubuhnya bersimbah peluh.Mario yang sudah beberapa kali mendapat serangan pembunuh bayaran terkait statusnya ketika masih menjadi suami sah Inez tidak terlalu syok, tetapi tetap saja jantungnya berdegup kencang karena insiden baru saja. Dia hampir tewas tertembak di