Hari sudah mulai petang, Mario dan Inez pun akhirnya keluar dari Top Adonis. Mereka berjalan ke arah parkiran mobil di depan ruko itu.
Motor Vixion itu mendekat ke depan parkiran Top Adonis dan pengemudinya membidik pistolnya ke arah Mario.
"DORRR!"
Tembakan itu meleset dan mengenai kaca ruko tempat fitness, tapi tidak pecah. Mario merunduk menutupi tubuh Inez dengan tubuhnya. Mereka berlindung di balik mobil Honda CRV milik Mario.
Marlon Titis memasang standar motornya dan mendekati tempat Mario dan Inez bersembunyi. Dia menyeringai ketika menemukan mereka berdua dan bersiap menarik pelatuk pistolnya.
"DORRR!"
Suara tembakan terdengar nyaring. Mario dan Inez menutup mata mereka. Berpasrah diri pada perlindungan yang Maha Kuasa.
Ternyata bukan mereka yang tumbang melainkan si penembak jitu yang tumbang ke tanah. Petugas polisi yang dihubungi oleh satpam tempat fitness-lah yang menembak si penembak jitu itu.
De
Sehari sesudah penangkapan Marlon Titis, polisi mengirimkan surat penangkapan untuk William Jansen di kantornya sekaligus mengambil barang bukti berupa rekaman CCTV percakapan William dan Inez yang berisi pengakuannya yang telah mengirim pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Mario.Pria itu memberontak ketika ditangkap, tetapi akhirnya dia tak dapat berkutik ketika kedua tangannya diborgol di balik punggungnya dan digelandang menuju ke mobil polisi.Gosip panas itu langsung menyebar ke seluruh penjuru gedung kantor Jansen Pharma. Inez pun sudah mendengarnya, dia merasa William pantas mendapat hukuman atas apa yang telah dia lakukan. Menghilangkan nyawa orang itu adalah tindak kejahatan serius, seharusnya William tidak berbuat senekad itu hanya untuk mendapatkannya."Merry, apa kamu sudah memesankan tiket untuk 2 orang ke Bangkok, Thailand untuk besok pagi?" tanya Inez pada sekretaris pribadinya di ruang kantornya."Sudah, Bu. Hotel juga sudah saya pesan
Pukul 09.00 pagi, pesawat Garuda Indonesia yang ditumpangi oleh Mario dan Inez lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju ke Bangkok, Thailand. Mereka tidak membawa banyak barang bawaan karena hanya berniat untuk mengikuti kontes Man from Mars itu selama 3 hari.Mario sudah mempersiapkan kostum yang dia perlukan. Setelan jas resmi atau lebih cocok disebut tuxedo berwarna abu-abu silver, baju renang terbuka dan tertutup seperti yang diberitahukan oleh panitia acara ketika briefing di akhir semifinal Man from Mars yang lalu."Mas, pinjam bahunya ya? Inez ngantuk ...," ucap Inez manja lalu merebahkan kepalanya di bahu Mario.Namun, Mario meraih Inez ke dekapannya sehingga kepala Inez rebah di dadanya yang lebih nyaman. Dia pun mengecup puncak kepala Inez dengan mesra sembari membelai rambut panjang Inez yang berwarna kecoklatan."Bobo aja, Nez. Masih lama sampainya ini," sahut Mario.Inez pun memejamkan matanya dan jatuh terlelap tak lama sesudah
"Excuse me, Sir. Room service," ujar pegawai hotel yang mengirimkan pesanan makan siang Inez tadi.Dia segera masuk dan menyajikan piring-piring berisi menu makanan yang tampak menggugah selera itu di meja makan kamar yang luas itu. Kemudian segera pamit meninggalkan kamar itu dengan buru-buru karena Mario tidak mengajaknya berbicara sedikit pun.Selepas pegawai room service itu meninggalkan kamar, Mario segera mengunci pintu kamar hotelnya lagi. Kemudian dia melepas celana jeans yang dia pakai serta kaosnya. Sungguh 'senjata keramatnya' sangat siap untuk digunakan."Nez ...?" panggil Mario."Ya, Mas?" sahut Inez."Ehmm ... Nez, yuk kita lanjut ... mau 'kan?" tanya Mario seraya membuka bed cover yang menutupi tubuh polos istrinya itu lalu merangkak mendekatinya."Yuk ... mari, Mas!" jawab Inez sambil cekikikan karena suaminya sudah polos tanpa sehelai kain pun, sepertinya hasrat Mario sudah tak tertahankan lagi.Mario meng
Seusai briefing dari panitia acara Man from Mars, Mario mengajak Inez makan malam di restoran sekitar hotel tempat mereka menginap. Rasanya bosan bila harus di kamar terus-menerus jadi Inez pun setuju untuk berjalan-jalan malam bersama Mario.Cuaca malam itu di Bangkok cerah, jadi cocok untuk berjalan kaki di malam hari. Mungkin karena Bangkok adalah kota destinasi wisatawan asing. Jadi wajah yang mereka temui di sepanjang jalan bermacam-macam, ada bule Eropa atau Amerika, turis Asia yang agak sulit ditebak apakah itu dari Jepang, Cina, atau Korea. Semuanya begitu antusias menyusuri jalanan kota Bangkok dengan berjalan kaki sama seperti Mario dan Inez.Malam itu Inez mengenakan rok bermotif batik selutut dengan model halterneck, sleeveless berwarna merah maroon. Dia mengenakan sepatu kulit boots hitam setinggi mata kakinya. Berulangkali Mario memuji kecantikannya yang membuat Inez merona karena malu.Mario merangkul bahu Inez yang mulus seputih porselen. Mereka
"Kamu nggak papa 'kan, Nez?" tanya Edward yang masih melingkarkan lengannya di tubuh Inez.Inez menggelengkan kepalanya lalu mendorong tubuh Edward dengan perlahan agar mereka dapat menjaga jarak. "Terima kasih, Mas Edward." Hanya itu yang dapat Inez katakan karena situasi ambigu itu membuatnya kikuk."Makasih, Edward," ucap Mario lalu merangkul pinggang Inez seraya berkata, "Yuk lanjut jalan sama Mas ke hotel, Nez!"Mario tidak ingin cemburu berlebihan melihat Inez dipeluk oleh pria lain. Itu semua hanya ketidaksengajaan belaka. Mereka berdua pun berjalan agak cepat menuju ke arah hotel meninggalkan kedua pemuda itu agak jauh di belakang mereka.Sesampainya di kamar mereka, Mario mengajak Inez mencuci kaki dan tangan dari debu jalanan. Kemudian melucuti baju batik Inez yang cantik itu. Dia mencumbu Inez untuk meredakan sedikit rasa cemburu di hatinya.Di depan cermin wastafel, mereka berdiri berhadapan dan saling menyentuh satu sama lain. Mario me
Seusai pengumuman top 5 finalis Man from Mars, penonton dan panitia membubarkan diri mereka dari spot acara siang itu.Mario mengajak Inez kembali ke kamar karena dia merasa cukup lelah dengan segala aktivitas kompetisi sedari pagi hingga siang."Mandi dulu ya, Mas? Badannya pasti gerah," ucap Inez ketika sampai di kamar hotel tempat mereka menginap.Mario meletakkan tas jinjingnya yang berisi handuk dan pakaian renang basah di lantai dekat meja rias. Kemudian dia mandi shower sebentar untuk membersihkan dirinya.Dia hanya mengenakan handuk melilit di pinggulnya keluar dari kamar mandi. Matanya bertatapan dengan mata Inez. Dia tahu Inez menginginkan untuk menyentuhnya, maka diapun mendekati ranjang tempat Inez duduk.Inez duduk di tepi ranjang menatap wajah Mario yang mencondongkan tubuhnya, memerangkap tubuh Inez dengan kedua lengan kekarnya di kanan kiri tubuh ramping Inez. Bibir Mario memagut bibir Inez lalu turun ke lehe
Sesuai rencana Inez, pagi itu dia dan Mario menunggu mobil hotel yang akan mengantar mereka berwisata ke obyek wisata menarik di Thailand. Mereka berdua duduk di sofa lobi hotel.Edward dan Anthony keluar dari lift lalu mendekati mereka berdua."Apa mau jalan-jalan dengan mobil hotel juga, Bang?" tanya Anthony pada Mario seraya duduk di sofa seberang Mario dan Inez."Iya, ini nunggu mobilnya belum juga datang. Kalian berdua apa mau jalan-jalan juga?" balas Mario sambil sengaja merangkul bahu Inez.Inez mengenakan kaca mata hitam jadi dia bisa mengamati kedua pemuda yang duduk di seberangnya tanpa harus merasa malu. Dia memang merasa agak waswas terutama pada Edward, sepertinya pemuda tampan itu menaruh hati padanya. Tapi, kenapa sih ganteng-ganteng begitu, rela menjadi pebinor? batin Inez galau."Iya, Bang, kami juga charter mobil hotel untuk jalan-jalan. Ngomong-ngomong, Inez pengin kemana nih jalan-jalannya?" ujar Edward.Inez mering
Setelah membersihkan badan dan berganti pakaian, Inez dan Mario berjalan-jalan di sepanjang garis Pantai Pattaya yang elok permai itu. Angin yang bertiup di tepi pantai menyejukkan hati Mario yang panas. Dia cenderung berdiam diri sambil bergandengan tangan dengan Inez."Apa Mas marah sama Inez?" tanya Inez dengan nada lembut, dia merasa bersalah karena kejadian tak terduga bersama Edward di pantai tadi."Nggak, Inez Sayang. Kamu nggak salah ...," jawab Mario lalu mengecup dahi Inez diapun berkata lagi, "Edward terang-terangan melakukan hal yang melecehkanmu di hadapanku, Nez. Kalau tidak dihalangi oleh Anthony, mungkin aku sudah bikin babak belur si Edward. Habis kesabaranku!""Sudahlah, Mas. Inez pengin Mas fokus dengan kompetisi nanti malam saja. Apa Mas mau kita pulang duluan aja ya ke hotel? Inez nggak pengin mood Mas jadi berantakan kalau kita nerusin wisata sampai akhir dan semobil sebangku dengan Edward," ujar Inez dengan bijak."Oke, Nez. Kita bi
"Sialan, jangan harap bisa membawa kabur Inez dariku, Mario!" rutuk Edward seraya memukul gagang setir mobil Audi A6 yang ia kendarai untuk mengejar istrinya yang dibawa kabur Mario. Dengan akselerasi tinggi mobil Audi A6 itu berhasil melewati mobil sedan BMW hitam yang dinaiki Mario dan Inez. Edward bermaksud mencegat jalan mobil itu. Namun, sebuah truk kontainer melintas di hadapannya dan ia pun tak sanggup mengelak dan terlambat mengerem mobilnya. "Ciiiiiiiiiitttt!" Bunyi suara ban berdecit menggasak aspal jalan raya Paris. Disusul suara benturan keras mobil Audi A6 yang dikemudikan Edward dengan truk kontainer yang melintas di perempatan jalan itu. "BRAAAKKK!" Mobil itu terpelanting keras dan terguling-guling dengan mendarat dalam kondisi terbalik atap mobilnya. Sejenak kesadaran Edward hilang, dia pingsan dengan kepala terkulai di gagang setir mobil sport mewah itu wajahnya berlumuran darah karena kulitnya robek di bagian wajahnya akibat pecahan kaca depan dan benturan dengan
Tiga bulan telah berlalu semenjak kepulangan Inez ke Jakarta bersama Mario. Kini dia banyak mendampingi Mario dengan segala pekerjaannya sebagai model papan atas serta atlet MMA pro berkelas Internasional. Jadwal Mario selalu penuh setiap hari, awalnya Inez kaget, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa untuk mengatur segalanya dengan rapi.Wisuda Mario di Singapura bulan lalu begitu berkesan baginya, Inez teringat ketika dulu awalnya Mario dia selamatkan dari kemalangan hidupnya. Mario mengatakan dia hanyalah lulusan fakultas olahraga jadi tidak mengerti mengelola keuangan dan menjalankan bisnis makanya dia begitu mudah ditipu habis-habisan oleh Rosita, mantan istrinya.Kini Mario adalah pebisnis yang sukses dan memiliki segudang talenta. Mister Miguel juga masih sering berjumpa dengan mereka berdua karena Mario adalah anak didik jagoannya yang masih sangat aktif bertarung di ring arena MMA internasional.Mario sering sekali memujinya dengan mengatakan 'behind a grea
Semenjak bertemu kembali dengan Inez dengan dihantui tragedi kecelakaan yang menewaskan Edward dan banyak hal serius yang harus diselesaikan oleh Mario juga bersama Inez. Mario belum sempat menemukan keberanian untuk mengajak Inez bercinta lagi sekalipun dia sangat menginginkan hal itu. Dia takut Inez menolaknya.Hingga seminggu berlalu ..."Mas, apa belakangan sedang banyak pikiran?" tanya Inez sambil berjalan-jalan di tepi kolam renang di rumahnya bersama Mario seusai makan malam."Nggak juga, Nez. Kenapa?" jawab Mario sembari melemparkan pertanyaan juga. Dia berjalan sembari merangkul bahu Inez."Apa Mas masih mencintai Inez seperti dulu?" tanya Inez lagi.Mario menghentikan langkahnya dan memegang tangan Inez, dia menatap Inez dengan tatapan agak bingung. "Kok nanyanya begitu, Nez? Cintanya Mas ke kamu nggak akan ada habisnya, selalu sama besarnya atau mungkin lebih dalam lagi ...," jawabnya."Terima kasih, Mas," sahut Inez sembari terse
Akhirnya, Mario purna tugas sebagai Mister International selama setahun. Malam final pemilihan Mister International yang baru telah terlewati, Andrew Bradley, seorang pemuda berusia 25 tahun asal Australia yang memenangkannya.Andrew berprofesi sebagai influencer yang fokus pada penghijauan hutan dan kegiatan kemanusiaan, latar belakangnya adalah putera konglomerat properti asal Australia jadi dia bebas menggunakan waktu sesukanya karena harta warisan orang tuanya tak akan habis hingga 7 turunan.Malam seusai acara final itu, Mario dan Inez segera diantar Jonas dan Hernandes ke bandara Roissie-Charles de Gaulle untuk kembali ke Jakarta dengan pesawat Air France. Kali ini hanya Hernandes yang ikut ke Jakarta karena Jonas harus melanjutkan tugasnya untuk mendampingi anak asuhnya yang baru mulai besok.Jonas memeluk Mario penuh rasa haru menyeruak dalam dadanya. Dia berujar, "Mas Mario, terima kasih untuk setahun yang sudah kita lalui bersama. Kenangan luar b
Mata Inez bertatapan dengan sepasang mata jernih yang begitu lembut tatapannya."Mas ...," ucap Inez lalu berlari menghambur ke dekapan Mario dengan berurai air mata. Betapa rindu dia pada sosok itu.Mereka berpelukan dan menangis bersama."Aku rindu kamu, Nez ... rindu setengah mati!" kata Mario melingkarkan lengannya di pinggang Inez sembari menatap wajah Inez yang basah karena air mata yang meleleh di pipinya, jemari Mario menghapus jejak air mata itu. Di matanya kecantikan Inez tak berubah sedikitpun sejak mereka berpisah setahun lalu di London.Mereka pun berciuman di bawah Menara Eifel dengan bulir-bulir putih salju yang masih saja turun dari langit."Bawa aku pulang bersamamu ke Jakarta, Mas. Tempatku adalah bersamamu ...," ujar Inez dengan serius."Plok ... plok ... plok ... plok!" Suara tepuk tangan menggema di keheningan malam.Mario dan Inez pun menoleh ke sumber suara itu. Ternyata Edward yang bertepuk tangan d
Mungkin ini adalah hari yang tergalau sepanjang hidup Inez. Pagi ini adalah saat terakhirnya bersama Edward karena nanti malam Mario akan menjemputnya di bawah Menara Eifel seperti janji mereka berdua setahun lalu.Ketika sarapan pagi bersama Edward, dia diam-diam menatap wajah pemuda itu dengan tatapan sendu. Saat Edward menatap balik ke arahnya, dengan segera Inez menunduk menatap ke piringnya.Pemuda itu merasa Inez agak aneh pagi ini lalu bertanya, "Ada apa, Sayang?""Eh ... ohh ... nggak ada apa-apa kok, Mas. Oya nanti sore, Inez akan berkunjung ke rumah Madame Lily de Lacours, dia mengadakan acara minum teh bersama beberapa teman wanitanya," ujar Inez mencari-cari alasan untuk pergi dari rumah nanti sore."Boleh, Nez. Pulangnya jangan malam-malam ya. Nanti Mas kuatir kalau kamu sendirian di luar rumah," jawab Edward seraya membelai pipi Inez dengan lembut.Hati Inez serasa diremas oleh sesuatu yang tak nampak, dia akan meninggalkan pria
Seusai makan malam di rumah Paris, Edward mengajak Inez untuk berjalan-jalan di taman sekeliling rumah bergaya Provinsi Perancis itu. Langit malam di Paris sedang cerah bertabur jutaan bintang di angkasa.Lengan kekar Edward melingkari pinggang ramping Inez. Bibirnya mengecup pipi halus Inez dengan mesra. Mereka terdiam tak bicara hanya berjalan bersisian menapaki jalan taman yang ditumbuhi rumput jepang yang rapi di tengah taman.Tukang kebun di rumah Edward itu memiliki sentuhan artistik yang bagus. Rumpun-rumpun pohon yang biasa dibuat bonsai dibentuk dengan rapi menampilkan wujud binatang atau bulatan-bulatan berbagai ukuran yang nampak indah.Akhirnya, Edward mengajak Inez untuk duduk di bangku taman yang terbuat dari kayu pohon Oak. Dia memangku tubuh Inez dan tidak mengizinkan wanita itu duduk di sampingnya, lengannya mendekap erat tubuh Inez. Mereka terdiam sejenak mendengarkan suara binatang malam yang hidup di taman itu."Cantikku Sayangku
Pasca insiden penembakan sniper di depan gedung apartment tempat Mario tinggal di New York. Organisasi Mister International mempekerjakan bodyguard baru pengganti yang 5 orang kemarin yang tewas. Kali ini bodyguard Mario berjumlah total 20 orang.Status Mario saat ini adalah mega bintang, bukan lagi orang biasa yang mendadak beken karena sekedar menang Mister International. Di seluruh dunia, sosoknya menghiasi dinding promosi brand-brand terkenal. Mario juga sering tampil di layar kaca dalam acara talkshow serta iklan produk. Tidak hanya itu, arena MMA pro fighter juga menempatkan Mario di jajaran atlet papan atas kelas welter karena kemenangannya yang begitu banyak sepanjang tahun ini.Dimanapun Mario berada selalu diserbu fans dan paparazi yang berusaha mencari sensasi terhangat dari sosok istimewa yang sedang naik daun itu. Bahkan, follower sosial media miliknya mencapai puluhan juta saat ini. Konten youtube miliknya yang dikelola oleh Jonas selalu diserbu lik
Sore hari setelah Mario pulang bekerja, dia pulang ke apartmentnya di 17th Avenue. Sopirnya menurunkan Mario di depan bangunan apartement 30 lantai itu.Tiba-tiba terdengar suara desingan peluru bertubi-tubi, pengawal Mario segera merapat melindungi Mario dan Jonas. Beberapa pengawal tertembak peluru penempak jitu yang ada di atas gedung seberang jalan.Sementara berondongan tembakan peluru dari atas gedung seberang terus ditembakkan, Jonas menarik Mario cepat-cepat masuk ke dalam lobi gedung apartment itu. Dia tidak ingin membahayakan nyawa Mario dan dirinya dengan berada di luar gedung."Damn! Siapa yang ingin membunuhmu, Mas?" teriak Jonas dengan frustasi bercampur gugup gemetaran seluruh tubuhnya bersimbah peluh.Mario yang sudah beberapa kali mendapat serangan pembunuh bayaran terkait statusnya ketika masih menjadi suami sah Inez tidak terlalu syok, tetapi tetap saja jantungnya berdegup kencang karena insiden baru saja. Dia hampir tewas tertembak di