Share

BAB 56

Penulis: Drama Hati
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-07 21:02:03

Reinard berjalan cepat ke arahku dengan wajah cemas yang tak bisa ditutupinya. Sejam yang lalu aku menelponnya bahwa sedang berada di sebuah klinik kandungan untuk memeriksakan perutku yang tiba-tiba kram. Awalnya, aku tidak berniat untuk periksa karena beberapa saat setelah nyeri itu mendera, semuanya terasa baik-baik saja. Namun Rangga memintaku untuk tetap periksa, sekedar berjaga-jaga. Akhirnya, disinilah aku sekarang. Sebuah klinik kandungan yang berada tak jauh dari rumah. Tak ada Rangga, karena kami berpisah di parkiran mall setelah meyakinkan dirinya bahwa aku bisa mengendarai mobilku dengan baik.

“Kamu kenapa lagi Jul?” wajah suamiku tampak cemas sekaligus kecewa.

“Enggak kenapa-napa kok.” Aku bangkit dari tidurku untuk duduk. Serta merta Reinard membantuku.

“Kata dokter Cuma kecapekan aja. Terlalu banyak berdiri.” Aku berkata jujur. Dokter obsgyn wanita dengan hijab tadi mengatakan hal tersebut padaku. Tentunya dengan embel-embel bahwa kandunganku sedikit lemah. Namun hal it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Idaman   BAB 57

    “Tumben lo non, nyari’in gue, kenapa?” Reza melipat kedua tangannya di depanku. “Gue pikir lo udah transmigrasi ke planet mars karena sama sekali enggak inget sama gue.”“Lebay lo!” cebikku lalu memasukkan sesendok ice cream coklat ke dalam mulut. Hari ini mulutku terasa pahit dan tidak nyaman, jadi ice cream adalah satu-satunya obat penawar yang sangat ampun. Terbukti benar, aku sudah menghabiskan hampir separuh makanan berkalori tinggi tersebut.“Lo sebentar lagi dapet ponakan baru.” Kataku kemudian.“maksud lo?” Reza menatapku tidak paham.“Telat mikir ah!” sungutku kesal. Aku tidak menginginkan respon seperti itu dari wajah Reza. Aku ingin pria itu terkejut, histeris dan memelukku dengan hangat sambil mengucapkan selamat.“Sorry….gue udah banyak pikiran.”“Maksud gue, sebentar lagi lo bakal jadi om Reza. Karena gue hamil. Paham?” ulangku sekali lagi, dengan penuh penekanan.Mata Reza langsung membulat kaget.“Akkkh!!! Beneran Jul?!” ia meraih tanganku dan meremasnya dengan kuat.N

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • Suami Idaman   BAB 58

    Sudah seminggu semenjak kejadian pertemuanku dengan Rena di rumah sakit waktu itu.meskipun waktu sudah berlalu, namun aku sama sekali tidak bisa melupakan apa yang Rena katakan. Perempuan itu mengatakan bahwa aku mungkin akan sedikit terkejut dengan permintaannya. Asalkan ia tahu, aku tidak hanya sedikit terkejut, bahkan aku hampir saja terkena serangan jantung mendengar permintaannya yang jelas-jelas tak akan mungkin aku setujui.Ia memintaku untuk berbagi Reinard dengannya. Padahal bukankah sudah jelas, bahwa tak ada satupun wanita di dunia ini yang bersedia dimadu dengan wanita lain. Bahkan dengan dalih menikahi wanita yang sakit-sakitan karena kasihan.Aku berdecak sebal sambil membanting kertas yang ada dihadapanku. Beberapa berkas belum selesai aku periksa, namun pikiranku sudah tidak fokus. Seminggu setelah kejadian itu, aku berusaha untuk fokus bekerja dan menganggap kalimat Rena sebagai angin lalu. Namun alhasil, bukannya aku lupa, namun pekerjaanku menjadi berantakan.“Apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10
  • Suami Idaman   BAB 59

    “Maksud kamu apa Rei?” tanyaku dengan suara yang masih terdengar datar. Aku berusaha untuk tak tersulut emosi dengan apa yang baru saja Reinard ucapkan.Aku hanya berharap, Reinard salah bicara atau aku yang terlalu berfikir berlebihan, mengingat bahwa aku selalu sensitive setiap kali membicarakan Rena.“Kamu bilang tidak mengijinkan Rena untuk tinggal sama kita kan Jul? jadi aku bermaksud untuk membelikannya apartement agar ia bisa tinggal disana setelah pulang dari rumah sakit.” Jawab Reinard.“Jadi, maksud kamu…..Rena kamu beli’in rumah atas nama dia sendiri begitu?!” suaraku meninggi, sudah tidak bisa menahan apa yang bercokol di benakku. Harapanku bahwa Reinard salah berucap sirna sudah. Karena kenyataannya, ia sudah membelikan perempuan itu sebuah apartement.Reinard mengangguk. “Aku tidak mungkin bukan membiarkannya tinggal di panti bersama anak-anak lain. Rena butuh tempat yang nyaman, jauh dari kebisingan dan tentu saja tempat yang baik untuk kesehatannya.”“Iya tapi tidak de

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • Suami Idaman   BAB 60

    “Ma…..perut Julia sakit banget ma…..!” erangku lirih sambil menahan isakan. Tanganku meremas kuat jemari mama yang duduk di sampingku. Sementara papa mengemudi dengan kecepatan yang lebih daripada biasanya ia menyetir.“Tahan ya….sebentar lagi sampai rumah sakit kok.” Mama menatapku dengan cemas. Aku mengangguk lemah. Aku sama sekali tidak cemas dengan diriku sendiri, pikiranku sekarang begitu takut, begitu takut terjadi apa-apa dengan anak yang berada di dalam rahimku. Apa yang salah dengannya, sampai aku perdarahan begini? Bukankah aku sudah sangat berhati-hati menjaganya?“Rosa….mas Reinard udah kamu hubungi belum?” Tanya mama pada Rosa yang duduk di depan—di samping kemudi.“Udah ma. Tapi enggak diangkat.” Sahur Rosa. “Mungkin mas Reinard udah tidur. Ini kan udah pukul sebelas malem ma.”Mama tidak menjawab, mungkin setuju dengan pemikiran Rosa. Sedangkan aku berfikir hal lain. Mungkin saat ini suamiku tengah bersama Rena, karena kondisi perempuan itu yang tiba-tiba saja drop ata

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-12
  • Suami Idaman   BAB 61

    mengambil keputusan bercerai bukanlah hal yang mudah bagiku. Sementara aku sangat mencintai suamiku, namun di sisi lain aku juga terluka dengan apa yang sudah dilakukannya kepadaku. Dia memang tidak selingkuh, namun apa yang sudah dilakukannya membuat luka hatiku lebih dari itu. Dia memang tidak berkhianat, bahkan dia mengatakan bahwa sangat mencintaiku. Namun sikapnya kepada perempuan itu membuktikan bahwa ia juga memiliki kasih sayang yang besar, sikap peduli yang ia tujukan kepada perempuan selain istrinya.“Aku mohon Julia, jangan mengatakan hal semacam itu.” Ia erat memegang jemariku. Isak tangisnya terdengar jelas, menandakan ia tidak siap dengan permintaanku.“Aku tidak bisa melanjutkan hubungan menyakitkan ini Rei….” Sahutku. “Aku mohon lepaskanlah aku.”“Aku tidak bisa, aku mencintaimu Julia.”“Tapi apa yang kamu lakukan sekarang menyakitiku Rei. Sangat!” aku mengelus perutku, kembali batinku terasa perih saat mengingat jika tak ada lagi bayiku di sana. “Dan aku juga sudah ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Suami Idaman   BAB 62

    Setelah mama yang membuatku galau, Reza juga mengajakku bertemu dan mengatakan hal yang hampir mirip dengan yang mama katakan. Tumben pria kemayu itu tidak membelaku, dan mengatakan suatu hal dengan dewasa. Padahal biasanya ia akan sangat marah jika melihatku terluka. Apakah ini karena memang aku yang terlalu berlebihan?“Jul, bukan Reinard yang membuat anak lo pergi. Tapi takdir Jul....” Reza menepuk pundakku. “Jangan menyalahkan Reinard dengan apa yang sudah terjadi.”Aku menatap gelas tehku dengan gamang. “Rez, semua enggak sesederhana seperti yang lo pikir.”“Tapi semua juga tidak seburuk yang lo anggap Julia sayang......” ia mengusap wajahku. “Anggap saja, perempuan bernama Rena itu mencintai suami lo, tapi belum tentu suami lo juga menyukainya bukan?”Aku tidak menjawab.“Jangan terlalu keras sama dia Jul. Gue tahu, dia juga sama tersiksanya kayak lo. Pikirkan, ia sekarang sendirian, merasa kehilangan calon anak adalah sesuatu yang menyakitkan, dan kini ditambah dengan keinginan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Suami Idaman   BAB 63

    Kanada, dua tahun kemudian…..Aku mengucapkan terimakasih kepada waiters yang memberikanku kopi pagi ini. Setelah membayar sejumlah uang, aku pun berlanjut keluar dari coffee shop tersebut lantas mengayunkan langkahku menuju kampus.Setelah hampir dua tahun berada di Negara dengan sebutan ‘Negara Pecahan Es’ tersebut, aku berhasil menyelesaikan S2-ku dengan tepat waktu. Hari ini aku hanya ingin berkumpul dengan sahabatku, Claire untuk meminum kopi dan menikmati pagi yang begitu cerah ini.Claire melambai ketika melihatku datang. Rambut pirangnya yang panjang itu meliuk-liuk tertiup angin. Iya, gadis berdarah Belanda—Indonesia itu begitu cantik dengan mantel coklatnya dan sepatu boots hitamnya.Aku mempercepat langkah agar segera bertemu dengan perempuan itu dan memberikan kopinya. Namun tiba-tiba teriakan Claire membuatku terkejut.“Julia awas!” serunya, dan BRAAAAK! Beriringan dengan aku yang meliuk kemudian jatuh. Sebuah vespa melaju tanpa irama dan menyerempetku tanpa permisi.“Ad

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Suami Idaman   BAB 64

    Aku menatap arloji kecil yang melingkar di pergelangan tanganku. Sudah lebih dari limabelas menit dan Claire belum juga nampak batang hidungnya sama sekali. Padahal aku tahu dengan jelas bahwa Claire adalah tipe orang yang selalu tepat waktu. Bahkan sering pula ia yang menungguku. Jadi malam ini ia begitu aneh dengan telatdi acara pertemuan yang sudah kami rancang beberapa hari ini.Setelah kembali menunggu lima menit, dan mobil Claire juga belum terlihat masuk ke dalam restoran, aku mulai cemas. Jangan-jangan terjadi sesuatu dengan perempuan itu. Dengan cepat aku membuka handbag yang sejak tadi ku pegang erat, dari sana aku mengeluarkan ponselku dan dengan cepat mencari nama Claire di kontak teleponku.Setelah bunyi ‘tuuut’ ketiga perempuan itu mengangkat teleponnya.“Claire kau dimana? Aku sudah menunggu hampir setengah jam di depan restoran dengan penampilan yang……” aku berdecak dan menelisik penampilanku. Sangat formal sekali aku pikir. Karena Claire yang memintaku berpakaian demi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17

Bab terbaru

  • Suami Idaman   BAB 72

    “Oke…..selamat berbelanja.” Kata Brian sebelum mengakhiri teleponnya.Siang ini aku pergi berbelanja ke supermarket untuk membeli kebutuhan harianku yang sudah menipis. Aku juga butuh beberapa coklat agar pikiranku rileks. Semenjak pertemuanku dengan Reinard dua hari yang lalu, aku jadi sulit tidur dan pikiranku bergejolak tidak tenang.Aku membeli beberapa ikat sayuran, makanan olahan, daging beku, ikan beku dan kebutuhan yang lain seperti peralatan mandi.Nge-mall untuk sekedar membeli sayuran atau sabun adalah hal paling menggembirakan bagiku. Setidaknya aku berhasil membuat perasaanku menjadi lebih tenang dan bahagia. Apalagi jika aku sudah disuguhkan dengan toko sepatu, tas ataupun toko pakaian. Yakin, aku bisa lupa diri.Setelah lebih dari satu jam asyik mengitari satu etalase ke etalase yang lain, akhirnya aku menyerah. Menuju kasir untuk membayar lalu pulang. Aku ingin bersantai sambil selonjoran kaki di rumah, menonton TV dan meminum soda.Saat siap mengambil plastic belanjaa

  • Suami Idaman   BAB 71

    Seandainya bisa, aku ingin memutar waktu kembali ke satu jam yang lalu. Dimana aku mengenyahkan perasaanku dan menggunakan logikaku untuk berfikir. Karena yang terjadi sekarang, aku menyesal dengan tindakan gegabahku dan bertemu dengan Reinard.Aku bisa melihat jika sorot mata pria yang duduk di hadapanku sekarang ini begitu bahagia. Mungkin karena aku datang setelah ia menunggu berjam-jam.“Kenapa baru datang sekarang Jul?” tanyanya dengan nada lembut.“Awalnya aku tidak ingin datang.” Sahutku ketus.“Tapi nyatanya kamu datang kan?” ia tertawa kecil.Aku membuang wajahku keluar jendela. Hujan masih terlihat rintik-rintik dan beberapa orang masih menggunakan payung agar terhindar dari basah, dan beberapa yang tidak membawa payung tengah berteduh di emperan toko yang sudah tutup.“Aku memang sengaja datang di jam segini. Aku pikir kamu sudah tidak ada.” Jawabku pada akhirnya, menahan malu.“Aku kan sudah bilang, kalau aku bakalan nungguin kamu disini Julia.”“Kalau aku tidak datang?” a

  • Suami Idaman   BAB 70

    “Halo ma……” Brian mencium pipi mamanya, lalu menarik kursi di sebelahku dan duduk di sana.“Kenapa baru datang? Mama dan Julia sudah menunggu kamu sejak tadi.” Sahut Lydia ketika putranya tersebut sudah duduk.“Tadi sore setelah kelas terakhir, Brian ada keperluan dengan rector.” Brian menoleh kepadaku. “Kamu sudah pesan makan?” tanyanya kemudian.Aku mengangguk dan mengedik kearah meja. Ada beberapa makanan yang tersaji di sana, dan semua itu Lydia-lah yang memesan. Perutku masih cukup kenyak meskipun baru terisi makanan ketika sarapan tadi. Tapi pertemuanku dengan Reinard tadi berhasil membuatku tidak berselera makan.“Kami berdua sudah pesan, tinggal kamu Brian.” Lydia yang menyahut.Brian memanggil salah satu waiters lalu memesan beberapa makanan. Selama menunggu makanan tiba, kami berbincang.“Bagaimana kesehatan mama?” Tanya Brian sambil menuang air putih ke dalam gelas.“Kata dokter mama sudah membaik kok.” Sahut Lydia. “Iya kan Julia?”Aku mengangguk. “Iya bibi.” Meskipun sebe

  • Suami Idaman   BAB 69

    Sejam lalu, Brian menelponku agar aku bisa menyisihkan waktu untuk menemani mama-nya check up ke rumah sakit. Awalnya aku bingung, apakah yang terjadi antara aku dan dia beberapa malam yang lalu itu membuat hubungan kami berubah? Apakah sebuah ciuman memang bisa merubah status seseorang dari lajang menjadi berpacaran?Aku sulit memahami itu. Namun dari yang tersirat, sepertinya Brian memang sudah menganggap aku sebagai kekasihnya. Mungkin tindakan yang aku lakukan malam itu memang sepenuhnya tidak benar, aku terlalu terpukul sehingga logikaku memang tidak jalan. Saat itu aku butuh sebuah sandaran, sebuah kekuatan. Dan nyatanya kekuatan itu hadir dari ciuman Brian yang berhasil membuat dadaku terasa nyaman.“Maaf bibi, sudah menunggu lama.” aku berjalan tergesa untuk menemui Lydia yang sudah menungguku di depan rumah sakit. Wanita itu sendirian, aku tak menemukan Yohana di sampingnya.“Tidak. Bibi juga baru datang kok.” Sahut Lydia tersenyum manis ke arahku.“Bibi Yohana kemana?” tanya

  • Suami Idaman   BAB 68

    Aku hanya tersenyum ketika melihat Claire yang sudah asyik berbincang dengan seorang pria yang baru dikenalnya. Pria itu bernama Jo dan seorang keponakan dari teman sekelas kami. Pria itu masih single dan terlihat jika Jo maupun Claire saling tertarik satu sama lain. Maka dari itu, sebagai teman yang baik aku memberi mereka ruang untuk saling berbincang, lagipula sebentar lagi Marina juga akan datang menemuiku.“Kamu seharusnya di dalam, di luar begitu dingin.” Brian datang menyusulku.Aku menoleh padanya. Aku pikir setelah apa yang dilakukannya semalam dengan tiba-tiba menungguku di depan pintu apartement, lalu memelukku akan membuatnya canggung ketika bertemu denganku. Namun kenyataannya, pria itu malah semakin memperlihatkan perasaannya kepadaku. Ia begitu hangat, bahkan sore tadi ia datang menjemputku. Mengabaikan bisik-bisik dari orang-orang di kampus yang menerka-nerka tentang hubungan kami.“Aku sedang menunggu Marina.” Sahutku.“Perempuan kemarin?” Ia mengerutkan dahinya. Memp

  • Suami Idaman   BAB 67

    Marina langsung memelukku ketika kami saling berhadapan. Pelukannya sangat erat, seakan ini wujud pelampiasan rindunya yang ia tahan untukku selama ini. Karena memang semenjak perceraian itu, aku sama sekali tidak bertemu dengannya. Bahkan saat bercerai, aku hanya mengabarinya lewat telepon dan itu benar-benar membuat Marina menangis terisak-isak.“Julia, aku tak menyangka bahwa akan bertemu denganmu lagi.” Perempuan itu melepaskan pelukannya, lalu mengusap ujung matanya yang basah. Marina tak banyak berubah. Wajah perempuan itu masih saja terlihat cantik. Hanya saja rambutnya kini berubah warna menjadi coklat terang.“Aku juga tidak menyangka jika kamu akan menelponku Marina. Bagaimana kabarmu? Dan dimana si kecil Lily?” tanyaku bertubi-tubi. Mataku beralih pandang ke sekeliling. Tapi aku tak menemukan Lily di sekitar sini. Padahal aku sudah berharap akan menemukan gadis cantik itu disana. Lily sudah berusia kurang lebih lima tahun sekarang. Dan pasti ia akan bertambah cantik dan men

  • Suami Idaman   BAB 66

    Lydia, seorang wanita berusaha setengah abad lebih, namun terlihat masih begitu muda dan cantik meskipun kali ini ia terlihat pucat dan terbaring lemah di rumah sakit.Melihat kedatanganku dan Brian, perempuan itu berusaha untuk duduk dengan dibantu seorang wanita yang usianya tak jauh berbeda. Di luar tadi Brian sempat cerita bahwa perempuan itu adalah seorang bibi yang Lydia bawa dari Indonesia, namanya Yohana.“Siapa ini Brian?” matanya berbinar saat menatapku. Kelihatan ia sangat terkejut namun juga bahagia.Aku hanya mengulum senyum sedangkan Brian tiba-tiba merangkulku, dan reflek giliran aku yang sekarang terkejut.“Brian kan sudah bilang ma, kalau ini adalah pacar Brian.”Aku melotot tidak percaya. Setidaknya Brian harus mengenalkanku sebagai sahabatnya saja, bukan pacarnya. Lagipula kami juga tidak dalam hubungan seperti itu bukan? Saat Brian menyatakan cintanya saja, aku menolak.“Brian…..”Desisku dengan alis berkerut. Tidak nyaman saja dengan apa yang dia lakukan.Bukannya

  • Suami Idaman   BAB 65

    Aku tahu jika Brian sedang tidak main-main dengan kata-katanya. Dan aku juga tahu, bahwa pria itu juga sungguh-sungguh dengan niatannya untuk menikah denganku. Namun semua hal tidak akan semudah itu. Andai saja aku tidak mengalami trauma dengan masa laluku, mungkin Brian adalah salah satu pria yang bisa kuperhitungkan. Hanya saja, untuk saat ini luka yang singgah di hatiku dua tahu lalu sama sekali belum mengering dengan sempurna. Ada saja nyeri yang masih menusuk hatiku setiap ingat tentang hal itu.Bukankah ada suatu pepatah yaitu, jika kamu masih teringat trauma masa lalumu dan hatimu sudah tidak sakit lagi, berarti lukamu sudah sembuh? Sedangkan aku, setiap mengingat saat-saat itu, hatiku masih sakit seperti biasanya.Setelah menjawab kalimat Brian dengan. “Brian, aku tidak bisa dan mungkin tidak akan pernah bisa. Lupakan aku dan carilah wanita lain yang bisa memberimu semua hal yang kamu inginkan.”, aku segera menghabiskan makanku dan mengajakny untuk pulang.Meskipun berulang ka

  • Suami Idaman   BAB 64

    Aku menatap arloji kecil yang melingkar di pergelangan tanganku. Sudah lebih dari limabelas menit dan Claire belum juga nampak batang hidungnya sama sekali. Padahal aku tahu dengan jelas bahwa Claire adalah tipe orang yang selalu tepat waktu. Bahkan sering pula ia yang menungguku. Jadi malam ini ia begitu aneh dengan telatdi acara pertemuan yang sudah kami rancang beberapa hari ini.Setelah kembali menunggu lima menit, dan mobil Claire juga belum terlihat masuk ke dalam restoran, aku mulai cemas. Jangan-jangan terjadi sesuatu dengan perempuan itu. Dengan cepat aku membuka handbag yang sejak tadi ku pegang erat, dari sana aku mengeluarkan ponselku dan dengan cepat mencari nama Claire di kontak teleponku.Setelah bunyi ‘tuuut’ ketiga perempuan itu mengangkat teleponnya.“Claire kau dimana? Aku sudah menunggu hampir setengah jam di depan restoran dengan penampilan yang……” aku berdecak dan menelisik penampilanku. Sangat formal sekali aku pikir. Karena Claire yang memintaku berpakaian demi

DMCA.com Protection Status