Bella mendekati wajah Dexter, dan perlahan tapi pasti dia melakukannya.
Cup. Bella menempelkan bibirnya pada bibir Dexter, kemudian sedikit melumatnya, dan menghisapnya. Dexter melebarkan matanya tidak menyangka dengan hal yang dilakukan Bella padanya. Matanya bersitatap dengan mata Bella yang juga sedang menatapnya lurus, masuk dan menginvasi ke dalam hati Dexter. Sementara Dexter merasakan bibirnya yang sudah dikuasai oleh Bella. Jantungnya seperti akan melompat dari tempatnya. Jantung Dexter berdetak tidak karuan. Kedua tangannya mendingin dengan cepat. Saat dirasakannya lidah Bella perlahan-lahan masuk ke dalam mulutnya membuat Dexter seketika tak dapat berpikir. Dexter yang terlalu terkejut tak dapat mengelak ketika Bella memasukkan lidahnya ke mulutnya, Apalagi saat Bella dengan mudahnya mengeksplorasi seluruh isi mulutnya, gadis itu kini sudah menangkup kedua pipi Dexter, mengelusnya dengan lembut. Bella tersenyum melihat bagaimana reaksi Dexter. Tidak ada penolakan seperti seorang yang jijik padanya. Dexter hanya terdiam dan mematung seperti orang yang baru pertama kali merasakannya. Bella jadi penasaran, apa ini karena Dexter baru merasakannya dengan perempuan? atau justru karena ini pertama kalinya Dexter berciuman? Bella yang penasaran pun menghisap lidah Dexter dengan lembut. “Ngg..” Dexter mengerang karena perbuatan Bella. Bella tak percaya dengan pendengarannya. Maka dia kembali mengulangi apa yang dilakukannya barusan. Ia kembali menghisap lidah Dexter dengan bersemangat. Dexter tampak memejamkan matanya. “Engghh..” Dexter kembali mengerang karena hisapan Bella. Bella yang sudah memastikan kalau pendengarannya tidak salah pun kembali tersenyum senang. Dexter memang mengerang karena ciumannya. Bella pun memutuskan untuk menyudahi ciumannya. Bella melepaskan tautan bibirnya dengan Dexter, ia dapat melihat Dexter yang masih memejamkan matanya, bibirnya yang masih terbuka dan wajahnya yang memerah. Sungguh menggemaskan di mata Bella. “Buka matamu,” ujar Bella kemudian. Dexter perlahan membuka matanya. Ia menatap istrinya yang sedang menatapnya dengan senyuman merekah di bibirnya. Dexter merasa nafasnya tersengal-sengal seperti saat habis berolahraga. Bella mendekatkan wajahnya lagi dan mencium pipi Dexter mesra. “Bibirmu manis, suamiku,” bisik Bella mesra di telinga Dexter. Kemudian Bella langsung pergi meninggalkan Dexter menuju kamarnya. Dexter masih terpaku dengan kelakuan Bella barusan. Ia mematung dengan ingatan yang masih melayang pada kejadian barusan. Lama Dexter mematung dan melamun, hingga tangannya bergerak menyentuh bibirnya sendiri. Dexter meraba bibirnya dengan jantung yang berdebar-debar. “Apa itu?” gumam Dexter kecil. Dexter menjilati lidahnya sendiri berusaha mencari rasa yang sama seperti saat Bella menempelkan bibirnya, tapi tak ia temukan. “Tadi itu… manis,” gumam Dexter lagi dengan wajah merah. Dexter menggelengkan kepalanya. Kenapa rasa bibir manusia bisa begitu manis saat dicecap? Apakah memang begitu? Sungguh Dexter baru kali ini merasakan rasa bibir seseorang yang menempel di bibirnya. Selama ini ia tidak pernah membayangkan hal itu. TUNGGU..!!! Apa Dexter baru saja mengatakan rasa bibir manusia? Bukankah itu sebuah ciuman? Kenapa Dexter bisa begitu tolol sampai tidak ingat jika itu adalah ciuman? Oh betapa bodohnya Dexter ini. Apakah ini karena manisnya ciuman Bella padanya barusan? Sunggu bodoh sekali Dexter ini. Dan lagi, sebenarnya tadi itu adalah pertama kalinya Dexter berciuman, yah… selama ini dia tidak tertarik untuk melakukannya. Karena baginya berbagi air liur adalah hal yang jorok. Tapi hal yang tadi benar-benar menyenangkan. Sungguh sensasinya sangat mendebarkan. Maka Dexter pun berusaha untuk menjelajahi hal yang berbau ciuman. Atau ia harus mulai membuka hal-hal yang berbau seksual. Sepertinya ia harus lebih membentengi dirinya sendiri manakala Bella akan menyerangnya lagi. Jadilah seharian itu Dexter membuka situs porno untuk menambah wawasannya tentang hubungan seksual. Ia melihat pasangan yang saling bersetubuh dengan sangat intens membuat Dexter memanas. Lama kelamaan ia jadi penasaran dengan percintaan orang Gay, maka Dexter mencari untuk pasangan Gay. Saat ia melihat pasangan Gay yang sedang bercinta, wajah Dexter makin memanas. Entah apa yang Dexter rasakan ketika melihat kedua gaya bercinta antara pasangan normal dan Gay itu. Yang jelas, keduanya berbeda di mata Dexter. Diantara cara bercinta pasangan normal dan Gay memiliki kesan yang berbeda untuk Dexter. * * * Bella memandangi pantulan dirinya di cermin. Penampilannya sempurna. Ia akan mengajak Dexter untuk berjalan-jalan hari ini. Perlahan-lahan tapi pasti ia akan menyembuhkan penyimpangan Dexter dan membuat suaminya akan menyukainya. Setelah selesai ia turun dan menemukan suaminya yang tengah melihat video pasangan Gay sedang bercinta. Bella terkejut melihatnya, baru tadi ia mencium Dexter dan laki-laki itu tampak mematung, kini dia malah menonton pasangan Gay bercinta? Sungguh menjengkelkan. “Berhenti melihat hal seperti ini..!!” marah Bella merebut paksa ponsel Dexter. Dexter langsung terkejut dengan kedatangan Bella. Ia berjingkat dan langsung rebah di sofa yang ia duduki. “Be-Bella? Sejak kapan ada di sini?” tanya Dexter terkejut. “Sejak kau melihat pasangan Gay itu melakukan hal menjijikkan..!!” kesal Bella. Dexter terkejut mendengarnya. Bella pasti akan semakin marah dengan apa yang ia lakukan, sebenarnya ia baru saja membuka pasangan Gay itu, sejak 30 menit lalu ia melihat pasangan normal yang membuat darahnya berdesir aneh dan tubuhnya bergejolak aneh. Ia juga ingin mencari tahu apakah ia mempunyai gejolak yang sama dengan pasangan Gay, dan Bella sudah datang dan marah-marah padanya. “I ini… ak aku…” Dexter tergagap. “Apa? Kau apa!!?” kesal Bella. Dexter tampak terdiam. “Bukankah ini hal yang wajar dilakukan oleh laki-laki?” ujar Dexter setelah terdiam lama. Bella langsung tersulut emosi mendengarnya. “Benar..!!! Tentu saja..!! Apa yang kuharapkan dari pria Gay sepertimu!! Apalagi selain menghayalkan percintaan panas antara sesama lelaki..!!” kesal Bella dan melemparkan ponsel Dexter ke dada pemiliknya. Bella langsung pergi ke luar rumah. Dexter pun langsung berlari mengejar Bella yang telah pergi menjauh menuju pintu keluar. Dexter segera menahan tangan Bella dan menghentikan langkah istrinya. “Tunggu,” ujar Dexter. Bella hanya meliriknya sinis. Dexter menghela napasnya. “Aku… baiklah maafkan aku… aku hanya,” Dexter tampak bingung menjelaskan sesuatu. Bella hanya menatapnya sinis. Dexter yang bingung pun kembali menyerahkan ponselnya pada Bella. Ia memperlihatkan riwayat pencariannya. Isinya percintaan panas para pasangan normal, kebanyakan pasangan suami istri. Bella menatap ponsel Dexter dalam diam. “Aku baru saja membuka video tadi, dan kau datang, lalu marah-marah,” ujar Dexter kemudian. Ia bingung dengan apa yang ia lakukan. Untuk apa ia repot-repot menjelaskan ini kepada Bella? Bella tertawa dalam hati. Manis sekali suaminya ini, menjelaskan kalau ia melihat video percintaan pasangan normal padanya, dan mengatakannya dengan wajah bersungguh-sungguh pula. “Hmm,” hanya itu balasan Bella, ia menyerahkan kembali ponsel itu pada Dexter. “Kau tidak marah kan?” Dexter bertanya dengan harap-harap cemas. Bella tidak menjawab dan kembali melangkahkan kakinya menuju mobilnya yang terparkir di depan rumah. Dexter kembali mengejarnya. “Bella..!!!” panggil Dexter. Bella melihat Dexter dengan alis mengernyit. “Kau mau kemana? Tidak marah padaku lagi kan?” tanya Dexter penuh harapan. “Sedang apa kau di situ? Ayo masuk,” ujar Bella tanpa menjawab pertanyaan Dexter sambil menunjuk kea rah mobilnya. “Ha?” Dexter bingung. “Ck.. ayo kita jalan-jalan, aku bosan berada di rumah terus,“ ujar Bella kemudian. Dexter langsung tersenyum mendengarnya. Ia langsung mendekati Bella dan masuk ke dalam mobil, mengemudikannya dengan senang. * * * Disinilah mereka sekarang. Long Beach. Sebuah pantai yang terletak di kota di bagian California, Amerika Serikat. Entah sudah berapa kali mereka berputar-putar di jalanan karena bingung dengan destinasi tujuan mereka, dan sampailah di sini. Banyak sekali pengunjung pantai di sini, kebanyakan para sekumpulan anak muda yang berenang dan berjemur bersama, atau sebuah keluarga yang sedang berlibur, bahkan banyak sekali pasangan-pasangan yang datang dan bermesraan di sini. Dan hal yang paling ekstrim adalah ada juga yang bercinta di pinggir pantai dengan tidak tahu malunya. Bella hanya mampu menggeleng melihat tingkah pengunjung tidak tahu malu itu. Mereka memutuskan untuk duduk di salah satu kursi panjang yang terletak jauh dari air. Bella yang merupakan seorang model tentu membuat banyak pengunjung melihat ke arahnya. Ada banyak pengunjung yang menatapi Bella dengan penuh kekaguman, dan kebanyakan adalah kaum Adam. Hal itu tentu saja membuat Dexter merasa kesal. Ia juga tidak tahu kenapa ia bisa sekesal ini. Memang dia akui banyak lelaki tampan di sana, tapi tidak melihatnya, melainkan melihat istrinya. Dexter bingung antara ia kesal karena para lelaki itu tidak melihatnya atau karena mereka menatapi istrinya dengan tatapan lapar. Dexter mendekati Bella dan duduk di kursi yang sama. Memeluk Bella posesif. Bella pun terheran-heran dengan sikap Dexter ini. Maka Bella pun menatap Dexter dengan lembut. “Kenapa? Masih banyak kursi di sini,” ujar Bella. “Tidak papa, aku akan melindungimu saja,” ujar Dexter. “Melindungiku? Aku tidak sedang dalam bahaya,” ujar Bella heran. “Kau itu sedang dalam bahaya,” ujar Dexter memprotes ucapan Bella. “Bahaya darimananya?” tanya Bella semakin heran. “Tidak lihat banyak laki-laki di sana? Mereka melihatmu dengan tatapan lapar,” ujar Dexter menunjuk laki-laki di sekitar mereka. Bella menatap ke sekelilingnya. Dan benar saja, memang banyak sekali pria yang memandanginya dengan tatapan lapar. Dan apakah suami Gay-nya ini berusaha melindunginya? Ah Bella memiliki sebuah ide. “Biarkan saja, mereka kan punya mata, mereka juga tidak merugikanku,” ujar Bella santai. Dexter menatapnya tidak terima. “Biarkan? Kau ini tidak mengerti juga ya? Mereka sedang menatapimu begitu,” ujar Dexter dengan wajah tidak sukanya. Bella tersenyum. “Mereka laki-laki normal Sayang… sudah pasti tergiur melihat gadis cantik sepertiku,” ujar Bella menggoda Dexter. Dexter terdiam mendengar perkataan Bella. Benar juga. Bella adalah model internasional, sudah pasti pria normal sangat memujanya. Bodohnya ia yang melupakan fakta itu. “Aku beli minum dulu ya, kau tunggulah di sini,” ujar Bella tiba-tiba, membuat Dexter kager. Dexter akan mengejar Bella tapi istrinya itu menyuruhnya agar tetap berada di tempatnya sampai ia kembali. Akhirnya Dexter hanya bisa menghela napasnya. Dexter masih bisa melihat Bella yang membeli minum di sebuah kios kecil di sana. Ia masih memperhatikan Bella dengan seksama, sampai akhirnya keningnya mengerut karena melihat sesuatu yang membuatnya kesal. Di sana, Bella sedang berbincang dengan seorang lelaki. Dari postur tubuhnya, lelaki itu terlihat ideal sekali. Belum lagi Bella terlihat akrab berbincang dengan lelaki itu. Dexter yang kesal pun melupakan pesan Bella dan langsung menyusul istrinya itu. * “Menyingkirlah dari istriku..!” ujar Dexter dingin ketika dilihatnya laki-laki itu tengah menyentuh rambut Bella. Bella dan laki-laki itu langsung menoleh. Terlihat Dexter yang menatapnya dengan emosi di kedua matanya. “Sayang,” ujar Bella melihat Dexter yang kini sudah menghampirinya dan menariknya untuk berdiri di sampingnya. Dexter menatap laki-laki di depannya dengan pandangan permusuhan. “Apa yang coba kau lakukan dengan istriku?” ujar Dexter lagi masih dengan suara dinginnya. “Ah aku hanya mengambil daun di rambutnya, maafkan aku,” ujar laki-laki itu terlihat kikuk. “Aku tidak akan diam saja saat kulihat kau kembali menyentuhnya,” ujar Dexter lagi dan menarik Bella pergi dari sana. Bella terkejut dengan tingkah Dexter kali ini. Dexter benar-benar tidak terduga. Tapi Bella hanya diam saja sampai Dexter kembali mendudukkan dirinya di tempat duduk yang tadi. “Hei, kau marah?” tanya Bella. “Sudah kubilang, kau itu dalam bahaya, tapi tidak mendengarkanku,” ujar Dexter dengan kesal. “Tapi aku baik-baik saja, pria tadi tidak menyakitiku sama sekali,” ujar Bella membela diri. “Kau mengenalnya?” selidik Dexter. “Tidak, dia hanya membeli minum sama sepertiku,” jawab Bella. “Tapi kau berinteraksi dengannya seolah-olah kau sangat nyaman bersamanya,” ketus Dexter. “Hei aku hanya berusaha bersikap ramah, dia hanya membantuku, itu saja,” ujar Bella dengan perasaan senang. “Aku tidak mau tahu, kau harus selalu bersamaku mulai sekarang, tidak boleh jauh-jauh,” ujar Dexter final. Bella tersenyum mendengarnya. Dexter lucu sekali pikirnya. “Kau cemburu?” goda Bella. Dexter langsung menoleh. Ia menatap Bella dengan alis menukik tajam. Merasa tidak terima dengan apa yang dikatakan Bella. “Tidak,” bantah Dexter. Bella hanya tersenyum mendengarnya. Tidak mau mengaku rupanya. * * * Mereka menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan ke sana kemari. Melakukan banyak hal yang menyenangkan, yang tentunya diisi oleh godaan Bella untuk Dexter karena kejadian di pantai. Karena setelah kejadian itu, Bella sama sekali tidak boleh jauh dari Dexter sedikitpun, selalu digenggam tangannya oleh suaminya itu. Entah ada apa dengan Dexter kali ini. Mereka sampai di rumah dan langsung rebahan di sofa karena kelelahan. Dexter langsung berbaring menyandar pada Bella yang duduk bersandar pada sofa. “Hari ini sangat menyenangkan… dan lucu,” ucap Bella. Dexter hanya diam saja, tidak berniat membalas perkataan Bella. Ia hanya memejamkan matanya dengan nyaman. “Kau sangat lucu jika sedang cemburu,” ujar Bella lagi. “Aku tidak cemburu,” balas Dexter. “Masih tidak mau mengaku hmm? Saat kau selalu menggandengku kemanapun dan tidak mengijinkanku pergi sendiri walau ke toilet sekalipun,” goda Bella lagi. Dexter diam kali ini. “Haha.. lucu sekali kau ini… yasudah aku mandi dulu ya, gerah sekali rasanya tubuhku,” ujar Bella kemudian beranjak pergi menuju kamarnya. Sedangkan Dexter masih terdiam di sofa. apakah benar dia cemburu? Rasanya tidak mungkin ia cemburu kepada Bella. Tapi apa namanya kalau perasaan marah dan kesal saat melihat Bella akrab dengan lelaki lain? Bukankah itu salah satu tanda cemburu? Tapi kenapa ia harus cemburu dengan hal itu? Dexter menutup matanya karena pusing dengan perasaan yang banyak dia rasakan semenjak menikah dengan Bella ini. Dan kenapa ia justru tidak bisa memikirkan Logan lagi walau hanya sebentar? Seperti seluruh kepalanya dikuasai oleh Bella.Malam ini Bella kembali menggunakan pakaian seksi miliknya dengan misi yang sama seperti beberapa minggu lalu. Bella masih tidak ingin menyerah dengan misinya meluruskan kembali kelainan Dexter. Setelah beberapa keanehan dan perubahan Dexter, Bella yakin sekali kalau suaminya masih bisa kembali seperti pria normal pada umumnya.Dexter memasuki kamarnya setelah menyelesaikan permasalahan perusahaan yang diberitahukan oleh Logan sebelum ini. Ia melihat istrinya yang sedang duduk di atas ranjang mereka sambil sebelah kakinya menekuk menampilkan paha mulus nan putih yang sangat menggoda. Dexter termenung melihat pemandangan itu. Ia adalah seorang Gay, tetapi ia tak bisa berkutik melihat Bella yang sedang menatapnya menggoda itu.“Kemarilah Sayang… kau lelah bukan? Biar aku pijit,” ujar Bella lembut melambaikan tangannya gemulai.Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, Dexter melangkah mendekati Bella. Ia duduk di sebelah Bella dengan kaku.Bella segera menghadapnya dan menyentuh bahu Dexter.
Dexter menonton film keluarga di ruang keluarga rumahnya. Ia hanya menonton sendirian karena Bella sejak tadi seperti menghindarinya. Istrinya itu terlihat sibuk dengan ponselnya. Bella pun terlihat beberapa kali menelepon seseorang dan berdebat masalah pemotretan. Oh iya Dexter lupa lagi, istrinya itu adalah seorang model.Tiba-tiba perasaan tidak mengenakan menyerang Dexter. Mengingat Bella seorang model, sudah pasti istrinya itu memiliki tubuh yang sangat indah. Terbukti saat malam pertama mereka, Dexter akui tubuh Bella sangat indah, hanya saja waktu itu dia tidak terlalu memikirkannya. Sedangkan sekarang ini ia baru menyadari, tubuh seindah itu sudah pasti akan digilai oleh lelaki kebanyakan. Mendadak Dexter merasa geram. Ia tidak rela jika tubuh Bella menjadi konsumsi publik. Bella adalah istrinya, hanya kepadanyalah Bella boleh memperlihatkan tubuh indahnya.Dexter menghela napasnya dengan berat. Pikirannya benar-benar menguras tenaga dan emosi. Entah kenapa tenaganya juga terk
Bella terbangun dengan tubuh yang sangat segar. Ia melihat seseorang yang mendekapnya erat di sampingnya. Tentu saja suaminya, Dexter Nathaniel Orlando. Siapa lagi? Melihat Dexter yang mendekapnya erat merupakan pemandangan yang langka, karena biasanya pria itu tidur dengan jarak 1 meter darinya. Mengingat hal yang semalam ia lakukan pada Dexter membuat senyuman indah terbit di bibirnya begitu saja. Rasanya ia sangat senang melihat reaksi Dexter pada sentuhannya. Ini adalah langkah awal, karena ia yakin sekali tidak lama lagi Dexter akan benar-benar menjadi lelaki normal. Dilihat dari reaksi Dexter pada sentuhannya tadi malam, terlihat jelas suaminya itu sangat menikmatinya. Hal yang menyenangkan bagi Bella. Perlahan namun pasti, Bella akan membuat Dexter ketergantungan padanya. Itu pasti. Dexter harus tahu rasanya mencintai seorang wanita, dan memandang wanita lebih baik dari sebelumnya. Terlebih lagi harus dirinyalah wanita pertama yang membuat Dexter merubah cara pandangnya ter
Bella menghembuskan napasnya lelah. Niat hati ingin menenangkan pikirannya yang kacau karena teringat dengan kemungkinan-kemungkinan menyebalkan yang pernah dilakukan Dexter, malah berakhir bersama Dexter yang sikapnya sangat menyebalkan. Manja. Entah kenapa Dexter berubah menjadi manja dan menyebalkan padanya.Seperti saat ini, Bella sedang menggunakan masker untuk wajahnya, dan pria yang berstatus sebagai suaminya meminta menggunakan masker juga.“Ayolah Bella.. aku juga ingin menggunakan masker sama sepertimu,” ujar Dexter dengan wajah menyebalkannya.“Diamlah, nanti maskerku pecah,” ujar Bella yang menahan mulutnya.“Aku kan sudah bilang dari tadi.. kau tidak mau,” keluh Dexter.“Aku kan hanya ingin mencoba memakainya… kenapa kau pelit sekali sih.. aku hanya penasaran bagaimana rasanya saat wajahku ditempeli benda seperti itu,” lanjut Dexter mengeluh, dan melanjutkan segala macam ocehannya.Bella yang mendengarkan semua ocehan Dexter menjadi pusing. Ia segera menarik tubuh Dexter
Dexter memakan sarapannya dengan wajah masam. Semenjak ia dikerjai Bella semalam, rasa malunya tidak kunjung hilang. Saat itu Dexter langsung meninggalkan Bella menuju kamarnya dan menyembunyikan tubuhnya dibalik selimutnya rapat-rapat. Ia sangat malu. Ia tidak tahu apa yang dilakukan Bella malam tadi, entah tertawa atau justru kesal atau bahkan bahagia? Entahlah Dexter tidak mau tahu akan hal itu. Ia sudah cukup malu dengan isi pikirannya sendiri.Sementara Bella memakan sarapannya dengan wajah senang, sesekali ia tersenyum melihat tingkah suaminya yang sama sekali tidak mau menatapnya atau bahkan sekedar memulai obrolan. Sepertinya hal yang ia lakukan tadi malam sungguh menyinggung ego suaminya itu. Tak dapat dipungkiri tadi malam sangat menghibur bagi Bella. Ia bukannya benar-benar menginginkan es krim tentu saja, tapi ia jelas mengerjai suaminya itu. Tapi setidaknya dengan kejahilan Bella, ia tahu kalau Dexter semakin mendekati normal. Yah dan Bella sangat bersyukur akan hal itu.
Malam yang tenang dan sejuk di hutan. Banyak suara-suara binatang yang terdengar di malam hari, selain itu juga angina yang berhembus lembut di luaran sana. Suasana yang cocok untuk berbicara dari hati ke hati.Di dalam tenda mungil yang dilengkapi dengan perapian kecil di depannya, dua anak manusia sedang saling menempelkan tubuh masing-masing untuk menghangatkan tubuhnya. Merekalah Bella dan Dexter, sedang saling menghangatkan diri. Atau lebih tepatnya Dexter yang menempeli Bella karena dingin yang menyerangnya. Dexter memang tidak tahan dingin, di rumah pun suhu ruangan diatur senormal mungkin agar Dexter tidak kedinginan.“Kan sudah kubilang bawa selimutnya, kenapa tidak dimasukkan tadi hm?” tegur Bella sambil mengusap-usap lengan Dexter yang kedinginan. Ya sekarang Bella sedang memeluk Dexter karena suaminya terus saja mengeluh kedinginan.Dexter yang meringkuk dalam pelukan Bella hanya mendengus kesal. Bella masih saja mengomelinya, padahal dia sudah sangat kedinginan.“Berat ka
Suara jarum jam berdentam menggema di seluruh ruangan kamar ini. Lebih tepatnya hanya menggema di telinga Dexter, karena dia yang sejak tadi merasa waktu melambat dan kecanggungan menghampirinya. Semua itu bukan tanpa sebab, karena memang ini semua akibat istri Dexter yang masih duduk di depan meja riasnya. Bella masih melepas anting dan kalungnya secara perlahan sambil menatap pantulan dirinya di cermin, jangan lupakan pakaiannya yang hanya menggunakan bathrobe saja.Dexter yakin sekali dibalik bathrobe itu, istrinya tidak menggunakan apa-apa lagi. Karena memang begitulah kebiasaan Bella. Hal yang membuat Dexter heran adalah kenapa malam ini ia tidak bisa bersikap biasa saja melihat penampilan Bella. Semua yang dilakukan Bella adalah kegiatan rutin yang biasa, tapi kenapa berpengaruh begini pada Dexter? Ia tidak bisa tenang, sepanjang ia memejamkan mata bukannya terlelap malahan bayangan pelukan hangat Bella yang terus berputar di kepalanya. Semua itu membuat Dexter frustasi.Dexter
“Aaaahhh…!!!! It’s so hurts….!!! You Stupid Gay!” teriak Bella merasakan pergerakan tiba-tiba itu. Ia reflek menjambak rambut Dexter kuat.“Oooh… feel so good…!!” teriak Dexter. Dexter berani bertaruh ini adalah perasaan paling nikmat yang pernah dirasakannya. Ia merasa miliknya dicengkeram dan dijepit begitu kuat di dalam sana.Dexter menciumi Bella yang tampak kesakitan. Mencoba mengalihkan rasa sakit Bella dengan ciuman-ciuman ringan di sekitar leher dan bibirnya. Ia mendiamkan miliknya di dalam sana dengan tenang, menikmati sensasinya.“Maafkan aku.. tapi ini sangat nikmat,” bisik Dexter yang melihat Bella masih mengerutkan keningnya dalam dan tak lupa jambakannya di rambut Dexter yang masih kuat itu.Sampai perlahan Bella meremas-remas rambut Dexter dan kerutan di keningnya perlahan memudar. Ia membuka matanya dan menatap Dexter yang juga tengah menatapnya. Sebuah senyuman kecil terbit di bibir Bella.“I’m yours,” ucap Bella lirih.Dexter ikut tersenyum. “You’re mine,” ucapnya se
Second HoneymoonDexter memperhatikan istrinya yang sedang menyusui anaknya dengan seksama. Ia melihat sendiri bagaimana bayi mungilnya itu menghisap susu langsung dari tempatnya dengan sangat lahap. Dexter yang melihat itu malah salah fokus dengan bentuk dan ukuran payudara Bella yang membesar dan tampak sangat menantang. Tanpa disadarinya, Dexter menelan ludahnya melihat pemandangan itu.Bella yang menyadari tatapan Dexter pun menatap suaminya dengan tatapan anehnya.“Ada apa? Kenapa menatapku dengan tatapan seperti itu?” tanya Bella yang masih sibuk menyusui bayinya.“Itu… apakah aku boleh melakukannya juga?” tanya balik Dexter sambil menunjuk payudara Bella.“Maksudnya?” Bella merasa was-was dengan pertanyaan Dexter.“Apakah aku boleh meminum susu seperti Baby Aaron juga?” tanya Dexter lagi dengan pandangan tak lepas dari dada Bella.“What? Kau gila ya… kau ingin meminum ASI?” Bella terkejut mendengarnya.“Memangnya tidak boleh? Ayolahhh….,” rengek Dexter dengan tampang memelasnya
I'm A FatherDexter sedang menggendong baby Aaron yang sekarang sudah menginjak usia satu bulan. Bella sedang sibuk menyiapkan makanan untuk Dexter, sehingga dirinyalah yang harus mengurusi baby Aaron.“Hei Boy, kau bersemangat sekali digendong Daddy ya,” ucap Dexter memperhatikan baby Aaron yang tampak bersemangat dalam gendongannya.Bayi itu hanya memperhatikan ayahnya dengan senyuman merekah yang sangat indah dan menggemaskan. Bayi itu menepuk-nepuk dada Dexter dengan tangan mungilnya dan mata bulatnya menatap ayahnya dengan sangat menggemaskan.Melihat tingkah bayinya yang sangat imut itu membuat Dexter tidak tahan untuk tidak menciumi wajah anaknya itu. Dexter memberikan kecupan-kecupan ringan di wajah bayinya sehingga membuat bayi itu terkikik gelid an menepuk-nepuk pipi Dexter dengan senang.“Hahaha… kau senang dicium Daddy huh?” ucap Dexter yang mengajak main bayinya.Dexter masih bermain-main dengan anaknya dengan senang dan terlihat sangat manis. Pemandangan itu tak luput da
Baby BluesHari ini adalah hari kepulangan Bella dan Dexter beserta bayinya dari rumah sakit. Semua keluarganya sudah menyiapkan semua keperluan bayi di rumah Dexter. Kebanyakan barang-barang dari Tobias dari yang memenuhi kamar bayi yang telah didekorasi oleh mereka.Dexter sudah pasrah dengan semua keluarganya yang membelikan ini itu untuk keperluan bayinya. Ayahnya sudah membelikan banyak mainan untuk bayinya termasuk kereta dorong bayi, sementara ibunya sudah mendekorasi kamar bayinya sedemikian rupa lengkap dengan lemarinya. Belum lagi ibu mertuanya juga ikut membelikan banyak baju untuk bayinya. Sedangkan Tobias sudah banyak membelikan barang seperti perlengkapan mandi, susu dan perlengkapan makan bayi, selimut, bahkan kursi makan bayi. Dexter hanya kebagian membelikan tempat tidur bayi. Bahkan Bella tidak membelikan apapun untuk bayinya karena semua keperluan sudah tersedia.“Kami pulaanggg,” teriak Bella dengan senang saat masuk ke dalam rumahnya.“Aaaa…!!! Baby sudah pulaang…
Dexter berlari tergesa di lorong rumah sakit tanpa memperdulikan dirinya yang beberapa kali menabrak orang lain. Dirinya sedang rapat di kantornya tanpa Bella karena usia kandungan Bella yang sudah menginjak bulan ke-sembilan membuat Dexter harus ekstra menjaga keselamatan istrinya itu. Ia sedang berbicara ketika mendapat telepon dari ibunya kalau istrinya akan melahirkan. Tanpa memperdulikan rapatnya, Dexter menyerahkan semua urusan kantornya kepada Logan dan dirinya langsung berangkat ke rumah sakit dengan kecepatan mobil di atas rata-rata.Dexter melihat ibunya sudah bersama ibu mertuanya dan adiknya yang sepertinya sedang bertugas karena menggunakan jas dokternya. Sementara ayahnya saat ini sedang dalam perjalanan bisnis ke Eropa sehingga tidak bisa hadir di sini. Dexter segera berlari menghampiri mereka dengan nafas tersengal-sengal.“Dimana Bella?" tanya Dexter dengan napas tak beraturan.“Ada di dalam, sebaiknya kau temani istrimu, dia pasti membutuhkanmu,” jawab Cassandra.“Ay
Dexter menggenggam tangan Bella dengan erat dengan sebelah tangannya, karena Bella sedang mengemudi. Mereka dalam perjalanan pulang dari rumah sakit setelah mengunjungi dokter kandungan. Dexter sudah bertanya banyak mengenai kehamilan dan segala macam hal yang harus diperhatikan, termasuk kegiatan seksual mereka. Bella sampai mencubit Dexter karena merasa malu dengan pertanyaan Dexter.“Bagaimana kau mengetahui kau sedang hamil saat itu?” tanya Dexter tiba-tiba sambil menciumi tangan Bella.Bella menoleh sebentar sebelum kembali konsentrasi dengan jalanan di depannya. Padahal dirinya sedang hamil, tetapi karena kondisi Dexter yang belum terlalu pulih maka ia yang mengemudi. Kalau ditanya kenapa mereka tidak membawa Alan adalah karena Dexter yang merengek hanya ingin pergi berdua saja.“Aku memeriksakan diri tentu saja, dokter yang menanganimu menyuruhku untuk memeriksakan diri,” jawab Bella kemudian.“Tapi kau datang bersama Logan,” ucap Dexter lagi.“Tentu saja, dia yang menemaniku u
Bella sudah menceritakan semua yang ia bicarakan bersama Logan kepada Dexter. Dexter pun merasa sangat bersyukur karena sahabatnya itu sangat membantunya. Dexter juga sudah menjelaskan apa yang selama ini masih tersembunyi dari Bella, tanpa terkecuali. Bella menerimanya dan mengikhlaskan semua yang sudah terjadi.“Semoga kau senang di sana, Mommy dan Daddy sangat menyayangimu…,” ucap Bella pada sebuah makam kecil di taman pemakaman milik keluarganya.“We love you…,” tambah Dexter sambil mencium nisan kecil di sana.Mereka berdua menatap makan janin mereka yang sudah tiada. Mereka sangat sedih dengan kepergian janin itu, tetapi mereka sudah mengikhlaskan kepergian anak pertama mereka. Dexter dan Bella pun berjalan kembali menuju mobil mereka dengan Bella yang mendorong kursi roda Dexter. Di tengah perjalanan, angin berhembus lembut menyapa mereka seolah salam sayang dari anaknya.Bella menunduk pada Dexter yang juga tengah mendongak. Bella mengecup lembut bibir Dexter dan sedikit melum
Bella membuka matanya dan menemukan suaminya yang masih tertidur memeluknya. Bella membalikkan tubuhnya untuk menghadap Dexter dan menyentuh kening suaminya yang panas. Bella menghela napasnya karena telah membuat Dexter kembali demam untuk yang ke-sekian kalinya.Bella mengusap kepala Dexter pelan dan mengecup keningnya, lalu segera beranjak untuk meninggalkan ranjang. Tetapi sebelum Bella sempat meninggalkan ranjang itu, Dexter sudah terlebih dahulu memeluknya dan mengigau dalam tidurnya.“Jangan pergi….,” gumam Dexter dalam tidurnya.Bella yang hendak pergi pun tidak jadi meninggalkannya. Bella kembali tidur dan memeluk suaminya dengan sayang. Ia mengelap pelipis Dexter yang mengeluarkan keringatnya.“Kenapa sakit lagi hmm?” gumam Bella sambil mengelus punggung Dexter yang kini telah tertidur lagi.Setelah agak lama, Bella pun mulai melepaskan pelukan Dexter darinya. Beruntung Dexter sudah tertidur lelap dan tidak menolak dilepaskan Bella lagi. Lalu Bella segera beranjak ke dapur d
Bella sedang berada di rumahnya, tepatnya di rumah orang tuanya. Ia kembali melamun memikirkan kejadian yang baru saja menimpanya di rumah sakit. Air mata Bella kembali mengalir. Sungguh ia sama sekali tidak bermaksud berkata-kata seperti itu kepada ibu mertuanya, tetapi perkataan Cassandra sungguh membuat Bella sakit hati. Seakan-akan hanya Bella yang menyakiti Dexter di sini. Padahal Dexter juga menyakitinya tanpa pria itu sadari.“Bicarakan semua ini dengan kepala dingin, jangan malah menghindarinya dan membiarkannya terus berlarut-larut,” ucap Liliyana menasehati putrinya yang sedang patah hati.“Aku.. aku hanya butuh waktu sebentar Mom,” balas Bella sambil menenggelamkan kepalanya dipelukan sang ibu.***Suara bel pintu berbunyi membuat Liliyana yang sedang berada di ruang tamu segera menghampiri pintu rumahnya. Liliyana membuka pintunya dan menemukan 4 orang yang tak terduga datang ke rumahnya.“Kalian?” ucap Liliyana yang terkejut.“Hai.. boleh kami masuk?” pinta sang tamu ya
Bunyi suara klakson mengagetkan Bella yang tengah melamun. Ia segera menoleh ke belakang dan melihat sendiri dengan mata kepalanya, tubuh suaminya yang terpental ke atas sebuah mobil SUV yang menabraknya.Bella melebarkan matanya. Tidak mungkin, tidak mungkin!Bella masih menatap tubuh Dexter yang kini terjatuh ke jalanan aspal. Bella masih terdiam, kejadiannya begitu cepat sampai ia tak sempat memikirkan apapun. Bella masih menatap Dexter yang terjatuh sampai akhirnya dia bisa membuka suaranya.“STOOPP…!!!!” teriak Bella kemudian.Supir taksi yang sedang mengemudikan mobilnya itu pun kaget dan langsung mengerem mobilnya mendadak.Begitu mobilnya berhenti, Bella segera keluar dari mobil itu dan langsung berlari menuju tubuh Dexter berada. Bella langsung menghampiri Dexter yang tergeletak bersimbah darah di dekat trotoar. Mobil yang tadi menabrak Dexter pun sudah berhenti. Bella tak lagi perduli dengan keadaan sekelilingnya yang sudah ramai. Ia hanya menatap Dexter yang tergeletak tak