Dexter memakan sarapannya dengan wajah masam. Semenjak ia dikerjai Bella semalam, rasa malunya tidak kunjung hilang. Saat itu Dexter langsung meninggalkan Bella menuju kamarnya dan menyembunyikan tubuhnya dibalik selimutnya rapat-rapat. Ia sangat malu. Ia tidak tahu apa yang dilakukan Bella malam tadi, entah tertawa atau justru kesal atau bahkan bahagia? Entahlah Dexter tidak mau tahu akan hal itu. Ia sudah cukup malu dengan isi pikirannya sendiri.Sementara Bella memakan sarapannya dengan wajah senang, sesekali ia tersenyum melihat tingkah suaminya yang sama sekali tidak mau menatapnya atau bahkan sekedar memulai obrolan. Sepertinya hal yang ia lakukan tadi malam sungguh menyinggung ego suaminya itu. Tak dapat dipungkiri tadi malam sangat menghibur bagi Bella. Ia bukannya benar-benar menginginkan es krim tentu saja, tapi ia jelas mengerjai suaminya itu. Tapi setidaknya dengan kejahilan Bella, ia tahu kalau Dexter semakin mendekati normal. Yah dan Bella sangat bersyukur akan hal itu.
Malam yang tenang dan sejuk di hutan. Banyak suara-suara binatang yang terdengar di malam hari, selain itu juga angina yang berhembus lembut di luaran sana. Suasana yang cocok untuk berbicara dari hati ke hati.Di dalam tenda mungil yang dilengkapi dengan perapian kecil di depannya, dua anak manusia sedang saling menempelkan tubuh masing-masing untuk menghangatkan tubuhnya. Merekalah Bella dan Dexter, sedang saling menghangatkan diri. Atau lebih tepatnya Dexter yang menempeli Bella karena dingin yang menyerangnya. Dexter memang tidak tahan dingin, di rumah pun suhu ruangan diatur senormal mungkin agar Dexter tidak kedinginan.“Kan sudah kubilang bawa selimutnya, kenapa tidak dimasukkan tadi hm?” tegur Bella sambil mengusap-usap lengan Dexter yang kedinginan. Ya sekarang Bella sedang memeluk Dexter karena suaminya terus saja mengeluh kedinginan.Dexter yang meringkuk dalam pelukan Bella hanya mendengus kesal. Bella masih saja mengomelinya, padahal dia sudah sangat kedinginan.“Berat ka
Suara jarum jam berdentam menggema di seluruh ruangan kamar ini. Lebih tepatnya hanya menggema di telinga Dexter, karena dia yang sejak tadi merasa waktu melambat dan kecanggungan menghampirinya. Semua itu bukan tanpa sebab, karena memang ini semua akibat istri Dexter yang masih duduk di depan meja riasnya. Bella masih melepas anting dan kalungnya secara perlahan sambil menatap pantulan dirinya di cermin, jangan lupakan pakaiannya yang hanya menggunakan bathrobe saja.Dexter yakin sekali dibalik bathrobe itu, istrinya tidak menggunakan apa-apa lagi. Karena memang begitulah kebiasaan Bella. Hal yang membuat Dexter heran adalah kenapa malam ini ia tidak bisa bersikap biasa saja melihat penampilan Bella. Semua yang dilakukan Bella adalah kegiatan rutin yang biasa, tapi kenapa berpengaruh begini pada Dexter? Ia tidak bisa tenang, sepanjang ia memejamkan mata bukannya terlelap malahan bayangan pelukan hangat Bella yang terus berputar di kepalanya. Semua itu membuat Dexter frustasi.Dexter
“Aaaahhh…!!!! It’s so hurts….!!! You Stupid Gay!” teriak Bella merasakan pergerakan tiba-tiba itu. Ia reflek menjambak rambut Dexter kuat.“Oooh… feel so good…!!” teriak Dexter. Dexter berani bertaruh ini adalah perasaan paling nikmat yang pernah dirasakannya. Ia merasa miliknya dicengkeram dan dijepit begitu kuat di dalam sana.Dexter menciumi Bella yang tampak kesakitan. Mencoba mengalihkan rasa sakit Bella dengan ciuman-ciuman ringan di sekitar leher dan bibirnya. Ia mendiamkan miliknya di dalam sana dengan tenang, menikmati sensasinya.“Maafkan aku.. tapi ini sangat nikmat,” bisik Dexter yang melihat Bella masih mengerutkan keningnya dalam dan tak lupa jambakannya di rambut Dexter yang masih kuat itu.Sampai perlahan Bella meremas-remas rambut Dexter dan kerutan di keningnya perlahan memudar. Ia membuka matanya dan menatap Dexter yang juga tengah menatapnya. Sebuah senyuman kecil terbit di bibir Bella.“I’m yours,” ucap Bella lirih.Dexter ikut tersenyum. “You’re mine,” ucapnya se
Hari ini adalah hari pertama Dexter kembali ke kantornya. Setelah satu bulan ia absen dari dunia perkantorannya, akhirnya ia akan kembali bekerja dan memiliki kesibukan seperti sebelumnya. Tentu saja ia sangat senang. Ia tidak lagi menjadi pengangguran yang tidak tahu mau melakukan apa di rumah besarnya itu.Bella memasangkan jas abu-abu yang senada dengan celana yang dikenakan suaminya itu. Setelah itu ia merapikan simpul dasi yang telah ia pasang dengan rapi di kerah Dexter. Lalu ia menyerahkan tas kerja untuk Dexter. Dexter menerimanya dengan senyuman senangnya.“Baiklah kau sudah siap Mr. Orlando, waktunya berangkat,” ujar Bella sambil menatap hasil karyanya. Ya ia memang yang mengatur semua outfit Dexter hari ini, mulai dari pakaian, sepatu, jam tangan, sampai model rambut. Semua Bella yang mengatur.Dexter hanya menampilkan senyum tulusnya. Sejak bangun tidur ia membiarkan Bella melakukan semuanya untuknya, mulai dari menyiapkan air mandi, menyiapkan pakaian, mendandaninya, meny
Bella tengah menyuapi suaminya sarapan dengan tangannya pagi ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi dan suaminya itu baru saja sarapan. Bella bukannya tidak tahu jika sejak tadi Dexter terus saja memandanginya tanpa henti, bahkan ketika pria itu mengunyah makanannya. Namun Bella hanya tak acuh saja, ia hanya menyuapi Dexter agar sarapannya cepat selesai dan suaminya segera berangkat bekerja.Berbeda dengan Dexter yang sejak tadi menatap Bella dengan pandangan menyidik karena istrinya itu tengah mendiaminya saat ini. Ya sudah sejak bangun tidur Bella mengurus segala keperluannya hanya saja wanita itu tidak mengatakan sepatah kata pun untuknya sampai saat ini. Dexter sengaja mengunyah dengan lambat agar sarapannya bisa bertahan lebih lama, namun sayang karena Bella terus saja menyuapinya dengan cepat membuatnya mau tidak mau mengunyah dengan cepat.Begitu acara sarapan dalam keheningan itu selesai, Bella segera mengantar Dexter sampai di depan teras rumahnya. Dexter menatap Bella bin
Acara amal yang dihadiri Dexter dan Bella hari ini sungguh meriah. Dexter tidak mengira bahwa menghadiri acara amal akan terasa semenyenangkan ini sebelumnya. Biasanya acara seperti ini akan terasa sangat membosankan baginya. Namun hari ini Dexter merasakan perasaan berbeda. Acara amal kali ini tampak lebih bermakna.Di sana, di taman bermain kecil milik yayasan Warm & Cozy yang didatanginya hari ini, terlihat Bella yang sedang bermain bersama anak-anak balita yang tampak lucu-lucu. Istrinya terlihat sangat akrab dengan anak-anak yang baru ditemuinya itu. Melihat hal itu, Dexter merasa istrinya bersinar di bawah cahaya matahari senja. Tampak mengagumkan. Bella begitu bersahaja saat menuntun dua orang balita perempuan dan laki-laki sambil berceloteh riang. Sangat menakjubkan. Pemandangan yang sangat menarik di mata Dexter saat ini.“Dia sangat bersinar ya,” ucap seseorang yang memecah konsentrasi Dexter.Dexter segera menoleh dan menemukan seorang wanita paruh baya berwajah ramah sedan
Hilang sudah segala bentuk pengendalian diri Dexter. Ditariknya tengkuk Bella dan segera diraihnya bibir yang selalu menggodanya itu. Dexter melahap bibir itu, menyesapnya, menghisapnya, menciumnya dalam. Ia curahkan segala perasaannya lewat ciuman itu. Meraup segala rasa manis yang diidamkannya sedari tadi. Menciumnya sampai mereka kehabisan nafas dan terpaksa dilepaskan oleh Dexter.“Hehhh…. Hehhh,” Bella kehabisan napas.“Hhhh…. I want more,” ucap Dexter sebelum kembali mencium Bella ganas.Dexter mendorong Bella hingga jatuh terlentang di atas ranjang mereka. Dexter terus menciumi Bella sampai Bella kuwalahan melayaninya. Bella memukul-mukul dada Dexter sampai akhirnya Dexter melepaskan ciumannya dan menurunkan ciumannya menjelajahi area leher Bella. Bagian favorit Dexter yang menguarkan aroma tubuh Bella. Dexter menciumi area leher itu sambil menjilatinya. Karena gemas, Dexter pun menggigitinya dan menghisapnya.“Aahh… oouhh,” desah Bella karena ciuman Dexter yang ganas itu.Mend
Second HoneymoonDexter memperhatikan istrinya yang sedang menyusui anaknya dengan seksama. Ia melihat sendiri bagaimana bayi mungilnya itu menghisap susu langsung dari tempatnya dengan sangat lahap. Dexter yang melihat itu malah salah fokus dengan bentuk dan ukuran payudara Bella yang membesar dan tampak sangat menantang. Tanpa disadarinya, Dexter menelan ludahnya melihat pemandangan itu.Bella yang menyadari tatapan Dexter pun menatap suaminya dengan tatapan anehnya.“Ada apa? Kenapa menatapku dengan tatapan seperti itu?” tanya Bella yang masih sibuk menyusui bayinya.“Itu… apakah aku boleh melakukannya juga?” tanya balik Dexter sambil menunjuk payudara Bella.“Maksudnya?” Bella merasa was-was dengan pertanyaan Dexter.“Apakah aku boleh meminum susu seperti Baby Aaron juga?” tanya Dexter lagi dengan pandangan tak lepas dari dada Bella.“What? Kau gila ya… kau ingin meminum ASI?” Bella terkejut mendengarnya.“Memangnya tidak boleh? Ayolahhh….,” rengek Dexter dengan tampang memelasnya
I'm A FatherDexter sedang menggendong baby Aaron yang sekarang sudah menginjak usia satu bulan. Bella sedang sibuk menyiapkan makanan untuk Dexter, sehingga dirinyalah yang harus mengurusi baby Aaron.“Hei Boy, kau bersemangat sekali digendong Daddy ya,” ucap Dexter memperhatikan baby Aaron yang tampak bersemangat dalam gendongannya.Bayi itu hanya memperhatikan ayahnya dengan senyuman merekah yang sangat indah dan menggemaskan. Bayi itu menepuk-nepuk dada Dexter dengan tangan mungilnya dan mata bulatnya menatap ayahnya dengan sangat menggemaskan.Melihat tingkah bayinya yang sangat imut itu membuat Dexter tidak tahan untuk tidak menciumi wajah anaknya itu. Dexter memberikan kecupan-kecupan ringan di wajah bayinya sehingga membuat bayi itu terkikik gelid an menepuk-nepuk pipi Dexter dengan senang.“Hahaha… kau senang dicium Daddy huh?” ucap Dexter yang mengajak main bayinya.Dexter masih bermain-main dengan anaknya dengan senang dan terlihat sangat manis. Pemandangan itu tak luput da
Baby BluesHari ini adalah hari kepulangan Bella dan Dexter beserta bayinya dari rumah sakit. Semua keluarganya sudah menyiapkan semua keperluan bayi di rumah Dexter. Kebanyakan barang-barang dari Tobias dari yang memenuhi kamar bayi yang telah didekorasi oleh mereka.Dexter sudah pasrah dengan semua keluarganya yang membelikan ini itu untuk keperluan bayinya. Ayahnya sudah membelikan banyak mainan untuk bayinya termasuk kereta dorong bayi, sementara ibunya sudah mendekorasi kamar bayinya sedemikian rupa lengkap dengan lemarinya. Belum lagi ibu mertuanya juga ikut membelikan banyak baju untuk bayinya. Sedangkan Tobias sudah banyak membelikan barang seperti perlengkapan mandi, susu dan perlengkapan makan bayi, selimut, bahkan kursi makan bayi. Dexter hanya kebagian membelikan tempat tidur bayi. Bahkan Bella tidak membelikan apapun untuk bayinya karena semua keperluan sudah tersedia.“Kami pulaanggg,” teriak Bella dengan senang saat masuk ke dalam rumahnya.“Aaaa…!!! Baby sudah pulaang…
Dexter berlari tergesa di lorong rumah sakit tanpa memperdulikan dirinya yang beberapa kali menabrak orang lain. Dirinya sedang rapat di kantornya tanpa Bella karena usia kandungan Bella yang sudah menginjak bulan ke-sembilan membuat Dexter harus ekstra menjaga keselamatan istrinya itu. Ia sedang berbicara ketika mendapat telepon dari ibunya kalau istrinya akan melahirkan. Tanpa memperdulikan rapatnya, Dexter menyerahkan semua urusan kantornya kepada Logan dan dirinya langsung berangkat ke rumah sakit dengan kecepatan mobil di atas rata-rata.Dexter melihat ibunya sudah bersama ibu mertuanya dan adiknya yang sepertinya sedang bertugas karena menggunakan jas dokternya. Sementara ayahnya saat ini sedang dalam perjalanan bisnis ke Eropa sehingga tidak bisa hadir di sini. Dexter segera berlari menghampiri mereka dengan nafas tersengal-sengal.“Dimana Bella?" tanya Dexter dengan napas tak beraturan.“Ada di dalam, sebaiknya kau temani istrimu, dia pasti membutuhkanmu,” jawab Cassandra.“Ay
Dexter menggenggam tangan Bella dengan erat dengan sebelah tangannya, karena Bella sedang mengemudi. Mereka dalam perjalanan pulang dari rumah sakit setelah mengunjungi dokter kandungan. Dexter sudah bertanya banyak mengenai kehamilan dan segala macam hal yang harus diperhatikan, termasuk kegiatan seksual mereka. Bella sampai mencubit Dexter karena merasa malu dengan pertanyaan Dexter.“Bagaimana kau mengetahui kau sedang hamil saat itu?” tanya Dexter tiba-tiba sambil menciumi tangan Bella.Bella menoleh sebentar sebelum kembali konsentrasi dengan jalanan di depannya. Padahal dirinya sedang hamil, tetapi karena kondisi Dexter yang belum terlalu pulih maka ia yang mengemudi. Kalau ditanya kenapa mereka tidak membawa Alan adalah karena Dexter yang merengek hanya ingin pergi berdua saja.“Aku memeriksakan diri tentu saja, dokter yang menanganimu menyuruhku untuk memeriksakan diri,” jawab Bella kemudian.“Tapi kau datang bersama Logan,” ucap Dexter lagi.“Tentu saja, dia yang menemaniku u
Bella sudah menceritakan semua yang ia bicarakan bersama Logan kepada Dexter. Dexter pun merasa sangat bersyukur karena sahabatnya itu sangat membantunya. Dexter juga sudah menjelaskan apa yang selama ini masih tersembunyi dari Bella, tanpa terkecuali. Bella menerimanya dan mengikhlaskan semua yang sudah terjadi.“Semoga kau senang di sana, Mommy dan Daddy sangat menyayangimu…,” ucap Bella pada sebuah makam kecil di taman pemakaman milik keluarganya.“We love you…,” tambah Dexter sambil mencium nisan kecil di sana.Mereka berdua menatap makan janin mereka yang sudah tiada. Mereka sangat sedih dengan kepergian janin itu, tetapi mereka sudah mengikhlaskan kepergian anak pertama mereka. Dexter dan Bella pun berjalan kembali menuju mobil mereka dengan Bella yang mendorong kursi roda Dexter. Di tengah perjalanan, angin berhembus lembut menyapa mereka seolah salam sayang dari anaknya.Bella menunduk pada Dexter yang juga tengah mendongak. Bella mengecup lembut bibir Dexter dan sedikit melum
Bella membuka matanya dan menemukan suaminya yang masih tertidur memeluknya. Bella membalikkan tubuhnya untuk menghadap Dexter dan menyentuh kening suaminya yang panas. Bella menghela napasnya karena telah membuat Dexter kembali demam untuk yang ke-sekian kalinya.Bella mengusap kepala Dexter pelan dan mengecup keningnya, lalu segera beranjak untuk meninggalkan ranjang. Tetapi sebelum Bella sempat meninggalkan ranjang itu, Dexter sudah terlebih dahulu memeluknya dan mengigau dalam tidurnya.“Jangan pergi….,” gumam Dexter dalam tidurnya.Bella yang hendak pergi pun tidak jadi meninggalkannya. Bella kembali tidur dan memeluk suaminya dengan sayang. Ia mengelap pelipis Dexter yang mengeluarkan keringatnya.“Kenapa sakit lagi hmm?” gumam Bella sambil mengelus punggung Dexter yang kini telah tertidur lagi.Setelah agak lama, Bella pun mulai melepaskan pelukan Dexter darinya. Beruntung Dexter sudah tertidur lelap dan tidak menolak dilepaskan Bella lagi. Lalu Bella segera beranjak ke dapur d
Bella sedang berada di rumahnya, tepatnya di rumah orang tuanya. Ia kembali melamun memikirkan kejadian yang baru saja menimpanya di rumah sakit. Air mata Bella kembali mengalir. Sungguh ia sama sekali tidak bermaksud berkata-kata seperti itu kepada ibu mertuanya, tetapi perkataan Cassandra sungguh membuat Bella sakit hati. Seakan-akan hanya Bella yang menyakiti Dexter di sini. Padahal Dexter juga menyakitinya tanpa pria itu sadari.“Bicarakan semua ini dengan kepala dingin, jangan malah menghindarinya dan membiarkannya terus berlarut-larut,” ucap Liliyana menasehati putrinya yang sedang patah hati.“Aku.. aku hanya butuh waktu sebentar Mom,” balas Bella sambil menenggelamkan kepalanya dipelukan sang ibu.***Suara bel pintu berbunyi membuat Liliyana yang sedang berada di ruang tamu segera menghampiri pintu rumahnya. Liliyana membuka pintunya dan menemukan 4 orang yang tak terduga datang ke rumahnya.“Kalian?” ucap Liliyana yang terkejut.“Hai.. boleh kami masuk?” pinta sang tamu ya
Bunyi suara klakson mengagetkan Bella yang tengah melamun. Ia segera menoleh ke belakang dan melihat sendiri dengan mata kepalanya, tubuh suaminya yang terpental ke atas sebuah mobil SUV yang menabraknya.Bella melebarkan matanya. Tidak mungkin, tidak mungkin!Bella masih menatap tubuh Dexter yang kini terjatuh ke jalanan aspal. Bella masih terdiam, kejadiannya begitu cepat sampai ia tak sempat memikirkan apapun. Bella masih menatap Dexter yang terjatuh sampai akhirnya dia bisa membuka suaranya.“STOOPP…!!!!” teriak Bella kemudian.Supir taksi yang sedang mengemudikan mobilnya itu pun kaget dan langsung mengerem mobilnya mendadak.Begitu mobilnya berhenti, Bella segera keluar dari mobil itu dan langsung berlari menuju tubuh Dexter berada. Bella langsung menghampiri Dexter yang tergeletak bersimbah darah di dekat trotoar. Mobil yang tadi menabrak Dexter pun sudah berhenti. Bella tak lagi perduli dengan keadaan sekelilingnya yang sudah ramai. Ia hanya menatap Dexter yang tergeletak tak