“Karena kita semua sedang berkumpul hari ini, ayo kita pergi bersama. Kita lihat nanti seperti apa rumah baru Robert.” Dane yang tidak menganggap hal ini sebuah masalah besar memanggil semua orang."Ya, benar. Kami juga ikut. Kami juga ingin tahu apakah rumahnya sama besar seperti rumah Dane.""Robert, ngomong-ngomong di mana rumah barumu?""Kau sebagai anggota keluarga Su, sudah pasti tidak kalah bagus dengan rumah Dane, kan?"Robert mengangguk dengan canggung. Dia tidak tahu harus berkata apa. Bagaimana bisa punya uang untuk membeli rumah?Putra Dane tidak datang hari ini. Satu masalah berkurang. Jika tidak, itu pasti tidak akan membuat Michael merasa lebih baik.Setelah makan siang, Robert buru-buru pamit pulang. Sebelum pulang, Dane mengingatkan bahwa ia akan datang ke rumah barunya dan teman-temannya yang lain juga demikian. Michael hanya memberitahu mereka waktunya yaitu tanggal lima belas bulan depan. Adapun alamatnya, akan diinformasikan kemudian. Ini juga merupakan puk
Di dalam kamar. Bella menduga rumah yang dibeli Michael tidak sebagus milik Dane tapi dia juga penasaran di mana rumah barunya itu. Di rumah yang sekarang, dia harus menaiki tangga setiap hari. Itu membuat tubuhnya lelah. Mungkin nanti di rumah baru itu lingkungannya tidak sebagus rumah Dane. Tapi selama jika ada lift, Bella cukup puas.“Kamu tidak ingin menjadi misterius denganku, kan?” Bella berkata kepada Michael. “Kamu bisa melihatnya setiap hari,” kata Michael sambil tersenyum.“Bisa melihatnya?” Bella mengerutkan kening. Dirinya merasa sedikit kecewa. Apa yang bisa dilihatnya setiap hari pasti tidak jauh dari lingkungan rumahnya sekarang. Mimpi untuk punya lift di dalam rumah buyar seketika. “Ngomong-ngomong, besok Minggu, kamu ada acara tidak?” tanya Michael.“Aku ada rencana jalan-jalan dan belanja bersama Michelle. Tahu tidak, sekarang aku yang harus menanggung akibat dari perbuatanmu padanya dulu,” Bella menatap Michael.Michael tidak tahu harus tertawa atau menangis.
Bella sebenarnya tidak terlalu berharap untuk pindah rumah. Tapi Michael mengatakan kepadanya semalam bahwa dia bisa melihatnya setiap hari.Karena rumah baru itu ada di tempat yang bisa ia lihat, berarti lokasinya tidak jauh dengan lingkungan tempat tinggalnya sekarang.Karena Michael sudah menyebutkannya, Bella ingin memastikan sekali lagi, "Di mana?"Michael mengulurkan tangannya. Dia menunjuk ke villa di lereng gunung. "Itu."Bella tertegun sebelum dia tertawa. Dia menatap Michael dan berkata, "Untuk apa sih kamu membohongiku seperti ini? Ayo cepat pulang. Michelle sudah menungguku."Sebelum Michael sempat menjelaskan, Bella sudah berlari duluan. Namun masuk akal baginya untuk tidak mempercayai apa yang Michael katakan. Villa di lereng gunung itu harganya ratusan juta. Siapa yang mengira pembeli villa itu adalah si menantu tidak berguna keluarga Su?Michael tersenyum tipis. Dia memperhatikan punggung Bella dan bergumam pada dirinya sendiri, "Kamu akan tahu pada tanggal lima
“Dia membeli dua mobil dan dia juga membeli rumah baru-baru ini. Meskipun itu adalah rumah bekas.” Bella tidak pernah memberitahu siapa pun mengenai hal ini. Michelle adalah yang pertama. Seseorang yang ingin dia ceritakan sejak awal.Mulut Michelle terbuka saking terkejutnya. Dia mengira mobil itu dibeli Bella dari kantor, tetapi dia tidak menyangka mobil itu dibeli dari kartu kredit Michael. Dua mobil itu harganya jutaan. Ditambah rumah bekas. Orang ini ternyata sangat kaya!“Bella, bagaimana kamu bisa membiarkan seorang pria memiliki uang pribadi? Tidakkah kamu tahu bahwa itu tabu? Bagaimana kalau dia selingkuh?” Michelle menatap Bella dengan marah.Bella menggelengkan kepalanya. Dia tidak pernah khawatir tentang ini. Jika Michael selingkuh, dia pasti sudah lama melakukannya. Kenapa harus menunggu sampai sekarang? Selama tiga tahun penuh, orang-orang tahu posisinya dalam keluarga Su. Berapa banyak penghinaan yang dia terima.“Kamu terlalu banyak berpikir. Jika ingin berselingkuh
“Pergi? Adakah tempat yang tidak bisa aku kunjungi?” Kevin berjanji sambil menepuk dadanya.Keduanya berpakaian dan menuju vila di lereng gunung.Sepanjang jalan, Kevin merasa sedikit gugup. Sebaiknya dia tidak bertemu dengan si pemilik vila. Jika tidak, maka akan sulit untuk dijelaskan.Alasan mengapa dibangun vila di Gunung Yunding ini adalah lingkungan yang mewah. Kemudian area ini tidak bisa diganggu oleh siapa pun. Setiap vila memiliki daerah pribadinya masing-masing. Jika ada yang masuk tanpa izin, hal itu dianggap melanggar aturan. Lagi pula, orang-orang yang tinggal di sini bukan orang biasa.Sebelum mencapai lereng gunung, si wanita tampak tidak sabar tetapi Kevin justru tampak lebih tidak tenang dan ingin segera meninggalkan daerah tersebut.“Vila ini adalah yang terbesar di seluruh area Gunung Yunding, kan?” Si wanita itu berkata dengan ekspresi mendamba di wajahnya.Kevin menjulurkan lehernya untuk mengamati apakah ada orang selain para pekerja. Mendengar apa yang dik
"Kevin, apa yang kamu lakukan, orang-orang ini ...""Tutup mulutmu," potong Kevin tajam.Wanita itu terkejut. Mungkinkah semua petugas keamanan di vila ini adalah orang-orang penting? Kalau tidak, bagaimana Kevin bereaksi seperti itu?“Kau terlihat tidak asing. Apa kau berasal dari keluarga Kong?" kata kepala petugas keamanan dengan nada dingin. Dia berjalan ke arah Kevin.Keringat dingin muncul di pelipis Kevin. Dia menjawab dengan cepat. "Maaf, tapi berilah aku kesempatan. Aku hanya penasaran. Tidak akan kuulangi lagi.""Hah." Kepala petugas keamanan mendengus. "Ikut denganku. Keluarga Kong sudah tinggal di sini selama beberapa tahun. Tidak mungkin tidak tahu aturan di sini. Karena kamu masuk tanpa izin, kamu harus membayarnya."Kevin sangat takut sehingga kakinya menjadi lemas. Ikut dengan mereka? Dia dengar ada ruangan khusus untuk mengurusi orang-orang yang melanggar aturan. Beberapa tahun yang lalu, ada putra dari keluarga kaya yang masuk ke ruangan itu. Berikutnya saat dia
Setelah Michael memerintahkan desainer interior untuk mengirim lebih banyak staf dan mengerjakan renovasi sesegera mungkin, dia lalu pergi dari vila.Bella libur hari ini jadi tidak perlu pergi ke kantor. Tetapi Michael berencana untuk mengunjungi kantin.Setelah tiba di kantin, Mark akhirnya membuka pintu hari ini. Dia sedikit terkejut ketika melihat Michael.“Tumben kau muncul di akhir pekan, bukan karena aku, kan?" ujar Mark sambil tersenyum.Michael meminta sebungkus rokok, menyerahkan satu kepada Mark. "Bagaimana Yuncheng saat ini? Berbeda dari masa lalu, kan?"Mark mengangguk. Setelah menyerahkan pemantik api kepada Michael, dia berkata, "Benar-benar berbeda. Sekarang orang-orang banyak yang tidak pakai otak, terutama anak muda. Mereka dipengaruhi oleh film-film jaman sekarang, yang sedikit berbahaya. Mereka pikir mereka bisa menaklukkan dunia hanya dengan bertarung dan membunuh. Ini adalah hal yang illegal. Hanya orang-orang dengan otak yang sakit yang bisa melakukannya."
“Omong kosong. Jelas-jelas kau yang menabrakku. Tabrakan itu terjadi karena dia sibuk melihat ponselnya.” Wanita paruh baya itu menunjuk Robert.Robert tampak bersalah dan tidak berani berbicara sama sekali.Suzy lalu dengan cepat membantah. "Kau berbohong. Kapan suamiku melihat ponselnya? Mungkin kau sudah buta. Kau pikir mentang-mentang kami mengendarai mobil Audi, kami akan memberimu uang? Dasar perempuan miskin."Wanita paruh baya itu memandang Suzy dengan dingin. Dia menyeberang jalan seperti biasanya. Dia yang ditabrak, dan sekarang dia yang dikata-katai."Aku memang miskin, tetapi orang miskin juga punya harga diri. Aku tidak akan memeras siapa pun. Biar Tuhan mengirimkan petir untuk menyambarku jika aku berbohong," ujar wanita paruh baya dengan tegas.Suzy sedikit bingung ketika mendengar sumpah wanita itu. Saat dia sadar bahwa tempat ini bukan tempat yang nyaman untuk berdebat. Dia berkata kepada Michael, "Coba kau selesaikan masalah ini. Kalau tidak berhasil, jangan pula
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua