Michael kembali ke vila. Menjelang sore hari, Bella kembali ke rumah bersama Michelle dan Evie. Mereka membawa banyak barang belanjaan. Sampai di rumah, barang belanjaan itu terhampar di sofa. Perempuan memang paling bersemangat saat belanja. Terkadang hal ini membuat para pria ketakutan. Mungkin saat mereka menemani para wanita di mal, mereka tidak pusing. Tapi saat di rumah, mereka pasti pusing. Saat Michelle melihat Michael yang memijit kaki Bella, sebersit rasa iri muncul di hatinya. "Pasti menyenangkan punya seorang suami. Kapan ya aku punya suami?" tanya Michelle.Evie bertanya, "Kenapa memangnya?""Carikan aku pacar, dong," pinta Michelle.Evie tersenyum. Dia berkata pada Bella, "Kenapa kamu tidak di kamar saja ? Kamu sengaja bikin iri, ya?"Bella melihat ke arah Michael. Ekspresinya senang. Dengan hati-hati, Bella menarik kembali kakinya dan berkata, "Memangnya aku tidak boleh dipijit suamiku sendiri?"Michelle menggertakkan giginya dan memandang Bella. Dia mengiba
Pertandingan pertama dimulai pukul sembilan malam. Semua orang sangat menantikan pertandingan ini. Kursi penonton terisi penuh. Melihat antusiasme tersebut, membuat Michael mengagumi kepintaran Spence. Jika tidak ada bayaran uang, mungkin tidak akan ada keramaian seperti ini. Setelah pertandingan kedua petinju, penonton seperti bosan. Mereka asyik mengobrol satu sama lain. "Aku tidak tahu apakah lawan yang Spence hadapi akan muncul lagi malam ini. Tapi aku sudah tidak sabar ingin melihatnya bertanding lagi.""Ya, sungguh membosankan jika tidak ada pertandingan itu. Lebih baik aku menonton TV di rumah.""Kamu benar. Mungkin saja orang itu muncul lagi malam ini."Orang-orang di sekitar Michael juga mengatakan hal yang sama. Mereka sama-sama bosan. Dari sini, Michael bisa mengerti mengapa Spence membuat skema bayaran itu.Jika metode ring tinju sama seperti sebelumnya, cepat atau lambat, bisnis ini akan tutup. Walaupun membuat Spence menjadi terluka tapi penonton semakin berseman
"Benarkah? Aku tidak percaya.""Lawannya pasti tidak akan membiarkannya menang.""Sialan, aku tidak ingin memanggilnya master.""Tenang saja. Paling dalam beberapa menit dia akan kalah dan dibawa ke rumah sakit."Meskipun mereka terkejut dengan tindakan Michael, mereka tidak ingin menepati janji mereka. Pasti Michael tidak akan menang. "Malam ini, kita kedatangan tamu spesial. Siapapun yang tertarik untuk ikut bertanding, Anda dipersilahkan ikutan. Bakal ada hadiah seratus ribu yuan," kata sang manajer dengan suara pengeras. Kalimat ini mengundang keriuhan penonton. Meskipun hadiah itu tidak terlalu banyak, uang tetaplah uang. Michael pikir mungkin lawan Spence semalam harus dipancing. Michael harus maju duluan. Kemudian Michael masuk ke dalam ring."Oke, penantang pertama sudah ada. Siapa yang mau melawannya?" tanya sang manajer.Melihat fisik Michael yang tidak bertubuh besar seperti petinju lainnya, penonton terpana. Dalam pikiran mereka, lawan main Michael pasti akan
Kuat!Sangat kuat!Pria muda ini menyerang Michael, seperti gurunya, Victor."Bisa-bisanya kamu yang membalaskan dendam? Untuk orang yang kemampuannya jauh dibawahku," kata sang pria."Bisakah kita berteman?" Kalau begini keadaannya, bukan kabar baik bagi Michael. Dia harus menang.Tapi dia seperti tidak ada rencana. Pria itu tersenyum, "Berteman dengan orang menyedihkan sepertimu? Maaf, aku tidak tertarik."Setelah itu, pria itu berkata dengan suara keras, "Siapa lagi yang akan menantangku demi seratus ribu yuan?"Kemarin malam, semua penonton mendukung Spence. Mereka pengagumnya. Sekarang mereka tidak berani melakukannya. "Karena tidak ada, berarti uangnya jadi milikku?" kata sang pria.Sang manajer melihat ke Michael dan Michael mengangguk. Sang manajer berkata, "Aku akan membawakan uangnya sekarang."Michael kembali ke belakang ring. Sejauh dia melihat, kondisi tangannya baik-baik saja tapi masih kerasa rasa sakitnya. Jika tadi dia salah memberikan respon, dia bakal masu
Mendengar perkataan Kale, Evie mengernyitkan dahi dan bertanya dengan nada tajam, "Apa yang kamu lakukan tanpa seizinku? Aku peringatkan ya, jika kamu terus bertingkah seperti itu, kamu pulang saja."Kale dengan cepat menjelaskan, "Aku menemukan pertandingan tinju ilegal di sini, jadi aku ikut berpartisipasi. Kebetulan aku bertemu dengannya. Keterlibatannya di dunia itu sepertinya tidak sesimpel yang kukira."Tinju ilegal?Perlahan-lahan Evie tersenyum, "Setelah tiga tahun dia menjadi menantu tidak berguna, tiba-tiba dia membeli vila dan terlibat di ring tinju ilegal. Pria ini sungguh menarik."Kale melihat senyum Evie yang tidak pernah dia lihat. TIba-tiba, dia merasakan keinginan untuk membunuh, "Nona, sampah itu tidak pantas bagimu.""Apa kamu pantas?" Evie mendengus, "Dengan siapa aku tertarik, itu bukan urusanmu. Dia suami sahabatku. Jika kamu membuat masalah dengannya, aku tidak akan membiarkanmu begitu saja."Evie tersenyum. Memangnya kenapa kalau dia suami sahabatnya? Kal
"Kamu sungguh percaya diri, ya. Kamu tidak takut kalah?" kata Bella."Setelah pertandingan itu, kamu tahu aku bukan sekedar sombong. Tapi aku benar-benar jago," kata Michael."Pergilah tidur," kata Bella sambil kembali ke tempat tidur. Dia menatap Michael.Michael menaikkan alis matanya. Tidakkah dia tahu kalau posisi tidurnya membuat Michael berpikiran yang tidak-tidak? Keesokan paginya, mereka berolah raga lari ke arah gunung. Saat mereka mencapai puncak, udaranya begitu segar. Mereka menarik napas dalam. "Ngomong-ngomong, Evie juga akan mengikuti pertandingan. Kalian bisa bertanding kembali." kata Bella.Bagi Michael, Evie bukanlah wanita sederhana yang terlihat di permukaan. Saat dia melepas kacamatanya, kepribadiannya berubah. "Seberapa banyak kamu tahu soal Evie?" tanya Michael."Kami kenal dekat saat kuliah. Aku tahu keluarganya. Tapi orang tuanya dapat pekerjaan di luar negeri. Dia ingin membantu keluarganya. Jadi dia ikut pindah dan tidak pernah pulang sampai sekara
Mendekati hari pertandingan, Michael and Evie pergi ke Kota Fuyang menggunakan pesawat. Bella takut sahabatnya kenapa-kenapa. Dia membeli tiket kelas pertama. Dia bisa merasakan ketakutan Evie.Tapi bagi Michael, meskipun dia sudah menyelidiki latar belakang Evie, dia memperingatkan dirinya bahwa dia terlalu banyak berpikir. Tapi nalurinya berkata lain. Dia merasakan Evie menyembunyikan identitas aslinya. Tapi dia belum punya buktinya. Ada empat orang di kelas pertama itu. Selain Michael dan Evie, ada dua orang, pria dan wanita. Mereka terlihat muda, sepertinya baru berumur di awal dua puluh tahun. Setelah mereka tiba di pesawat, mereka mengobrol dan tertawa. Suara tertawa mereka cukup kencang. Hal ini bikin kenyamanan terganggu. Mungkin Evie terganggu, dia pun berdiri dan berjalan ke dua orang itu. Evie berkata, "Maaf mengganggu. Tapi aku ingin istirahat. Bisakah kamu menurunkan suaramu?"Evie bersikap sangat sopan. Tapi kedua orang itu tidak puas dengan sikap Evie. "Memangnya
Meskipun Evie mengejutkannya, Rose tetaplah orang yang akan menjadi pasangannya. Dia tidak bisa kehilangan muka di depannya. "Aku ini pria baik-baik. Bagaimana aku bisa menghadapi pria kasar sepertimu?" kata Oscar."Pria baik-baik?" Michael mendorong Oscar kembali ke kursi. Kemudian dia berkata, "Aku tidak pernah melihat pria baik-baik mendorong seorang wanita. Aku peringatkan kamu, kecilkan suara kalian. Kalau tidak, aku kan menghajarmu sampai kamu masuk rumah sakit."Melihat ekspresi serius Michael, Oscar berpikir di tidak bercanda. Michael tidak ingin memperbesar masalah. Kalau tidak, hal ini akan menyulitkannya. "Jangan lupakan wajah mereka," bisik Rose pada Oscar saat Michael dan Evie kembali ke kursi mereka. Oscar terlihat menakutkan. Dia berkata, "Saat kita sampai di Kota Fuyang, aku akan membalas perlakuannya.""Jika kamu pria sejati, sana. Kembalikan reputasimu," kata Rose dengan kesal. Dia tidak bisa menerima calon suaminya diremehkan orang lain. "Rose, ini di pe
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua