Meskipun Evie mengejutkannya, Rose tetaplah orang yang akan menjadi pasangannya. Dia tidak bisa kehilangan muka di depannya. "Aku ini pria baik-baik. Bagaimana aku bisa menghadapi pria kasar sepertimu?" kata Oscar."Pria baik-baik?" Michael mendorong Oscar kembali ke kursi. Kemudian dia berkata, "Aku tidak pernah melihat pria baik-baik mendorong seorang wanita. Aku peringatkan kamu, kecilkan suara kalian. Kalau tidak, aku kan menghajarmu sampai kamu masuk rumah sakit."Melihat ekspresi serius Michael, Oscar berpikir di tidak bercanda. Michael tidak ingin memperbesar masalah. Kalau tidak, hal ini akan menyulitkannya. "Jangan lupakan wajah mereka," bisik Rose pada Oscar saat Michael dan Evie kembali ke kursi mereka. Oscar terlihat menakutkan. Dia berkata, "Saat kita sampai di Kota Fuyang, aku akan membalas perlakuannya.""Jika kamu pria sejati, sana. Kembalikan reputasimu," kata Rose dengan kesal. Dia tidak bisa menerima calon suaminya diremehkan orang lain. "Rose, ini di pe
Oscar mengeryitkan dahi saat melihat Michael dan Evie masuk ke mobil Carlsen. Meskipun Michael dan Evie tidak berpakaian mewah, Oscar melihat pakaian Carlsen yang merupakan bikinan sendiri. Keluarga Oscar punya banyak rekanan bisnis pembuatan pakaian ternama. Orang-orang yang memakai pakaian seperti itu bukan orang biasa."Oscar, apa kamu lupa percakapan kita di pesawat?" Rose mengingatkan Oscar. Dia tidak melihat pakaiannya Carlsen. Baginya pakaian bermerk itu yang buatan luar negeri. "Jangan cemas, aku tidak lupa dengan ucapanku sendiri. Aku akan menunjukkannya padamu," Meskipun Oscar berkata setuju, dia menjadi hati-hati tentang identitas Michael setelah bertemu dengan Carlsen. Tapi Oscar tidak berani mengatakannya depan Rose."Aku ingin mempermalukan wanita itu," kata Rose sambil menggigit jari. Iri adalah racun wanita yang paling mematikan. Setelah melihat betapa cantiknya Evie saat kacamatanya terlepas, Rose merasa iri. Tapi dia tidak bisa mengatakannya. Jadi dia ingin meru
Setelah meninggalkan hotel, Michael menyadari bahwa seseorang mengikuti mereka. Sepertinya seorang pria sudah mengikuti dari hotel. "Sepertinya kedua orang yang kita temui di pesawat ingin membalaskan dendam. Sebentar lagi mereka akan melakukan aksinya," Michael berbisik pada Evie.Evie membalikkan badannya dan melihat Kale dengan mudah diantara kerumunan orang. Walaupun hanya kelihatan bagian belakangnya, Evie tetap mengenalinya.Kale bertemu Michael di ring tinju. Jika Michael melihat wajahnya, dia pasti akan mengenalinya."Apa yang sebaiknya aku lakukan?" tanya Evie."Tidak apa-apa. Pura-pura saja kamu tidak tahu apa-apa. Jika dia hendak melakukannnya, kita harus lari," Michael tersenyum.Saat mereka berbelok dan tetap berjalan, Evie diam-diam membuat sinyal dengan tangannya. "Apa harus lari? Dengan badan sebesar ini, bukannya kamu bisa berkelahi?" kata Evie sambil tersenyum.Michael menganggukkan kepalanya, "Kemampuanku biasa saja. Lebih baik kita menghindarinya."Evie t
"Cepat keluar."Dengan perintah sang pria itu, Oscar dan Rose segera keluar dari mobil.Cahaya bulan bersinar terang tapi Oscar bisa melihat wajah pria itu. Saat pria itu melepas topengnya, Oscar langsung mengenalinya. Bukankah itu Kale!Oscar menundukkan kepalanya. Dia tidak berani melihat Kale. Kalau dia bersikap macam-macam, bisa-bisa dia dibunuh. "Berlutut," Kale memainkan pisaunya di tangan. Oscar berlutut. Rose juga melakukan hal yang sama. Sikap sombong mereka menjadi hilang di situasi seperti ini. "Kenapa kalian menyakiti bosku?" cemooh Kale."Sepertinya kamu salah orang. Bagaimana bisa aku menyakiti majikanmu? Bahkan aku tidak tahu siapa dia." Ini pertama kalinya Oscar tidak sadar sudah menyakiti majikan seseorang. Kalau untuk melindungi nyawanya, dia bisa menggunakan Rose sebagai pelarian. Di ingatan Oscar, dia tidak mengingatnya sudah menyinggung perasaan seseorang. "Kamu yang merusakkan kacamata bosku. Apa kamu tidak ingat?" kata Kale.Kacamata!Oscar tering
Tidak ada waktu untuk bermain-main. Michael tidak akan menganggap remeh pertandingan ini, jadi Carlsen tidak perlu khawatir. "Ngomong-ngomomg, lebih baik kamu tidak pergi ke mana-mana. Tetap di hotel saja. Sekarang, kondisi Kota Fuyang lagi tidak aman," kata Carlsen."Memangnya ada apa?" tanya Michael."Aku mendengar berita tadi pagi. Ada pembunuhan semalam. Satu orang pria. Satu orang wanita. Leher mereka digorok. Usia mereka masih sangat muda. Sayang sekali." Carlsen menghela napas panjang. Sungguh awal mula kejadian yang buruk di kota yang asing. Leher mereka digorok!Sebegitu bencinya pelaku pembunuhan itu. Dengan segera, Michael menyalakan TV. Kabar pembunuhan itu ramai ditayangkan dalam berita. "Katanya, nama korban itu bernama Oscar. Keluarganya keluarga kaya di kota ini," Carlsen mendesah sekali lagi."Apa katamu?" Saat Michael mendengar berita ini, dia cukup terkejut dan melihat Carlsen. Melihat respon Michael, Carlsen ikut terkejut, "Kenapa, kamu kenal dengannya
Evie dapat melihat pandangan mencurigakan Michael. Dia merasakan keraguan Michael. Sekarang Michael akan bersikap lebih waspada terhadapnya. Setelah itu, Evie membasuh muka dan menyikat gigi. Kemudian dia memakai kacamatanya dan mengganti pakaiannya. Dia pun pergi ke lantai tiga di hotel. Setelah membunuh orang-orang itu, Kale tidak melihat sesuatu yang mencurigakan. Baginya itu sudah keharusan. Di Amerika, dialah yang menjaga Evie. Menjaga Evie adalah kewajiban. Dan dia tidak akan membiarkan seorangpun mendekati Evie.Kalau Evie tidak memperingatkannya, dia sudah membunuh Michael!"Evie." Saat pintu kamarnya terbuka dan melihat Evie, Kale tersenyum. Evie melangkah ke dalam kamar. Setelah menutup pintu, dia menampar Kale. Kale terkejut dengan sikap Evie kali ini. "Sejak kapan kamu bebas berbuat sesukamu tanpa menunggu perintah dariku?" kata Evie dengan nada tajam. "Tapi mereka sudah mengganggumu, jadi takdir mereka adalah mati." Kale menundukkan kepala sambil menggertakkan
"Michael, apa kamu khawatir soal pertandingan?" Melihat ekpsresi Michael yang khawatir, membuat Carlsen menanyakan pertanyan seperti itu. Dia tahu bahwa ini pertandingan pertama Michael. Apalagi ini pertandingan berskala besar. Tekanannya berbeda dengan pertandingan Michael sebelumnya. "Tidak, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Michael.Carlsen tidak tahu apa sebenarnya yang dikhawatirkan Michael. Kemudian dia berkata, "Kenapa kamu tidak membuat dirimu santai sejenak?""Kakek Carlsen, aku baik-baik saja. Aku bisa bermain dengan baik nanti." Tiba-tiba Michael memikirkan sesuatu, dia bertanya, "Kakek, apakah Nigel akan bertanding?""Tidak, dia jarang mengikuti pertandingan internasional seperti ini. Dia sibuk dengan pertandingan dalam negeri. Kenapa memangnya?" kata Carlsen. "Jadi, bukan dia yang akan bertanding denganku? Tapi aku harus mengalahkannya saat ini," kata Michael. Dia sudah berjanji dengan Bella. Kalau dia menang dari Nigel, dia akan mencium Bella. Inilah tujuan
Pertandingan akan berlangsung selama empat hari. Michael memenangkan pertandingan berturut-turut selama dua hari pertama. Baginya, semua lawannya di hari itu tidak memberikan perlawanan yang berarti. Tapi saat hari ketiga, terjadi sesuatu. Evie dikalahkan oleh Peter. Hari itu, pertandingannya berakhir. Tapi Michael masih bertanding. "Bagaimana bisa sistemnya aneh seperti ini? Michael sudah menyelesaikan dua pertandingan tapi dia masih bahkan tidak punya waktu beristirahat. Ini bukan pertandingan yang biasa orang-orang lakukan," kata Evie. Peter akan melawan Michael keesokan harinya. "Kalau sebelumnya, pertandingan cukup mudah dilakukan. Kali ini pihak panita sengaja menyusun jadwal yang begitu ketat hingga membuat lelah mental pemain," kata Carlsen dengan nada marah. Dia berkaca dari pengalaman sebelumnya. Carlsen sependapat dengan Evie. Pihak panitia sengaja mengetes kesabaran Michael yang akan membuatnya kelelahan. "Maksudmu, Nigel bermain curang?" tanya Evie.Carlsen mengan
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua