"Lark, kamu takut? Ada orang yang disegani oleh tuan muda Keluarga Ning?" kata Georgia memanas-manasi Lark.Lark melihat Georgia dengan tajam. "Apa kamu meragukan kemampuanku?"Georgia sedikit takut. "Lark, aku tidak bermaksud begitu. Sudah pasti kamu orang hebat. Siapa yang tidak takut berhadapan denganmu?""Aku hanya memikirkan dia yang bukan orang sini. Agak beresiko. Tapi itu bukan masalah besar," kata Lark.Tiba-tiba Georgia teringat sesuatu. Bukankah kedua orang itu masuk ke klub ini tadi?"Lark, mereka ada di sini. Aku melihatnya saat hendak menemuimu," kata Georgia sambil menunjuk bar di lantai bawah.Lark langsung berdiri. Walaupun wajah mereka tidak kelihatan jelas, jelas sekali dari gaya mereka, mereka bukan orang lokal. "Ayo, kita pergi. Oh ya, jangan lupa janjimu tentang kencan dengan kakakmu," kata Lark sambil tersenyum.Georgia mengikuti Lark. Dia penasaran bagaimana Lark mengatasi masalahnya dengan Michael. Georgia masih mengingat dengan jelas, ejekan pria it
Perkataan Michael membuat Lark tersenyum, "Kamu pintar juga ya? Baiklah, aku tidak akan berlama-lama. Kamu pasti sudah membayangkan apa hukumannya karena kamu sudah menggoda cewekku.""Sebelum itu, kenapa tidak kamu telepon Ayahmu dan Alexander. Tanyakan padanya hukuman apa yang bisa diberikan padaku," saran Michael. Ini kebetulan. Baru saja dia menyelesaikan urusan Cheryl dan bertemu Alexander. "Telepon ayahku?" tanya Lark. "Kenapa ayahku jadi dibawa-bawa ke urusan ini. Aku sendiri bisa melakukannya.""Lark, biarkan aku membantumu. Nanti tanganmu kotor.""Lark, aku saja. Aku akan menghajar orang itu.""Aku …. Aku. Tinjuku terkenal mampu membuat orang pingsan."Hampir sebagian orang yang ada dalam klub, dengan sukarela memberikan bantuan pada Lark. Bagi mereka, ini kesempatan untuk mencari muka. Siapa tahu mereka akan kecipratan kekayaan Lark yang banyak itu. "Sepertinya banyak pengagumku yang bersedia menghajarmu," Lark tertawa. Tentu saja, reputasi dirinya sudah ke mana-mana
Lark mengernyitkan dahi. Semua orang tahu siapa dia dan mereka patuh padanya. Meskipun Michael bukan dari Chengdu, Lark tidak takut menghadapinya. Tapi bukan gayanya untuk mempersulit diri demi seorang wanita. Karena Stephan sudah meminta maaf, tidak ada gunanya memperpanjang urusan ini. "Aku cukup puas melihatnya. Tapi aku peringatkan, jangan sampai aku melihat wajah kalian lagi. Nasib kalian tidak akan seberuntung ini nantinya," kata Lark.Sebaliknya, Georgia masih belum puas karena Michael tidak ikut berlutut dan meminta maaf. "Lark, orang itu juga menghinaku. Kenapa dia ...""Sayangku, siapa yang membantumu?" kata Lark dengan nada tajam.Melihat Lark yang kesal, Georgia menjadi takut. "Tentu saja, dirimu.""Bagus. Kamu mengerti. Kalau tidak, aku akan memberikan hukuman," kata Lark."Ya," jawab Georgia dengan ketakutan."Pergilah," kata Lark pada Michael."Cepat pergi. Kenapa masih berdiri di situ?""Keluar dari klub ini. Awas saja kalau kalian muncul lagi di sini.""Da
Simon Lu mengadakan pesta setiap tahunnya. Momen ini tidak hanya menjaga nama baiknya tapi juga menjaga hubungan dengan koleganya. Keluarga Lu dan Keluarga Ning sama-sama memiliki bisnis shopping mall besar di Chengdu. Meskipun kedua mall itu selalu ramai dikunjungi orang, sebenarnya diam-diam mereka bersaing. Tujuannya ingin menjadi pebisnis terbaik di Chengdu. Hal ini mempengaruhi lingkaran bisnis di Chengdu. Sama-sama terbagi menjadi dua. Pesta Simon menjadi ajang mereka mencari kesempatan bisnis. Tentu saja, pada pesta itu tidak hanya orang-orang bisnis yang datang. Tapi juga tokoh-tokoh penting. Mereka mencari kesempatan menjalin kerjasama di acara itu. Pagi harinya, Michael sarapan bersama Stephan. Saat mereka hendak berangkat ke acara pesta, Michael tersenyum kecut. Mobilnya rusak lagi. "Sialan. Mobilku rusak lagi," kata Michael sambil melihat-lihat bagian yang rusak. "Siapa yang melakukan ini? Kamu mesti mencari pelakunya. Dia harus dihukum," kata Stephan."Akan ak
"Meskipun kamu tidak punya uang sepeserpun di kantong, kamu haru bisa berpura-pura menjadi orang kaya," kata Stephan."Aku kasih kamu uang sepuluh juta pun, kamu tetap tidak akan seperti orang kaya. Apa gunanya kalau begitu?" kata Michael.Seketika semangat Stephan berkurang. Tapi dia mengangkat kepalanya. "Terima kasih sudah mengajakku ditengah kesibukanmu.""Sama-sama. Kamu boleh berbicara kapanpun kamu mau." Michael terkejut sendiri mendengar perkataannya. Padahal dia baru kemarin berinteraksi dengan Stephan. Sekarang dia menerima rasa terima kasih Stephan. Mungkin sebentar lagi dia akan mengikuti gaya Stephan. Bagi Michael, orang-orang yang datang saat ini memiliki kepentingan masing-masing. Sepertinya mereka punya hubungan baik dengan Simon Lu. Otomatis mereka tidak punya hubungan baik dengan Alexander Ning. Michael memahami kepentingan dalam dunia bisnis. Dia sudah tertarik dengan dunia bisnis sejak remaja. Bisnis itu sendiri punya beberapa rahasia. Setelah menemukan pos
"Tolong perlihatkan kartu undangan Anda, Tuan," kata satpam pada Michael"Tidak," jawab Michael."Tidak?" Sang satpam mengernyitkan dahi. Kartu undangan Simon Lu memiliki nilai lebih. Walaupun acaranya sudah lewat, kartu tersebut menunjukkan kebanggaan sang pemilik karena bisa berpartisipasi di acara mewah ini. Jadi orang-orang pasti tidak akan menghilangkan kartu tersebut. Orang di depannya sudah mengatakan tidak. Berarti dia tidak diundang sama sekali. "Dia penyusup. Bawa dia pergi," kata Georgia.Sang satpam melirik ke Georgia. Kalau sampai Simon Lu tahu masalah ini, nasibnya akan lebih parah sekedar dipecat. Dia bisa tidak mendapatkan pekerjaan di Chengdu."Kalian berdua, ikut aku. Kalau sampai melawan, terpaksa aku akan menggunakan kekerasan," kata sang satpam.Michael tetap dengan jawabannya, "Aku diundang langsung oleh Simon Lu. Kenapa kamu tidak bertanya dulu padanya?""Aku tidak mengira kamu punya nyali buat berbohong. Simon Lu mengundang langsung katamu? Memangnya kam
Sang asisten kebingungan. Bukannya Simon Lu mengundang pria itu sebagai tamu VIP? Mengapa dia menyuruhnya menunggu? Pikiran Simon tidak bisa dipahami oleh orang seperti dia.Setelah berkompetisi sekian lama dengan Alexander Ning, dia sudah mengalami posisi menang dan kalah. Tapi Simon belum mendapatkan kartu emas untuk mengalahkannya. Tapi nampaknya pesta hari ini bakal menjadi kesempatan baginya mendapatkan kartu tersebut. Dia tidak tahu siapa sebenarnya Michael, tapi dia melihat kalau Michael punya aura berkuasa. Jika Lark membuat masalah dengannya, bukannya itu sama saja dia menyeret ayahnya untuk menanggung kesalahannya? Ini kesempatan yang diberikan oleh langit. Bagaimana bisa Simon Lu membiarkannya?"Kamu mau pergi sukarela atau aku yang akan menyeretmu keluar?" kata sang satpam pada Michael. Michael menatap Lark, “Urusan ini bukan bagianmu.""Tentu saja. Aku hanya ingin acara paman Simon tidak rusak karena ulahmu. Lihat sekelilingmu." Lark menunjuk sekelilingnya,
Georgia sangat senang melihat Lark dan Michael saling berhadap-hadapan. Michael pasti babak belur. Dia tidak sabar melihatnya. Georgia ingin memberi pelajaran pada Michael, sebagai akibat dari menyinggung perasaannya. "Beraninya, kamu melawan Lark. Tahu tidak dia siapa?" kata Georgia dengan niat memanas-manasi situasi. Lark tidak mendengarnya sama sekali. Dirinya merasakan kemarahan yang luar biasa dan ingin membunuh Michael.Para satpam itu tidak menyangka kalau Michael sanggup melawan Lark. Walaupun Keluarga Lark adalah lawan bisnis Simon, tapi kalau sampai Lark terluka di pesta ini, bagaimana mereka menjelaskan pada ayahnya, Alexander? Beberapa satpam segera menangkap Michael dan berusaha menyeretnya pergi. "Apa yang kalian lakukan!" kata Simon yang memperlihatkan dirinya. "Tuan Lu.""Tuan Lu.""Tuan Lu."Para tamu memberinya jalan. Simon mendatangi satpam dan bertanya, "Ada apa ini?"Mereka ketakutan. Tapi apa boleh buat, mereka harus jujur. "Tuan Lu, aku minta maaf
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua