“Sari ….” Parza menyapa Sari dengan senyuman.Sari masuk dengan mengenakan penutup kepala. Dia berkata, "Aku bertemu Pemimpin Keluarga Fang. Aku bertemu tetua Onn. Aku bertemu …."Ketika Sari melihat Bogy, dia terdiam. “Nona, jangan remehkan orang yang terlihat tua. Jika terluka, mereka bisa pulih dengan cepat. Kamu melihat buktinya. Setelah kalah pertarungan, reputasinya hilang dan dia menjadi pecundang," Jeny berkata dengan sinis.Sari berpura-pura terkejut, "Jeny!"Jeny berhenti bicara. Dia memandang Bogy dengan tatapan jijik. Biasanya Bogy akan marah, tapi saat ini dia tersenyum malu-malu. Bogy berkata, "Sari."“Jangan terlalu akrab. Semua orang tahu kamu hendak memberi pelajaran pada nona,” Jeny mengingatkan Bogy lagi. Raut wajah Bogy berubah. Apa yang bisa dia lakukan selain memasang wajah tersenyum masam?“Jeny, kamu selalu mengolok-olok orang tua ini," Bogy tersenyum kecut. Kemudian dia menatap Sari sambil berkata, "Aku sudah semakin tua. Terkadang pikiranku jadi
Di gurun pasir yang terik ini, suhunya tidak cocok untuk ditinggali manusia. Namun sejak zaman dahulu, tempat yang bisa dihuni manusia memiliki ciri khasnya masing-masing.Di daerah ini, mustahil ada yang tinggal. Namun kenyataannya mereka menemukan cara khusus untuk menahan panas yang terik.Giok es adalah dasar dari metode menahan panas. Semuanya berasal dari giok es.Bahkan giok es yang digunakan di Kapal Bunga atau di tembok kota hanyalah sebagian kecil dari giok es. Bagi masyarakat gurun, jika giok es yang asli muncul, hal itu sangat berharga. Oleh karena itu, sejak zaman kuno, ada aturan tidak tertulis di dunia gurun yang bisa mendapatkan giok es murni disebut Dewa Es Gurun.Dewa Es Gurun dikagumi oleh masyarakat gurun!Sebelumnya Dewa Es menyukai empat keluarga. Reputasi empat keluarga itu menjadi terkenal. Namun, beberapa tahun yang lalu, Dewa Es tiba-tiba menghilang. Keempat keluarga besar berusaha mencari dewa. Bahkan mereka ikut mencari keberadaan giok es murni. Se
"Sialan!"Michael menjerit. Tubuhnya tersentak. Tubuh Michael dibalut perban putih seperti kepompong ulat sutra. Setelah batu lima elemen memulihkan luka bakar dan dibantu giok es, Michael jadi tidak sakit lagi"Michael, kamu sudah sudah bangun."Trenggiling sedang tertidur di samping tempat tidur Michael. Dia terbangun karena mendengar teriakan Michael. Untuk sesaat, si trenggiling tidak tahu harus berbuat apa. Begitu mendengar keributan itu, Dina dan pelayan lainnya buru-buru membuka pintu setelah kembali dari kamar Bella. Dibantu pelayan, balutan perban kain Michael dilepas perlahan-lahan. Mereka melihat tubuh ramping dan wajah tampan Michael. Dina dan lainnya tercengang.Bukankah laki-laki itu ... jelek?Laki-laki ini menderita luka bakar, kan? Ternyata bukan luka bakar!Batu lima elemen berhasil memperbaiki luka Michael. Hasilnya Michael jadi lebih tampan. Saking tampannya, Dina dan pelayan lainnya tidak bisa berkata-kata. Michael mengerutkan dahi. Dia melihat se
Begitu melihat tatapan Michael, mau tidak mau trenggiling bertanya, "Kenapa ... ada apa?"Michael tidak menjelaskan pada trenggiling. Pikirannya jadi sibuk. Ini tidak benar. Bahkan bisa dikatakan semuanya kacau.Jeny mengatakan pada Michael bahwa posisi Dewa Es diteruskan dari generasi sebelumnya bersama giok es. Namun faktanya Michael menerima giok es itu bukan dari Dewa Es, tapi dari Dewi Ulat Sutra. Ini salah!Jeny juga mengatakan bahwa Dewa Es Gurun sebelumnya menghilang beberapa ratus tahun yang lalu. Posisi itu kosong hingga kemunculan Michael. Michael menduga usia Dewi Ulat Sutra setidaknya berumur ratusan tahun juga. Kalau dugaannya benar, dewi itu menyamar menjadi Dewa Es. Namun kalau dewi itu bukan Dewa Es, kenapa dia memberikan giok es pada Michael dan mengajarkan cara menggunakannya?Michael baru tahu kalau giok es itu membutuhkan persetujuan agar kekuatannya bisa digunakan. Ini persis seperti Michael menggunakan Kapak Pangu. Mungkin orang lain bisa mengay
Dina dan pelayan lainnya menatap Michael dengan tatapan tajam. Laki-laki itu ....Laki-laki tampan ini … Dewa Es Gurun?Ini sulit dipercaya. Dinda dan pelayan lainnya membeku. Mereka tidak tahu harus berkata apa. Michael tersenyum masam mendengar si trenggiling mengutuki dirinya. Dia bangkit dari tempat tidur dan menatap jendela dan langit malam.Michael tidak keberatan dibilang pecundang atau apa pun sebutan buruk. Pendiriannya tidak berubah. Hatinya tetap milik Bella.Ketika Michael merindukan Bella, suasana rumah wali kota menjadi lebih hidup.Baik di halaman depan dan halaman belakang rumah besar itu, para pelayan memasang lentera di setiap sudut rumah. Nuansa bahagia menyelimuti rumah tersebut. Pernikahan tuan muda akan diselenggarakan besok hari. Kemudian pemimpin Keluarga Fang mengumumkan malam itu, dia akan mengadakan pesta khusus untuk menyambut Dewa Es yang baru.Pesta tersebut menambah semangat para tamu. Tidak hanya di dalam rumah wali kota, masyarakat di Kota
Laki-laki dari Dataran Tengah?Apa jangan-jangan … Michael?!Melihat sikap Bella yang kembali semangat, Dina pikir bujukannya tepat. Topik laki-laki tampan memang sulit diabaikan. Dengan cekatan Dina dan pelayan lainnya mengambil perlengkapan mandi dan langsung menyiapkan Bella. Bella langsung tersadar. Bagaimana mungkin dia melupakan hal penting? Meskipun laki-laki itu berasal dari Dataran Tengah, bukan berarti dia adalah Michael. Jumlah laki-laki di Dataran Tengah sama banyaknya dengan butiran pasir. Beginilah kalau pikiran logisnya tidak sering dilatih. “Ngomong-ngomong, tentang laki-laki tampan ini, apa kamu tahu namanya?” Mau tidak mau Bella akhirnya bertanya. “Nama?” Dina mengerutkan dahi sambil menyisir rambut Bella. Dia mencoba mengingat-ingat lagi, “Kalau tidak salah, namanya Trenggiling.”Trenggiling?Mendengar nama asing itu, cahaya yang bersinar di mata Bella menjadi padam.Bella sudah tahu ini kenyataannya. Mengapa repot-repot bertanya? Michael tidak tahu
Akhirnya Bella setuju dengan permintaan Dina.Meskipun Bella tidak ingin menghadiri perjamuan malam ini, dia paham Dina dan keempat pelayan lainnya pasti akan dihukum oleh pemimpin Keluarga Fang kalau dirinya tidak datang.Meskipun Bella tidak mau datang, tapi dia tidak ingin orang yang tidak bersalah terlibat."Nona sangat cantik."Dina dan keempat pelayan lainnya merasa senang karena akhirnya Bella setuju untuk datang. Bella tampak secantik surga.Bella tidak mempedulikan kata-kata pujian Dina. Dia melihat Parza pergi dari pondok lain. Si trenggiling masih berdiri melihat kepergian Parza. Kemudian dia merasakan ada sosok Bella dan membalikkan badan. Keduanya bertatap muka. Si trenggiling tampak penasaran dengan Bella. Sedangkan Bella tampak sedih. “Di situkah tempat tinggal Dewa Es?” tanya Bella dengan nada lembut.Dina mengangguk, "Benar, Nona."Meskipun seulas senyuman tipis muncul di wajahnya, perasaan Bella hancur. Seperti yang dia duga. Sosok Dewa Es itu … bukan dia
Pintu pondok di sebelah Michael terbuka. Jeny mengikuti Sari berjalan keluar. "Nona ..." Jeny merasa sedih melihat Sari yang menatap pondok Michael. Dia dan Sari tumbuh bersama sejak kecil. Karena itu, Jeny memahami perasaan Sari meskipun Sari tidak mengatakan apa-apa. Apalagi menyangkut Michael. Meskipun Sari jarang keluar rumah, tapi dia memiliki pengetahuan luas. Sari juga mudah memahami orang lain. Namun baru kali ini Jeny melihat Sari yang sedih karena perasaannya tidak berbalas. “Apa kamu ingin bertemu dengan mereka?” tanya Jeny. Meskipun keduanya sudah mendengar percakapan antara Parza dan si trenggiling, tapi Jeny tetap bertanya pada Sari. “Aku masih ingat dengan kejadian kemarin,” Sari menggelengkan kepalanya, “Biarkan dia pergi.”"Tapi ..." Jeny ingin mengatakan sesuatu, tapi Sari menatap Jeny. Kemudian dia berjalan ke depan. Siapa yang sangka perempuan sekelas Sari bisa sedih karena ditolak oleh seorang laki-laki? Sementara itu di aula depan, terdengar kemeria