"Di mataku ...." Michael berkata, "Meskipun penduduk desa itu bukan jagoan, mereka adalah orang-orang sederhana dan baik hati.""Kalian yang aneh. Kalian tidak berani keluar karena takut dianggap monster. Dengan aksi kalian seperti ini, itu menunjukkan bahwa kalian sebenarnya hanyalah pecundang. Kalau aku jadi kalian, aku sudah pasti malu untuk keluar!"Anggota Keluarga Taowu dan Prabawa tercengang mendengar ucapan Michael. "Bajingan. Seenaknya saja kamu bicara. Aku akan merobek mulutmu," ujar Tetua Kelima, Param, mengeluarkan energi Iblis. “Bunuh dia!” teriak Param. Dia melambaikan tangannya.Dipimpin Param, mereka bergegas berjalan menuju Michael. “Hutang darah dibayar dengan darah!” ujar Michael dengan nada dingin. Dia mengenggam erat Api Langit Roda Bulan. Seluruh tempat itu menjadi berantakan. Buru-buru Sannan memerintahkan Keluarga Kilin untuk menghindar. "Wuzz! Wuzz!”Michael tampak seperti harimau yang bergegas melaju ke arah kawanan domba. Api Langit berubah menj
Krak!BOOOM! Pedang Michael menyala dengan aura merah dan biru. Param merasa pusing. Tubuhnya basah karena keringat deras!Tanpa sadar, Param mengangkat pedang di tangannya untuk melawan!BOOOMTanah di bawah kaki Param retak. Retakannya menyebar ke sekelilingnya. Orang-orang di sekitarnya terpental akibat energi tersebut. "Apa!""Hebat!"Para tetua Keluarga Kilin tercengang menyaksikan pertarungan tersebut. "Siapa yang menang?""Apa pertarungan ini sudah selesai?"Baik Michael dan Param masih memasang kuda-kuda dengan memegang erat senjata masing-masing. Yang satu ada di atas udara. Yang satu menjejakkan diri di atas tanah. Pedang Api Langit dan pedang Iblis saling menyerang. "Dasar sombong," Param berkata sambil meludah dengan jijik. Dia mencoba percaya diri. Param adalah Tetua Kelima Keluarga Taowu. Tetua adalah mereka yang memiliki kebijaksanaan dan ilmu bela diri yang bisa dibagikan kepada generasi muda. Ilmu pedang tetua kelima adalah salah satu ilmu yang terk
Param menarik pedang di tangannya. Michael juga menarik pedangnya dan menebas langsung di bahu Param. Pedang Api Langit begitu tajam. Saking tajamnya pedang itu bisa menembus daging dan tulang. Jangan lupakan api yang selalu mengelilingi pedang. “Ah!” teriak Param kesakitan. “Tetua Kelima!” ujar Prabawa dengan kaget."Prabawa, kita sudah kalah. Pergilah!" teriak Param. Sambil menahan rasa sakit, dia menahan pedang Michael di bahunya dan menerjang maju. “Apa?” Prabawa terkejut."Kalian! Kenapa diam saja? Cepat bawa pergi tuan muda," Param segera berteriak pada para murid yang yang masih hidup.Michael mengerutkan dahi. Raut wajahnya berubah kaku! Pantas saja laki-laki tua ini menyerah dengan mudah. Rupanya dia ingin mengulur waktu supaya Prabawa bisa melarikan diri. “Prabawa, jangan lupakan keinginan keluarga kita,” ujar Param. Detik berikutnya, tubuhnya memancarkan cahaya kemerahan dan hitam!"Dia mau meledakkan dirinya sendiri!" Sannan memperingati orang-orang dengan sig
Sannan mengerti maksud si trenggiling. Dia berkata pada Michael, "Ayo kita masuk."Sannan menepuk bahu Michael dengan ringan dan mengundangnya masuk ke dalam aula utama. Michael melirik ke belakang dengan enggan. Rasanya tidak rela membiarkan Prabawa melarikan diri seperti ini. Saat ini Prabawa dan para murid yang masih hidup sudah melarikan diri dan bergabung dengan lainnya. Seperti yang diperkirakan Sannan, meskipun niat Prabawa datang ke Keluarga Taowu untuk melamar, tapi mereka memikirkan langkah ke depan. Ada tentara elit Keluarga Taowu sudah menunggu di luar gunung. Jika Keluarga Kilin berani melawan, Prabawa dan tentara elit yang sudah menunggu di luar gunung akan langsung menyerang tanpa ampun. Namun, rencana hanya tinggal rencana. Tidak ada yang menduga kejadiannya akan seperti sekarang ini. Prabawa kalah telak. Param mati. Rencana Keluarga Taowu gagal total. Ketika Prabawa mendengar ledakan energi, kemarahannya bangkit lagi. Dia ingin kembali ke sana. "Tuan
Seorang tetua menatap Michael dan membuka mulutnya.Michael mengerutkan dahi dan mendapat firasat buruk. Dia tidak ingin menjawab pertanyaan tetua itu. Namun karena semua orang menatapnya, Michael menyerah dan berkata, "Ada apa Tetua?""Hei, bagaimana kamu bisa bertanya langsung pada Pahlawan Michael? Apa kamu lupa sopan santun? Bertanyalah pada pemimpin dulu.""Itu benar, dasar laki-laki tua bodoh."Para tetua itu saling mengejek, tapi mereka saling tersenyum. "Baiklah. Aku bertanya padanya. Pemimpin, apa kamu puas dengan Michael?""Itu pertanyaan konyol dan kamu masih bertanya."Sannan ikut tertawa. Namun ketika dia hendak bicara, Tetua Ketiga sudah menginterupsi, "Di zaman dulu, ada pepatah laki-laki emas dan perempuan giok. Mereka berbakat dan cantik. Hari ini kita semua melihat buktinya di depan mata.""Kata-kata Tetua Ketiga bagus. Semakin kamu melihatnya, semakin kamu menyukainya. Laki-laki itu tampan dan memiliki level kekuatan tinggi. Perempuan itu adalah perempuan an
Pipi Priska bersemu merah. Dia menundukkan kepalanya dan terdiam. Setelah beberapa menit, Priska bergumam, "Untuk urusan perjodohan, aku tidak punya hak untuk mengambil keputusan. Aku kembalikan lagi pada Ayah!"Priska masih menundukkan kepalanya. "Oh, jadi sekarang kamu menyerahkan keputusan pada ayahmu? Waktu Prabawa datang melamar, kamu tidak bersikap seperti ini.""Hahaha … aku masih ingat ketika Prabawa datang pertama kali dan kamu menolaknya dengan tegas.""Ya, kamu bilang tidak akan menikah meskipun kamu mati!"Priska jadi lebih malu. Kepalanya bisa berasap karena rasa malu. “Kalian bisanya hanya menertawakan aku,” ujar Priska. Meskipun ucapannya seperti sedang kesal, tapi sorot matanya terlihat gembira. Priska berdiri dan meninggalkan aula utama dengan wajah merah."Hahahaha!"Semua anggota Keluarga Kilin tertawa bahagia.Sebaliknya, Michael terdiam melihat betapa bahagianya anggota Keluarga Kilin. Saking kesalnya, ingin rasanya Michael menghancurkan tempat itu.Per
Sannan menatap Michael dengan terkejut. Detik berikutnya, dia tersenyum dan berkata, "Aku mengerti!""Sannan, kamu setuju? Tapi …. " Giliran si trenggiling yang bingung. Si pemimpin tidak menyangka Michael akan menolak perjodohan, tapi dia bisa mengerti. Ini aneh sekali. "Pahlawan Michael memiliki level kekuatan tinggi. Dia adalah naga di antara jagoan. Sejujurnya orang seperti dia cocok untuk perempuan phoenix. Apa yang bisa dilakukan Priska?" Sannan tertawa. "Pemimpin, kamu terlalu meremehkan putrimu. Priska itu sangat kuat. Aku hampir tidak bisa menandinginya. Hanya saja aku sudah memiliki istri. Dia adalah satu-satunya perempuan yang ada dalam hidupku," Michael menjelaskan situasinya pada Sannan.“Satu istri untuk selamanya. Tentu saja. Menikah adalah hubungan jangka panjang. Itu bagus,” Sannan setuju dengan Michael. "Sialan. Hei, Pak Tua, apa kamu sudah gila? Bagaimana kamu masih tertawa ketika di depanmu ada calon menantu yang sempurna yang menolak dijodohkan?" tanya si
Michael mengerutkan dahi melihat reaksi Sannan setelah dia mendengar tentang batu lima elemen. Dia tidak menyangka akan melihat reaksi pemimpin Keluarga Kilin itu ketakutan seperti itu."Pemimpin, apa yang ...." Michael hendak bertanya tapi Sannan langsung menginterupsinya, “Kenapa kamu punya batu itu?” Sannan menatap Michael dengan gugup.Michael jadi bingung."Ini ... ini ..." Sannan mendekati Michael dan meraih tangan Michael yang memegang batu lima elemen, "Jauhkan batu dariku. Jangan sampai ada orang lain yang tahu! Lebih baik kamu tidak tahu asal usul batu tersebut!"Sannan melihat sekeliling dengan cemas. Dia takut ada orang lain yang melihat batu tersebut. Sikap Sannan membuat Michael semakin penasaran. Bukankah mereka ada di daerah kekuasaan Keluarga Kilin? Aneh sekali Sannan bersikap seperti bukan pemimpin Keluarga Kilin. Sannan juga tidak mau menjelaskan apa pun saat itu juga. Hal ini membuat Michael merasa tidak nyaman.Si trenggiling berkata, "Kamu lihat sendi
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua