Cameron menganggukkan kepalanya.Apakah dia ingin tahu?Cameron betul-betul ingin tahu! Keinginan itu merasuki hingga sumsum tulang belakangnya!Setiap orang menginginkan kekuatan lebih. Kekuatan yang bisa mereka dapatkan dalam waktu singkat. Apalagi untuk Cameron sebagai orang yang sangat peduli pada status dan kedudukan. "Tempat ini sudah kehilangan keanggunannya. Mari kita pindah ke tempat lain."Axel melirik Arum kemudian berbalik dan berjalan melalui tangga ke bawah.Di situasi seperti ini, bagaimana mungkin Cameron masih peduli dengan kondisi Arum yang mengenaskan? Cameron takut kesempatan Axel memberitahu rahasianya tidak akan terulang lagi. Jadi dia mengikuti Axel turun ke bawah. Para pengawal saling memandang satu sama lain. Kemudian mereka mengangguk dan ikut turun ke bawah. Di loteng tersebut, jejak darah ada di mana-mana. Belum lagi mayat-mayat perempuan penghibur. Yang tersisa hanyalah Arum. Itu pun kondisinya menyedihkan. Pakaiannya berantakan. Tubuhnya berlumu
Selain pakaian hitamnya, pria itu dikelilingi oleh energi hitam. Dari pria itu keluar aura tenang yang begitu terasa ke seluruh tubuhnya.Seringai di wajah Cameron langsung menghilang. Dia ikut berdiri dengan gugup. Nalurinya berkata bahwa pria yang muncul di depannya tidak bisa diremehkan. Tidak, lebih tepatnya, pria ini adalah orang yang sangat berbahaya.Lihat saja dari cara jalannya. Energi yang terpancar keluar darinya begitu menekan udara. Bahkan bernapas pun terasa sulit.Orang seperti ini sangat jarang Cameron temui sepanjang hidupnya.Cameron tidak akan berani membuat kesalahan. Dia menundukkan kepala. Cameron berharap pria itu bisa melihat bahasa tubuhnya yang tidak ingin membuat masalah. Meskipun Axel tidak mengatakan apa-apa, Cameron bisa menduga pria misterius inilah yang menjadi alasan dia menghilang lalu berubah. Dari orang ini juga Axel belajar bela diri. “Kepala Keluarga Fu. Itu kamu, bukan?” Pria misterius itu tersenyum, tapi nada suaranya membuat kulit kepa
Dalton sudah lama mati. Kenapa … kenapa dia masih hidup?!Apa jangan-jangan dia memalsukan kematiannya?Tidak mungkin. Hal itu sama sekali tidak perlu."Kamu ... Tuan Ye? Wali Kota Tianhu?" Cameron bertanya sambil mengerutkan kening. Suaranya menunjukkan rasa tidak percaya. "Bukankah ... bukankah kamu sudah mati?"Seketika perasaan takut melintas di mata Cameron.Mungkinkah Dalton yang berdiri di depan Cameron ini adalah sosok hantu?! Pakaian mereka memang agak mirip."Mati?" Dalton tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "Untuk menjadi orang bijak, cara berpikirnya harus paham diri sendiri. Mereka yang mencari kebenaran prinsip pasti membuat kesalahan.""Sama seperti gelas wine di tanganku. Ketika kamu menuangkan wine ke dalam gelas, maka jelas itu adalah gelas wine, tapi jika kamu menuangkannya ke dalam cangkir teh, apakah lalu cangkir itu disebut adalah cangkir wine?"Cameron tidak bisa menjawab pertanyaan Dalton. Tapi detik berikutnya dia mengangguk. Memang. Seseorang
"Gu … Gugi?"Itu benar. Sosok pria di balik penutup itu bukanlah Dalton, tapi pemimpin Keluarga Gusu, Gugi!Putranya Pitt pernah menjadi menantu Keluarga Fu. Cameron sendiri yang memilihnya. Waktu itu Michael menggagalkan pernikahan Pitt dengan Bella. Setelah hari itu Cameron tidak pernah mendengar kabar keluarga itu lagi.Cameron tidak mengerti. Bukankah pria yang berbicara di depannya ini Dalton? Kenapa wajahnya adalah wajah Gugi?!“Mungkinkah Gugi dirampok rumahnya?” pikir Cameron sambil mengerutkan kening. "Tepat sekali!" cibir Dalton. Cameron terkejut. Padahal dia hanya berpikir tidak bersuara tapi Dalton bisa tahu hal itu. “Jangan terlalu cepat terkejut, pemimpin Keluarga Fu. Kamu masih belum melihat yang berikutnya,” Dalton menutup matanya. .Mendadak timbul retakan di lantai paviliun itu. Pilar-pilar paviliun itu juga berubah menjadi pasir. Gelas wine dan mangkuk giok di atas meja Cameron meleleh dan berubah menjadi air. Cameron mengangkat tangannya begitu melihat
Cameron sedikit terkejut dengan pertanyaan Dalton. Namun, dia adalah orang yang serakah. Bagaimana mungkin dia peduli dengan keanehan pertanyaan tersebut?!"Cameron berani menerima risiko belajar!" ujar Cameron dengan lantang. “Oke, karena kamu berani, aku akan mengajarimu. Tapi aku punya syarat.“ "Tuan Ye … katakan saja."Dalton tersenyum lembut, "Setelah aku meninggal, Gugi adalah orang pertama yang aku cari. Aku mengajarinya Jurus Magis Tak Terkalahkan. Sebagai gantinya dia membantuku mengumpulkan sisa nyawaku dan menghidupkannya. Sayang sekali bocah tua jahat dan tidak tahu malu. Karena itu aku berakhir seperti ini ....""Cameron berbeda dengan Gugi. Kita punya hubungan keluarga. Pasukan Keluarga Yefu siap sedia. Jika aku belajar darimu, aku akan patuh mematuhi perintahmu," buru-buru Cameron berkata. Dia mengerti maksud Dalton. Dalton mengangguk, "Pemimpin Keluarga Fu sadar. Itu baik sekali. Jangan cemas. Jika kamu mengikutiku, kamu tidak akan diperlakukan buruk. Di masa
Cameron tertegun. Tempat ini sangat biasa. Bagaimana mungkin tempat ini disebut tempat penuh kemewahan? Namun, dia tidak berani membantah. Cameron mengangguk dengan patuh. Dia berjalan masuk ke pintu masuk dan mengikuti tangga ke bawah.Semakin lama kamu turun, semakin terlihat ada ruangan di bawah tanah itu. Sepertinya ruangan tersebut cukup lebar. Kegelapan di sekitar mereka sedikit berkurang. Ada beberapa lilin di dinding ruangan tapi itu tidak cukup untuk kamu bisa melihat tangga di bawah kakimu. Ketika kamu berjalan, terdengar suara langkah kakimu yang menggema di ruangan tersebut. Cameron menduga ruangan bawah tanah itu sangat besar.Cameron tidak berani membuat masalah jadi dia hanya bisa mengikuti Axel.Ruangan itu sangat gelap dan aneh. Cameron merasa sedikit gelisah.Beberapa menit kemudian, Axel berhenti berjalan. Cameron juga berhenti. Matanya mulai mencari-cari dalam kegelapan. Napasnya tertahan. Dia terdiam.Tempat ini sangat gelap dan tersembunyi di bawah tanah. T
Luas ruangan bawah tanah itu puluhan kali lebih besar dari yang diharapkan Cameron. Cameron berdiri dari kursinya. Dia tidak bisa melihat ujung kiri dan ujung kanan ruangan tersebut seolah-olah ruangan itu sebesar lusinan lapangan sepak bola.Yang membuat Cameron terkejut bukanlah luas ruangan tersebut, tapi isinya.Dari sisi kiri dan sisi kanan, ada deretan sel penjara. Cameron tidak bisa menghitung berapa banyak sel-sel penjara tersebut. Namun, jika kamu mengira-ngira jumlahnya, mungkin ada ribuan sel penjara. Isi tiap sel penjara itu sangat sederhana. Hanya ada beberapa batang kayu yang ditancapkan ke dalam tanah. Batang-batang kayu itu saling mengelilingi sehingga kamu bisa melihat dengan lebih jelas. Mereka yang disekap di sana bukanlah tahanan, tapi para perempuan yang terlihat masih muda.Ketika penerangan di ruangan tersebut cukup terang, beberapa perempuan membuka matanya dan melihat kanan dan diri. Beberapa perempuan sedang menatap kosong ke depan mereka. Sorot mata me
Cameron menjadi semakin bingung setelah mendengar penjelasan Axel. Namun dia merasa siap untuk bergerak."Jurus Magis Tak Terkalahkan mempunyai kemampuan untuk mengontrol tubuh seseorang atau menggunakan kekuatan pikiranmu untuk menghancurkan seseorang. Jurus itu punya level yang berbeda-beda,“ kata Axel.“Bagaimana cara untuk mendapatkannya?” tanya Cameron. "Biarkan perempuan-perempuan itu menangis dengan putus asa. Biarkan mereka tahu mereka tidak bisa menolak. Itu adalah cara terbaik untuk menyempurnakan jurus itu. Seperti yang kulakukan pada Arum,” Dalam hitungan detik, Axel berpindah dari sebelumnya di samping Cameron menjadi di depan sel penjara paling jauh. Begitu melihat kedatangan Cameron, mata perempuan yang ada dalam sel segera melebar. Dia menjerit-jerit dan berusaha menjauhi Axel. Jantung Cameron berdebar kencang. Detik berikutnya tubuhnya bergerak mengikuti Axel karena dorongan haus kekuatan.Tidak ada bulan yang muncul di langit malam itu. Sebaliknya langit dip