Sikap para pengawal yang menjaga pintu masuk gua berubah menjadi lebih ramah. Mereka lalu menyapa sosok itu dengan ramah, “Selamat datang."Sosok seperti peri itu perlahan-lahan berjalan masuk ke dalam gua tanpa membalas ucapan pengawal. Jika kamu berada di luar gua kamu bisa mencium bau darah. Begitu kamu masuk ke gua, bau darah itu bisa membuatmu muntah. Bahkan kamu tidak bisa berdiri saking mualnya. Di tengah-tengah gua itu ada sosok seorang wanita yang sedang duduk dengan Anggun(anggun). Sosok itu adalah Lana.Di samping Lana ada para pelayan dengan lembut mengipasi dan memberinya makan.Lana buru-buru duduk tegak begitu melihat ada yang datang. Bersama para pelayannya dia berlutut dan berkata, "Selamat datang Nona."Sosok peri itu melirik Lana dan tidak bisa menahan rasa kesal di raut wajahnya. Di bagian lain gua tampak sebuah batu besar. Di atas batu itu seorang pria dirantai dengan rantai besi tebal! Leher dan kepalanya terikat erat. Namun, di posisi tangan kiri dan ka
Pintu penginapan yang digedor keras itu membuat semua orang terkejut. Kemudian mereka mendengar teriakan seperti orang sedang menyayat tenggorokannya sendiri. Apa yang sedang terjadi?Di luar sana tidak ada orang lain selain pasukan zombi. Orang-orang yang masih hidup hanya ada di dalam penginapan dan pasukan Eddy. Apa ada orang lain lagi? Danu sudah berpatroli dan menghitung semua orang. Semuanya masih sama. Tidak ada yang berbeda setelah lantai dua ditutup.“Aneh. Siapa itu?” tanya Danu sambil menatap Michael. Ekspresi wajahnya kebingungan.Kalau Danu saja bingung apalagi Michael. "Mungkinkah ada orang lain yang masih hidup?" tanya Mark. Danu berpikir sejenak. Kemudian dia menggelengkan kepalanya.Di antara mereka tidak ada orang lain yang memiliki kemampuan seperti Michael dan Paviliun Gunung Biru yang sudah dilatih dengan baik. Mustahil ada yang bisa keluar dari kepungan pasukan zombi itu! Kalau pun ada, para zombi itu tidak akan membiarkan manusia hidup lewat begitu
"Whuzzz!"Terjadi gerakan cepat. Detik berikutnya Michael muncul di atas kepala orang-orang di Istana Tianji. Dengan gerakan tangan Michael keluar energi emas hitam. "BOOOM!Energi besar meledak dalam jarak satu milimeter dari kaki pria tua pendeta Tao dari Istana Tianji yang merupakan guru Cho, Harry!Para zombi yang mengerubungi Harry langsung terlempar beberapa meter.Pria tua itu bingung. Meskipun ada ledakan energi yang cukup besar, para zombi itu tidak ada yang terluka. Mereka hanya terlempar beberapa meter jauhnya. Kenapa? Padahal para zombi itu akan menyerang manusia hidup. Hanya ada dua kemungkinan. Entah kekuatan Michael yang tidak terlalu besar atau Michael tidak berniat membunuh zombi tersebut.Jelas pikiran pria tua itu akan memilih yang pertama. Apalagi usia Michael masih muda. "Kenapa kamu masih bengong di sana? Mundur!"Michael mendarat di atas tanah. Dia menggerakkan tangannya lagi. Muncul Api Bumi. BOOOM!Ada lautan api di sekitar mereka. Api itu mem
"Anak muda, kamu terlalu terbawa nafsu. Kamu perlu tahu bahwa di luar sana ada orang yang lebih hebat darimu. Ada langit lagi di atas langit. Pria tua ini akan memberimu pelajaran, tapi karena situasinya seperti ini, aku akan memaafkanmu," Harry memberi nasehat pada Michael. Kemudian dengan lambaian tangannya, dia membawa muridnya untuk duduk di sebelahnya.Haikal benar-benar ingin menggali lubang dan mengubur dirinya sendiri! Jika mereka dalam situasi normal, sikap Harry yang seperti itu wajar-wajar saja. Dia memang Pemimpin Istana Tianji. Sudah menjadi kebiasaannya untuk memberikan nasehat. Tapi ini Michael. Michael diberi nasehat. Benar-benar memalukan!Apalagi Harry memberikan nasehat seolah-olah dia adalah penghuni surga sementara Michael adalah penghuni neraka. Bagaimana mungkin Haikal tidak malu? Belum lagi kata-katanya, “Saudaraku, ada orang lebih hebat di luar sana. Ada langit di atas langit.”Kata-kata itu diucapkan untuk membuat orang yang mendengarnya merasa rendah d
Ketika Michael berdiri, Haikal mengelap keringat yang muncul di dahinya. Kemudian dia menutupi wajahnya, tidak berani melihat kejadian yang akan terjadi di depannya. Haikal merasa apa yang dilakukan orang-orangnya ini seperti mengeluarkan kotoran di depan penyelamat mereka. Bisakah dia berpura-pura tidak memiliki hubungan dengan Cho dan lainnya? Haikal langsung mundur dan bersembunyi di belakang.Kemudian dia menundukkan kepalanya dan menutup mata, seolah-olah ingin berada di dunia lain. Cho hendak menjawab, tapi ketika dia melihat Michael berdiri, kata-kata itu langsung tersangkut di tenggorokannya. Dia tidak berani memandang Michael sama sekali.Cho tidak mungkin melupakan kejadian dia dihajar oleh Michael. Belum lagi sebenarnya dia tahu identitas Michael. Jadi Cho tidak berani membuat kesalahan lagi.Namun, Harry tidak tahu masalah Cho. Setelah melihat Cho diam saja, pria tua berjanggut putih itu menatap Michael dengan tajam. Cho melihat pandangan Harry. Bagaimana kalau g
"Api itu cantik, tapi sebenarnya sangat rentan!"Harry mendengus melihat Api Langit Roda Bulan Michael. “Benarkah?” Michael balas mencibir. Dia menggerakkan tangannya. Detik berikutnya sosok Michael menghilang. Michael tiba-tiba muncul kurang dari sepuluh sentimeter dari pria tua berjanggut putih itu sambil memegang pedang.Harry mengerutkan kening. Tombak yang sudah kembali di tangannya berubah menjadi pisau untuk menahan ujung pedang Michael. Dia mundur beberapa langkah.“Anak muda, buat apa menyerang dengan ganas tetapi tidak bisa bertahan?” cibir Harry. Dia membalik tangannya yang lain dan menyerang Michael dari belakang.Namun, wajah pria tua berjanggut putih itu langsung membeku. Dia melihat tubuh Michael berubah menjadi delapan tubuh emas. Sosok delapan Michael menari-nari di matanya kemudian bergabung menjadi satu. Kekuatan pedang giok seketika meningkat. “Apa itu?” Pria tua berjanggut putih itu tampak sedikit terkejut.Sebelumnya dia yakin menemukan celah di antara
Harry membalikkan tubuhnya. Kegembiraan yang dia rasakan sebelumnya hilang seketika. Michael berada di belakangnya.Sialan, bukankah tadi Michael ada di depannya? Kenapa tiba-tiba sekarang Michael ada belakangnya?Padahal level kemampuan Harry cukup tinggi. Kenapa dia bisa tidak menyadarinya sama sekali?Senjatanya diambil Michael. Harry harus mendapatkannya kembali bagaimanapun caranya. Pria tua berjanggut putih itu menggertakkan gigi dan mencoba menarik senjatanya lebih keras. Namun, tidak peduli seberapa keras dia mencoba senjatanya tetap tidak bergerak. Keringat muncul di wajah pria tua itu. "Lepaskan! Biarkan aku pergi, dasar anak muda sialan. Berani-beraninya kamu mempermainkanku," Ketika orang marah, mereka biasanya akan mengatakan hal-hal bodoh. Setua apa pun usiamu. "Baiklah," Michael melepaskan genggamannya. Harry tidak menyangka Michael akan melepaskannya begitu saja. Tubuhnya terjatuh dan berguling-guling di lantai. "Hahahahaha!"Semua orang di penginapan it
Hidung Harry berdarah. Seketika tombaknya berputar beterbangan di tengah-tengah udara. Dia buru-buru meraihnya. "Wuuz!"Ujung tombak itu mengenai dahi Harry. "Aduh," dia lalu menjerit kesakitan sambil memegang dahi dengan kedua tangannya."Wuuuz!"Tombak itu mengenai dagunya!Belum sempat bereaksi, tombaknya menghantam pundak, kepala, muka dan hidungnya lagi. Dilihat dari kejauhan, pria tua berjanggut putih itu seperti menari-nari sendiri. Tubuhnya berputar-putar dengan ritme yang tidak bisa ditebak. Atas dan bawah, kiri dan kanan.Belum lagi ketika dia menjerit kesakitan.Dari sudut pandang tertentu, kejadian ini sangat lucu dan tidak akan bisa dilupakan orang-orang. Anggota Kelompok Misterius tertawa terbahak-bahak. Punggung Mark, Spence dan Vivian sampai sakit karena terlalu banyak tertawa. Sedangkan semua wajah para murid Istana Tianji menjadi merah karena marah. Mereka ingin membantu Harry, tapi mereka tahu hal itu tidak akan banyak membantu. Ini bukan sekeda