Michael bisa mencium bau parfum menarik dari tubuh Rahel. Begitu jarak mereka sudah cukup dekat, Michael meletakkan tangannya di pundak Rahel dan menahannya untuk tidak bergerak. “Apa yang kamu lakukan?" Rahel berpura-pura tenang, tapi dari sorot matanya menunjukkan ada perasaan marah dan terluka. “Aku yang bertanya padamu. Apa maumu sebenarnya?" tanya Michael dengan nada dingin. Meskipun Michael masih sulit menerima surat yang ditulis Bella, dia tidak akan membiarkan Rahel mendekatinya. Rahel berpura-pura tidak mendengar ucapan Michael. Dia mencondongkan tubuhnya lalu berbisik di telinga Michael, "Kalau kamu menolakku, jangan lupakan apa yang tertulis di surat. Jika itu terjadi, jangan harap aku akan menerimamu.”“Aku juga ingin menyampaikan pesan agar kamu segera balik ke kota.”Rahel melangkah mundur dan menatap Michael dengan pandangan kesal. Selain ingin mengingatkan Michael, kedatangan Rahel ke tenda Michael karena menyadari ada sesuatu yang rumit terjadi di dalam ha
Suasana di dapur penginapan begitu hidup. Asap mengepul dari dalam dapur. Sementara di luar penginapan, pasukan zombi masih mengepung penginapan. Mereka mengatup-ngatupkan rahang mereka dengan marah. Dapur itu berukuran kecil dibandingkan ruangan makan di penginapan. Suara zombi yang marah membuat suasana lebih mencekam. Dinding penginapan itu dicakar-cakar oleh pasukan zombi. Nolan tidak menghiraukan pasukan zombie itu. Dia meletakkan kruk di tangannya dan melepas jubahnya. Celana yang dia pakai tampak longgar. Padahal sebelumnya tidak seperti itu. Hal ini tampak sangat berbeda. Wajah Nolan terlihat pucat. Tubuhnya bermandikan keringat. Nolan menatap lengan kirinya. Dia memegang pisau di tangan kanannya dan menggertakan gigi. Nolan memantapkan hatinya dan hendak menusuk ketika terdengar suara.“Cukup.”Sebuah tangan menghentikan aksi Nolan. Nolan tercekat. Dia menghembuskan napas. Tubuh Nolan oleng ke belakang. Tangan asing itu menahan tubuh Nolan. Mereka roboh ke lant
Dari sorot mata Mira, dia tahu ini salam perpisahan dari Nolan. “Aku tahu kamu pintar. Kamu tidak perlu berkata apa-apa lagi," Nolan berkata dengan nada tenang. Mira mengangguk. Dia menggertakkan gigi. Pipinya masih basah. Kemudian dia mengambil pisau itu dan memberikannya pada Nolan. “Satu hal lagi.”....Dua puluh menit kemudian.Orang-orang menjadi lebih bersemangat karena sudah makan. Mereka jadi lupa dengan pasukan zombi di luar sana. Ini semua berkat pemimpin mereka Nolan. Nolan yang menyediakan makanan untuk mereka. Otomatis muncul harapan di hati orang-orang tersebut. Energi mereka mulai pulih. Kemudian terdengar suara langkah kaki. Orang-orang jadi tambah bersemangat. Sebentar lagi makanan mereka datang. Seperti yang mereka duga, ada seseorang yang membawa semangkuk sop. Ternyata itu bukan Nolan, melainkan Mira. Orang-orang itu tidak menghiraukan kenapa bukan Nolan yang datang. Mira memberi mereka semangkuk sop. “Mana Nolan?" tanya Danu. Dia melihat mata Mira
Masuknya para zombi ke dalam penginapan membuat semua orang kesulitan menghadapinya. Sebelumnya mereka hanya memantau jendela lantai tiga. Sekarang mereka dikepung oleh pasukan zombi. Mereka terpaksa mundur. Mereka menyerang dan bertahan saling memunggungi satu sama lain. “Bunuh!”Danu menerjang masuk dengan para pengikut lainnya. Mereka menghantam zombi paling dekat dengan senjata masing-masing. Wuuz. Detik berikutnya terjadi baku hantam!Para zombi itu memiliki kekuatan yang cukup besar meskipun gerakan mereka lambat. Jumlah mereka sangat banyak. Para zombi itu terus menerus berdatangan dari arah jendela. Tidak hanya lantai tiga, para zombi itu mulai masuk di lantai dua.Danu melihat sudah banyak korban dari pihaknya yang digigit oleh zombi. Mustahil bisa memblokir lantai tiga. Kalau begini caranya, dia harus mundur ke lantai dua dan memblokir lantai tiga dari sana. Danu segera memberikan perintah. Para pengikut yang masih kuat segera berdatangan untuk melawan para zombi d
Di belakang Michael ada sekitar tiga ratus pasukan yang sedang berjalan menuju ke arah Michael. Wuuz. Ada beberapa anggota pasukan yang terbang dan berdiri di belakang Michael “Michael, lihat itu!" ujar Eddy sambil menunjuk ke arah penginapan. Di sekeliling mereka, kondisi kota itu sudah kosong melompong. Dari kejauhan tampak pasukan zombi yang mengepung penginapan. Pasukan zombi itu tampak seperti semut yang mengerubungi gula. “Apa ada yang masih hidup di sana?" Alis Eddy naik ketika menanyakan hal itu. Dia ingin menyampaikan pada Michael bahwa tipis harapan untuk melihat manusia yang masih hidup. Tidak perlu membuang-buang energi.“Orang harus dilihat jika mau dikatakan masih hidup. Kalau sudah mati, berarti harus ada mayatnya," wajah Michael tetap tenang meskipun hatinya merasa sangat cemas. “Kami akan membantu membersihkan jalan dari pasukan zombi. Lantai tiga penginapan itu sudah hancur. Lantai dua dipenuhi pasukan zombi. Kamu bisa masuk lewat sana,” ujar Eddy sambil
“Bunuh!”Danu berteriak dengan penuh semangat. Para pengikut yang sudah berkumpul di lantai pertama langsung naik ke lantai atas untuk membantu Michael!Terjadi pertarungan kembali. Dengan bala bantuan yang datang, Michael bisa bertarung dengan lebih tenang. Di luar penginapan, pasukan Paviliun Gunung Biru menumpas pasukan zombi sehingga menimbulkan tumpukan mayat zombi. Kejadian ini mengakibatkan jumlah zombi di luar sana berkurang banyak. Michael tampak seperti mesin pembunuh. Dia menebas pasukan zombi dengan mudah. Api Bumi.Api Langit. Naga Petir. Roda Bulan.Jurus Tujuh Puluh Dua Pedang Surgawi. Formasi Pedang. Boom!!!Ratusan para zombi itu dihantam cahaya emas. Sementara zombi yang lain ditelan oleh gas hitam. Di luar penginapan, Naga Petir menerjang tanah. Jurus Pedang Michael memunculkan hujan pedang!Boom!Tanah berguncang!Tembak!Ratusan zombi langsung tumbang!“Serahkan sisanya padaku," teriak Michael. Dia menebas kepala zombi yang menyerang Mark.
Sejak kedatangan Michael, Mira tidak bersuara sedikit pun. Sementara yang lain sedang merasakan suasana gembira. Mereka tidak menyadari kondisi Mira. Michael menaikkan alisnya. Ada sesuatu yang tidak beres. Kemudian dia berjalan ke arah Mira. Danu dan Mark mengikuti jejak Michael. “Ada apa?" Michael bertanya dengan nada lembut. Perasaannya menjadi tidak enak. Michael belum melihat keberadaan Nolan dan sekarang Mira menangis.Mira menggelengkan kepalanya. Dia menjauh dari Michael dan langsung berjongkok dengan tangisan kencang. “Hei, ada apa? Di mana Nolan?" Michael menatap bingung ke arah Danu dan Mark. “Nolan …." Mark dan Danu saling bertatapan. Mereka tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan ini. “Bukankah Nolan ada di dapur menyiapkan makanan? Dia tidak ikut bertempur. Sekarang dia pasti ada di dapur," ujar Danu. Dia lalu teringat kalau tadi dia dan Mark mau ke dapur sebelum kedatangan pasukan zombi. “Itu benar," Mark teringat dengan kejadian itu.“Dapur?" Michael m
“Michael!”Semua orang terkejut ketika Danu terlempar begitu memegang Michael. Seketika mereka mundur begitu melihat gas hitam yang keluar dari tubuh Michael. Mata Michael menunjukkan warna merah terang. Rambutnya berubah menjadi putih keperakan. Wajahnya yang tampan berubah beringas. “Michael … Michael!” “Ada apa dengan Michael?”“Energi Iblis. Itu energi Iblis.” Brak! Muncul cakar di tangan Michael. Dia memekik ke arah langit. Langit menjawab pekikan Michael. Seketika langit dipenuhi awan tebal. Angin berhembus kencang. “Bunuh saudara-saudaraku. Aku ingin mereka semua mati bersamaku!" teriak Michael. Semua orang terpana. Bulu kuduk mereka berdiri. “Bunuh.”Tanah berguncang! Orang-orang jadi kehilangan keseimbangan. “Ini ... ini energi yang sangat besar!”“Energi ini … energi ini menekan kita.”Barang-barang dapur berjatuhan akibat guncangan tersebut. Orang-orang berusaha menyelamatkan diri. “Michael!" Danu mengabaikan luka yang dia derita. Dia berteriak berhara