Dari sorot mata Mira, dia tahu ini salam perpisahan dari Nolan. “Aku tahu kamu pintar. Kamu tidak perlu berkata apa-apa lagi," Nolan berkata dengan nada tenang. Mira mengangguk. Dia menggertakkan gigi. Pipinya masih basah. Kemudian dia mengambil pisau itu dan memberikannya pada Nolan. “Satu hal lagi.”....Dua puluh menit kemudian.Orang-orang menjadi lebih bersemangat karena sudah makan. Mereka jadi lupa dengan pasukan zombi di luar sana. Ini semua berkat pemimpin mereka Nolan. Nolan yang menyediakan makanan untuk mereka. Otomatis muncul harapan di hati orang-orang tersebut. Energi mereka mulai pulih. Kemudian terdengar suara langkah kaki. Orang-orang jadi tambah bersemangat. Sebentar lagi makanan mereka datang. Seperti yang mereka duga, ada seseorang yang membawa semangkuk sop. Ternyata itu bukan Nolan, melainkan Mira. Orang-orang itu tidak menghiraukan kenapa bukan Nolan yang datang. Mira memberi mereka semangkuk sop. “Mana Nolan?" tanya Danu. Dia melihat mata Mira
Masuknya para zombi ke dalam penginapan membuat semua orang kesulitan menghadapinya. Sebelumnya mereka hanya memantau jendela lantai tiga. Sekarang mereka dikepung oleh pasukan zombi. Mereka terpaksa mundur. Mereka menyerang dan bertahan saling memunggungi satu sama lain. “Bunuh!”Danu menerjang masuk dengan para pengikut lainnya. Mereka menghantam zombi paling dekat dengan senjata masing-masing. Wuuz. Detik berikutnya terjadi baku hantam!Para zombi itu memiliki kekuatan yang cukup besar meskipun gerakan mereka lambat. Jumlah mereka sangat banyak. Para zombi itu terus menerus berdatangan dari arah jendela. Tidak hanya lantai tiga, para zombi itu mulai masuk di lantai dua.Danu melihat sudah banyak korban dari pihaknya yang digigit oleh zombi. Mustahil bisa memblokir lantai tiga. Kalau begini caranya, dia harus mundur ke lantai dua dan memblokir lantai tiga dari sana. Danu segera memberikan perintah. Para pengikut yang masih kuat segera berdatangan untuk melawan para zombi d
Di belakang Michael ada sekitar tiga ratus pasukan yang sedang berjalan menuju ke arah Michael. Wuuz. Ada beberapa anggota pasukan yang terbang dan berdiri di belakang Michael “Michael, lihat itu!" ujar Eddy sambil menunjuk ke arah penginapan. Di sekeliling mereka, kondisi kota itu sudah kosong melompong. Dari kejauhan tampak pasukan zombi yang mengepung penginapan. Pasukan zombi itu tampak seperti semut yang mengerubungi gula. “Apa ada yang masih hidup di sana?" Alis Eddy naik ketika menanyakan hal itu. Dia ingin menyampaikan pada Michael bahwa tipis harapan untuk melihat manusia yang masih hidup. Tidak perlu membuang-buang energi.“Orang harus dilihat jika mau dikatakan masih hidup. Kalau sudah mati, berarti harus ada mayatnya," wajah Michael tetap tenang meskipun hatinya merasa sangat cemas. “Kami akan membantu membersihkan jalan dari pasukan zombi. Lantai tiga penginapan itu sudah hancur. Lantai dua dipenuhi pasukan zombi. Kamu bisa masuk lewat sana,” ujar Eddy sambil
“Bunuh!”Danu berteriak dengan penuh semangat. Para pengikut yang sudah berkumpul di lantai pertama langsung naik ke lantai atas untuk membantu Michael!Terjadi pertarungan kembali. Dengan bala bantuan yang datang, Michael bisa bertarung dengan lebih tenang. Di luar penginapan, pasukan Paviliun Gunung Biru menumpas pasukan zombi sehingga menimbulkan tumpukan mayat zombi. Kejadian ini mengakibatkan jumlah zombi di luar sana berkurang banyak. Michael tampak seperti mesin pembunuh. Dia menebas pasukan zombi dengan mudah. Api Bumi.Api Langit. Naga Petir. Roda Bulan.Jurus Tujuh Puluh Dua Pedang Surgawi. Formasi Pedang. Boom!!!Ratusan para zombi itu dihantam cahaya emas. Sementara zombi yang lain ditelan oleh gas hitam. Di luar penginapan, Naga Petir menerjang tanah. Jurus Pedang Michael memunculkan hujan pedang!Boom!Tanah berguncang!Tembak!Ratusan zombi langsung tumbang!“Serahkan sisanya padaku," teriak Michael. Dia menebas kepala zombi yang menyerang Mark.
Sejak kedatangan Michael, Mira tidak bersuara sedikit pun. Sementara yang lain sedang merasakan suasana gembira. Mereka tidak menyadari kondisi Mira. Michael menaikkan alisnya. Ada sesuatu yang tidak beres. Kemudian dia berjalan ke arah Mira. Danu dan Mark mengikuti jejak Michael. “Ada apa?" Michael bertanya dengan nada lembut. Perasaannya menjadi tidak enak. Michael belum melihat keberadaan Nolan dan sekarang Mira menangis.Mira menggelengkan kepalanya. Dia menjauh dari Michael dan langsung berjongkok dengan tangisan kencang. “Hei, ada apa? Di mana Nolan?" Michael menatap bingung ke arah Danu dan Mark. “Nolan …." Mark dan Danu saling bertatapan. Mereka tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan ini. “Bukankah Nolan ada di dapur menyiapkan makanan? Dia tidak ikut bertempur. Sekarang dia pasti ada di dapur," ujar Danu. Dia lalu teringat kalau tadi dia dan Mark mau ke dapur sebelum kedatangan pasukan zombi. “Itu benar," Mark teringat dengan kejadian itu.“Dapur?" Michael m
“Michael!”Semua orang terkejut ketika Danu terlempar begitu memegang Michael. Seketika mereka mundur begitu melihat gas hitam yang keluar dari tubuh Michael. Mata Michael menunjukkan warna merah terang. Rambutnya berubah menjadi putih keperakan. Wajahnya yang tampan berubah beringas. “Michael … Michael!” “Ada apa dengan Michael?”“Energi Iblis. Itu energi Iblis.” Brak! Muncul cakar di tangan Michael. Dia memekik ke arah langit. Langit menjawab pekikan Michael. Seketika langit dipenuhi awan tebal. Angin berhembus kencang. “Bunuh saudara-saudaraku. Aku ingin mereka semua mati bersamaku!" teriak Michael. Semua orang terpana. Bulu kuduk mereka berdiri. “Bunuh.”Tanah berguncang! Orang-orang jadi kehilangan keseimbangan. “Ini ... ini energi yang sangat besar!”“Energi ini … energi ini menekan kita.”Barang-barang dapur berjatuhan akibat guncangan tersebut. Orang-orang berusaha menyelamatkan diri. “Michael!" Danu mengabaikan luka yang dia derita. Dia berteriak berhara
Eddy bersiul. Detik berikutnya anggota pasukannya menghampiri Michael sambil memegang senjata masing-masing. Kedua tim lainnya segera menuju kiri dan kanan pasukan zombi. Mereka hendak mengalih perhatian zombi-zombi tersebut. Wuzz!Wuzz!Mereka semakin dekat dengan pasukan zombi. Eddy dan anggota pasukannya bersiap-siap untuk menyerang. Jarak mereka dan Michael menjadi dekat. Kemudian mereka melihat tumpukan mayat para zombi-zombi yang sudah menggunung. Pasukan elit itu harus mengeluarkan energi besar untuk melawan para zombi. Padahal level kekuatan mereka cukup tinggi. Mereka menggunakan jurus menyerang dan bertahan. Adanya tumpukan mayat tersebut membuat para pasukan kesulitan untuk bergerak. Sekilas melawan zombi itu mudah. Ternyata hal itu tidak semudah yang kamu kira. “Pedang menyapu alam semesta!”Wow!Pedang giok Michael berubah menjadi pedang hitam. Pedang itu diselimuti gas hitam. Potongan-potongan tubuh zombi berserakan di bawah tubuh Michael. Lalat mulai men
Mata Michael menatap Eddy dengan penuh kebencian. “Menyingkirlah!”Michael menggenggam pedangnya dengan lebih erat. Dia mendesis! Tanpa diduga Michael sudah bergerak secepat kilat di belakangnya. Eddy terkecoh. Dia membalikkan badan, tapi sebelum dia bereaksi, tangan Michael mencengkram leher Eddy.Eddy menggenggam tangan Michael dengan tangan kanan dan kirinya. Dia mencoba melepaskan cekikan Michael. Cekikannya seperti cengkraman besi. Sulit sekali melepaskan cengkraman Michael!Michael menatap dingin pada pasukan Eddy. Para pasukan itu menelan ludah. Mereka tidak berani bergerak. Apalagi menyelamatkan Eddy.Mata Eddy hampir keluar. Warna kulitnya berubah dari merah menjadi ungu. Padahal di antara yang lain dialah yang memiliki level kekuatan yang cukup tinggi. Namun, dia tidak berdaya melawan Michael.Eddy tidak memberontak dan memohon seperti anjing. Karena dia tidak bisa melepaskan diri, dia berusaha mengatur napas. “Kalau kamu membunuh mereka, berarti kamu sudah membu