Michael!!Ketika hujan turun Grace membuat lingkaran air dengan jarinya. Dia siap untuk bertempur! Kali ini Grace tidak akan meremehkan kekuatan Michael. "Kamu benar-benar hantu," Biksu Tua berhenti dan menatap punggung Michael dengan penuh kebencian. Michael membalikkan tubuhnya. Wajahnya kaku. Dia memegang pedang giok dan mendengus melihat Grace dan Biksu Tua. Michael berkata, "Bukankah ajaran Buddha mengajarkan untuk selalu mengosongkan hati. Sejak kapan pengikut ajaran Buddha melarikan diri dari musuhnya?"Biksu Tua tersinggung, "Jangan sombong, Michael. Kamu pikir begitu kamu mengalahkan Anak Buddha berarti kamu sudah menang?"Michael tersenyum sambil menjawab, "Hal paling penting adalah bukan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Aku mau mendapatkan apa yang menjadi milikku.” Nada bicara Biksu Tua meninggi, "Kamu ingin mengambil lagi Kapak Pangu? Itu tergantung dari kekuatanmu sendiri.""Kapak Pangu memang menjadi milikku. Kenapa aku harus merebutnya? Yang kuinginkan
"Wow!"Michael terkejut melihat Kapak Pangu. Dia berhasil mengelak. Michael ceroboh. Dia sendiri tidak menyangka kapak itu kembali lagi!Hampir saja!Tubuh Michael gemetar. Dia mencoba menyeimbangkan tubuhnya dan menatap ke bawah. Di bagian perutnya tampak ada lubang beberapa jengkal!Meskipun tidak ada darah yang keluar, baju zirah tak terkalahkan berlubang. Hal ini menyebabkan warna keunguan baju zirah mengeluarkan cahaya lemah. Kesaktian baju zirah ini mulai menghilang. Baju zirah itu sudah melindungi Michael selama ini dari setiap pertempuran yang dia hadapi. Tidak disangka baju zirah itu dihadapkan dengan serangan Kapak Pangu. Wajah Biksu Tua terlihat puas. Dia mengangkat Kapak Pangu di tangannya dan mengejek Michael, "Nah, apakah sekarang kamu bisa lihat kekuatan Kapak Pangu?"Michael menggertakkan giginya. Dia berkata dengan nada dingin, "Aku tahu kamu bukan sembarang biksu, tapi aku tidak menyangka kamu bagian dari kelompok Iblis.""Benar, bukan?"Sebelumnya M
“Michael, apa kamu sadar? Siapa sebenarnya pemilik Kapak Pangu? Dengan level kemampuanmu paling-paling Kapak Pangu hanya bisa digunakan untuk memotong kayu.” Hanya digunakan untuk memotong kayu?!Ucapan itu menusuk hati Michael. Memang benar. Selama dia memegang raja senjata ini, Michael belum bisa mengeluarkan kekuatan sejatinya. Bisa dikatakan dia sudah membuang banyak usaha. Bukannya tidak mau, tapi tidak bisa. Pemikiran ini membuat rasa percaya diri Michael turun!“Tidak!" Sorot mata Michael berkilat-kilat. "Apa yang sudah kamu lakukan pada Peach?!”Peach, yang merupakan ahli waris terakhir dari Keluarga Pangu, merupakan satu-satunya orang yang bisa mengeluarkan kekuatan senjata sakti itu. Michael percaya bahwa Peach bukanlah orang yang mau memberitahu rahasia Pangu begitu saja! Pasti Peach dipaksa!Apa yang bisa memaksa Peach membocorkan rahasia itu? Apa kamu tahu bahwa orang-orang Pangu menghadapi tragedi pembantaian yang menjadikan mereka tutup mulut? Bahkan mereka
Takdir?Michael tersenyum dingin!Tentu saja dia menginginkannya!“Matilah kamu.”“Wuzzz”Tinju tiba dan kapak terjatuh!Michael menyerang dengan kekuatan penuh. Dia berusaha berkonsentrasi penuh. Awalnya Biksu Tua mengayunkan kapak ke arah kepala Michael. Namun, Biksu Tua ketakutan dan mundur. Kapak Pangu mengenai punggung Michael. Bilah kapak yang keras dan tajam langsung menembus punggung Michael. Bahkan kapak itu mengenai dadanya.Di saat yang bersamaan, tinju Michael menghantam perut Biksu Tua. Perut Biksu Tua masuk ke dalam. Dia menatap Michael dengan ngeri!Apa maksudnya ini?Bagaimana Michael bisa menyerang tanpa takut diserang?!Jika Biksu Tua beruntung, Michael akan mati. Biksu Tua tersenyum. “Apa yang kamu tertawakan?" tanya Michael. Giliran dia yang tersenyum balik.“Apa?" Biksu Tua kaget. Dia melihat Michael tersenyum padanya. Bulu kuduknya merinding. “Sekarang!" Michael menggertakkan giginya. Dia berusaha menahan rasa sakit dari Kapak Pangu yang menem
Pukulan Michael sangat kuat dan sangat berbahaya. Biksu Tua ketakutan. Dia terpana sambil menatap Michael yang terus mendekatinya. Saat ini Biksu Tua hanya bisa pasrah. Seorang pria berpakaian hitam tiba-tiba muncul di hadapannya. Pria itu menggerakkan tangan sedikit dan menahan tinju Michael yang mematikan. Satu pukulan Michael tertahan, tapi dia tidak melayangkan pukulan lain. Tangan kanannya langsung menggenggam kapak. Matanya menatap tajam pria berpakaian hitam yang berdiri di hadapannya. Pria itu memakai syal melilit di kepalanya. Pakaian yang digunakannya sama persis dengan pakaian para biksu. Yang membedakan dirinya dari biksu lainnya hanyalah jubah hitam yang melapisi bagian luar pakaiannya. Dalam sekali pandang tubuhnya memancarkan aura mencekam dan terlihat sangat istimewa. "Ada lagi?” Michael mengernyit. Kekuatan pria yang ada di hadapannya tidak bisa dianggap remeh. Setidaknya pria tersebut merupakan salah satu orang yang paling kuat yang pernah Michael
"Naik!” Grace langsung mengambil keputusan. Dia dan Biksu Tua saling bertukar pandang dan segera melangkahkan kaki kemudian terbang saat itu juga. Di langit Michael dan pria berpakaian hitam sudah bertarung saling menyerang satu sama lain dengan kekuatan hebat mereka masing-masing. Sepertinya kekuatan mereka bisa dikatakan seimbang. Kedua belah pihak berusaha menyerang dan bertahan. Kapak Pangu Michael menebas terus menerus. Sementara lawannya mengejar tanpa henti. Siapa yang menang dan siapa yang kalah sangat sulit ditentukan. Namun, dengan tambahan Grace dan Biksu Tua di pihak pria berpakaian hitam itu membuat kekuatan mereka mulai tidak seimbang. Michael tak akan kesulitan menghadapi Grace dan Biksu Tua sekaligus tanpa bantuan Kapak Pangu sekalipun. Namun, kemunculan Grace dan Biksu Tua cukup membuat masalah bagi Michael saat dirinya tengah berhadapan dengan kekuatan pria berpakaian hitam. Meskipun kekuatan Grace sang Putri Laut lebih buruk dari Michael tapi bagai
Langit bergemuruh dan tanah berkobar oleh ledakan yang tiada henti. Peristiwa yang terjadi di depan mata Rahel dan pria berbaju zirah keemasan begitu luar biasa hingga mereka hanya bisa terpana sesaat. Mereka sangat terkejut karena mereka pikir peristiwa mengerikan di hadapan mereka merupakan dampak dari serangan kedua belah pihak. Namun, saat mereka melihat ke angkasa, mereka hanya melihat seseorang dikepung oleh selusin orang yang bergerak dengan begitu cepat dan sepuluh ribu pasukan di dasar lembah yang membantu serangan. Sementara satu-satunya yang membantu orang itu hanyalah seekor monster. "Taotie!” Seseorang tiba-tiba mengenali monster itu hanya dalam sekilas pandang. Suara terkejut pun berpadu bersamaan. Walaupun jumlah pasukan yang dibawa Rahel dan pria berbaju zirah keemasan mencapai puluhan ribu, tapi mereka semua tidak berdaya dan hanya bisa tercengang. Taotie adalah monster ganas dari zaman kuno. Siapa yang tidak pucat saat mendengar namanya! "Apa ben
Kapak Pangu di tangan Michael tiba-tiba bergerak dan bergetar tak terkendali. Warna perunggu Kapak Pangu menghilang bersamaan dengan munculnya aliran cahaya keemasan memenuhi udara. Semburan gas hitam sekali lagi terjadi dan menutupi Kapak Pangu seperti kapak berkarat sampai akhirnya Kapak Pangu berhenti bergetar! "Apa?” Michael terkejut. Michael sontak memandang ke belakang dan melihat pria berpakaian hitam tersenyum culas. Pria berpakaian hitam kemudian melarikan diri bersama sepuluh anak buahnya. Perpisahan antara Michael dan kelompok pria berpakaian hitam pun terjadi hanya dalam waktu singkat. Mereka sudah lari menjauh ratusan meter hingga hampir tak terlihat lagi. Para biksu yang sebelumnya menyerang Michael satu per satu terbang ke dalam hutan belantara segera setelah pria berpakaian hitam dan kelompoknya melarikan diri! Felix menghadang membalikkan beberapa biksu dengan tepukan tangannya kemudian menangkap beberapa biksu yang hendak melarikan diri hanya dengan
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua