Semua pengawal berjatuhan di tangan Michael. Mereka semua terkapar pingsan, menyisakan Michael yang berdiri di tengah-tengah mereka. Wajah Florence pucat pasi. Dia pikir Michael hanya kebetulan saja bisa mengalahkan si pembunuh sebelumnya. Tapi sekarang, Michael benar-benar menunjukkan kemampuannya."Kamu ..." Florence memandang Michael dengan tidak percaya. Bagaimana mungkin? Bukannya dia lemah? Kenapa sekarang dia jadi kuat begini? Pengawal yang dibawa Florence ini adalah orang-orang yang khusus dilatih Victor. Seharusnya mereka bisa meringkus Michael dengan mudah. Tapi mengapa justru Michael yang mengalahkan mereka? Bayangan Michael di mata Florence seketika berubah. Dia sangat terkejut dan menjadi tidak tenang.Chaterine sama terkejutnya. Tapi dibandingkan dengan Florence, dia lebih bisa menerima perubahan ini. Tentu saja karena dia tidak pernah memperlakukan Michael seperti sampah. Michael sudah menerima ketidakadilan sejak kecil. Wajar jika dia secara diam-diam membuat di
"Michael, nenek ada di sini. Cepat berlutut dan minta maaf padaku." Setelah momen kasih sayang antara nenek dan cucunya, Matthew berkata kepada Michael dengan pandangan tajam. Selama Florence ada bersamanya, Matthew memiliki kepercayaan diri yang besar. Bahkan jika langit runtuh, dia tidak takut.Matthew tidak percaya Michael berani macam-macam di depan Florence. Lagi pula, seorang pecundang pasti selamanya pecundang, tidak akan pernah berubah."Michael, berani beraninya kamu memukul saudaramu sendiri. Kamu pantas mati," ujar Florence dengan marah.Saudara?Hukum surga?Michael mendengus. Dia tidak melawan. Sudah lama dia tidak punya arti di mata Florence. Apakah dia juga harus mati hanya untuk membuat nasibnya lebih baik di surga nanti? Jika demikian, apa tujuannya manusia ingin pergi ke surga?"Florence, kalau surga tidak menerimaku, aku akan melawan langit. Bagaimana?" ujar Michael tanpa takut sambil berjalan menuju Matthew.Pengawal Florence sudah dikalahkan oleh Micha
Michael tampak malu. Memang dia tidak menganggap penting orang-orang di keluarga Han. Tapi dia sangat menghormati Victor. Tanpa Victor, dia tidak akan bisa seperti sekarang. "Guru, aku sudah lama tidak bisa tidur walaupun waktunya tidur," kata Michael. “Bangunlah. Sudah waktunya bagi dunia untuk mengenalmu,” kata Victor. Lalu dia minggir, seolah-olah tidak berniat untuk ikut campur. Melihat ini, Florence seperti jatuh ke dalam bongkahan es. Jika Victor tidak bergerak, siapa lagi yang bisa menghentikan Michael? “Victor, apa kamu lupa apa yang dia katakan kepadamu sebelum dia meninggal?” kata Florence sambil menggertakkan giginya.“Tentu saja aku ingat. Dia ingin aku mendukung keluarga Han sehingga keluarga Han bisa terus Berjaya,” ujar Victor. "Kalau begitu, mengapa kamu tidak membunuhnya? Keluarga Han hanya bisa sukses di tangan Matthew," kata Florence."Dia?" Victor melirik Matthew dengan remeh. "Sampah itu tidak sebaik itu di mataku."Ketika mendengar ucapan Victor, Matt
Setelah mendengar ucapan Michael, Matthew seperti sedang mendengar lelucon. Dia pun tertawa terbahak-bahak. Sejak kapan sampah ini berani menakutinya seperti ini?"Michael apakah kamu pikir aku takut? Kamu bahkan tidak bisa melihat dirimu. Sekarang kamu mau menakutiku?" kata Matthew. Michael memandang Florence. Tidak terlihat emosi di matanya. Tapi pupilnya seperti kolam tanpa dasar yang mampu menelan orang kapan saja.Florence gemetar di dalam hatinya. Dia tidak menyangka Michael yang selalu dianggapnya tidak berguna bisa melakukan hal yang begitu kejam."Michael, kamu memiliki kemampuan untuk membunuhku secara langsung. Wanita tua ini ingin melihat apakah kamu benar-benar memiliki keberanian," kata Florence. Meskipun Michael mengatakan bahwa hanya satu dari mereka yang bisa pergi, yang dia inginkan sebenarnya adalah kematian Florence. Karena hanya kematian Florence yang bisa benar-benar menghilangkan ancaman dalam hidupnya, dan Matthew juga akan kehilangan kesombongannya.
“Michael, bagaimana kamu bisa memperlakukan saudaramu seperti ini? Bagaimana kamu bisa memperlakukanku seperti ini?” kata Florence sambil berteriak. "Kamulah yang pertama kali ingin membunuhku dan aku tidak melawan. Apa kamu akan menawarkan hidupmu? Florence, dunia tidak berputar di sekelilingmu. Kamu tidak punya hak memiliki hidupku," jawab Michael dengan datar.“Nenek, kamu sudah tua, Tolong biarkan aku hidup. Tolong, tolong izinkan aku hidup.” Matthew tahu ketika Florence mati, dia bisa hidup. Ketika nyawanya sendiri yang terancam, bagaimana dia bisa peduli dengan nyawa Florence?Ketika mendengarnya, Florence tidak percaya bahwa Matthew menginginkan kematiannya!"Matthew, Apa yang kamu bicarakan? Aku adalah nenekmu," kata Florence. “Jika kamu nenek yang baik, pasti kamu akan menyelamatkan aku, bukan? Apa kamu akan menyakiti cucumu?” kata Matthew.Florence tampak putus asa. Dia telah merawat cucunya ini dengan penuh kasih sayang. Tapi mengapa justru dia yang memohon akan kema
Michael menundukkan kepalanya dan tidak bergerak sedikit pun sampai Florence tidak bergerak lagi. Keputusan yang bagus. Jika kamu mati, maka tidak akan ada kekhawatiran lagi. Kamu tidak akan melihat Matthew yang ternyata tidak berguna. “Michael, dia sudah mati. Sekarang kamu bisa melepaskanku,” kata Matthew tanpa sedikit pun rasa sedih di hatinya. Yang dia pikirkan hanyalah bagaimana bisa pergi dari sini dengan selamat. "Jika kamu pergi, kamu harus kembali ke Yunlong. Paul pasti akan menjagamu. Lagi pula, aku tidak menghajarnya terlalu banyak," kata Michael sambil tersenyum.Ekspresi Matthew langsung pucat. Setelah akhirnya dia keluar penjara, sekarang dia harus kembali? Jika apa yang dikatakan Michael itu benar tentang Paul, apakah dia bisa hidup di sana tanpa diganggu narapidana yang lain?“Michael, tolong aku. Jangan biarkan aku kembali ke sana. Sebagai gantinya, kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan.” Kedua kaki Matthew sudah patah, dan tidak bisa digerakkan. Ma
Suzy tidak berani melihat jasad Florence. Dia takut mimpi buruk di malam hari. Karena tidak berani mengatakan dengan terus terang pada Robert, Suzy berkata pada Michael, "Ayahmu mabuk. Aku akan membawanya kembali ke kamar.“ Michael tidak bergeming. Hal ini membuat Suzy takut. Ingin rasanya Suzy berlutut. "Pergi," kata Michael.Semua adrenaline yang dipunyai Suzy seperti hendak bocor. Dia menarik tangan Robert tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Setelah tiba di kamar, Robert bertanya pada Suzy, "Istriku, apa yang terjadi? Kenapa ada orang gantung diri di vila kita? Siapa orang orang itu?"Suzy menarik napas dalam-dalam. Tubuhnya sedikit gemetaran. "Jangan banyak bertanya. Aku peringatkan kamu. Jangan pernah buat masalah dengan Michael."“Michael? Apa kamu baik-baik saja?” kata Robert dengan bingung. Padahal Suzy selalu mendominasi di vila ini. Kenapa bisa berkata seperti itu? Suzy menggertakkan giginya. Secara tidak langsung, Michael memaksa wanita tua itu untuk mati. Jika dia
Ketika Amanda melihat luka di wajah Bella, dia tidak bisa menahan tawa. "Bella, kamu memasukkan kepalamu ke mesin cuci?"Mendengar ejekan Amanda, Bella berkata dengan dingin, "Apa hubungannya denganmu?"Setelah Amanda mengambil mas kawin, tiba-tiba saja dia punya banyak uang. Dia tidak peduli lagi dengan pekerjaannya di kantor. Dia tinggal menunggu keluarga Han datang untuk menikahinya. Sekarang dia mulai belajar bagaimana perilaku seorang nyonya dari keluarga kaya. Komentar Bella membuat Amanda tidak senang."Tidak ada hubungannya denganku. Tapi kamu adalah orang yang bertanggung jawab atas proyek Chengxi. Aku pikir kamu harus memperhatikan image kantor dengan pakaian yang biasa kamu pakai," kata Amanda dengan tatapan merendahkan. Sekarang, dia memakai pakaian yang harganya puluhan ribu dolar di setiap kesempatan. Bukan merk yang biasa-biasa saja. Amanda jengah melihat penampilan Bella yang seperti pengemis.Melihat gaya pakaian Amanda seperti orang kaya baru, Michael tidak bisa
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua