Michael masih tetap berdiri dengan mata tertutup saat berteriak masuk mendobrak kamar Rahel. Di dalam kamar yang gelap, Rahel yang memakai baju tidur tipis menerawang terbaring di tempat tidur dengan wajah pucat. Dia terlihat sangat mempesona. Kakinya yang ramping dan posturnya yang sempurna membuat mata semua orang tertuju padanya. sosoknya menggugah imajinasi setiap orang yang memandangnya. Tapi Michael tidak lagi mengarahkan pandangannya pada Rahel untuk kedua kalinya. Dia menutup mata dan keluar kamar. "Michael ....” seru Rahel yang tampak seperti marah setajam tombak. Dia hanya berteriak satu kata tapi tidak tahu apakah karena dia terlalu lemah atau malu. Setelah itu, tidak lagi terdengar suara Rahel. Michael mundur ke luar pintu dan menunggu di luar kamar selama sepuluh menit. Namun tidak ada pergerakan sedikit pun dari dalam selama Michael menunggunya. Michael memikirkan wajah Rahel yang pucat saat tadi melihatnya. Dia mengernyit, “Ada masalah apa dengannya?”
Michael terkesiap. Dia tidak pernah berpikir Rahel akan dengan terang-terangan membuka rencananya membebaskan sanderanya. Terlebih lagi, ini adalah kartu truf Rahel untuk mengancam dan mengendalikannya. Mengapa Rahel tiba-tiba berniat membebaskan sanderanya dengan begitu mudah? Tapi Michael tidak tahu berapa orang yang akan dibebaskan Rahel! "Tanyakan saja.” "Baiklah. Pertanyaan pertama, apa kamu akan menghapus ancamanmu?” "Tentu saja,” jawab Michael tanpa berpikir. Memangnya kenapa kalau ancamannya tidak dihapus secepat mungkin? "Pertanyaan terakhir. Siapa yang akan kamu pilih seandainya Bella dan aku sama-sama istrimu?” tanya Rahel. Michael langsung memandang rendah Rahel begitu mendengar pertanyaan terakhir. "Jangan terburu-buru menjawab. Pikirkan dulu baik-baik karena jawabanmu bisa jadi berhubungan dengan keputusanku untuk melepas orang yang ingin kamu bebaskan,” lanjut Rahel dingin. Michael tercekat mendengarnya. Mengapa pertanyaannya seperti ini? Apaka
Lahan hijau bagian terluar wilayah Lembah Abadi Terperangkap telah dipenuhi berbagai macam tenda dan dijadikan tempat tinggal sementara. Wilayah yang sangat luas itu dikelilingi lautan manusia. Hampir seratus ribu orang telah berkumpul meskipun semangat mereka tidak besar. Wilayah hijau terbagi menjadi beberapa kelompok tenda. Satu sisi dikuasai tenda Keluarga Lu yang menjadi markas utama Puncak Gunung Biru. Sementara sisi lain menjadi markas pasukan gabungan yang menjadi tempat berkumpulnya kelompok Paviliun Dewa Pengobatan dan Laut Abadi. Ketiga tenda yang mereka dirikan hampir menguasai bagian paling tengah wilayah luar Lembah Abadi Terperangkap. Di antara kedua markas mereka, ditempati orang-orang biasa yang tidak terhitung jumlahnya. Hampir sama dengan sebelumnya, banyak orang masih membentuk kelompok. Berkelompok menjadi satu-satunya cara bagi orang-orang lemah dalam menghadapi dunia yang menganut hukum rimba. Mereka hanya akan menjadi santapan lezat kelompok yang le
Tiga pasukan berdatangan ke Gunung Naga Terperangkap!!!Duar!!Sepertinya naga iblis yang terperangkap di Gunung Naga Terperangkap menyadari kehadiran manusia. Tanah berguncang. Suara menggelegar!Debu dan asap ada di mana-mana. Warna langit berubah!"Bunuh!"Tiga tentara berteriak. Situasi menjadi semakin tidak terkendali. Laut Abadi dan Paviliun Dewa Pengobatan datang dari arah belakang. Adit memimpin Puncak Gunung Biru di depan. Pasukan terbagi menjadi dua barisan. Depan dan belakang. Pasukan berjaga-jaga di kedua sisi. Mereka melihat situasi yang sedang terjadi dan mempererat genggaman tangan mereka di masing-masing senjata yang mereka pegang. Ribuan pasukan bersiap-siap menyerang. "Serang!"Huw berteriak. Dengan energi di tangannya, dia mengeluarkan tenaga yang ditembakkan ke Gunung Naga Terperangkap. Pasukan di belakang Huw segera membentuk formasi dan menyerang!Boom!!Seekor naga raksasa yang terperangkap keluar!Asap tebal keluar dari lubang gunung."Siapa
Boom!!!Batu-batu Gunung Naga Terperangkap. Asap menggulung. Bumi terguncang. Langit menjadi gelap. Di antara asap tebal dan kegelapan, muncul cahaya merah dari dalam lubang. Tanah berubah warna menjadi merah. Ada sosok naga iblis mulai kelihatan!"Ah!"Pasukan menjerit. Mereka kebingungan mau ke mana. "Howl!“Berani-beraninya kalian mengganggu tidurku!"Terdengar lolongan kemarahan. Terjadi ledakan lagi. Batu-batu gunung kembali berjatuhan. Para pasukan tertimpa batu dan mati seketika. Batu-batu gunung terus berjatuhan. Langit berubah warna dari gelap menjadi merah. Cahaya kemerahan yang muncul sebelumnya menjadi semakin jelas. Itu cahaya mata dari naga iblis. Posisi cahaya itu semakin lama semakin tinggi. "Ini ....""Besar sekali."Mulut semua orang terbuka, termasuk Adit. Dia yang sehari-harinya memasang wajah tanpa ekspresi, sekarang terpana melihat sosok naga di depannya. Orang-orang merasa sesak napas. Ukuran satu mata naga itu sebesar lapangan bola. Yang pal
"Takut?" Michael mendengus, "Dalam kamusku, tidak ada yang namanya takut. Demi anak, istri dan teman, jangankan naga iblis, jagoan Keluarga Lu akan kukalahkan."Rahel tidak terkejut dengan ucapan Michael. Jika orang lain yang bicara seperti itu, sudah pasti dia akan langsung menamparnya. Namun, dengan Michael berbeda. Meskipun Rahel tidak tahu dari mana Michael berasal, dia tahu dari nada Michael bicara dia tidak sedang bercanda."Apa kamu menertawakanku?" tanya Rahel dengan nada dingin. "Mungkin, tapi siapa yang tahu akan masa depan," Michael tidak takut dengan Rahel, "Apa pun yang terjadi, aku pasti bisa menghadapinya.""Dasar gila," Rahel menghela napas. Kemudian dia tersenyum, "Kamu lihat? Para pasukan itu susah payah mengalahkan naga iblis. Michael, sembuhkan aku. Kemudian kita bisa pergi mengalahkan naga iblis.""Baiklah!""Apa kamu yakin bisa menyembuhkan aku? Kamu baru bertarung bersamaku kemarin!"Michael tersenyum, "Tidak usah cemas."Michael mengajak Rahel untuk
"Apa itu?" Teriak seseorang ketakutan."Mata besar itu, itu ….""Naga iblis masih hidup!"Jerit ketakutan terdengar di mana-mana. Semua orang menjadi panik. Mereka melangkah mundur sambil mengeluarkan pedang. Terdengar suara desahan napas yang cukup nyaring. Itu bukan suara desahan manusia.Itu seperti suara dari penghuni neraka. Seperti dewa kematian yang menjatuhkan hukuman mati."Aku akan mati. Mati," ujar seseorang. Sementara yang lain berteriak histeris. Udara semakin sesak. Lubang itu menjadi begitu gelap. Orang-orang menjadi panik. Sementara itu, para jagoan Puncak Gunung Biru, Laut Abadi dan Paviliun Dewa Pengobatan membentuk formasi melingkar untuk melindungi orang-orang penting. Mereka melihat sekeliling dengan waspada. "Tuan Muda, bagaimana ini bisa terjadi?" Rauf mengerutkan dahi. Dia bingung harus bersikap apa. "Aku tidak tahu. Beritahu pasukan untuk waspada dengan keadaan sekeliling," ujar Adit dengan nada tenang. Situasi yang mereka hadapi di luar dugaan.
"Mati kau, naga iblis!"Boom!!!Seketika baju zirah ungu naga iblis memancarkan sinar terang. Kemudian muncul asap tebal dan meledak!Wuzzz!Orang-orang menyipitkan mata karena cahaya terang dan terbatuk-batuk karena asap. Bang bang!Dalam hitungan detik, para pasukan terjatuh. Mata mereka mereka menunjukkan ekspresi tidak berdaya. Mereka semua mati. Adit dan lainnya segera mengeluarkan senjata sakti masing-masing. Mereka menghalau asap tebal ungu itu mendekati mereka!Pakaian Huw menjadi basah karena keringat. Dia bertanya, "Apa yang sedang terjadi?""Dewa, selamatkan aku. Aku sudah tidak tahan," ujar salah satu pasukan. Masing-masing dari mereka mencoba bertahan dengan kemampuan dan senjata yang mereka miliki. Tubuh mereka gemetaran. "Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Rahel sambil mengerutkan dahi. "Kalau kamu bertanya padaku, aku tidak tahu jawabannya. Aku hanya melihat apa yang terjadi," ujar Michael. Dalam sejarah Dunia Bafang, belum pernah ada sejarah kekura