Jenderal Chen mendengus dingin, “Pemimpin, apakah mungkin ada kebetulan seperti itu? Michael menyerang dan menang tapi tidak ada satu pun dari komandan kita yang terbunuh. Jika kamu jadi Michael, apa semua itu masuk akal?” "Hush!" Huw menghembuskan napas perlahan. Michael sudah melakukan banyak hal dan akhirnya memenangkan pertempuran. Huw pun berpikir, sungguh tidak masuk akal Michael memotong ekor tanpa kepala musuhnya. "Kalaupun memang Michael ingin menggunakan Marcus untuk melawan kita, lepaskan saja Marcus sendiri. Mengapa dia juga melepaskan Wiley dan pemimpin lainnya? Melepaskan mereka semua sama saja dengan melepas harimau kembali ke habitatnya. Terutama saat kedua pasukan masih bertarung!” ujar Jenderal Chen dingin. Saat dua pasukan berperang, mereka akan berusaha membunuh lawannya sebanyak mungkin yang mereka bisa dengan semangat tempur yang tinggi. Cara ini yang sudah bisa dilakukan oleh semua orang dalam peperangan. "Maksudmu adalah ....” Huw mengernyit.
Perjalanan mereka dipenuhi canda tawa di sepanjang jalan. "Pemimpin, strategimu luar baik sekali. Marcus pasti bingung. Kamu mengatakan kita akan menyerang mereka tapi kita tidak muncul sama sekali. Lalu kamu mengatakan kita akan kembali menyerang mereka dan berpura-pura menyerangnya. Dan saat mereka mengurangi kewaspadaannya, kita menyerbu dengan tiba-tiba. Pikiran Marcus pasti sangat berdengung saat ini,” Sheila tersenyum. Pasukan Marcus terus berjaga dalam kegelapan tanpa tahu apa yang terjadi selama Michael melancarkan rencananya. Mereka hanya tahu hasil akhirnya saja. Pertama, pasukan elit yang membantu keluarga untuk menyerang disergap. Kedua, pasukan Paviliun Dewa Pengobatan di kaki gunung juga diserang. Keisya menutup mulut dengan tangannya. Dia tersenyum, “Mereka tidak tahu serangan mana yang benar dan serangan mana yang palsu.” Michael tersenyum tipis. Kadang kala dia mengirimkan agen rahasia untuk melihat pergerakan musuh secara berkala. Namun hasilnya akan sang
Semua orang mengangguk-angguk. "Marcus, si pria yang begitu haus akan kekuasaan dan harta lebih dari apa pun, akhirnya bersimpuh di kaki Huw. Mana mungkin dia akan menyerah? Apa mungkin dia bisa menemukan rumah yang lebih baik tanpa Huw? Puncak Gunung Biru dan Laut Abadi merupakan keluarga kolot. Dia tidak akan mungkin diterima oleh mereka. Jadi, dia tidak memiliki pilihan lain,” terang Michael pelan sambil mengendarai Tian Lu Pixiu kecil. "Dia akan mengkhianatiku. Lagi pula, bagi Marcus, ancamanku bukan untuk sekarang tapi untuk nanti. Bahkan lebih jauh lagi,” Michael tersenyum. "Kalau kamu sudah tahu dia akan mengkhianatimu, mengapa kamu masih melakukan ini? Lebih baik kamu membunuhnya agar tidak ada masalah di kemudian hari,” ujar Sheila. "Ya. Tidak ada gunanya menyelamatkan dia,” timpal Keisya heran. Pada dasarnya, semua orang memiliki pemikiran yang sama dengan Sheila dan Keiya. Menyelamatkan Marcus hanyalah tindakan sia-sia. "Dua strategiku sebelumnya telah berh
Pada saat yang bersamaan, rumput dan pepohonan di kedua sisi jalan kecil bergoyang seolah-olah banyak orang yang melewatinya. Jenderal Chen dan pasukannya bersembunyi di antara rerumputan bersiap menyergap. "Marcus, terima kasih.” Tian Lu Pixiu kecil menghadang Marcus. Michael menggenggam Kapak Pangu di tangan tidak lupa mengucapkan terima kasih pada Marcus saat dirinya tepat berhadapan dengan Marcus. Marcus kaget karena pada akhirnya apa yang dilakukannya sesuai dengan apa yang Michael harapkan. Mengapa dia melakukan banyak sekali kesalahan di dunia ini? Ucapan terima kasih Michael masuk akal bagi Marcus. Marcus mematung lebih dari tiga detik kemudian keringat membasahi tubuhnya. Apakah ini artinya markas Huw akan menjadi tempat dirinya mati tanpa dimakamkan? Marcus cepat-cepat bergabung dengan yang lainnya tanpa memikirkan lagi apa yang akan dilakukan Huw padanya. Michael telah sampai di tengah-tengah markas Paviliun Dewa Pengobatan. Tian Lu Pixiu kecil me
Huw terjepit oleh dua serangan dari dua arah. Kini dia sendiri tanpa ada yang membantu. "Apa yang terjadi? Kamu muntah darah? Bukankah kamu baru saja tertawa bahagia?” ucap Michael dengan senyum dingin. Michael mengerti apa yang terjadi. Dia telah mengutus Pam untuk mengirimkan berita pada Cameron sebagai pemimpin pasukan Keluarga Yefu terlebih dahulu. Pasukan Paviliun Dewa Pengobatan menganggap genderang yang Michael bunyikan di jalan utama hanya bualan. Namun sebenarnya merupakan sebuah sinyal serangan umum Michael! "Michael, kamu benar-benar telah menipuku! Aku akan membunuhmu,” Huw menggertakkan gigi. Dia menggelengkan kepala dan berteriak marah. Keadaan telah dijungkirbalikkan oleh Michael. Bagaimana mungkin Huw bisa menerima semua ini? Semakin dia enggan, Huw semakin marah pada Michael hingga seluruh tubuhnya gemetar karena emosi. "Bagaimana rasanya menjadi salah satu dari tiga dewa? Cuih!” ejek Michael sambil tertawa. Michael menggenggam kapak Pangu d
Marcus menunjuk dirinya sendiri, “Kamu bicara padaku?” Wajah si buah ginseng penuh dengan kegigihan. Sorot matanya dipenuhi dengan amarah. "Sial! Hei makhluk kecil, apa rambutmu sudah tumbuh?” Marcus menatap makhluk kecil dengan satu tangan di hadapannya. Dia tersenyum merendahkan. Marcus berjalan maju dan menendang si buah ginseng. Si buah ginseng jatuh ke tanah. Perbedaan ukuran tubuh di antara mereka berdua sangat terlihat jelas. "Sampah, pergi dan main saja sana!” Marcus melotot dan melangkahi si buah ginseng. Andai saja dia tidak harus mengejar Bella, Marcus pasti akan menyiksa si buah ginseng sepuasnya. Marcus marah karena si buah ginseng berani menantang dia. Makhluk kecil ini apa? "Berhenti!” Sebuah teriakan kencang terdengar dari belakang Marcus saat dia hendak melanjutkan mengejar Bella. Senyum mengolok-olok terlihat dari sudut bibir Marcus. Tiba-tiba dia merasa sesuatu yang aneh muncul di belakangnya saat dia hendak bicara. Napas kencang terasa di
Si buah ginseng yang sebelumnya mengeluarkan pukulan api, kini telah kembali ke wujud aslinya. Namun tiba-tiba cahaya hijau menyembur dari tubuhnya. Si buah ginseng terlihat putih dan penuh kasih sayang di bawah cahaya hijau. Dia mengangkat tangan kirinya dan cahaya hijau menyelimuti tubuh Marcus. Marcus yang telah tersungkur di hadapannya, perlahan terbang dan akhirnya melayang di udara. Si buah ginseng dikelilingi cahaya hijau. Energi hijau yang sangat kuat mengalir melalui tangan kirinya. Dari tangan kirinya memancar cahaya hijau berbentuk benang dan melilit tubuh Marcus. Seluruh tubuh Marcus terbungkus energi hijau seperti kepompong hanya dalam waktu singkat. "Nona, apa itu?” Ava terperanjat di puncak gunung. Rahel tidak bicara sedikit pun. Matanya menatap apa yang terjadi dari kejauhan tanpa berkedip. "Uhuk!"Marcus yang selama ini tidak bergerak tiba-tiba batuk dengan kencang dan meludahkan darah hitam dari mulutnya. Dan yang lebih aneh lagi, Marcus tib
Sembuh, sembuh! Semakin aku mengancamnya, semakin cacat kamu. Lihat saja bagaimana aku menyelesaikan urusanku denganmu! Marcus mengejek si buah ginseng dalam hatinya. Marcus juga mulai mengerti mengapa tangan kiri si buah ginseng hilang. Dia menduga semua itu berhubungan dengan Michael yang tiba-tiba pulih dari luka parahnya saat itu. Marcus merasa tubuhnya semakin ringan dan semangatnya semakin membara dengan penambahan energi hijau yang terus menerus masuk ke dalam tubuhnya. Sebaliknya, kaki kiri si buah ginseng hampir menghilang sebagian. "Sekarang, kamu bisa mengatakannya?” ujar si buah ginseng dingin. Dia melihat Marcus yang terbungkus energi hijau mulai dipenuhi cahaya merah. Si buah ginseng pun yakin tidak ada yang salah dengan tubuh Marcus. Saat dia menyembuhkan Michael, Michael tidak dalam keadaan mati. Namun masalahnya lukanya sangat banyak dan parah. Tubuh Michael juga istimewa. Oleh karenanya, dia membutuhkan seluruh tangan si buah ginseng. Tapi Marcus t