”Apakah aku harus melakukannya lagi? Kesabaranku ada batasnya!” ujar Michael. Michael tiba-tiba memutar tangan kanannya dan mengambil pisau kemudian memotong tangan kanan Marcus tanpa ragu. "Sebuah luka sayatan besar menganga di tangan kanan Marcus. Lukanya sebesar mangkuk tanpa terlihat daging dan juga tanpa darah yang mengalir. Namun sebuah tulang putih terbuka jelas. "Kamu!” Wiley menjadi cemas. Dia menggertakkan gigi, “Baiklah, aku berjanji.” "Bagus!” Michael tersenyum merendahkan. Dia mengangkat kakinya dan melepaskan Marcus. Wajah Marcus penuh dengan bekas jejak kaki di salah satu sisinya. Sementara sisi lainnya dipenuhi lumpur dan rumput mati. Dia terlihat memalukan sekali. Atau bahkan lebih tepatnya menyedihkan. Wiley cepat-cepat mengusir sekumpulan gagak setan yang mematuki tangan Marcus dan maju untuk membantu Marcus. Dia dengan sigap menyuntikkan energi tenaga dalam ke tubuh Marcus untuk melindungi tangannya lalu menatap Michael penuh dengan kewaspadaan
Marcus memimpin pasukannya menemui Huw dengan wajah dingin. Wajah Huw semakin lama semakin muram. Dia menatap Marcus yang datang mendekat. Huw marah. Dia menampar wajah Marcus dengan keras sebelum Marcus sempat bicara. Tamparan Huw begitu keras hingga membuat Marcus terjerembab ke tanah. Marcus memegang wajahnya yang panas. Sorot matanya penuh dengan amarah. Namun tidak lama kemudian, dia berlutut. "Sampah. Dasar sampah. Kamu benar-benar tidak berguna! Kamu diberi kepercayaan untuk menjaga kaki gunung Perguruan Harapan. Tapi begini caramu menjalankan perintahku?” Huw berteriak marah. Keadaan Paviliun Dewa Pengobatan sudah dalam bahaya sebelum bala bantuan datang karena mendapat serangan dari kedua belah pihak. Pasukan Paviliun Dewa Pengobatan kewalahan saat menghadapi serangan kedua belah pihak pada saat bersamaan. Dan situasi berbahaya itu disebabkan oleh Marcus. Mana mungkin Huw tidak marah dengan apa yang terjadi sekarang karena dia telah memperingatkan Marcus seb
Jenderal Chen mendengus dingin, “Pemimpin, apakah mungkin ada kebetulan seperti itu? Michael menyerang dan menang tapi tidak ada satu pun dari komandan kita yang terbunuh. Jika kamu jadi Michael, apa semua itu masuk akal?” "Hush!" Huw menghembuskan napas perlahan. Michael sudah melakukan banyak hal dan akhirnya memenangkan pertempuran. Huw pun berpikir, sungguh tidak masuk akal Michael memotong ekor tanpa kepala musuhnya. "Kalaupun memang Michael ingin menggunakan Marcus untuk melawan kita, lepaskan saja Marcus sendiri. Mengapa dia juga melepaskan Wiley dan pemimpin lainnya? Melepaskan mereka semua sama saja dengan melepas harimau kembali ke habitatnya. Terutama saat kedua pasukan masih bertarung!” ujar Jenderal Chen dingin. Saat dua pasukan berperang, mereka akan berusaha membunuh lawannya sebanyak mungkin yang mereka bisa dengan semangat tempur yang tinggi. Cara ini yang sudah bisa dilakukan oleh semua orang dalam peperangan. "Maksudmu adalah ....” Huw mengernyit.
Perjalanan mereka dipenuhi canda tawa di sepanjang jalan. "Pemimpin, strategimu luar baik sekali. Marcus pasti bingung. Kamu mengatakan kita akan menyerang mereka tapi kita tidak muncul sama sekali. Lalu kamu mengatakan kita akan kembali menyerang mereka dan berpura-pura menyerangnya. Dan saat mereka mengurangi kewaspadaannya, kita menyerbu dengan tiba-tiba. Pikiran Marcus pasti sangat berdengung saat ini,” Sheila tersenyum. Pasukan Marcus terus berjaga dalam kegelapan tanpa tahu apa yang terjadi selama Michael melancarkan rencananya. Mereka hanya tahu hasil akhirnya saja. Pertama, pasukan elit yang membantu keluarga untuk menyerang disergap. Kedua, pasukan Paviliun Dewa Pengobatan di kaki gunung juga diserang. Keisya menutup mulut dengan tangannya. Dia tersenyum, “Mereka tidak tahu serangan mana yang benar dan serangan mana yang palsu.” Michael tersenyum tipis. Kadang kala dia mengirimkan agen rahasia untuk melihat pergerakan musuh secara berkala. Namun hasilnya akan sang
Semua orang mengangguk-angguk. "Marcus, si pria yang begitu haus akan kekuasaan dan harta lebih dari apa pun, akhirnya bersimpuh di kaki Huw. Mana mungkin dia akan menyerah? Apa mungkin dia bisa menemukan rumah yang lebih baik tanpa Huw? Puncak Gunung Biru dan Laut Abadi merupakan keluarga kolot. Dia tidak akan mungkin diterima oleh mereka. Jadi, dia tidak memiliki pilihan lain,” terang Michael pelan sambil mengendarai Tian Lu Pixiu kecil. "Dia akan mengkhianatiku. Lagi pula, bagi Marcus, ancamanku bukan untuk sekarang tapi untuk nanti. Bahkan lebih jauh lagi,” Michael tersenyum. "Kalau kamu sudah tahu dia akan mengkhianatimu, mengapa kamu masih melakukan ini? Lebih baik kamu membunuhnya agar tidak ada masalah di kemudian hari,” ujar Sheila. "Ya. Tidak ada gunanya menyelamatkan dia,” timpal Keisya heran. Pada dasarnya, semua orang memiliki pemikiran yang sama dengan Sheila dan Keiya. Menyelamatkan Marcus hanyalah tindakan sia-sia. "Dua strategiku sebelumnya telah berh
Pada saat yang bersamaan, rumput dan pepohonan di kedua sisi jalan kecil bergoyang seolah-olah banyak orang yang melewatinya. Jenderal Chen dan pasukannya bersembunyi di antara rerumputan bersiap menyergap. "Marcus, terima kasih.” Tian Lu Pixiu kecil menghadang Marcus. Michael menggenggam Kapak Pangu di tangan tidak lupa mengucapkan terima kasih pada Marcus saat dirinya tepat berhadapan dengan Marcus. Marcus kaget karena pada akhirnya apa yang dilakukannya sesuai dengan apa yang Michael harapkan. Mengapa dia melakukan banyak sekali kesalahan di dunia ini? Ucapan terima kasih Michael masuk akal bagi Marcus. Marcus mematung lebih dari tiga detik kemudian keringat membasahi tubuhnya. Apakah ini artinya markas Huw akan menjadi tempat dirinya mati tanpa dimakamkan? Marcus cepat-cepat bergabung dengan yang lainnya tanpa memikirkan lagi apa yang akan dilakukan Huw padanya. Michael telah sampai di tengah-tengah markas Paviliun Dewa Pengobatan. Tian Lu Pixiu kecil me
Huw terjepit oleh dua serangan dari dua arah. Kini dia sendiri tanpa ada yang membantu. "Apa yang terjadi? Kamu muntah darah? Bukankah kamu baru saja tertawa bahagia?” ucap Michael dengan senyum dingin. Michael mengerti apa yang terjadi. Dia telah mengutus Pam untuk mengirimkan berita pada Cameron sebagai pemimpin pasukan Keluarga Yefu terlebih dahulu. Pasukan Paviliun Dewa Pengobatan menganggap genderang yang Michael bunyikan di jalan utama hanya bualan. Namun sebenarnya merupakan sebuah sinyal serangan umum Michael! "Michael, kamu benar-benar telah menipuku! Aku akan membunuhmu,” Huw menggertakkan gigi. Dia menggelengkan kepala dan berteriak marah. Keadaan telah dijungkirbalikkan oleh Michael. Bagaimana mungkin Huw bisa menerima semua ini? Semakin dia enggan, Huw semakin marah pada Michael hingga seluruh tubuhnya gemetar karena emosi. "Bagaimana rasanya menjadi salah satu dari tiga dewa? Cuih!” ejek Michael sambil tertawa. Michael menggenggam kapak Pangu d
Marcus menunjuk dirinya sendiri, “Kamu bicara padaku?” Wajah si buah ginseng penuh dengan kegigihan. Sorot matanya dipenuhi dengan amarah. "Sial! Hei makhluk kecil, apa rambutmu sudah tumbuh?” Marcus menatap makhluk kecil dengan satu tangan di hadapannya. Dia tersenyum merendahkan. Marcus berjalan maju dan menendang si buah ginseng. Si buah ginseng jatuh ke tanah. Perbedaan ukuran tubuh di antara mereka berdua sangat terlihat jelas. "Sampah, pergi dan main saja sana!” Marcus melotot dan melangkahi si buah ginseng. Andai saja dia tidak harus mengejar Bella, Marcus pasti akan menyiksa si buah ginseng sepuasnya. Marcus marah karena si buah ginseng berani menantang dia. Makhluk kecil ini apa? "Berhenti!” Sebuah teriakan kencang terdengar dari belakang Marcus saat dia hendak melanjutkan mengejar Bella. Senyum mengolok-olok terlihat dari sudut bibir Marcus. Tiba-tiba dia merasa sesuatu yang aneh muncul di belakangnya saat dia hendak bicara. Napas kencang terasa di
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua