Dugaan Guru Kedua tampak indah tapi kenyataannya hanyalah sebuah tamparan keras bagi mereka. "Apa yang diucapkan Guru Kedua benar. Kita bisa membuat memukul mundur pasukan Paviliun Dewa Pengobatan. Paviliun Dewa Pengobatan pasti kalah,” ujar Guru Ketiga dengan bahagia. Perkiraan Guru Kedua dan Ketiga juga diaminkan oleh banyak orang. Hampir seluruh anggota Perguruan Harapan, termasuk Nolan sangat optimis. Namun Sheila dan Keisya mengernyit karena melihat kesedihan di mata Michael. Mereka berjalan beberapa langkah mendekati Michael dan bertanya, “Michael, apa kamu khawatir pasukan Keluarga Fu tidak akan membantu kita?” "Keluarga Fu memang bukan petarung yang tangguh. Mereka sedang menghadapi hidup dan mati. Keluarga Fu tidak akan bersusah payah berjalan dalam air berlumpur hanya demi dendam personal. Benar, kan? Mereka akan mengalami kekalahan yang lebih serius dari kita jika Perguruan Harapan jatuh,” ungkap Nolan. "Ya. Keluarga Yefu sebenarnya tidak ingin bermasalah
Michael mengangguk. Itulah yang menjadi alasan sedari tadi dia mengernyit. Kesulitan dan bahaya yang akan mereka hadapi saat ini sangat mengerikan jika keadaannya seperti itu. "Michael, apa yang harus kita lakukan?” tanya Bella cemas. Bella lebih khawatir dari yang lainnya walaupun dari permukaan tidak terlihat dan tampak yakin mendukung keputusan Michael. Bella merupakan orang yang paling merasa khawatir. Andai saja dia bisa, dia ingin sekali menahan sepuluh ribu pasukan yang menyerang mereka. Bella terus dihantui ketakutan selama Michael bertarung di luar. Hati Bella sakit sekali terutama saat dia mendengar Michael terluka parah. Tapi Bella sudah tahu dari sejak dulu bagaimana membantu pria yang sangat dicintainya itu semaksimal mungkin. Dia pun menunjukkan sikap yang kuat di hadapan semua orang dan tetap menjaga barisan belakang Perguruan Harapan. Besok, jika Michael bisa menduganya, bahaya yang dihadapinya akan semakin meningkat. Itulah mengapa Bella sangat
Mereka semua tidak mengerti tujuan Michael. Stephen mengambil keputusan cepat, “Jangan banyak bertanya. Kita berikan apa yang dimintanya. Guru Kedua, kumpulkan semua murid Perguruan Harapan dan minta mereka menggambar peta yang detail sesuai dengan pengalaman mereka. Ngomong-ngomong, kapan Michael membutuhkannya?” "Aku tidak tahu. Dia langsung pergi setelah memintaku menemuimu untuk dibuatkan peta,” Bella menggelengkan kepala. Stephen mengernyit. Malam ini sudah larut sekali. Ke mana Michael pergi? Namun dia tidak ingin memikirkannya. Dia menatap para pemimpin kelompok dan berkata, “Apa yang kalian lakukan? Cepat siapkan petanya.” "Kita harus menyelesaikannya secepat mungkin. Peta itu harus sudah siap saat dia datang.” Baik. Guru Kedua segera pamit setelah mendapat perintah. Dia pergi ke tiap puncak untuk membangunkan murid-murid perguruan tanpa meminta bantuan siapa pun dan mengumpulkan semuanya di perpustakaan. Untuk tahap awal, Guru Kedua dan yang lainnya memet
"Nadine, bagaimana menurutmu?” tanya Stephen. "Pimpinan, ini ....” Nadine tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan Stephen. "Mengapa? Kalian bagai babi mati yang ketakutan dengan air mendidih.” Semua orang langsung menengok ke arah sumber suara di belakang mereka. Mereka menatap Pam yang datang dengan si buah ginseng di tangannya. "Pam, jangan bicara macam-macam. Kami ini seniormu,” ujar Guru Kedua dengan wajah gugup. "Senior? Apa karena kalian senior sehingga kalian merasa lebih berkuasa dan selalu benar? Kalian kembali membuat keputusan salah padahal Michael telah memberi kesempatan berkali-kali. Mengapa kalian tidak tahu cara menghargai orang yang telah memberi kalian kesempatan?” balas Pam. Dia kemudian menatap si buah ginseng, “Temui Bella untuk membubarkan mereka. Kamu ikut Michael kalau Michael kembali. Mereka semua tidak pantas mati.” Si buah ginseng mengangguk. Dia melompat dari tangan Pam dan segera pergi. Stephen cepat-cepat menahan Pam dan si buah
Kemudian satu sosok gagah berdiri di depan semua orang. Sosok itu memegang pedang giok di tangan kiri, Kapak Pangu di tangan kanan. Tubuhnya tegap. Wajahnya menunjukkan tekad bulat. "Mi ... Michael?"Orang-orang terkejut melihat sosok Michael."Terlambat," bisik Michael. Dia menerobos hujan dan langsung menyerang pengikut Paviliun Dewa Pengobatan."Sialan, dia datang," Huw berteriak dan melambaikan tangannya. Para pengikutnya langsung menyerang Michael.Kondisi Michael lebih baik berkat Tian Lu Pixiu. Sosok Michael seperti hantu. Ketika dia mendekati pengikut Paviliun Dewa Pengobatan, Michael menggunakan senjata-senjatanya untuk menyerang. Michael berteriak seperti dewa perang. Mayat bergelimpangan di mana-mana. Di udara, Penyihir Laut dan Tian Lu Pixiu juga ikut bertarung. Tian Lu Pixiu langsung menyerang begitu giliran Michael selesai. Monster itu terbang ke sisi Michael. Michael menungganginya dan langsung terbang ke udara. Berikutnya Michael kembali menyerang pengikut
Wajah para pengikut Paviliun Dewa Pengobatan pucat. Mereka melihat dengan mata kepalanya sendiri apa yang dilakukan Michael. Hutan bergoyang. Debu-debu beterbangan diikuti dengan suara monster yang meraung marah. Para pengikut melihat ada pemandangan aneh dari kejauhan. Tampak samar-samar ada sesuatu yang datang mendekati mereka. Setelah diamati, dari puncak Kelompok Empat Perguruan Harapan, terlihat monster-monster aneh yang berlarian. "Ada apa ini? Kenapa monster-monster itu datang ke sini. Apa sudah terjadi sesuatu?" Guru Kedua heran menatap segerombolan monster datang. Para murid saling berbisik. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Mereka melihat berbagai jenis monster datang. Ada monster yang sudah mereka kenal, tapi juga ada monster yang baru mereka lihat. Hal ini tidak pernah terjadi di Perguruan Harapan. "Kenapa para monster itu datang?""Monster-monster itu berlari. Sepertinya mereka menuju kita.""Menuju kita? Tidak mungkin.""Itu benar. Biasanya monster-
"Sekarang, aku mengerti mengapa Pam jatuh cinta pada Michael. Michael adalah pria baik. Dia menyelamatkan Pam secara diam-diam. Kami sudah dibutakan oleh harga diri dan ego. Kami tidak melihat sisi baik Michael dan malah menyalahkan Michael," Stephen merasa menyesal. Guru Kedua juga menundukkan kepala dan berkata, "Jika aku adalah Michael, aku akan membalas dendam dengan membunuh semua penghuni Perguruan Harapan. Michael, kenapa kamu mengambil mempertaruhkan nyawamu untuk menyelamatkan kami?! Michael, kamu benar-benar ksatria berkuda putih. Kami merasa sangat malu, padahal sudah lama kami menjadi guru.""Kami sudah menghancurkan reputasi orang yang begitu baik sepertimu, Michael. Kalau kami selamat hari ini, kami akan mengundurkan diri. Kalau tidak, bagaimana kami bisa menghadap para leluhur kelak?" Guru Ketiga menyuarakan pendapatnya dan menggelengkan kepala. Kemudian, Guru Keempat membalikkan badan dan berhadapan dengan Bella. "Bella, karena kamu sebagai istrinya ada di sini, to
Dari belakang Huw, terlihat sekitar 70.000 atau 80.000 monster berkumpul. Mereka menyerang pengikut Paviliun Dewa Pengobatan.Pengikut Paviliun Dewa Pengobatan tidak bisa melawan sama sekali. Jumlah para monster itu banyak sekali. Ketika para monster saling menyerang, pemandangan yang terjadi sangat tragis. Para pengikut Paviliun Dewa Pengobatan dibantai dalam sekejap. Darah menggenang membentuk sungai. Mayat bergelimpangan di mana-mana. Terdengar jeritan menyayat hati. Seketika, Huw merasa memasuki neraka dunia. "Ini ... ini ...." Huw tidak bisa berkata-kata. Kejadian ini di luar ekspektasi orang biasa. Mungkin wajar jika monster liar menyerang manusia tapi ini monster yang berada dalam kontrak dengan manusia ikut menyerang majikannya. Sudah jadi pengetahuan umum, pikiran manusia/majikan dengan monster itu menjadi satu. Jika manusia/majikan itu mati, monster itu juga mati. Karena itulah, kejadian ini seperti bunuh diri. "Bagaimana ini bisa terjadi?" Marcus menatap peristi