Michael melayang di angkasa. Walaupun Michael sudah bisa menguasai diri, tapi dia menyadari keadaan fisiknya tidak sedang baik-baik saja.Luka dalam yang sangat serius membuat Michael merasakan kesakitan luar biasa. Wajahnya pucat dan lemah karena kehilangan banyak darah. Tubuhnya kram dan terus berkedut karena luka dalam yang dideritanya. Seandainya kejadian ini terjadi pada orang lain yang semangatnya tidak sekeras Michael maka orang tersebut akan jatuh tersungkur ke tanah dan mati. Michael mencoba menahan rasa sakitnya. Dia tidak ingin menjadi bulan-bulanan mereka yang ada di bawah. Namun baru beberapa saat, keringat terus bercucuran dengan deras dari tubuh Michael karena rasa sakit yang ditahannya. Aku tidak boleh jatuh! Itulah satu-satunya hal yang dipikirkan Michael di kepalanya. Dia tahu apa yang akan terjadi jika dia jatuh. "Nona, dia telah berhasil menerobos bendera panji iblis, tapi sepertinya kondisinya buruk.” Ava mengernyit di satu tempat di sebua
Mulut Michael sudah dipenuhi darah namun dia berusaha keras menelannya. Kekuatan yang diterimanya membutuhkan dukungan kekuatan luar biasa. Penggunaan kapak Pangu membuat kondisi tubuh Michael semakin memburuk karena beban yang ditanggungnya semakin berat. Tapi Michael tidak mempunyai pilihan lain menghadapi serangan ribuan pasukan dan para pengikut Paviliun Dewa Pengobatan yang beterbangan di atas langit Perguruan Harapan. Sorot mata marah Michael balas menatap ketiga jagoan Sekte Iblis. Mereka bertiga terjungkal beberapa meter ke belakang. Pada saat yang bersamaan, Michael memaksa kekuatan kecepatan berubah menjadi bayangan dan mengusir sebagian pengikut Paviliun Dewa Pengobatan"Hentikan dia!” teriak Huw. Ratusan pengikut Paviliun Dewa Pengobatan dengan cepat terbang ke angkasa. Namun semuanya ketakutan dan tidak ada seorang pun yang berani menghentikan Michael saat Michael datang dengan Kapak Pangu di tangan dan sorot mata membunuh. Hanya di saat seperti ini Pavil
Rahel sudah sering bertemu begitu banyak jagoan. Dia juga berpikir dirinya terlalu menganggap serius kekuatan Michael padahal tidak seharusnya seperti itu. Sebagai orang yang memiliki visi ke depan, Rahel sangat bangga jika dirinya tidak dipandang rendah oleh Michael. Namun Michael terus menerus mengagetkannya. Awalnya dia pikir Michael tidak mungkin bisa melakukan banyak hal. Namun ekspektasinya terhadap Michael terus berubah dari hari ke hari.Michael telah membuat Rahel yang dingin dan sombong menjadi terkesan karena keberaniannya kali ini. "Ava, selamatkan dia dengan cara apa pun,” bisik Rahel. Wajah menawan Rahel memancarkan rasa gembira dan cinta yang tersembunyi. Ava masih tenggelam dalam keterkejutan yang disebabkan oleh Michael. Dia belum pernah melihat cara membunuh orang seperti yang dilakukan oleh Michael. Cara membunuh yang sangat sederhana dengan menyemburkan darah tapi ribuan orang mati olehnya. Gaya membunuhnya mengerikan dan membuatnya panik. Yang lebi
"Hooooo!"Tian Lu Pixiu kecil mengaum pada penjahat di hadapannya. Sorot matanya tajam penuh dengan amarah karena dia merasa terganggu. Yang muncul di hadapan Michael dan Tian Lu Pixiu kecil tidak lain tidak bukan adalah si buah ginseng. Pam takut rahasianya bocor setelah si buah ginseng mengikutinya pulang ke Perguruan Harapan. Perguruan Harapan penuh dengan para guru yang tidak menyukai Michael. Pam khawatir si buah ginseng salah ucap yang bisa mengakibatkan konsekuensi yang tak terbayangkan oleh Pam. Oleh karena itu, Pam mengurung si buah ginseng di kamarnya dan memerintahkan si buah ginseng untuk tidak ke luar dari kamar sejak mereka sampai di Perguruan Harapan. Si buah ginseng yang malang bisa dengan mudahnya mengabaikan perintah Michael, tapi dia patuh pada perintah Pam dan tidak akan pernah melanggarnya. Tapi tanpa diduga, sesuatu terjadi di Perguruan Harapan. Pam disekap. Si buah ginseng pun kesepian menunggu sendirian di kamar. Sampai akhirnya hari ini si bu
Sebagai orang bijak yang mengenal dunia obat di Dunia Bafang, tidak ada yang lebih tahu selain Michael betapa sulitnya mengobati luka parah hanya dalam waktu singkat karena harus kembali bertarung. Bahkan Michael sendiri sangat kesulitan harus mengobati luka sendiri dengan cepat. "Monster macam apa kamu, Michael? Michael, kamu masalah terbesarku. Aku tidak akan bisa tenang seumur hidupku jika kamu belum mati.” Huw mengumpat sendiri. Kemudian sorot matanya tajam dan berteriak marah, “Kita cari bantuan sebanyak-banyaknya. Pergilah pada Guru Agung untuk minta bantuan.” "Tapi pemimpin, Guru Agung sedang berperang melawan Keluarga Yefu. Aku khawatir kedatangan kita akan berpengaruh pada situasi di sana jika kita gegabah meminta bantuan untuk datang ke sini.” "Suruh dia menghadapku dulu. Kita akan mengirim pasukan untuk membantunya apabila dia membutuhkannya,” ujar Huw dingin. Orang kepercayaan Huw tertegun, “Keluarga Yefu akan untung besar jika Guru Agung jatuh. Kejatuhan
Dugaan Guru Kedua tampak indah tapi kenyataannya hanyalah sebuah tamparan keras bagi mereka. "Apa yang diucapkan Guru Kedua benar. Kita bisa membuat memukul mundur pasukan Paviliun Dewa Pengobatan. Paviliun Dewa Pengobatan pasti kalah,” ujar Guru Ketiga dengan bahagia. Perkiraan Guru Kedua dan Ketiga juga diaminkan oleh banyak orang. Hampir seluruh anggota Perguruan Harapan, termasuk Nolan sangat optimis. Namun Sheila dan Keisya mengernyit karena melihat kesedihan di mata Michael. Mereka berjalan beberapa langkah mendekati Michael dan bertanya, “Michael, apa kamu khawatir pasukan Keluarga Fu tidak akan membantu kita?” "Keluarga Fu memang bukan petarung yang tangguh. Mereka sedang menghadapi hidup dan mati. Keluarga Fu tidak akan bersusah payah berjalan dalam air berlumpur hanya demi dendam personal. Benar, kan? Mereka akan mengalami kekalahan yang lebih serius dari kita jika Perguruan Harapan jatuh,” ungkap Nolan. "Ya. Keluarga Yefu sebenarnya tidak ingin bermasalah
Michael mengangguk. Itulah yang menjadi alasan sedari tadi dia mengernyit. Kesulitan dan bahaya yang akan mereka hadapi saat ini sangat mengerikan jika keadaannya seperti itu. "Michael, apa yang harus kita lakukan?” tanya Bella cemas. Bella lebih khawatir dari yang lainnya walaupun dari permukaan tidak terlihat dan tampak yakin mendukung keputusan Michael. Bella merupakan orang yang paling merasa khawatir. Andai saja dia bisa, dia ingin sekali menahan sepuluh ribu pasukan yang menyerang mereka. Bella terus dihantui ketakutan selama Michael bertarung di luar. Hati Bella sakit sekali terutama saat dia mendengar Michael terluka parah. Tapi Bella sudah tahu dari sejak dulu bagaimana membantu pria yang sangat dicintainya itu semaksimal mungkin. Dia pun menunjukkan sikap yang kuat di hadapan semua orang dan tetap menjaga barisan belakang Perguruan Harapan. Besok, jika Michael bisa menduganya, bahaya yang dihadapinya akan semakin meningkat. Itulah mengapa Bella sangat
Mereka semua tidak mengerti tujuan Michael. Stephen mengambil keputusan cepat, “Jangan banyak bertanya. Kita berikan apa yang dimintanya. Guru Kedua, kumpulkan semua murid Perguruan Harapan dan minta mereka menggambar peta yang detail sesuai dengan pengalaman mereka. Ngomong-ngomong, kapan Michael membutuhkannya?” "Aku tidak tahu. Dia langsung pergi setelah memintaku menemuimu untuk dibuatkan peta,” Bella menggelengkan kepala. Stephen mengernyit. Malam ini sudah larut sekali. Ke mana Michael pergi? Namun dia tidak ingin memikirkannya. Dia menatap para pemimpin kelompok dan berkata, “Apa yang kalian lakukan? Cepat siapkan petanya.” "Kita harus menyelesaikannya secepat mungkin. Peta itu harus sudah siap saat dia datang.” Baik. Guru Kedua segera pamit setelah mendapat perintah. Dia pergi ke tiap puncak untuk membangunkan murid-murid perguruan tanpa meminta bantuan siapa pun dan mengumpulkan semuanya di perpustakaan. Untuk tahap awal, Guru Kedua dan yang lainnya memet
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua