"Tuan Nigel, aku tidak menyangka anda datang.""Tuan Nigel datang ke Kota Yuncheng, apakah ada sesuatu yang bisa dibantu? Jangan sungkan, kami akan siap membantu.” "Benar-benar suatu kehormatan bagi kami kedatangan pemain hebat seperti Tuan Nigel. Jika tidak keberatan untuk berbagi beberapa tips permainan, keahlian kami dalam bermain pasti akan meningkat."Nigel sudah terbiasa disanjung banyak orang. Dengan kemampuan permainannya, tidak ada pemain Go yang tidak mengenal reputasinya. Dengan seutas senyum di wajahnya, dia berjalan ke arah Carlsen. "Kalian memintaku untuk membagikan tips? Itu tergantung pada ketua asosiasi kalian.”Wajah Carlsen menjadi tegang. Selama bertahun-tahun, dia masih berada dalam bayang-bayang Nigel. Hatinya ingin menolak maksud terselubung Nigel. "Tuan Nigel akan melawan guru?""Ini merupakan kehormatan besar bagi kami untuk melihat Tuan Nigel bermain Go.“"Ayo cepat kita mulai."Selama ini mereka hanya melihat permainan Nigel di TV. Tidak banyak da
Begitu Carlsen mengatakannya, semua anggota Asosiasi Go memandang Irene. Seperti semua orang tahu, Carlsen memiliki dua murid. Alexy dan Irene. Namun, Alexy sudah diusir oleh Carlsen. Berarti hanya Irene yang bisa bertarung untuknya.Namun, pengetahuan Irene di permainan Go biasa saja. Jika Alexy masih di sini, mereka dapat memahaminya. Tapi jika Irene yang maju, bukankah jelas bahwa dia akan kalah?Michael sudah ada di samping Teddy. Karena dia datang terlambat, dia tidak tahu apa yang terjadi."Ketua, Irene tidak bisa jadi lawan dari murid Tuan Nigel. Jangan buang waktu. Ketua saja yang maju.""Ya, bagaimana Irene bisa menang.""Kita semua tahu bagaimana kemampuannya di Go."Mendengar kata-kata ini, Irene terdiam. Dia memang tidak memiliki kemampuan yang bagus dalam permainan Go. Peter jelas pemain handal. Jika Irene tetap bersikeras maju, dia akan malu."Kapan aku bilang Irene yang maju? Aku punya murid satu lagi, tapi kalian tidak tahu," bela Carlsen. Masalah ini belum d
Carlsen melirik Michael dengan penuh rasa terima kasih. Jika Michael tidak menemaninya dalam berakting, hari ini lebih dari sekadar memalukan di papan Go.Nigel memandang Michael dengan pandangan merendahkan. "Oke, saat muridmu kalah, kamu yang akan menggantikannya. Tapi aku sarankan lebih baik siap-siap dari sekarang."Nigel sangat percaya diri dengan kemampuan Peter. Bagaimanapun, dia adalah murid yang dia latih. Jika murid Carlsen tidak bisa menang, bukankah akan buang-buang waktu. “Hei, kita buang-buang waktu. Ayo segera mulai.“ Peter merasa melawan Michael tidak semenarik melawan Carlsen. .Irene membawa papan Go. Peter warna putih. Michael warna hitam. Permainan Go secara resmi dimulai.Mereka yang hadir tidak bisa membendung kegembiraan. Bahkan Carlsen merasa gugup. Jika Michael menang, itu hal bagus. Tapi jika Michael kalah, dirinya yang akan bermain. Harga dirinya benar-benar berada dalam genggaman Nigel. Satu-satunya orang yang tampak tidak peduli adalah Nigel sendiri
Begitu Michael mengatakannya, yang hadir terpana. Bahkan wajah Carlsen menjadi pucat. Jika dia menang dari Peter, dia harus bisa menerimanya. Bukankan dengan mengatakan hal itu berarti memprovokasi Nigel?"Anak muda, bagaimana kamu bisa mengatakan kata-kata tidak sopan seperti itu?""Kamu berani menantang Tuan Nigel? Sungguh sombong.""Anak muda, tahan dirimu, atau kamu akan malu nanti."Anggota asosiasi memandang Michael dengan marah karena dia berani untuk tidak menghormati Nigel. Carlsen tahu Michael sedang mencari kematiannya sendiri. Dengan cepat dia berkata, "Cepat minta maaf."Michael menatap Nigel dengan tajam. Dari kata-kata Teddy, ini memang sebuah kesempatan langka. Jika dia melewatkannya, tidak akan kesempatan kedua. Tapi bagaimana jika dia kalah? Jika tidak ada tantangan baru, bagaimana dia bisa tahu batas kemampuannya?Teddy berpikiran lain. Dia memandang Michael dengan kagum. Untuk ukuran anak muda, jika tidak memiliki keberanian seperti ini, apa pantas disebut
Michael sedikit mengernyit. Dia berkata dengan suara dingin, "Sudah, kalian diam saja. Belum bisa diputuskan siapa yang menang dan kalah.”Kalimat ini membuat semua orang terdiam. Mereka menatap Michael dengan marah.Nigel mencibir. Jika Peter yang melakukannya, dia pasti akan menghargainya. Tapi ini Michael. Dia pikir itu adalah tindakan yang memalukan. Karena ini adalah murid Carlsen, dia pasti tidak optimis tentang hal itu.“Kakek, dia sangat tampan,” Ruby berbisik di telinga Teddy.Perkataan Michael memang memberikan pengaruh. Yang hadir tidak dapat membantah apa yang dikatakan Michael. Dia tidak memiliki rasa takut di hadapan guru besar seperti Nigel. Keberanian ini patut dipuji untuk anak muda saat ini.Hanya saja semakin baik dia, Teddy semakin khawatir. Orang seperti Michael tidak akan pernah memperlakukan dirinya sebagai seorang pecundang. Apakah dia memiliki kesulitan untuk masuk ke dalam keluarga Su, atau dia memiliki tujuan tertentu? Selain itu, Ruby jelas telah ja
Nigel pergi dengan Peter sambil terlihat marah. Sementara para anggota asosiasi itu memandang Michael dengan tercengang.Dia benar-benar mengatakan di depan Nigel bahwa dia tidak menganggap serius Peter. Dan Go hanyalah hobi!"Ya Tuhan, siapa orang ini? Sombong sekali dia.""Aku belum pernah melihat orang ini sebelumnya. Dia berani bilang seperti itu di depan Nigel.""Dia tidak sombong. Tidak semua orang bisa bertahan dari permainan Nigel.""Ternyata ada orang-orang kuat di Yuncheng, itu benar-benar bisa memberi wajah baru untuk dunia Go di Yuncheng."Michael memandang orang-orang yang ingin berbicara dengannya. Dia berkata pada Carlsen. "Kakek Carlsen, aku masih punya urusan. Ayo kita pergi.”Setelah selesai berbicara, Ruby dengan cepat berlari mengikuti Michael. Ruby berjalan ke arah Carlsen dan berkata tidak puas, "Kakek, berani-beraninya kamu mengambil keuntungan dariku."“Kenapa aku memanfaatkanmu?” tanya Carlsen dengan bingung.Sebelumnya Teddy tidak ingin memberi ta
Melihat Michael yang termenung memandangi etalase, pria itu tertawa. "Lihat dia. Orang-orang yang tidak punya uang hanya bisa melihat perhiasan berlian. Jika kamu punya pacar seperti aku, kamu akan bahagia."Pasangannya tertawa sambil memandang Michael dengan pandangan merendahkan. "Aku bisa melihatnya dengan jelas."Sambil berbicara, keduanya berjalan menuju mobil BMW Z4 di tempat parkir. Di samping mobil mereka, ada mobil Lamborghini yang diparkir.“Mobil Lamborghini ini sangat bagus, kapan kamu bisa membelinya?” tanya wanita itu pada sang pria. Sambil malu, pria itu berkata, "Masuklah ke mobil, apa iya mobil ini terjangkau oleh orang biasa?"Pada saat yang bersamaan, lampu mobil Lamborghini menyala. Saat wanita itu duduk di dalam mobil, dia melihat sekeliling. Dia mencoba melihat siapa pemilik Lamborghini itu.Michael berdiri di depan seorang lelaki tua yang menghalangi jalannya."Kakek Victor!" seru Michael. Victor, guru yang sudah melatih Michael sejak kecil. Dari selu
Malam itu di meja makan, Michael mengatakan kepada Bella bahwa dia akan pergi untuk beberapa hari ke depan. Bella hanya bisa mengangguk dengan ekspresi datar. Tapi Suzy merasa Michael akan melakukan sesuatu yang tidak baik. "Michael, jika kamu pergi bersama dengan seorang wanita, yang terbaik adalah jangan beritahu kami. Jika tidak, aku akan mengeluarkanmu dari keluarga Su."Michael langsung menyaring kata-kata Suzy. Wanita ini menatapnya dengan sorot mata kebencian. Tentu saja dia tidak akan mengatakan hal yang baik."Ngomong-ngomong, sebelum kamu pergi, kamu simpan semua uang yang kamu miliki di sini. Aku tidak bisa mengizinkan kamu menggunakan uang keluarga Su untuk bersama wanita lain," kata Suzy.Michael tersenyum. "Aku punya puluhan miliar, apa kamu mau?"Suzy hanya mencibir dengan dingin. Si brengsek ini berani mengatakan bahwa dia memiliki puluhan miliar. Bukankah itu bohong?“Jika kamu punya puluhan miliar, aku akan menjadi bos dari empat perusahaan,” kata Suzy dengan
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua