Ketika anak laki-laki yang pertama berlutut, teman-temannya yang juga mengetahui identitas Michael satu per satu turut berlutut. Tidak ada satu pun dari mereka yang berani melawan Michael karena nama besar Michael di Kota Yanjing begitu mengintimidasi mereka. Mereka berlutut dengan sepenuh hati dan mengakhiri masalahnya.Harga diri tidak lagi penting bagi mereka saat ini. Keselamatan keluargalah yang harus diutamakan.Si gadis terlihat bingung. Dia tidak mengerti mengapa teman-teman laki-lakinya berlutut. Namun dia merasa teman-temannya sangat ketakutan pada anak kecil di hadapannya.“Apa yang kalian ... apa yang kalian lakukan?” tanya si gadis dengan wajah tercengang.Michael sedikit terkejut. Ancamannya dimaksudkan agar mereka semua pergi menjauh darinya. Dia memberitahu identitasnya supaya mereka tidak mengganggunya. Tapi siapa sangka, para anak laki-laki ini malah berlutut karena ketakutan.Michael khawatir identitasnya terbongkar oleh orang-orang yang berkumpul di pantai.Mi
Esok harinya.Michael bangun pagi sekali dan pergi menuju pelabuhan. Dia memperhatikan pelabuhan dari jauh dan menemukan fakta betapa ketatnya pengamanan pelabuhan.Tidak seorang pun diizinkan mendekati pelabuhan sebelum kapal pengangkut berlabuh. Hampir tidak mungkin baginya untuk menyusup ke kapal di bawah penjagaan ketat petugas keamanan pelabuhan.Michael merasa cukup mendapat gambaran mengenai pengamanan pelabuhan dan bersiap pergi. Tiba-tiba seorang pria tua berambut pirang muncul di belakangnya.Berdasarkan penglihatan mata batin Michael, pria tua itu mempunyai kekuatan yang sama dengan pembunuh medali emas sebelumnya. Dari tarikan napasnya, Michael juga yakin pria tua yang berdiri di hadapannya mendapat kekuatan dari sumber yang sama dengan si pembunuh medali emas.“Kamu tahu aku di sini?” tanya Michael berpura-pura polos.Michael menyadari identitasnya sudah diketahui oleh pria tua itu karena si pria tua langsung datang padanya.Si pria tua tersenyum santai dan berkata,
Michael menceritakan pertemuannya dengan pria tua di pelabuhan kepada Spence setibanya di hotel.Spence mendengarkan semua cerita Michael dengan penuh konsentrasi.Si pria tua bersedia membawa Michael ke pulau markas. Orang biasa pun sudah bisa menduga, ini pasti jebakan. Michael pasti dalam bahaya jika sampai dia mendarat di pulau itu.“Michael, kamu telah membunuh pembunuh medali emas. Kekuatanmu telah menarik perhatian mereka. Aku khawatir jebakan telah disiapkan begitu kamu menginjakkan kakimu di pulau markas,” ujar Spence dengan sungguh-sungguh.Michael tersenyum dan berkata, “Aku juga sudah menduganya. Mereka melakukan ini karena tidak ingin kehilangan anggotanya lagi. Membentuk pembunuh medali emas bukan hal yang mudah.”“Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan?” tanya Spence.“Lanjutkan sesuai rencana kita. Tentu saja,” jawab Michael tanpa ragu.Spence tercengang untuk beberapa saat. Dia tidak menduga Michael tetap akan pergi walaupun dia tahu konsekuensi yang akan dih
Michael akhirnya melihat pulau tempat markas Organisasi Kambing Hitam yang terisolasi di tengah laut setelah berlayar hampir tiga hari. Asap hitam yang tebal terlihat mengepul dari kejauhan, sepertinya asap tersebut berasal dari gunung api aktif yang bisa meletus setiap saat.Michael tidak tahu apa yang melandasi pemimpin Organisasi Kambing Hitam mendirikan markasnya di tempat berbahaya seperti itu.Si pria tua mendekati Michael.Si pria tua tidak terlihat selama tiga hari mereka berlayar. Michael tahu si pria tua terus berdiskusi dengan pengurus markas organisasi mencari jalan terbaik untuk membunuhnya. Namun Michael tidak mencegahnya sama sekali karena dia mempunyai kekuatan absolut dalam menghadapi segala situasi. Michael tidak merasa khawatir dengan rencana yang telah mereka susun.“Apakah di pulau itu ada gunung api yang masih aktif?” tanya Michael penasaran.“Ya. Gunung api itu terus mengeluarkan asap selama ribuan tahun. Tapi gunung itu belum pernah meletus lagi selama bebe
Si pria tua sudah menduga jawaban Michael. Dia tersenyum kemudian berkata, “Kamu bisa mentransfer kekuatan dari tubuh pembunuh medali emas pada tubuh orang lain. Kami tidak menduga sama sekali. Kami pun akhirnya yakin kemampuanmu melebihi kekuatan kami.”“Dari mana kamu mengetahuinya?” tanya Michael terkejut.“Mata-mata kami ada di seluruh dunia. Perubahan fisik Spence tidak akan bisa mengelabui mata kami,” jawab si pria tua.Michael hanya bisa tersenyum. Sepertinya dia telah meremehkan kemampuan Organisasi Kambing Hitam. Tidak diduga, mereka sudah mengetahui perubahan yang terjadi pada Spence tanpa Michael sadari.“Kami pasti sudah melakukan segala cara seandainya kami menganggapmu sebagai ancaman bagi Organisasi Kambing Hitam. Tapi kamu bisa lihat sendiri, hingga kini semua orang terdekatmu dan teman-temanmu masih aman. Dari sini seharusnya kamu sudah jelas kalau Organisasi Kambing Hitam tidak benar-benar ingin berhadapan denganmu. Kami hanya ingin mengujimu,” lanjutnya.Michael
”Organisasi Kambing Hitam ini tidak ramah pada tamu,” ejek Michael ketika melihat suasana pulau yang sepi.“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Spence. Spence pikir, mereka tidak mungkin terus menunggu di pelabuhan tanpa ada yang menyambut.Spence tidak berani membuat masalah karena pulau ini wilayah kekuasaan Organisasi Kambing Hitam.Michael melempar pandangan ke arah gunung berapi. Dia berkata, “Ayo kita jalan ke tempat itu dulu.”Spence tidak tahu percakapan antara Michael dan si pria tua di geladak kapal. Dia tidak tahu rahasia gunung api itu. Spence pun menjadi sangat penasaran mengapa organisasi itu mendirikan markasnya di tempat yang begitu dekat dengan gunung api aktif.Bencana tidak akan terelakkan jika sampai gunung api meletus.“Michael, mengapa markas organisasi ini didirikan di dekat gunung api? Aneh sekali,” tanyanya.Michael menggelengkan kepala sambil tersenyum, “Mereka tidak memilih tempat ini. Tapi tempat ini yang memilih mereka.”“Apa maksudmu?” tan
Michael dan Spence berjalan ke kaki gunung berapi. Udara di sana sangat panas dibanding di tempat lain. Berada di tempat aktivitas vulkanik bisa membuat seseorang merasa takut. Tinggal di dekat sini membutuhkan kekuatan mental karena tidak ada yang tahu kapan gunung api itu meletus dan kapan pulau tenggelam karena gunung berapi. "Orang-orang terpesona dengan kekuatan alam. Hanya berdiri saja membuatmu merasa tidak aman," ujar Spence.Michael tidak menyangkal kekuatan alam itu bisa mengerikan. Sekalinya gunung itu meletus, seluruh pulau akan habis, termasuk dirinya. "Sampai kapan kamu bersembunyi di situ? Keluarlah!" teriak Michael. Spence kebingungan. "Michael, siapa yang kamu ajak bicara?" tanya Spence.Michael tersenyum. Sebetulnya, dia merasakan ada orang lain yang hadir. Orang ini diam-diam mengamatinya tapi Michael sengaja tidak menyebutkannya. Dia ingin melihat apa yang akan orang ini lakukan. Namun, sejauh ini, orang itu tidak berbuat apa-apa. Mereka sudah di kaki g
John sudah menonton rekaman Michael berkali-kali. Namun itu tidak membuatnya tambah berani. Kemampuan para pembunuh emas itu tidak ada apa-apanya di depan Michael. Mereka seperti semut. "Kamu memang bisa membunuhku. Tidak ada yang bisa menghentikanmu tapi kamu tetap membutuhkan bantuanku. Sebagai gantinya, aku akan memberimu rekaman itu. Bagaimana?" tanya John dengan gugup. Meskipun Spence tidak tahu soal rekaman itu tapi sikap Michael sudah cukup membuat Ketua Organisasi Kambing Hitam ketakutan. Hal ini membuatnya mendesah dalam hati. Organisasi Kambing Hitam adalah organisasi pembunuh terkenal di dunia. Ketuanya berdiri di depan Michael, tapi dia tidak seperti ketua. Bahkan suara si ketua bergetar. Spence tidak akan percaya hal ini jika tidak disaksikan dengan matanya sendiri. "Mencari informasi? Itu mudah. Kamu pikir dari mana aku tahu siapa dirimu kalau aku tidak menyiksa pembunuh emas sampai dia mengaku?" tanya Michael sambil tersenyum. John kebingungan. Dia tahu para pe
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua