Michael dan Cheryl tiba di depan Gua Iblis. Semua orang tidak mengerti alasan Michael kembali ke Gua Iblis tapi Cheryl sangat mengerti. Sebelumnya di Gua Iblis, si ular putih kecil ingin mengikuti Michael. Tapi Michael khawatir itu akan membahayakan Apocalypse. Jadi dia menahan si ular putih di Gua Iblis. Sekarang, Michael akan pergi ke dunia kedua. Kali ini, dia akan membawa si ular putih. "Kak Michael, apa benar kamu ingin membawa si ular itu denganmu? Dia itu hanya binatang berdarah dingin. Bagaimana kalau dia berbalik menyerangmu nanti?" tanya Cheryl dengan cemas. Michael tidak pernah terpikir akan hal itu tapi dia merasa si ular itu tidak akan menyakitinya. Meskipun dia hanya seekor ular tapi mungkin dia bisa membantu melindungi Michael."Akan ada bahaya yang tidak diketahui di dunia kedua. Jika ular itu mau membantuku, mungkin keberadaannya bisa meminimalisir bahaya dunia kedua. Patut dicoba," ujar Michael.Meskipun Cheryl sangat cemas, dia tidak berani melawan keputusa
Saat mereka datang ke tempat buah merah berada, si ular putih itu melihat Michael dan menjulurkan lidahnya yang merah. Kemarin Michael memakan buah merah sebagai pengganti nasi. Hal ini membuat si ular putih menjadi cemas. Kali ini dia tidak akan mengijinkan Michael mengambil buah merah lagi. Namun, Michael tidak peduli. Dia akan pergi ke dunia kedua. Dengan buah merah dan si ular putih, Michael bisa sedikit lebih tenang pergi ke dunia kedua. Michael memukul kepala si ular dan berkata, "Biarkan aku mengambil buah merah. Kamu berani melawanku?"Si ular putih itu menggelengkan kepala. Sepertinya si ular itu merasa pusing. Di satu sisi, Cheryl tertawa."Kak Michael, lucu sekali si ular putih ini," Ujar Cheryl.Michael tersenyum dan berkata pada si ular putih, "Aku akan membawamu keluar dari tempat ini. Kita akan pergi ke tempat tinggalmu dulu. Tidak ada gunanya kamu tinggal di sini."Si ular putih itu terkejut dan merasa gembira. Tanpa diduga, dia mengambil buah merah dengan mu
Noah terkejut. Dia menatap Simon dan bertanya, "Apa kamu sudah gila?"Simon tersenyum masam. Dia tidak gila tapi percuma saja untuk melarang Michael pergi. Rencana awal Simon sudah berubah. Dia sudah meremehkan kemampuan Michael jadi rencananya gagal. Tidak ada yang bisa menghalangi Michael."Memangnya kamu bisa melarang dia?" tanya Simon balik. Noah lalu teringat dengan kejadian sebelumnya. Saat itu Michael menantang dirinya dan Noah mendengarkannya. Namun yang terjadi dia tidak bisa menghentikan Michael."Michael, coba kamu pikirkan baik-baik sekali lagi,” pinta Noah. "Noah, aku menghormatimu sebagai ketua Tiga Kuil tapi aku berharap kamu bisa mengerti keputusan yang aku ambil," ujar Michael mantap.Noah menghela napas. Dia tidak tahu dengan cara apalagi dia bisa membujuk Michael. "Kapan kamu akan pergi?" tanya Simon. "Besok," ujar Michael."Sebegitu cepatnya?" tanya Simon. "Jika aku menunda lagi, mungkin akan terlambat. Bukannya saat ini getaran lebih sering terjadi d
Setelah mendengar ucapan Michael, sorot mata Cheryl menjadi dingin. Baginya, siapa pun yang melukai Bella dan Hanna adalah musuh. Bahkan jika Julia yang melakukannya, Cheryl tidak akan segan akan membunuh Julia. "Kak Michael, kenapa kamu tidak membunuhnya saja?" tanya Cheryl.Michael tersenyum dingin. Julia itu putri dari ketua Tiga Kuil. Bagaimana mungkin Michael bisa langsung membunuhnya?Jika keadaannya tidak seperti ini, tentu Michael tidak akan mengirim Ivan dan Dary ke Yuncheng. Meskipun Noah sudah menurunkan Julia ke level kuning, bukan berarti Noah akan mengabaikan Julia. Alasan dia melakukan hal ini adalah dia ingin menunjukan pada orang-orang. Lagipula, apa yang Julia katakan di Gua Iblis hari itu sudah membuat semua orang marah. Meskipun Michael bersedia untuk bersabar tapi dia harus memikirkan dampaknya. "Jika bukan gara-gara aku, Noah tidak akan menurunkan Julia ke level kuning. Bagaimanapun dia adalah putri yang paling Noah sayangi. Bagaimana mungkin dia akan ter
Di daerah terlarang.Simon dan si asisten tiba lebih awal. Ada beberapa jagoan level surga yang juga datang. Wajar saja, seharusnya orang-orang ini yang pergi ke dunia kedua tapi mereka tidak memiliki keberanian seperti Michael. "Michael, aku ingin memberitahu sesuatu sebelum kamu pergi," ujar Simon. Michael tidak berkomentar. Dia menatap pintu masuk dunia kedua. Sejak kemunculannya, energi dunia kedua terasa berubah. Michael merasakan perasaan yang sepertinya pernah muncul, seolah-olah ada yang memanggilnya dari dunia kedua. "Dunia kedua penuh dengan bahaya. Sangat penting buatmu untuk bersikap tidak menarik perhatian musuh. Sebelum mengenal dunia kedua, jangan lakukan hal mencolok. Kamu bisa terbunuh jika tidak hati-hati," Simon mencoba memberikan peringatan pada Michael.Michael mengangguk. Dia memahami ucapan Simon. Dia tahu keberadaan dirinya di dunia kedua pasti mencolok. "Itu saja. Aku harap kamu bisa pulang dengan selamat," ujar Simon lagi. Michael melirik Cheryl, d
"Kenapa kamu bangun?" ujar si wanita itu sambil menggertakkan gigi. Dia tampak tidak senang ketika melihat Michael bangun.Saat wanita itu mengangkat tangannya, dengan segera Michael menghentikannya. Michael belum paham apa yang terjadi, bagaimana dia bisa membiarkan wanita ini melukainya? Meskipun wanita itu cantik, Michael tidak akan membiarkan wanita itu bertindak seenaknya. "Di mana aku? Kenapa aku memakai baju ini? Siapa kamu?" tanya Michael.Si wanita ingin melepaskan tangannya tapi dia terkejut melihat Michael ternyata punya tenaga. "Aku perintahkan dirimu untuk tetap tinggal di kamar ini. Kalau tidak, aku akan membunuhmu," perintah si wanita itu. "Ok, aku tidak akan pergi ke mana-mana tapi aku harus tahu apa yang sedang terjadi," ujar Michael."Lepaskan aku. Aku akan menyuruh seseorang untuk menjelaskan padamu," ujar si wanita. Michael melepaskan tangannya. Si wanita itu pergi tanpa ragu. Michael melihat pantulan dirinya di cermin. Baju yang dia pakai itu seper
Michael dikurung di kamar. Meskipun pintu kayu itu tidak akan bisa menahan kekuatannya, tapi Michael tidak mau bertindak sembarangan. Dia belum mendapatkan informasi dengan dunia di luar kamarnya itu. Dan Michael belum tahu apa yang akan dia hadapi jika dia mendobrak pintu kayu itu. Meskipun terasa tidak nyaman, tapi Michael harus berhati-hati melangkah. Jika dia kehilangan nyawa di sini, Michael tidak akan bisa bertemu dengan Bella dan Hanna lagiSetelah malam datang menjelang, Michael berbaring di tempat tidur. Kemudian, dia mendengar suara langkah kaki. Si pelayan mengirimkan makanan. Makanannya terlihat enak tapi si pelayan tidak berkata apa-apa. Hal ini membuat Michael merasa seperti sedang diawasi. "Aku sudah pingsan cukup lama. Apa kamu yang mengurusiku?" tanya Michael. "Kamu tidak perlu berterima kasih padaku. Aku hanya melakukan apa yang diperintahkan nona," jawab si pelayan dengan wajah biasa. Michael merasa si pelayan ini tidak punya perasaan. "Aku penasaran. Sa
Keesokan harinya, Michael membuka matanya dan menyadari lengannya begitu hangat. Ada si ular putih kecil yang melingkari lengannya.Kemarin, Michael mencari si ular putih tapi dia tidak menemukannya. Dia pikir si ular sudah kembali ke tempat asalnya. Ternyata si ular kembali lagi pada Michael. Mungkin si ular menunggu Michael terbangun dari pingsan jadi dia bersembunyi. "Makhluk kecil, tidak kusangka kamu masih berada di sini. Aku kira kamu sudah pergi," ujar Michael sambil tersenyum. Si ular menjulurkan lidahnya yang merah pada Michael. Michael tidak tahu apakah ular itu menyetujui ucapan Michael atau malah menyangkal ucapan Michael. Michael berganti baju dan mendorong pintu kamarnya. Setelah menghirup udara, dia berkata, "Udara di sini begitu segar. Jika memungkinkan, aku ingin membawa Bella dan Hanna ke sini."Michael tidak bisa menahan dirinya untuk mengingat ucapan Bella tentang dirinya yang menikah lagi. Halaman Keluarga Chen begitu luas dibandingkan halaman Keluarga
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua