Julia sudah terbiasa dimanjakan sejak kecil. Ayahnya selalu memberikan apa pun yang Julia minta. Meskipun Apocalypse sangat menomor satukan kekuatan dan tenaga, Julia tidak pernah mengenal yang namanya kerja keras. Baginya, selama ayahnya masih menjadi ketua tiga kuil, dia bisa menikmati perlakuan istimewa Apocalypse.Karena dia sudah terbiasa, kenapa dia harus mempersulit dirinya? Ucapan Jackson melukai perasaan Julia.Lolos pertandingan kenaikan tingkat adalah hal yang menggelikan. "Kamu harus mulai menerima kenyataan ini. Aku sudah membantumu. Kita lihat saja nanti jika kamu tidak percaya," ujar Jackson."Cepat keluar!" bentak Julia sambil menggertakkan gigi dan menatap tajam pada Jackson. Dia tidak ingin menerima kenyataan itu karena hal itu membuatnya putus asa. "Aku bisa menolongmu. Mungkin sekarang kamu belum bisa menerima, tapi begitu perkataanku mulai masuk akal, kamu bisa mencariku. Aku hanya punya satu syarat, kamu harus jadi milikku," Jackson tersenyum. "Jackso
"Sepertinya mereka kaget melihat kita masih hidup," ujar Michael pada Cheryl sambil tersenyum setelah melihat ekspresi semua orang. Cheryl berkata dengan nada gembira, "Kak Michael, aku tidak percaya bisa keluar dengan selamat. Kupikir aku sudah mati."Michael menganggukkan kepala. Dia juga berpikir hal yang sama. Makhluk-makhluk itu begitu menakutkan. Michael dan Cheryl bisa saja mati tapi tidak akan ada yang menyangka hidup mereka diselamatkan oleh ular putih. Si ular putih itu seperti makhluk yang paling lemah di antara semuanya tapi ternyata dia memiliki posisi tertinggi. Michael tidak terlalu bisa memahami kejadian Ini. Kemudian, di antara kerumunan itu, muncul seseorang. Saat orang itu melihat Michael, dia langsung tertawa. "Michael! Kamu, kamu masih hidup," ujar Noah sambil berlari mendekati Michael. Bola matanya hampir keluar saking terkejut. "Hei, kita baru bertemu beberapa hari yang lalu. Kenapa kamu begitu terkejut?" tanya Michael sambil tersenyum. Noah menga
Yang dirasakan Michael berbeda dengan Simon. Meskipun dia baru pertama kali melihat lubang hitam itu, Michael tidak merasa takut sama sekali. Dia malah merasa ada sesuatu yang dikenal dari dalam sana. Cheryl juga merasakan hal yang sama. Sesuatu yang ada di dalam sana, membuatnya tertarik. "Simon, apa ini?" tanya Michael dengan ragu.Simon berusaha meredam rasa takutnya dan bersikap tenang. Dia menjelaskan pada Michael, "Lubang hitam ini terhubung dengan dunia lain. Kami menamakannya dunia kedua. Inilah rahasia yang dijaga oleh Apocalypse."Dunia kedua!Michael sebenarnya sudah menduga hal ini saat dia berada di Gua Iblis. Tidak mungkin mahluk-mahluk yang dia temui itu berasal dari bumi. Mereka pasti berasal dari dunia lain. Ternyata tebakannya benar. Ternyata dunia lain itu ada. "Dunia kedua. Para makhluk di Gua Iblis pasti berasal dari dunia kedua," ujar Michael.Simon mengangguk dan berkata, "Para mahluk atau yang kami sebut monster di Gua Iblis itu adalah monster yang
Michael bersikeras untuk pergi ke dunia kedua, demi melindungi Bella dan Hanna. Selain itu, dia penasaran siapa yang memanggilnya dari dunia kedua? "Ayo, keluar dari sini," ajak Simon. Dia tahu karakter Michael. Begitu dia memutuskan sesuatu, sulit untuk merubah keputusannya. Sebenarnya Simon berpikir lebih baik Michael tetap tinggal di Apocalypse dan menjadi ketua Empat Gerbang. "Aku sudah putuskan untuk masuk sendiri ke dunia kedua," ujar Michael.Simon mendesah dan berkata, "Kematian akan menunggumu di sana. Kenapa kamu begitu nekat? Kalau melihat usiaku yang sudah tua, sepertinya aku yang lebih cocok pergi ke sana.”"Aku tidak percaya denganmu," tolak Michael. Jika orang lain yang berkata seperti itu pada Simon, itu termasuk penghinaan. Namun makna ucapan itu jadi berbeda ketika Michael mengucapkannya, ini karena Michael punya potensi yang berbeda. Dalam waktu singkat, Michael berhasil naik level hingga level surga. Simon sendiri tidak bisa melihat batas kekuatan Michael.
Ivan dan Dary adalah anggota Apocalypse yang muncul pertama kali depan Michael. Saat itu, mereka menganggap Michael adalah orang biasa. Jadi sikap mereka berdua sangat sombong. Namun sekarang, di depan Michael mereka bersikap kaku bahkan tangan mereka berkeringat. Karena level Michael sudah di atas mereka, level surga. "Michael, aku tahu kami sudah salah bersikap Sekarang kamu sudah menjadi jagoan. Apakah kamu ingin membalas dendam?" tanya Dary sambil menundukkan kepala. Dia takut pada Michael. Hanya dengan satu kata dari Michael, nasibnya akan tamat bahkan bisa diusir dari Apocalypse.Ivan juga merasa gugup. Jika dia tahu nasib Michael akan seperti ini, dia tidak akan bersikap merendahkan Michael di depan Keluarga Nangong."Jangan takut, aku ke sini bukan untuk mencari masalah," Michael tersenyum menatap mereka berdua. "Kamu butuh sesuatu?" Ivan cepat-cepat bertanya. Jika Michael memberi perintah, dia akan berusaha sebaik-baiknya. Michael mengambil dua buah merah yang beras
Kemarahan membuat Julia buta. Saat pertama kali mereka bertemu, Michael masih berada di level kuning. Sekarang Michael sudah berada di level surga. Apalagi Michael bisa menjalani semua ujian itu dalam kurang waktu sebulan. Pantas saja, Michael menjadi idola Apocalypse. Dibanding Jackson, level mereka berbeda jauh. Julia, yang dulunya hidup dengan nyaman di tiga kuil, sekarang ada di level kuning. Meskipun begitu, dia tetap putri Noah. Michael juga jauh lebih kuat dibanding Julia. Karena Julia tahu tidak bisa mengalahkan Michael, dia berusaha untuk tenang dan menatap Michael dengan sorot mata penuh kemarahan."Michael, kamu bisa sombong sekarang tapi suatu hari aku akan mengalahkanmu," ancam Julia. Michael tidak takut mendengar ucapan Julia. Dia berkata, "Julia, selain kamu adalah putri ketua Tiga Kuil, statusmu tidak berarti apa-apa di Apocalypse. Aku tahu kamu membenciku, tapi kamu harus tahu ucapan tidak berarti apa-apa jika kamu tidak bertindak.""Mulai sekarang, aku akan
"Aku … aku minta maaf," ujar Michael meminta maaf dan cepat-cepat menutup pintu kamar. Cheryl terdiam. Jika wanita lain berada di posisi Cheryl, sudah pasti raut wajahnya menjadi merah karena malu. Tapi Cheryl tidak merasa seperti itu. Dia malah berharap Michael tidak cepat-cepat keluar dari kamarnya. Setelah berganti baju, Cheryl membuka pintu dan bertanya, "Kak Michael, ada apa? Kenapa kamu terburu-buru?"Michael pikir Cheryl akan bersikap malu tapi ternyata dia bersikap biasa saja. "Kita akan pulang ke Yuncheng," ujar Michael.Cheryl terdiam. Michael mengajaknya pulang ke Yuncheng? Pasti ada sesuatu. "Apa kondisi Kak Bella dan Hanna ada masalah?" tanya Cheryl."Bersiap-siaplah. Akan kujelaskan nanti saat di jalan."Mereka meninggalkan Apocalypse tanpa membawa tas. Saat di jalan, Michael menjelaskan apa yang terjadi pada Cheryl. Cheryl ingin menangis. Tanpa disangka, Simon menyuruh Mario pergi ke Yuncheng untuk mengabarkan kematiannya. Mereka mengerti maksud Simon. Sim
Setelah berbincang sebentar, Mario akhirnya masuk ke dalam vila. Di ruang tamu, duduklah Chaterine, Warren dan lainnya, tapi sosok Bella tidak kelihatan. Karena kondisi Bella bertambah tua, dia tidak ingin melihat siapa pun. Bahkan cermin di vila itu juga sudah dipindahkan ke tempat lain. Wajar saja bagi wanita yang sebelumnya sehat bugar dan tiba-tiba berubah menjadi tua. Bella tidak tahu bagaimana dia bisa menemui Michael dalam kondisi seperti ini. Dia tidak ingin Michael melihat Bella yang keriput dan lemah. Bahkan Bella rasanya ingin mati saja. Namun pikirannya tertuju pada Hanna. Dia tidak ingin Hanna kehilangan sosok ibu."Tuan Mario.""Tuan Mario.""Tuan Mario."Semua orang menyambut kedatangan Mario. "Di mana Bella?" tanya Mario.Chaterine menatap Warren. Dalam keluarga ini, Warren-lah yang berhak bicara. Apalagi menyangkut Bella. Chaterine takut jika dia yang bicara, dia akan salah berucap. "Tuan Mario, dalam rangka apa kamu ke sini?" tanya Warren."Kenapa Mic
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua