Setelah berbincang sebentar, Mario akhirnya masuk ke dalam vila. Di ruang tamu, duduklah Chaterine, Warren dan lainnya, tapi sosok Bella tidak kelihatan. Karena kondisi Bella bertambah tua, dia tidak ingin melihat siapa pun. Bahkan cermin di vila itu juga sudah dipindahkan ke tempat lain. Wajar saja bagi wanita yang sebelumnya sehat bugar dan tiba-tiba berubah menjadi tua. Bella tidak tahu bagaimana dia bisa menemui Michael dalam kondisi seperti ini. Dia tidak ingin Michael melihat Bella yang keriput dan lemah. Bahkan Bella rasanya ingin mati saja. Namun pikirannya tertuju pada Hanna. Dia tidak ingin Hanna kehilangan sosok ibu."Tuan Mario.""Tuan Mario.""Tuan Mario."Semua orang menyambut kedatangan Mario. "Di mana Bella?" tanya Mario.Chaterine menatap Warren. Dalam keluarga ini, Warren-lah yang berhak bicara. Apalagi menyangkut Bella. Chaterine takut jika dia yang bicara, dia akan salah berucap. "Tuan Mario, dalam rangka apa kamu ke sini?" tanya Warren."Kenapa Mic
Michelle tahu jelas alasan Michael menyewa apartemen. Michael dan Bella pernah bercerai. Mereka pisah rumah. Bella tinggal di vila lereng gunung dan Michael pergi dari vila tapi kebetulan sekali Michael tinggal dekat dengan Sally dan mereka bertetangga. Sally adalah wanita yang baik tapi Michelle tidak tahu apa yang terjadi antara dia dan Michael.Karena itu, Michelle langsung bertanya pada Sally, "Tidak ada yang terjadi di antara kalian, kan?"Sally cepat-cepat menjawab, “Bagaimana kamu bisa berpikir seperti itu? Tidak ada yang terjadi antara aku dan Michael."Michelle mengerutkan kening. Jika memang tidak ada apa-apa, kenapa wajah Sally menjadi merah dan sorot matanya tampak bersalah."Benar tidak ada apa-apa? Kenapa matamu terlihat aneh seperti itu?" Michelle berjalan mendekati Sally dan menatap langsung padanya. Sally tidak berani membalas tatapan Michelle. Meskipun antara Michael dan Sally tidak terjalin hubungan romansa, Sally menyukai Michael. Jika dia tidak mengetahui ide
Michelle putus asa. Uang bisa dicari tapi kehormatan dirinya tidak bisa tergantikan dengan hal yang lain. Apalagi dia belum menikah. "Aku akan memberimu uang. Sebutkan berapa yang kamu inginkan," Michelle mencoba bernegosiasi. "Aku tidak tertarik dengan uang. Jika kamu mau bekerja sama denganku, aku akan melepaskanmu," ujar Michael.Michelle rasanya mau menangis, "Tolong, lepaskan aku. Aku belum menikah."Michael tidak menyangka Michelle akan ketakutan. Cepat-cepat dia melepaskan topengnya dan berkata dengan suara normal, "Hei, Michelle, ini aku. Aku hanya bercanda."Michelle terkejut. Saat dia melihat ke cermin spion tengah, dia melihat wajah yang sangat dia kenali. Setelah menguasai dirinya, seketika Michelle marah. "Michael, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu menakut-nakutiku seperti itu?" kata Michelle dengan nada tinggi. Michael menatap Cheryl dengan aneh. Cheryl juga merasa aneh. Kalau kabar kematian Michael sudah tersebar, sudah pasti Michelle akan memberi reaksi ya
Michael mendengar suara langkah kaki Bella mendekati pintu. Kunci pintu kamar dibuka tapi pintu tidak terbuka. Michael tidak terburu-buru. Dia tahu Bella butuh waktu untuk beradaptasi. Kondisinya tidak sama dengan sebelumnya. "Jangan takut. Aku ada di sini," ujar Michael.Pintu itu terbuka pelan-pelan. Bella menatap Michael. Michael menahan napas melihat rambut putih Bella dan wajahnya yang terlihat tua.Saat dia masuk ke dalam kamar, Michael langsung memeluk Bella. Seperti yang Michael katakan, tidak peduli kondisi Bella, perasaannya pada Bella tidak akan berubah. Meskipun penampilan Bella sudah berubah menjadi wanita tua, posisi Bella di hati Michael tidak akan tergantikan. Setelah merasa nyaman, Bella membalas pelukan Michael."Aku sangat takut, Michael. Aku takut tidak bisa kembali lagi seperti semula. Aku juga takut kehilangan dirimu. Aku takut Hanna akan hidup sendiri," Bella menangis di dada Michael. Di hadapan Michael, Bella menceritakan kegundahan dirinya. Michael m
Melihat Bella yang pingsan, jantung Michael berdetak lebih kencang. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dia juga tidak tahu apa yang sudah mutiara itu lakukan pada Bella.Semua yang terjadi dalam hidup Michael sudah menguji kekuatan mental Michael. Bahkan di Gua Iblis, Michael tidak pernah ketakutan seperti ini. Dia mendahulukan nyawa Bella dibanding dirinya. Lebih baik dia yang mati daripada Bella yang mati. "Alina, jika kamu dan Bella punya hubungan, kamu harus menyelamatkan Bella," bisik Michael.Pada saat itu, terdengar suara Mark dari ruang tamu. Setelah mendengar kedatangan Michael, Mark cepat-cepat pergi ke vila. Dia ingin segera bertemu dengan Michael. Karena Michael lah, Mark berada di sini sekarang. Sebelum Michael pergi ke Apocalypse, Michael menitipkan segala sesuatunya pada Mark. Namun Mark gagal melindungi Bella. Tanggung jawab Mark sehingga Bella jadi sakit. Saat Michael keluar dari kamar, Mark langsung berlutut di depan Michael."Michael, maafkan aku. A
Raut wajah Warren dan Victor tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Mata mereka melebar dengan mulut terbuka. Michael bisa melihat pupil mata mereka. "Aku sudah berhasil naik ke level surga. Mungkin selanjutnya aku akan menggantikan posisi Simon," ujar Michael. Warren menghela napas, dadanya naik turun.Level kuning, hitam, kuning dan surga. Michael bisa menyelesaikan semua pertandingan itu kurang dari sebulan. Warren tidak pernah merasa bahagia seperti ini."Michael, kamu … kamu sedang tidak bercanda, kan?" Victor bertanya dengan suara gemetar. Apocalypse adalah tempat yang menomor satukan soal kekuatan fisik. Meskipun Victor tidak berada di sana, dia sangat tahu ada banyak jagoan di Apocalypse. Menurutnya tidak akan mudah bagi Michael untuk menyelesaikan semua pertandingan kenaikan tingkat itu. Tanpa disangka, Michael bisa menyelesaikan semuanya hingga ke level surga. "Aku tidak sedang bercanda. Sekarang aku yang terkuat di Apocalypse," ujar Michael.Warren mendekati
Michael mengerti Mario ingin bertanya padanya ketika dia melihat gelagat Mario, tapi Michael tidak mempedulikannya. Michael tidak ingin orang lain tahu apa yang terjadi padanya di Gua Iblis.Michael masih bingung sampai saat ini, mengapa si ular putih bisa mengintimidasi binatang yang jauh lebih besar darinya.“Michael, bagaimana kamu bisa keluar dari Gua Iblis hidup-hidup?” bisik Mario setelah memastikan tidak ada seorang pun di sekelilingnya.“Aku melarikan diri ketika sedang bertarung melawan mereka,” jawab Michael.“Bertarung?” Mario menatap takjub pada Michael.Michael memang kuat tapi makhluk-makhluk monster penghuni gua iblis jauh lebih kuat darinya. Bagaimana bisa dia selamat dari serangan makhluk-makhluk itu?“Kamu hebat sekali! Para monster itu sangat kuat. Bahkan Noah pun tidak sanggup melawan mereka. Bagaimana cara kamu melawan mereka?” tanya Mario.“Ya bertarung dengan tanganku sendiri. Apalagi yang aku punya?” jawab Michael tersenyum.Mario bukan orang bodoh. Jawab
Tekad Michael sudah bulat untuk pergi ke dunia kedua. Simon tidak mampu lagi mencegahnya walaupun segala cara sudah dia lakukan. Namun di dalam hatinya, Simon merestui keberangkatan Michael karena Michael lebih mampu dari pada dirinya untuk berjuang di dunia kedua.Michael segera pulang ke vila begitu dia selesai berbicara dengan Mario.“Michael, bagaimana keadaan Bella sekarang? Apa kamu sudah mendapatkan obatnya?” tanya Chaterine dengan gugup. Chaterine yang sekarang sudah berubah dari Chaterine yang dulu. Dulu, dia tidak bertanggung jawab sebagai ibu. Sekarang, dia berusaha menjadi ibu yang baik tidak hanya untuk Michael tapi juga bagi Bella. Dia ingin sekali menebus kesalahan masa lalunya.Chaterine tahu Michael sangat menyayangi Bella oleh karena itu tidak boleh ada hal buruk terjadi pada Bella.Michael masih belum tahu efek mutiara yang dia berikan pada Bella jadi dia masih belum bisa menjawab pertanyaan Chaterine.“Ibu, jangan terlalu mengkhawatirkannya. Biarkan dia istirah
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua