"Robert, aku mohon, ayo kita menikah lagi. Aku ingin kembali ke rumah Keluarga Su. Aku tahu aku salah. Aku akan merubah sikapku. Kamu mau kan memberiku kesempatan kedua?" bujuk Suzy dengan air mata berlinang. Robert jijik melihat Suzy. Apa Suzy lupa sikapnya selama ini padanya? Robert tidak akan lupa seumur hidupnya. "Huh," Robert mendengus. "Itu cuma ada dalam mimpimu. Tidak mungkin aku mau menikah lagi denganmu."Suzy menghapus air matanya, "Kenapa kamu begitu kejam? Kita pernah menjadi suami istri selama bertahun-tahun. Tidakkah kamu rindu dengan cinta kita?"Robert tidak tertarik mendengar ucapan Suzy. Dia malah jijik mengingat tidur dengan Suzy semalam. "Suzy, kamu kira aku bisa melupakan sikapmu padaku? Kamu salah," Setelah itu Robert memakai bajunya dan bersiap-siap pergi. Suzy memeluk lutut Robert. Sambil menangis, dia berkata, "Robert, tolong jangan pergi. Aku miskin sekarang. Aku mohon berikan aku kesempatan."Dengan kesal, Robert menendang Suzy, "Aku tidak sudi h
Saat malam sudah larut, Bella, yang sempat tidur, menerima telepon yang mengabarkan bahwa Robert mengalami kecelakaan. Sekarang dia dirawat di ruang UGD. Bella seperti tersambar petir. Michael sedang tidak ada di sini sementara Robert mengalami kecelakaan. Dia bingung harus melakukan apa. Akhirnya Bella ditemani Berta pergi ke rumah sakit. Mark dan Boris segera menemani Bella. Bagi Mark, keselamatan Bella adalah nomor satu. Dia tidak peduli dengan nasib Robert. Mereka menunggu di rumah sakit hingga pagi. "Bella, pulanglah. Aku akan menunggu di sini," kata Mark. Dia tidak ingin kondisi Bella lelah. Bella menggelengkan kepalanya. Bagaimana dia bisa pulang? Ayahnya terbaring sakit di sini. "Mark, aku tidak bisa. Bagaimanapun aku putrinya," kata Bella.Mark mengangguk. Tentu sebagai seorang anak, dia mencemaskan keselamatan orang tuanya. "Tidak apa-apa. Aku akan mengabarimu secepatnya jika ada perubahan. Pulanglah," kata Mark.Bella menggelengkan kepala. "Bella, kesehat
Selama setengah bulan, luka Robert sudah membaik tapi dia belum sadar dari komanya. Atas saran Suzy, Robert dirawat di villa. Jadi Suzy pulang kembali ke villa untuk mengurus Robert. Suzy sudah menantikan saat-saat ini. Villa lereng gunung adalah tempat yang tidak akan bisa dia lupakan. Di tempat inilah seharusnya dia hidup. Suzy tersenyum saat melihat Robert di tempat tidur. Meskipun Robert yang harus membayar harganya, Suzy senang bisa kembali ke sini. Dia tidak pernah mencintai Robert. Kalau bukan karena kekayaan yang dimiliki Keluarga Su, mana mau Suzy menikah dengannya."Lihatlah, Robert, aku kembali ke villa ini. Percuma saja kemarin kamu menolakku," kata Suzy dengan nada bangga. Kemudian terdengar suara langkah kaki. Bella masuk ke dalam ruangan dan melihat Suzy sedang menangis. "Bu, jangan sedih. Ayah akan segera sadar," hibur Bella.Suzy menganggukkan kepala. Dia tersedu-sedu, "Ayahmu cukup beruntung. Kita harus mencari siapa pembunuhnya."Bella mengangguk. Di
Bagi Spence, dia siap merelakan nyawanya begitu menginjakkan kaki di tempat ini. Sudah ada yang menjaga Virginia. Spence bisa tenang. Spence tahu jika dirinya mati di tempat ini, Mark akan memperlakukan Virginia seperti putrinya sendiri. Asalkan dia bisa menyelamatkan Michael, dia rela mengorbankan nyawanya. Julius heran melihat kesungguhan hati Spence. Bagaimana bisa dia tidak takut mati? "Spence, pertimbangkan lagi. Jika kamu mati cepat, siapa yang akan membantu Michael kabur dari sini? Tenagaku mungkin tidak cukup," bujuk Julius. Spence mengernyitkan dahi.Ucapan Julius ada benarnya. Dia harus membantu Michael keluar dari penjara ini. kalau dia mati sekarang, mungkin akan sia-sia. "Aku ingin tahu kabar Michael," kata Spence sambil menggertakkan gigi. "Percayalah padaku. Aku yakin Michael masih hidup," kata Julius. Spence menarik napas, "Baiklah, aku percaya padamu."Julius merasa lega. Dia cemas jika Spence membunuh seseorang, persoalan yang mereka hadapi akan ta
Saat Julius tidak melihat keberadaan Paul keesokan harinya, dia tahu Paul sudah dibawa pergi ke sel khusus itu. Meskipun pihak penjara dilarang membunuh narapidana, tetap saja mereka akan menindak tegas pelanggaran. Alasan penjara bumi sangat terkenal karena ruangan khusus itu. Ruangan itu membuat narapidana tidak berani melawan. "Paul sudah mati," kata Julius.Spence tidak peduli. Yang paling penting baginya adalah mencari tahu kondisi Michael.Hari kelahiran anak Bella semakin dekat. Kalau bisa, Michael segera kembali ke Yuncheng. "Jika ditunda lagi, Bella akan melahirkan tanpa kehadiranmu, Michael," kata Spence sambil mendesah. Di ruangan sel khusus itu, Michael sudah terbiasa dengan gelapnya dan sunyinya ruangan. Kondisi ini tidak memberikan dampak terlalu parah baginya. Dia membayangkan kehamilan Bella, karena itu motivasinya untuk tetap hidup terus menggelora. Dia harus mencari cara supaya bisa keluar secepatnya dari penjara ini. Bella membutuhkannya. Tidak akan
Michael terlihat serius dan berkata, "Jika lokasi penjara ini dekat dengan pusat bumi, mungkin itu kabar baik."Baik Spence dan Julius sama-sama heran mendengar ucapan Michael. Mereka tidak mengerti apa yang dimaksud Michael. Jika penjara ini dekat dengan pusat bumi, bangunan ini pasti tidak kuat. Bagaimana bisa ini disebut kabar baik?"Michael, apa maksudmu?" tanya Julius.Michael menggelengkan kepala, "Aku harap dugaanku salah. Jika tidak, situasi yang kita hadapi bakal lebih susah."Mereka tidak bertanya lebih banyak karena waktu untuk masuk ke sel masing-masing sudah tiba. Namun ada hal yang aneh. Tampak ada antrian masuk menuju sel. "Ada apa? Bukannya kita tinggal masuk saja?" kata Julius."Pihak penjara merencanakan sesuatu untukku," kata Michael.Seorang petugas yang membawa senjata mendekati Michael, "Ikut aku."Michael mengangguk. Tak lama kemudian, dia tiba di sel yang besar. Sudah ada tempat tidur gulung berisikan lebih dari 20 orang. Michael tersenyum. Apa
Di sebuah ruangan yang besar.Ruangan itu adalah ruangan yang sama dengan yang ditempati Michael semalam. Bekas pertikaian semalam sudah dibersihkan tapi masih tercium bau darah, Jika orang biasa masuk ke sana, dia pasti ketakutan. Pada saat itu, Michael terlihat biasa saja. Di hadapannya, ada seorang pria yang ketakutan. Pria itu sebelumnya adalah pembunuh. Dia membual sudah banyak korban yang dibunuh. Dia bangga masuk ke area A tapi saat ini dia terlalu takut untuk bicara. Sebelumnya dia tidak pernah bertemu dengan orang seperti Michael.Di matanya, Michael seperti iblis. Karena selain pria itu, yang lain terkapar merintih kesakitan.Darah tercecer di mana-mana. Pria itu melihat aksi kebrutalan Michael."Kamu pernah melihat pria tua di area A? Nama belakangnya Han," tanya Michael. Pria itu menjawab dengan nada ketakutan, "Tidak, aku tidak pernah melihatnya. Area itu A itu gelap dan sunyi."Michael mengernyitkan dahi. Apa itu berarti arena A adalah ruangan khusus?
"Michael, apa yang terjadi!" Julius merasa terkejut. Kalau sebelumnya Michael selalu bisa mengalahkan lawannya tapi kenapa sekarang dia berlutut? "Kamu sepertinya lupa ya tujuan Michael datang ke sini?" kata Spence."Karena kakeknya .." Julius terdiam. Dia melihat ke sosok pria tua yang menjadi lawan Michael. Mata Julius melebar."Apa … apa itu kakeknya?" tanya Julius.Spence mengangguk. Meskipun dia tidak tahu sosok kakek Michael tapi demi alasan apalagi Michael berlutut?Julius menahan napas, "Dia masih hidup? Kalau begitu, kita tinggal cari tahu bagaimana caranya keluar dari tempat ini."Michael berkata, "Kakek, aku minta maaf. Cucumu ini telat menjemputmu."Wajah Warren terlihat tua dan lelah, namun dia tersenyum, "Aku senang melihatmu, tapi … kenapa kamu di sini? Tidak ada yang bisa keluar dari penjara ini.""Jangan cemas, Kek. Aku akan membawamu keluar dari ini. Tidak ada yang bisa menghentikanku," kata Michael.Warren berjalan mendekati Michael. Dia menyuruh Michael be
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua