"Michael, apa yang terjadi!" Julius merasa terkejut. Kalau sebelumnya Michael selalu bisa mengalahkan lawannya tapi kenapa sekarang dia berlutut? "Kamu sepertinya lupa ya tujuan Michael datang ke sini?" kata Spence."Karena kakeknya .." Julius terdiam. Dia melihat ke sosok pria tua yang menjadi lawan Michael. Mata Julius melebar."Apa … apa itu kakeknya?" tanya Julius.Spence mengangguk. Meskipun dia tidak tahu sosok kakek Michael tapi demi alasan apalagi Michael berlutut?Julius menahan napas, "Dia masih hidup? Kalau begitu, kita tinggal cari tahu bagaimana caranya keluar dari tempat ini."Michael berkata, "Kakek, aku minta maaf. Cucumu ini telat menjemputmu."Wajah Warren terlihat tua dan lelah, namun dia tersenyum, "Aku senang melihatmu, tapi … kenapa kamu di sini? Tidak ada yang bisa keluar dari penjara ini.""Jangan cemas, Kek. Aku akan membawamu keluar dari ini. Tidak ada yang bisa menghentikanku," kata Michael.Warren berjalan mendekati Michael. Dia menyuruh Michael be
Di rumah sakit Yuncheng.Di luar sebuah ruangan, koridor itu sempit karena banyaknya orang-orang berkumpul. Orang-orang ini bukanlah orang biasa tapi mereka adalah pemilik perusahaan di Yuncheng. Mark dan Keluarga Tian, juga ada di sana. Mereka berkumpul karena ada Bella yang hendak melahirkan. Orang-orang ini memanfaatkan kesempatan untuk menjalin relasi. Mereka membawa hadiah untuk sang bayi yang akan lahir. Karena suasananya cukup berisik, Mark berteriak, "Diam!"Seketika koridor itu sunyi. Orang-orang tidak berani membuat masalah dengan Mark. "Hari ini benar-benar ramai pengunjung," kata Ruby sambil mendesah. Teddy tersenyum, "Mereka datang karena Bella. Tidak mungkin mereka melewatkan kesempatan ini.""Tidak bisakah mereka membiarkan Bella tenang. Lihat saja mereka. Seolah-olah tidak ada hari lain saja," kata Ruby sambil memutar bola matanya. "Apa boleh buat. Mereka ingin berlomba siapa yang paling cepat datang dan membawa hadiah," kata Teddy. Apalagi sesama peb
Apa yang terjadi di Penjara Bumi?Michael tidak mengerti kenapa orang-orang menjadi saling menyerang. Michael, Spence dan Julius, mereka bersusah payah bertahan dari serangan orang-orang. Banyak korban berjatuhan. Michael dan yang lain bersembunyi di sebuah ruangan. Michael tidak menyangka situasinya bakalan sekacau ini. Spence dan Julius merasakan hal yang sama. "Michael, jika begini terus, sudah pasti kita tidak bisa keluar. Pasti ada penyebabnya, tapi kenapa?" tanya Julius. Penjara bumi sudah puluhan tahun berdiri dan reputasinya tidak pernah berubah. Tempat ini menjadi salah satu pilihan untuk menyingkirkan musuh mereka. Namun dengan situasi yang sekarang, apa yang akan terjadi pada penjara bumi? Michael menggelengkan kepala. Padahal pihak penjara mendapat keuntungan dari pengiriman orang yang tidak diinginkan dan dari arena pertarungan. Apakah pihak penjara memutuskan sudah saatnya tempat ini dimusnahkan? Tapi kenapa? "Michael, aku pikir ini ada hubungannya denganmu
Di lantai dua villa lereng gunung.Pintu kamar ditutup Suzy pelan-pelan."Anak buah Mark sudah berkumpul di depan villa. Banyak mata yang mengawasi Hanna. Aku kesusahan membawa anak itu keluar villa. Aku harus bagaimana?" tanya Suzy lewat ponselnya. "Tolong, beri aku waktu tambahan.""Aku tahu. Aku tahu, tapi jika sampai ketahuan, tujuanmu tidak akan terlaksana, jadi tidak ada gunanya kamu mengancamku.""Baiklah, tiga hari. Aku akan mengabarimu tiga hari lagi."Suzy menutup ponselnya sambil menghela napas. Dia kira akan ada kesempatan begitu sampai di villa ternyata Mark mendatangkan lebih banyak anak buahnya. Tidak boleh ada orang asing yang masuk. Bahkan dirinya ditanya dengan detail jika mau keluar. Suzy yang marah melampiaskan kemarahannya pada Robert. Setelah lega, Suzy keluar kamar. Bulu mata Robert bergetar. Tampaknya meskipun dia sedang koma, ada sedikit kesadaran pada Robert. Suzy datang ke ruang tamu. Saat dia melihat Mark, dia bersiap-siap. "Mark, apa maksu
Bella mendekap Hanna dengan panik.Suzy tidak akan membiarkan Bella pergi. Ini satu-satunya cara dia membawa Hanna pergi."Bella, istirahatlah di rumah. Biar aku saja yang pergi," kata Suzy."Tidak," tolak Bella, "Aku akan pergi. Berta, kita siap-siap pergi."Berta mendekati Bella, "Ada apa?""Hanna sakit. Kita pergi ke rumah sakit," kata Bella.Berta terkejut. Padahal kondisi Hanna baik-baik saja sebelumnya. Kenapa tiba-tiba sakit? Suzy menjadi tidak tenang. "Berta, kita yang pergi. Bella di rumah saja," perintah Suzy.Karena sudah punya anak, Berta mengerti mereka harus segera pergi merawat Hanna. "Bella, ibumu benar. Lebih baik kamu di rumah saja. Kalau ada apa-apa, aku akan menghubungimu," kata Berta."Bagaimana bisa aku di rumah saja? Anakku sakit," ujar Bella panik.Suzy mengambil Hanna dari Bella,"Apa bedanya kalau kamu ikut ke rumah sakit? Kamu kan masih dalam masa penyembuhan. Sudah, di rumah saja!""Ya Bella, kamu di rumah saja," kata Berta. Dia juga mencemas
Mark sudah mengira Suzy ini perempuan licik. Mark pikir dengan mengatur penjagaan di sekitar villa akan memberi perlindungan total. Ternyata ternyata kejadian juga. Namun Mark juga menyalahkan dirinya sendiri. Kalau saja dia menjaga Hanna sepanjang waktu, bagaimana hal ini bisa terjadi?Menurut pandangan Mark, soal Berta mengkhianati Bella ini juga tidak pernah dia pikirkan. Karena Michael yang memberi pekerjaan pada Berta. Suzy menggenggam tangan Mark. Dia ingin Mark melepaskannya. Namun sia-sia saja. Semakin lama, Suzy merasa semakin sesak. Karena dia tidak bisa bicara, Suzy hanya bisa menggelengkan kepala. Mark melepaskan Suzy. Suzy terbatuk-batuk, "Bukan aku. Aku neneknya. Bagaimana mungkin aku tega melakukan itu?"Mark tidak ingin membuang waktu. Yang penting adalah mencari Hanna. Mark berkata, "Jika aku menemukan bukti kalau kamu terlibat, aku tidak akan melepaskanmu."Suzy menjawab, "Berta, Berta yang membawa pergi Hanna. Pasti dia bekerja sama dengan preman lain
Meskipun Chaterine seorang perempuan, tapi tenaganya cukup kuat. Mungkin inilah didikan keluarga kaya. Karena sudah berhadapan dengan berbagai karakter orang, Chaterine harus lebih kuat, baik jiwa dan raga. Chaterine tidak mungkin membiarkan Suzy yang pernah berniat membunuh Michael. Suzy menjerit kesakitan. Darah mengalir dari lubang hidungnya. Dia menjadi lebih takut pada Chaterine. Suzy tidak menyangka Chaterine akan datang dan menyakitinya seperti ini. "Di mana cucuku?" tanya Chaterine. Kata-kata yang selalu diulang Chaterine membuat Suzy ketakutan. Namun Suzy tahu dia bisa bercerita. Karena dia pasti akan disiksa. Jadi Suzy memilih untuk memohon ampun di depan Chaterine. Berharap dirinya dikasihani. Suzy berlutut. Di saat ini dia tidak perduli dengan harga dirinya. "Percayalah. Aku benar-benar tidak tahu," kata Suzy sambil menangis.Chaterine menatap tajam pada Suzy. Meskipun Suzy menyangkalnya, Chaterine tetap berpikir dia ada hubungannya dengan penculikan Hann
Saat di Yuncheng terjadi keributan, begitu juga dengan Penjara Bumi. Tempat itu dipenuhi dengan korban yang berjatuhan. Bau darah tercium di mana-mana. "Michael, sepertinya tidak ada lagi orang yang tersisa di penjara ini," ujar Julius sambil terpana. Benarkah tidak ada yang masih hidup kecuali mereka? Bagi Julius yang tidak bisa menghajar orang, hal ini membuatnya takjub. Michael menatap Spence. Ucapan Julius sepertinya benar. Namun pintu itu belum bisa dibuka. Masalah mereka belum beres. "Michael, apa yang akan kita lakukan?" tanya Spence.Michael tidak menjawab. Dia menatap ke langit, "Sudah tidak ada lagi yang bisa kuhajar. Apa maumu?"Ucapan itu ditujukan untuk pihak penjara yang sudah membuat situasinya seperti ini. Tiba-tiba pintu itu terbuka. Julius dan Spence melihat Michael. Rupanya pihak penjara mendengar ucapan Michael. "Michael, kamu ingin masuk?" tanya Spence. Sepertinya ruangan di balik pintu itu tidak besar. Ada tangga menuju ke atas. Apakah tan
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua