Share

Sebuah Perpisahan

Author: Kayinkayinn
last update Last Updated: 2023-12-06 09:41:05

"Jadi, apa keputusanmu"? tanya Haris sambil memandangi wajah Harum dengan ekspresi wajah yang cukup khawatir, kedua bola mata yang terlihat sedih, sendu juga gugup.

"Har, aku . . ."

"Kamu mau kita putus seperti ini?" tanya Haris memotong pembicaraan hingga membuat Harum yang mendengar kata putus meluncur dari mulut Haris begitu terkejut dan tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Kamu mau kita putus, Har?" tanya Harum dengan mata berkaca-kaca.

"Kamu tidak bisa menolak perjodohan ini bukan? Kamu juga tidak mau memperjuangkan hubungan kita kan, Rum? Jadi, salah satu caranya mungkin kita ya harus putus."

"Semudah itu kamu bilang kata putus setelah 3 tahun kita mengukir kenangan manis kita bersama?" Harum menitikkan air matanya hingga membuat Dewa yang melihat air mata Harum membasahi kelopak matanya merasa bersalah karena sudah membuat mereka bertengkar.

"Lalu, aku harus bagaimana? Kamu juga tidak bisa menolak perjodohan ini karena rasa sayang kamu terhadap orang tua kamu bukan? Apa aku harus membuatmu untuk menjadi anak yang tak berbakti kepada orang tuanya?"

Harum terdiam sejenak. Selama menjalin hubungan hampir 3 tahun lamanya, Haris memang tahu sikap dan karakter Harum selama ini. Walau dia adalah gadis yang manja dan memiliki segalanya karena keluarganya yang berada, namun Harum selalu memprioritaskan keluarga di atas segalanya.

Haris juga tak pernah memaksakan kehendaknya karena selama ini, mereka selalu menjunjung tinggi prinsip hidup mereka yang kuat dan saling menghargai apapun pilihan dan keputusan mereka selama ini. Maka dari itu, hubungan mereka berlangsung lama karena sifat mereka yang jarang di temukan di dalam pasangan muda saat ini.

"Kita putus saja, Rum. Aku akan selalu kalah jika disandingkan dengan keluargamu.Jadi, aku tidak mau memaksakan hubungan kita lagi yang ujung-ujungnya pun kita tidak akan bahagia, apalagi bisa bersama," tutur Haris pelan sambil menundukkan kepalanya, tak berani menatap wajah Harum yang sejak tadi hanya bisa meneteskan air matanya secara diam-diam.

"Maaffin aku, Har," katanya terbata-bata.

"Kamu tidak salah, ini juga bukan keinginanmu."

"Maaffkan aku yang tidak bisa mempertahankan hubungan kita dan tidak bisa memperjuangkannya bersama-sama."

"Tidak apa-apa, aku bisa mengerti. Terimakasih untuk 3 tahunnya, Rum. Aku bahagia bisa mengenalmu dan bisa menjalin hubungan yang singkat ini bersamamu."

"Terimakasih juga untuk semuanya, kekasihku."

Harum memberanikan dirinya untuk menatap wajah Haris yang kini hanya akan menjadi mantan kekasih terindahnya dengan mata berkaca-kaca dan juga perasaan bersalah yang menyelimutinya.

Haris tersenyum lebar. Ia mendekap tubuh Harum yang mungil dan memeluknya dengan erat. Harum yang dipeluk seperti ini hanya bisa kembali menangis hingga membuat Dewa yang melihat perpisahan menyakitkan mereka semakin merasa bersalah. Karena perjodohan ini, dirinya juga merasa bersalah karena hubungan mereka jadi kandas begitu saja.

Padahal, Dewa bisa melihat kalau mereka saling mencintai, bahkan sepertinya Haris adalah pria yang baik untuk Harum.

Jika saja Dewa tidak hadir di antara mereka, mereka mungkin akan menjadi pasangan yang bahagia bahkan, bisa berlanjut ke dalam hubungan yang lebih serius. walau pun mereka masih muda, tapi Dewa melihat ada keseriusan di dalam diri Haris.

Haris melepaskan pelukannya. Ini mungkin tidak mudah untuk Haris dan untuk keduanya yang awalnya hubungan mereka baik-baik saja, kini kandas di tengah jalan dan berpisah secara tiba-tiba tanpa di minta. Haris berjalan satu langkah untuk lebih dekat dengan Harum. Ia memberanikan dirinya untuk mencium kening mantan kekasihnya untuk terakhir kalinya.

" I love you, Bunga Harum Permata Sari."

"I love you to, Haris Hermawan Permana."

Setelah menggenggan kedua tangan harum, secara perlahan Haris melepaskan genggaman tangannya kemudian pergi setelah melirik ke arah Dewa sebentar.

"Jaga Harum baik-baik," katahnya pelan kepada Dewa kemudian pergi.

Melihat kepergian Haris, Harum sungguh tak rela. Bagaimana ia harus menjalani hari-harinya ke depan? Di kampus, walau tidak satu jurusan tapi mereka pasti akan sering bertemu karena mereka berada di dalam ruang lingkup yang sama. Yang awalnya berteman baik, kemudian menjalin hubungan kini hanya akan menjadi orang asing. Dan, Harum sungguh tak rela melepaskan hubungan ini begitu saja.

Melihat Harum yang menangis sambil memandangi kepergian Haris, Dewa memberanikan dirinya untuk berjalan dan menghampiri Harum.

"Maafkan saya, Rum. Karena saya, hubungan kalian jadi tidak baik."

"Kamu nggak salah, Kak. Ini sudah menjadi takdir kami berdua. Kalau di lanjutkan pun tetap akan berpisah pada akhirnya karena kita hanya akan saling menyakiti saja. Dan, itu akan membuat hubungan kami jadi tidak sehat. Dan, itu juga tidak akan baik untuk kami berdua."

"Kamu sangat dewasa sekali. Bisa berpikir terbuka dan bersikap bijaksana dalam menyikapi permasalahanmu di usiamu, itu sangatlah hebat."

Harum menoleh ke arah Dewa dan memandanginya cukup lama.

"Aku kagum padamu, Kak," katanya tiba-tiba.

"Kagum kenapa?" Dewa terlihat bingung.

"Kagum karena walau kakak tahu kita dijodohkan, tapi kakak tidak memaksakan kehendak kakak dan tidak ingin hubunganku rusak dengan Haris. Kakak pria yang hebat. Kelak, perempuan yang menjadi istri kakak pasti bahagia bisa dicintai oleh kakak."

Dewa tersenyum tipis. Ia berjalan mendekati Harum dan berdiri di hadapannya sambil memandangi kedua bola matanya dengan tatapan mata yang begitu tulus.

"Boleh saya menggenggam tanganmu?" tanya Dewa meminta izin.

Harum tertawa kecil. Ia menghapus air matanya kemudian menganggukkan kepala. Setelah diizinkan sang pemilik tangan, Dewa menggenggam kedua tangan Harum dan kembali menatapnya.

"Di masa depan saya, hanya akan ada kamu. Calon istri saya hanyalah kamu. Pria yang akan menjadi masa depanmu sebagai suamimu itu dan akan selalu mencintaimu pun itu adalah saya. Jadi, perempuan beruntung itu adalah kamu, Gadisku."

Harum kembali meneteskan air matanya begitu mendengar pernyataan Dewa dengan sebuah kalimat yang begitu indah.

"Saya tahu, ini adalah waktu yang salah bagi saya karena sudah mengatakan hal ini. Karena secara tidak langsung, saya mengambil kesempatan dalam kesempitan setelah perpisahanmu dengan kekasihmu. Tapi, Harum, saya cuma akan mengatakan kepadamu, bahwa saya tulus kepadamu. Dan, saya serius ingin mempersuntingmu. Saya selalu bilang kan, saya sudah menyukaimu sejak lama. Kalau saya bilang saya sudah menyukai kamu sejak dulu, apa kamu akan percaya?"

Harum mengernyitkan keningnya bingung. "Kenapa bisa? Memangnya, dulu kita pernah bertemu, yah? Ko, rasanya, aku lupa akan kenangan itu."

Dewa mempererat genggaman tangannya dan menatap wajah Harum begitu lekat.

"Kita pernah bertemu saat kamu masih SMA. Di kota Bandung, tepatnya saat kamu berlibur dengan keluargamu di sebuah villa. Saat itu kita bertemu dan saat itulah pertama kalinya saya jatuh cinta kepada seorang gadis berusia 16 tahun dan berharap suatu hari nanti kita bisa bersama dan di sandingkan di atas pelaminan."

Related chapters

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Menerima Kenyataan

    "Kita pernah bertemu saat kamu masih SMA. Di kota Bandung, tepatnya saat kamu berlibur dengan keluargamu di sebuah villa. Saat itu kita bertemu dan saat itulah pertama kalinya saya jatuh cinta kepada seorang gadis berusia 16 tahun dan berharap suatu hari nanti kita bisa bersama dan di sandingkan di atas pelaminan.""Serius, Kak?" tanya Harum yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengarDewa menganggukkan kepalanya. "Tentu saja. Masa iya saya bohong soal perasaan saya sendiri?"Harum tersenyum tipis. Kedua bola matanya kembali menitikkan air mata hingga membuat Dewa dengan cepat menghapus air matanya agar tidak terus menetes ke luar."Patah hati wajar. Itu pasti terjadi dalam suatu hubungan agar kamu belajar dari pengalaman untuk lebih dewasa dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan asmaramu, Rum. Jadi, jangan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan.""Maaf ya, Kak," katanya terlihat menyesal."Maaf untuk apa?" Dewa kembali bingung."Maaf, karena kakak jadi melihat kej

    Last Updated : 2023-12-07
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Pilihanku Tak Pernah Salah

    Semenjak perjodohannya dengan Dewa dan perpisahannya dengan Haris, Harum terlihat termenung dan menyendiri di halaman belakang rumahnya sembari menatap langit malam yang tak berbintang. Sambil mengenang kembali kenangan manisnya dengan Haris, Harum memandangi sebuah aquarium kecil berisi 2 kura-kura yang masih kecil, pemberian dari Haris saat ulang tahunnya tahun lalu."Kenapa, Sayang? Ko, ngelamun?" Sang ibu yang baru saja pulang bekerja langsung menghampiri anaknya dan duduk di sampingnya begitu melihatnya."Mih, apa keputusan Harum sudah tepat untuk memilih berpisah dengan Haris dan menerima perjodohan ini?" Harum menatap wajah ibunya dengan tatapan sendunya."Kamu kecewa dengan perjodohan ini, Nak?"Harum menghela napas pendek dan kembali memandangi kura-kura miliknya dengan mata penuh kerinduan kepada sang pemilik asli kura-kura tersebut."Harum putus sama Haris hari ini, Mih. Bahkan, perpisahan ini disaksikan sendiri oleh kak Dewa.""Dewa? Kalian bertemu hari ini?"Harum mengan

    Last Updated : 2023-12-08
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Melamarmu

    Setelah mendengar cerita tentang Dewa yang sudah menyukainya sejak dulu dari ibunya, Harum terlihat sedang duduk di tempat tidurnya seraya memandangi foto profile whatssapp Dewa beberapa saat.Mungkin, ia sedikit lupa kenangan manis tentang dirinya dengan Dewa dulu, tapi Harum tidak pernah lupa dengan sebuah kenangan tentang dirinya yang tiba-tiba saja melamar Dewa saat ia masih kecil dulu."Ternyata, pria itu adalah kamu, Kak. Maaf, kalau aku lupa. Soalnya, muka kak Dewa dulu sama sekarang itu beda banget. Dulu kan, kamu nggak pake kacamata, terus badannya juga kurus banget nggak kaya sekarang yang udah bagus pake banget. Hmm, jadi, apa gue harus menerima lamaran ini dan menikah dengannya?" gumamnya pelan dan terlihat men zoom beberapa kali foto profile whatssapp Dewa.Karena terlalu sibuk memandangi foto Dewa, Harum sampai terkejut begitu handphonenya bergetar karena tiba-tiba saja Dewa meneleponnya. Karena merasa gugup dan menjdi salah tingkah, Harum langsung mengangkat telepon dar

    Last Updated : 2023-12-09
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Pertengkaran

    Harum memandangi 2 buah cincin pemberian dari Dewa di atas meja belajar yang berada di dalam kamarnya. Cincin yang sangat berarti dan memiliki makna tersebut merupakan cincin pemberian dari Dewa dalam jangka waktu yang tak lama, bahkan hanya terpaut beberapa hari saja.Cincin pertama yang berbentuk bunga mawar itu adalah pemberian dari Dewa untuk pertama kalinya. Cincin itu diberikannya sebagai tanda ketulusan dan keseriusannya untuk menjalin hubungan perjodohan ini. Untuk cincin kedua, dengan mutiara putih yang berkilauan diberikan oleh Dewa sebagai cincin yang menandakan bahwasanya Dewa secara resmi melamar Harum sebagai tanda pengikat hubungan mereka untuk ke tahap selanjutnya yaitu sebuah pernikahan.Harum tersenyum tipis memandangi dua buah cincin itu yang sengaja ia pakai dua-duanya sekaligus. Cincin berbentuk mawar merah di jari tengah dan cincin mutiara putih itu di jari manisnya."Semoga, aku tidak salah mengambil langkah. Aku akan menjaga baik-baik kedua cincin ini," katany

    Last Updated : 2023-12-13
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   First Kiss

    Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Namun, Dewa masih terlihat di kantornya dan masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Karena terlalu lelah berada di depan komputer berjam-jam lamanya, Dewa membuka kacamatanya seraya memijat-mijat leher dan keningnya yang terasa pegal dan juga penat.Begitu melihat handphonenya yang ia anggurkan berjam-jam karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya, ia begitu terkejut karena ada pesan whatssapp masuk dari Harum jam 7 malam tadi. Kak, sibuk nggak? Bisa ketemu nggak malam ini? Aku lagi butuh teman mengobrol.Begitu membaca pesan tersebut, Dewa langsung meneleponnya dengan terburu-buru karena merasa bersalah karena tidak membalas pesannya secepat mungkin."Hallo, Harum? Maaf, saya telat balas pesan kamu. Saya hari ini sibuk banget dengan kerjaan di kantor, makanya nggak megang handphone dari tadi. Maaf, yah?" katanya terdengar menyesal dan merasa bersalah."Iya, nggak apa-apa ko, Kak," katanya terdengar serak dengan suara paraunya."Rum, kamu baik-bai

    Last Updated : 2023-12-14
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Pelukan Terakhir

    Harum dan Dewa langsung terdiam tak bersuara begitu mereka berada di dalam mobil setelah kejadian di tempat makan tadi. Karena sama-sama malu, Harum dan Dewa saling melirik satu sama lainnya. Bahkan, saat Dewa menoleh ke arahnya, kedua pipi Harum bersemu merah hingga seperti warna tomat yang merah menyala."Kak, jangan lihat aku terus kaya gitu," katanya terdengar malu-malu."Rum, kamu serius tadi?" tanyanya lagi untuk memastikan."Serius apanya?" Harum terlihat bingung."Ngajak saya menikah?" katanya kembali masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Harum saat ia mengajaknya menikah tadi."Aku serius, Kak." Harum terlihat serius."Kamu nggak akan tiba-tiba mengubah atau menarik perkataanmu tadi, kan?"Harum menghela napas pendek. Ia menatap wajah Dewa yang tengah memandanginya. Ia juga memegang kedua pipi Dewa dan menatapnya dalam-dalam."Aku tidak akan menarik lagi perkataanmu tadi, Kak. Aku serius untuk mengajak kamu menikah."Dewa terlihat masih tidak percaya dan menatap kedua

    Last Updated : 2023-12-18
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Selalu ada Untukmu

    "Gimana skripsimu?" tanya Dewa yang baru saja datang berkunjung ke rumah Harum, kemudian duduk bersama di teras rumah calon istrinya itu."Baru nyari judul sih, Kak. Tapi, selebihnya lumayan lancarlah.""Dosen pembimbingnya gimana? Tidak mempersulit, kan?" tanya Dewa kembali.Harum membulatkan kedua bola matanya dan menatap wajah Dewa dengan tatapan sedih yang sepertinya sudah mengerti dengan ekspresi wajah Harum kalau sudah seperti itu."Killer, yah?" tanya Dewa kembali seraya tertawa kecil.Harum menganggukkan kepalanya pelan, dan kembali memasang ekspresi wajah memelasnya. "Dosenku terkenal pelit nilai dan sangat menyulitkan anak didiknya. Sudah banyak tuh, korban dosen pembimbingku yang seperti itu."Dewa tertawa kecil kembali seraya menyeruput teh manis yang dibuatkan Harum untuknya. "Harusnya, kamu senang mempunyai dosen pembimbing yang tipikal killer seperti itu.""Seneng gimana? Ke depannya aku pasti bakalan dipersulit terus. Nanti, jadwal sidangku pasti ditunda-tunda! Ah, aku

    Last Updated : 2023-12-19
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Meja Akad

    Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Di ibu kota, terdapat sebuah gedung pernikahan yang terdengar sangat legendaris. Gedung tersebut terkenal dengan dekorasi yang indah, elegant, dan mewah. Di dalamnya, terdapat sebuah pernikahan yang akan menjadi pusat perhatian seluruh kota.Harum, seorang wanita cantik dan anggun, akan menjadi pengantin wanita yang mempesona. Ia tampil dengan kebaya yang begitu indah, menghiasi tubuhnya dengan sempurna. Kebaya putih yang terbuat dari kain sutra halus dan dihiasi dengan sulaman emas yang rumit.Setiap helai benang emas mengilap, mencerminkan cahaya yang memancar dari chandelier di langit-langit gedung pernikahan. Rambutnya terurai dengan lembut, dihiasi dengan bunga-bunga segar yang serasi dengan tema dekorasi. Harum benar-benar tampak seperti seorang putri yang turun dari surga.Sementara itu, Dewa, calon suaminya, tampak tampan dengan beskap yang warnanya sepadan dengan kebaya Harum. Beskapnya terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi,

    Last Updated : 2024-01-01

Latest chapter

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Hubungan yang Semakin Intim

    Malam hari itu, cahaya senja memancar memasuki jendela rumah Harum dan Dewa. Ruangan itu dihiasi dengan bunga segar yang menyebar wangi dengab lembut. Setelah kejadian di kantor tadi siang, Dewa dengan senyum lembut di wajahnya, menciptakan suasana makan malam yang indah dan romantis di tengah-tengah rumah mereka. Meja makan mereka terhias dengan kain putih yang elegan, piring-piring cantik, dan lilin-lilin kecil yang menyala dengan lembut. Malam hari ini Dewa sengaja menciptakan makan malam romantis, sebagai tanda permintaan maafnya dan kesungguhannya atas rasa cintanya kepada istrinya itu."Harum, aku ingin membuat malam ini istimewa. Aku ingin kita merayakan hari ini bersama, baik sebagai pasangan maupun sebagai rekan bisnis yang sukses. Ayo duduk, makan malam kita sudah siap."Harum terkesima dengan keindahan yang dibuat suaminya, dengan hati yg berdebar-debar ia duduk dengan lembut di kursi yang telah disiapkan sang suami. Dewa yang begitu perhatian dan romantis, membuat hati Ha

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Percikan Api

    "Hay, Martin. Sudah lama yah kita tak berjumpa!" katanya menyapa ramah, dengan sorotan matanya yang terlihat bersahabat, dan merindukan sosok pria bernama Martin itu."Jesika? Sedang apa kau ada di sini?" Martin membelalak.Kedua bola matanya membulat tajam dengan sempurna. Ia terlalu terkejut begitu melihat sosok perempuan tinggi semapai, dengan rambut bergelombang kecoklatan itu, tiba-tiba saja membuka pintu dan masuk ke dalam ruang kerja Dewa.Perempuan cantik bernama Jesika itu melangkahkan kakinya berjalan menghampiri Martin, bersama dengan Gladis yang berada dibelakangnya."Dia jadi brand ambassador new brand fashion milik perusahaan Dewa bersamaku. Bagaimana kabarmu, Martin?" tanya Gladis sambil mengulurkan tangannya.Martin tersenyum dan membalas uluran tangan Gladis. "Aku baik, bagaimana kabarmu?""Nice. Kapan kamu kembali ke Indonesia?" tanyanya kembali dan sedikit melirik ke arah Dewa yang sejak tadi hanya diam saja dan tampak kaku."2 hari yang lalu," tutur Martin menjawab

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Inovasi Baru

    Hari itu, Harum membantu Dewa seharian penuh di perusahaannya. Dengan kemampuan yang ia miliki dan mengerti sangat jelas tentang dunia fashion dan desain, ia berada di ruang rapat bersama tim riset dan tim desain perusahaan Dewa. Mereka semua tampak sibuk mempersiapkan acara peluncuran brand baru fashion yang akan menjadi tonggak bersejarah bagi perusahaan Lumiere Mode."Wah, koleksi ini sudah sangat bagus, tapi saya punya ide untuk sedikit mengubah dan memperbaharui desainnya," ujar Harum sambil melihat-lihat desain fashion milik perusahaan suaminya."Tentu, Ibu Harum. Kami sangat terbuka dengan saran dan ide Anda. Bagaimana Anda ingin merubahnya?" tanya salah satu tim desain."Pertama, saya pikir kita bisa menambahkan sedikit sentuhan warna yang lebih cerah. Mungkin dengan menambahkan aksen warna cerah seperti kuning, merah, atau biru pada beberapa busana, ini akan membuat koleksi kita lebih menarik dan mencuri perhatian," katanya memberi saran."Itu ide yang bagus. Warna cerah bisa

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Elysian

    "Ini tidak mungkin terjadi! Bagaimana bisa Startlight menciptakan brand yang sangat mirip dengan brand baru kita? Ini bisa mengacaukan peluncuran kita nanti!" seru Dewa dengan ekspresi terkejut dan rasa cemas begitu ia sampai di ruang meeting, ketika pagi tadi dihubungi oleh sekertarisnya, untuk segera datang ke kantor."Kami juga sangat terkejut dengan situasinya. Kami sedang menyelidikinya untuk melihat, apakah ada pelanggaran hak cipta yang terjadi. Namun, sepertinya mereka telah menemukan celah dalam sistem perlindungan kita, Pak," tutur Ria menjelaskan.Dewa menggenggam tangannya dengan ketat, ekspresi wajahnya terlihat kecewa dan amarahnya sangat terlihat diwajahnya."Ini benar-benar tidak masuk akal. Peluncuran brand baru kita adalah langkah besar bagi perusahaan kita.""Kami sepenuhnya memahami, Pak. Kami sudah memeriksa legalitas desain dan nama merk kita, dan kami meyakini bahwa kita memiliki hak yang sah atas brand ini. Namun, kita harus mencari tahu langkah apa yang harus d

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Sarapan Romantis

    Pagi yang cerah menyambut Harum dan Dewa, sepasang pengantin muda yang baru saja bangun tidur. Matahari terbit dengan lembut, menerangi kamar mereka yang dipenuhi dengan cahaya hangat. Harum membuka matanya perlahan dan tersenyum melihat Dewa yang masih terlelap di sampingnya.Ah, pagi yang indah," tutur Harum pelan begitu membuka mata dari mimpi indahnya, serta menggaruk-garuk ke dua matanya sambil tersenyum lebar. "Selamat pagi, Sayangku. Sudah siap menyambut hari yang penuh kebahagiaan?" ucap Dewa lembut sambil memandangi wajah istrinya yang berbaring disampingnya, kemudian memeluk istrinya dengan mesra.Harum tersipu malu begitu suaminya memeluknya dengan mesra. Rasanya sangat aneh, seperti mimpi ia telah resmi menjadi istri sah dari seorang CEO muda dan tampan seperti Dewa. "Pagi, Sayangku. Aku selalu siap menghadapi hari yang cerah seperti ini," sahutnya sambil membalas pelukan suaminya, kemudian bermanja-manja dalam pelukan suaminya itu."Oya, bgaimana kalau kita memulai hari

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Kejutan Harum

    "Martin? Sedang apa kau di sini?" Pria berbadan tinggi tegap itu datang menghampiri Dewa. Begitu jarak ke duanya cukup dekat, ia tiba-tiba saja mengulurkan tangannya seraya tersenyum lebar."How are you, Dewa?""Fine. Long time no see, Martin!" serunya sembari membalas uluran tangan pria bernama Martin itu kemudian memeluknya dengan erat, "jadi, kapan lo balik ke Indonesia?" tanyanya begitu mereka berdua berada di ruangan kerja Dewa."Hm, yesterday the day after. How?" tanya Martin yang membuat Dewa bingung."Bagaimana apanya?" Dewa mengernyitkan keningnya bingung."Life after marriage?"Dewa tertawa lebar. Ia melipat ke dua tangannya kemudian menatap Martin, sepupunya yang sudah lama tinggal di New York dan baru saja kembali lagi ke Indonesia."Kenapa lo tertawa? Apa pernikahanmu tidak menyenangkan?" tanya Martin dengan mata menyelidik."It's fun. It's amazing and just what i imagined all along. Menyusullah kalau sudah ada pasangan," tutur Dewa menggoda sepupunya.Martin hanya terta

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Akhir Kisah Kita

    "Iya, aku sepertinya akan segera menikah."Entah kenapa, perasaan Harum mendengar pernyataan Haris yang sepertinya akan menikah dalam waktu dekat, rasanya terdengar sangat aneh. Bagaimanapun, Haris dan dirinya pernah sama-sama saling mencintai dan menghabiskan waktu beberapa tahun, sebelum Dewa datang dan menjadi calon suaminya secara mendadak."Jadi, kamu beneran bakalan menikah, Har?" tanya Harum kembali memastikan.Haris menganggukkan kepalanya dan kembali menatap wajah mantan kekasihnya itu lirih. "Apa kau mengizinkanku untuk menikah?"Harum terdiam membisu. Ia menghentikan langkahnya tepat di depan pintu perpustakaan kampus. Haris menoleh dan menatap wajah Harum dengan mata berkaca-kaca."Kau mengizinkanku untuk menikah kan, Rum?" tanya Haris kembali.Harum menitikkan air matanya. Dengan cepat, ia menyeka air matanya kemudian kembali memberanikan dirinya untuk menatap wajah Haris."Tentu aku akan mengizinkanmu menikah. Aku ingin kamu bahagia dan menemukan kebahagianmu, Har.""Ben

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Perasaan Canggung

    "Semangat revisiannya, yah. Nanti, kamu pulang sendiri nggak apa-apa, kan?" tanya Dewa saat mereka sudah tiba di depan kampus Harum."Iya, nggak apa-apa. Aku bisa pakai taksi online. Lagian, hari ini aku cuma mau revisi skripsi aja, sambil mengisi kekosongan waktu sebelum minggu depan aku wisuda.""Istriku hebat. Sebentar lagi wisuda dan punya gela Sarjana," tutur Dewa pelan sambil membelai rambut Harum dengan lembut dan menatapnya dengan penuh cinta, "lain kali, kamu ke kampus pakai mobil aja. Biar nggak pakai taksi online terus kalau aku nggak bisa jemput. Kamu kan bisa nyetir, kenapa gak mau bawa mobil ke kampus?"Harum melepas sealbelt yang menempel di tubuhnya. Kemudian, ia memegang ke dua pipi suaminya itu dan menatapnya dengan tatapan mata penuh rasa sayang."Kakak tahu kan cerita ketika aku kecelakaan 2 tahun lalu karena aku nyetir sendiri?"Dewa menganggukkan kepalanya. Ia teringat perkataan istrinya beberapa bulan lalu sebelum mereka menikah. Harum pernah mengatakan, ia pern

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Makan malam yang Bergairah

    "Gladis??" seru Dewa tampak terkejut begitu melihat sosok perempuan tinggi semapai dan bertubuh langsing bagaikan seorang model, "sedang apa kau di sini?"Perempuan bernama Gladis itu tersenyum lebar. Ia melangkahkan kakinya dengan perlahan dan mendekati Dewa kemudian memeluknya, hingga membuat Ria tampak terkejut dan langsung memalingkan wajahnya."I miss you so much, Dewa," katanya berbisik, kemudian mencium pipi Dewa hingga membuat lipstik merahnya menempel di pipi Dewa."Maafkan saya, Pak. Perempuan ini memaksa masuk ke dalam. Padahal, saya sudah melarangnya," tutur seorang perempuan bernama Siska yang merupakan seorang resepsionist di perusahaan tempat Dewa bekerja.Dewa yang terkejut langsung melepaskan pelukan perempuan bernama Gladis itu dari tubuhnya dengan cepat. "Untuk apa kau datang ke perusahaanku? Apa kau tidak malu dengan sikapmu yang seperti itu?"Setelah diminta Dewa untuk pergi dengan diberikannya sebuah kode dari matanya kepada sekertarisnya, Ria pun langsung berp

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status