Home / Pernikahan / Suami Dadakanku CEO Tampan / Pilihanku Tak Pernah Salah

Share

Pilihanku Tak Pernah Salah

Author: Kayinkayinn
last update Last Updated: 2023-12-08 08:44:31

Semenjak perjodohannya dengan Dewa dan perpisahannya dengan Haris, Harum terlihat termenung dan menyendiri di halaman belakang rumahnya sembari menatap langit malam yang tak berbintang. Sambil mengenang kembali kenangan manisnya dengan Haris, Harum memandangi sebuah aquarium kecil berisi 2 kura-kura yang masih kecil, pemberian dari Haris saat ulang tahunnya tahun lalu.

"Kenapa, Sayang? Ko, ngelamun?"

Sang ibu yang baru saja pulang bekerja langsung menghampiri anaknya dan duduk di sampingnya begitu melihatnya.

"Mih, apa keputusan Harum sudah tepat untuk memilih berpisah dengan Haris dan menerima perjodohan ini?" Harum menatap wajah ibunya dengan tatapan sendunya.

"Kamu kecewa dengan perjodohan ini, Nak?"

Harum menghela napas pendek dan kembali memandangi kura-kura miliknya dengan mata penuh kerinduan kepada sang pemilik asli kura-kura tersebut.

"Harum putus sama Haris hari ini, Mih. Bahkan, perpisahan ini disaksikan sendiri oleh kak Dewa."

"Dewa? Kalian bertemu hari ini?"

Harum menganggukkan kepalanya. "Iya, Mih. Hari ini, kak Dewa nganter Harum ke kampus. Bahkan, secara tidak langsung kak Dewa sudah bertemu dengan Haris. Kak Dewa juga bilang kalau dia suka sama Harum, Mih. Sejak dulu."

Sang ibu tersenyum kecil begitu mendengar cerita anaknya. Ia kemudian menggenggam kedua tangan anak gadisnya seraya menatapnya dengan lembut. "Dewa memang sudah menyukai kamu sejak dulu, Rum."

Kedua bola mata Harum membelalak. Ia cukup terkejut karena ibunya tahu tentang perasaan Dewa selama ini terhadapnya yang bahkan ia sendiri tidak tahu.

"Jadi, mamih udah tahu?" tanyanya kembali untuk memastikan.

Sang ibu kembali mengangguk seraya menyilangkan kedua kakinya kemudian menatap ke arah langit.

"Perjodohan ini juga terjadi karena memang sejak dulu, bahkan saat kamu masih kecil, Dewa sudah menyukai kamu, Rum. Kamu pasti nggak sadar, yah?"

Harum menggeleng dengan cepat. Ia langsung menarik-narik tangan ibunya seperti anak kecil yang meminta mainan untuk menceritakan lebih banyak tentang Dewa yang selama ini tidak ia ketahui.

"Mih, ceritain semuanya, dong!" rengeknya memohon.

"Cerita soal apa?"

“Soal kak Dewa. Soal perasaan kak Dewa tentang Harum,” katanya lagi.

Sang ibu tersenyum lebar dan kembali mengingat kejadian di masa lalu yang selama ini tidak pernah Harum ketahui.

"Beberapa tahun lalu, saat kamu baru masuk Sma, Dewa pernah datang ke rumah ketemu sama papihmu juga."

"Serius? Buat apa, Mih?" tanya Harum kembali terkejut dan terlihat begitu penasaran.

"Melamar kamu."

Mendengar hal tersebut, Harum terperangah dan tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Karena begitu penasaran dengan sosok Dewa, sang ibu mulai menceritakan kisah masa lalu yang selama ini tidak pernah Harum ketahui.

6 tahun yang lalu . . .

"Nak Dewa?" seru ibunda Harum begitu ia membuka pintu, ada sosok pria tinggi tegap berkacamata berdiri di depan pintu rumahnya. Pria tersebut adalah Dewa yang tiba-tiba saja datang berkunjung ke rumahnya.

"Sore, Tante. Apa kabar?" katanya tersenyum ramah seraya mencium telapak tangan wanita paruh baya di hadapannya itu.

"Baik, kamu sama siapa ke sini?"

"Sendirian aja, Tan. Sekalian main, sekalian silahturahmi juga sama tante Ratna dan juga om Galih."

"Masuk, De," turur ibunda Harum mempersilahkan tamunya untuk masuk. "Pih, ada tamu spesial, nih!" teriak ibunda Harum memanggil suaminya.

Begitu di panggil istrinya, sang suami muncul dari lantai 2, kemudian turun ke lantai dasar seraya menuruni anak tangga begitu melihat tamu spesialnya sudah berada di ruang tamu bersama istrinya.

"Nak Dewa, apa kabar?" sapa ayahanda Harum yang langsung menghampiri Dewa dan juga istrinya yang berada di ruang tamu.

Begitu melihat sosok ayahanda Harum muncul, Dewa yang tadinya sedang duduk langsung berdiri kembali dan menghampiri beliau seraya mencium telapak tangannya kemudian memeluknya.

"Baik, Om Galih. Gimana kabar om sendiri?"

"Baik, om sangat baik. Ada apa kamu ke rumah kami? Tumben banget loh kamu ke sini. Om sampai kaget kamu bisa juga berkunjung ke rumah kami," katanya menjawab seraya mempersilahkan tamunya untuk kembali duduk begitu ia sudah duduk terlebih dahulu.

"Dewa ke sini tuh ada maksud sih, Om. Mau ada yang di bahas dan di rundingkan sama om Galih juga tante Ratna."

"Apa itu?" tanya Galih terlihat penasaran.

Dewa terlihat begitu gugup. Saking gugupnya, ia beberapa kali terlihat membenarkan kacamatanya sampai asisten rumah tangga di rumah tamu kehormatannya pun datang membawa minuman.

"Di minum, De," turur Ratna mempersilahkan tamunya untuk meminum jamuan darinya.

"Iya, makasih tante," katanya terlihat gugup.

Dewa mulai mengambil cangkir berisi teh yang sengaja di hidangkan untuknya. Begitu mulai meminum teh tersebut, setidaknya ia mulai merasa tenang dan kembali terlihat santai.

“Kedatangan Dewa kali ini ke sini, tanpa mengurangi rasa hormat Dewa kepada om dan juga tante, Dewa cuma ingin menyampaikan beberapa kalimat yang mungkin sebenarnya ingin om dan tante dengar.”

“Apa itu?” tanya Galih seraya memandangi wajah Dewa dengan ekapresi wajah yang terlihat serius.

"Jujur saja om, Tan, Dewa sebenarnya sudah tahu kalau om dan tante menjodohkan Dewa dan juga Harum saat kalian baru saja menikah, bahkan sepertinya sebelum Dewa lahir. Karena mamah sama papah sendiri bilang, kalau mereka berteman baik dengan om dan juga tante dari kalian masih kuliah."

Begitu mendengar apa yang dikatakan Dewa barusan, sontak Galih dan Ratna tersenyum lebar.

"Lalu apa responmu?" tanya Galih kembali begitu mendengar penuturan anak muda yang duduk di hadapannya itu.

Dewa tersenyum malu-malu. Ia kembali membenarkan kacamatanya setiap kali ia gugup. Dewa juga menundukkan kepalanya sejenak namun kembali menatap wajah Galih dengan penuh rasa percaya diri.

"Awalnya, Dewa merasa ini sangat konyol. Tapi, lama-lama Dewa sadar kalau Dewa menyukai anak tante dan juga om."

"Semudah itu? Padahal, kalian kan jarang ketemu, loh. Usia kalian saja terpaut 12 tahun. Memangnya, Dewa mau nikah sama anak kecillah yah istilahnya," tukas Ratna yang hanya di balas senyuman oleh Dewa.

"Apalah arti sebuah umur, Tan. Kalau sudah suka ya nggak mandang usia. Lagi pula, nggak semudah itu juga Dewa suka sama anak tante dan juga om. Semua kan mengikuti proses. Mungkin, usia kami terpaut sangat jauh, mungkin juga semua ini berawal dari keisengan orang tua Dewa dengan tante dan om saat masih muda dulu yang sangat ingin menjodohkan anak-anaknya kelak di masa depan."

Dewa kembali membenarkan kacamatanya. Sementara Galih, ia mengambil cangkir berisi kopi miliknya kemudian meneguknya. Sementara Ratna sendiri, ia terlihat menunggu dan mendengarkan dengan serius dengan apa yang diucapkan oleh anak muda di hadapannya itu.

"Tapi," lanjut Dewa kembali. "saat kami masih kecil dulu, Dewa kan sering banget berkunjung ke rumah tante dan juga om sambil menemani Harum bermain. Mungkin saja, Harum tidak ingat karena saat itu usianya juga masih kecil banget," katanya yang terlihat sedang bernostalgia mengenang masa kecil.

"Dewa tahu nggak, om sama tante Ratna aja dulu menikah di usia yang terbilang ya sudah tualah, yah. Karena kami berdua ini sibuk berkarir. Saat itu, kami belum kepikiran juga untuk menikah. Mana tante aja sempet kosong 7 tahun kan setelah menikah, sampai udah ngerasa di titik pasrah saja karena belum isi-isi juga. Kalau saja nggak kosong lama, mungkin kalian usianya nggak akan sejauh seperti sekarang ini. Tapi, semua ini kan sudah rencana dan takdir Tuhan. Ya, kan?"

Dewa menganggukkan kepalanya begitu mendengar sekilas cerita pernikahan Ratna dan juga Galih.

"Apa karena dulu sering main sama Harum terus nemenin dia waktu kecil, makanya Nak Dewa jadi suka sama Harum?" tanya Galih kembali yang terlihat penasaran.

Dewa kembali tersenyum tipis. "Dulu, Dewa cuma menganggap Harum adek, Om. Tapi, ada satu kejadian saat Harum ulang tahun yang ke-8 kalau nggak salah. Mungkin, Harum lupa kali yah kalau dulu dia pernah ngajak Dewa menikah. Secara nggak langsung dia ngelamar Dewa, Om," katanya tersenyum malu-malu begitu mengingat kejadian tersebut.

"Serius?" tanya Galih kembali tak percaya.

"Iya, sejak saat itu, Dewa nggak pernah lupa akan lamaran isengnya itu. Lama-lama, saya kepikiran juga Om. Terus, saya ketemu lagi sama Harum di acara bakti sosial di salah satu panti asuhan. Ternyata, gadis yang pernah melamar saya dulu sudah beranjak dewasa dan tumbuh menjadi gadis yang cantik, pribadi yang cerah juga berhati lembut. Sejak saat itu, Dewa memutuskan ingin menikahinya jika dia sudah beranjak dewasa nanti," katanya yang terlihat penuh harapan dan seperti sedang meminta izin kepada Galih dan Ratna untuk mencintai anaknya.

"Jadi Om, Tan, izinkan Dewa untuk menikahi Harum jika dia sudah dewasa nanti. Walaupun harus menunggu lama, Dewa siap untuk menunggu. Karena Dewa yakin dan tak pernah salah dengan pilihan Dewa saat ini."

Deg!

Related chapters

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Melamarmu

    Setelah mendengar cerita tentang Dewa yang sudah menyukainya sejak dulu dari ibunya, Harum terlihat sedang duduk di tempat tidurnya seraya memandangi foto profile whatssapp Dewa beberapa saat.Mungkin, ia sedikit lupa kenangan manis tentang dirinya dengan Dewa dulu, tapi Harum tidak pernah lupa dengan sebuah kenangan tentang dirinya yang tiba-tiba saja melamar Dewa saat ia masih kecil dulu."Ternyata, pria itu adalah kamu, Kak. Maaf, kalau aku lupa. Soalnya, muka kak Dewa dulu sama sekarang itu beda banget. Dulu kan, kamu nggak pake kacamata, terus badannya juga kurus banget nggak kaya sekarang yang udah bagus pake banget. Hmm, jadi, apa gue harus menerima lamaran ini dan menikah dengannya?" gumamnya pelan dan terlihat men zoom beberapa kali foto profile whatssapp Dewa.Karena terlalu sibuk memandangi foto Dewa, Harum sampai terkejut begitu handphonenya bergetar karena tiba-tiba saja Dewa meneleponnya. Karena merasa gugup dan menjdi salah tingkah, Harum langsung mengangkat telepon dar

    Last Updated : 2023-12-09
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Pertengkaran

    Harum memandangi 2 buah cincin pemberian dari Dewa di atas meja belajar yang berada di dalam kamarnya. Cincin yang sangat berarti dan memiliki makna tersebut merupakan cincin pemberian dari Dewa dalam jangka waktu yang tak lama, bahkan hanya terpaut beberapa hari saja.Cincin pertama yang berbentuk bunga mawar itu adalah pemberian dari Dewa untuk pertama kalinya. Cincin itu diberikannya sebagai tanda ketulusan dan keseriusannya untuk menjalin hubungan perjodohan ini. Untuk cincin kedua, dengan mutiara putih yang berkilauan diberikan oleh Dewa sebagai cincin yang menandakan bahwasanya Dewa secara resmi melamar Harum sebagai tanda pengikat hubungan mereka untuk ke tahap selanjutnya yaitu sebuah pernikahan.Harum tersenyum tipis memandangi dua buah cincin itu yang sengaja ia pakai dua-duanya sekaligus. Cincin berbentuk mawar merah di jari tengah dan cincin mutiara putih itu di jari manisnya."Semoga, aku tidak salah mengambil langkah. Aku akan menjaga baik-baik kedua cincin ini," katany

    Last Updated : 2023-12-13
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   First Kiss

    Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Namun, Dewa masih terlihat di kantornya dan masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Karena terlalu lelah berada di depan komputer berjam-jam lamanya, Dewa membuka kacamatanya seraya memijat-mijat leher dan keningnya yang terasa pegal dan juga penat.Begitu melihat handphonenya yang ia anggurkan berjam-jam karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya, ia begitu terkejut karena ada pesan whatssapp masuk dari Harum jam 7 malam tadi. Kak, sibuk nggak? Bisa ketemu nggak malam ini? Aku lagi butuh teman mengobrol.Begitu membaca pesan tersebut, Dewa langsung meneleponnya dengan terburu-buru karena merasa bersalah karena tidak membalas pesannya secepat mungkin."Hallo, Harum? Maaf, saya telat balas pesan kamu. Saya hari ini sibuk banget dengan kerjaan di kantor, makanya nggak megang handphone dari tadi. Maaf, yah?" katanya terdengar menyesal dan merasa bersalah."Iya, nggak apa-apa ko, Kak," katanya terdengar serak dengan suara paraunya."Rum, kamu baik-bai

    Last Updated : 2023-12-14
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Pelukan Terakhir

    Harum dan Dewa langsung terdiam tak bersuara begitu mereka berada di dalam mobil setelah kejadian di tempat makan tadi. Karena sama-sama malu, Harum dan Dewa saling melirik satu sama lainnya. Bahkan, saat Dewa menoleh ke arahnya, kedua pipi Harum bersemu merah hingga seperti warna tomat yang merah menyala."Kak, jangan lihat aku terus kaya gitu," katanya terdengar malu-malu."Rum, kamu serius tadi?" tanyanya lagi untuk memastikan."Serius apanya?" Harum terlihat bingung."Ngajak saya menikah?" katanya kembali masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Harum saat ia mengajaknya menikah tadi."Aku serius, Kak." Harum terlihat serius."Kamu nggak akan tiba-tiba mengubah atau menarik perkataanmu tadi, kan?"Harum menghela napas pendek. Ia menatap wajah Dewa yang tengah memandanginya. Ia juga memegang kedua pipi Dewa dan menatapnya dalam-dalam."Aku tidak akan menarik lagi perkataanmu tadi, Kak. Aku serius untuk mengajak kamu menikah."Dewa terlihat masih tidak percaya dan menatap kedua

    Last Updated : 2023-12-18
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Selalu ada Untukmu

    "Gimana skripsimu?" tanya Dewa yang baru saja datang berkunjung ke rumah Harum, kemudian duduk bersama di teras rumah calon istrinya itu."Baru nyari judul sih, Kak. Tapi, selebihnya lumayan lancarlah.""Dosen pembimbingnya gimana? Tidak mempersulit, kan?" tanya Dewa kembali.Harum membulatkan kedua bola matanya dan menatap wajah Dewa dengan tatapan sedih yang sepertinya sudah mengerti dengan ekspresi wajah Harum kalau sudah seperti itu."Killer, yah?" tanya Dewa kembali seraya tertawa kecil.Harum menganggukkan kepalanya pelan, dan kembali memasang ekspresi wajah memelasnya. "Dosenku terkenal pelit nilai dan sangat menyulitkan anak didiknya. Sudah banyak tuh, korban dosen pembimbingku yang seperti itu."Dewa tertawa kecil kembali seraya menyeruput teh manis yang dibuatkan Harum untuknya. "Harusnya, kamu senang mempunyai dosen pembimbing yang tipikal killer seperti itu.""Seneng gimana? Ke depannya aku pasti bakalan dipersulit terus. Nanti, jadwal sidangku pasti ditunda-tunda! Ah, aku

    Last Updated : 2023-12-19
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Meja Akad

    Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Di ibu kota, terdapat sebuah gedung pernikahan yang terdengar sangat legendaris. Gedung tersebut terkenal dengan dekorasi yang indah, elegant, dan mewah. Di dalamnya, terdapat sebuah pernikahan yang akan menjadi pusat perhatian seluruh kota.Harum, seorang wanita cantik dan anggun, akan menjadi pengantin wanita yang mempesona. Ia tampil dengan kebaya yang begitu indah, menghiasi tubuhnya dengan sempurna. Kebaya putih yang terbuat dari kain sutra halus dan dihiasi dengan sulaman emas yang rumit.Setiap helai benang emas mengilap, mencerminkan cahaya yang memancar dari chandelier di langit-langit gedung pernikahan. Rambutnya terurai dengan lembut, dihiasi dengan bunga-bunga segar yang serasi dengan tema dekorasi. Harum benar-benar tampak seperti seorang putri yang turun dari surga.Sementara itu, Dewa, calon suaminya, tampak tampan dengan beskap yang warnanya sepadan dengan kebaya Harum. Beskapnya terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi,

    Last Updated : 2024-01-01
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Status Baru

    "Morning, Suamiku."Harum tersenyum lebar dan menyapa suaminya yang baru saja membuka mata dan terbangun dari mimpinya yang panjang, karena sudah melewati hari yang begitu melelahkan sepanjang hari kemarin."Morning, Istriku."Begitu membalas sapaan manja istrinya, Dewa mencium kening Harum dengan lembut. Si pemilik kening langsung menutup wajahnya dengan ke dua tangannya karena malu. Karena bibir tipis suaminya itu, baru saja mendarat dengan sempurna di atas keningnya."Kenapa kamu menutup wajah kamu, Rum? Wajah canti kamu di pagi hari kan jadi tertutupi.""Aku malu tahu, Kak!" serunya sambil berguling ke sisi kanan dan kiri di atas ranjangnya."Loh, kenapa musti malu?" Dewa mengernyitkan keningnya bingung."Di cium pagi-pagi sama kamu!" serunya kembali dengan ke dua pipinya yang sudah berubah warna, menjadi warna merah cabai.Mendengar apa yang dikatakan istrinya, reflek Dewa langsung tertawa terbahak-bahak. Menurutnya, itu lelucon yang cukup segar dan unik di pagi hari seperti ini.

    Last Updated : 2024-01-09
  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Seseorang yang tiba-tiba Muncul

    "Maaf yah, seharusnya setelah menikah itu kita harusnya pergi honeymoon. Tapi, saya malah harus pergi bekerja," tutur Dewa pelan seraya menatap wajah istrinya dengan tatapan rasa bersalahnya, begitu Harum mengantarnya ke depan pintu rumah untuk pergi bekerja."Nggak apa-apa, ko, Kak. Aku tahu kakak lagi sibuk banget. Kita bisa menikah di saat kamu banyak pekerjaan saja itu sudah luar biasa buat aku.""Saya bena-benar menyesal, Rum. Maafkan saya, ya" katanya kembali sembari menggenggam tangan istrinya, sebelum ia masuk ke dalam mobil."Nggak apa-apa, ko, Kak. Aku bisa ngerti kalau honey moon kita ditunda dulu untuk sementara. Ya udah, kamu ke kantor sekarang aja. Udah ditungguin, kan?"Dewa masih menatap wajah istrinya dengan tatapan yang penuh penyesalan yang mendalam. Baru saja kemarin menikah, seharusnya hari ini ia libur dan merencakan perjalanan honeymoon mereka ke depannya. Namun, mau bagaimana lagi, perusahaannya akhir-akhir ini sedang mengalami beberapa masalah, dan ia juga disi

    Last Updated : 2024-01-11

Latest chapter

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Hubungan yang Semakin Intim

    Malam hari itu, cahaya senja memancar memasuki jendela rumah Harum dan Dewa. Ruangan itu dihiasi dengan bunga segar yang menyebar wangi dengab lembut. Setelah kejadian di kantor tadi siang, Dewa dengan senyum lembut di wajahnya, menciptakan suasana makan malam yang indah dan romantis di tengah-tengah rumah mereka. Meja makan mereka terhias dengan kain putih yang elegan, piring-piring cantik, dan lilin-lilin kecil yang menyala dengan lembut. Malam hari ini Dewa sengaja menciptakan makan malam romantis, sebagai tanda permintaan maafnya dan kesungguhannya atas rasa cintanya kepada istrinya itu."Harum, aku ingin membuat malam ini istimewa. Aku ingin kita merayakan hari ini bersama, baik sebagai pasangan maupun sebagai rekan bisnis yang sukses. Ayo duduk, makan malam kita sudah siap."Harum terkesima dengan keindahan yang dibuat suaminya, dengan hati yg berdebar-debar ia duduk dengan lembut di kursi yang telah disiapkan sang suami. Dewa yang begitu perhatian dan romantis, membuat hati Ha

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Percikan Api

    "Hay, Martin. Sudah lama yah kita tak berjumpa!" katanya menyapa ramah, dengan sorotan matanya yang terlihat bersahabat, dan merindukan sosok pria bernama Martin itu."Jesika? Sedang apa kau ada di sini?" Martin membelalak.Kedua bola matanya membulat tajam dengan sempurna. Ia terlalu terkejut begitu melihat sosok perempuan tinggi semapai, dengan rambut bergelombang kecoklatan itu, tiba-tiba saja membuka pintu dan masuk ke dalam ruang kerja Dewa.Perempuan cantik bernama Jesika itu melangkahkan kakinya berjalan menghampiri Martin, bersama dengan Gladis yang berada dibelakangnya."Dia jadi brand ambassador new brand fashion milik perusahaan Dewa bersamaku. Bagaimana kabarmu, Martin?" tanya Gladis sambil mengulurkan tangannya.Martin tersenyum dan membalas uluran tangan Gladis. "Aku baik, bagaimana kabarmu?""Nice. Kapan kamu kembali ke Indonesia?" tanyanya kembali dan sedikit melirik ke arah Dewa yang sejak tadi hanya diam saja dan tampak kaku."2 hari yang lalu," tutur Martin menjawab

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Inovasi Baru

    Hari itu, Harum membantu Dewa seharian penuh di perusahaannya. Dengan kemampuan yang ia miliki dan mengerti sangat jelas tentang dunia fashion dan desain, ia berada di ruang rapat bersama tim riset dan tim desain perusahaan Dewa. Mereka semua tampak sibuk mempersiapkan acara peluncuran brand baru fashion yang akan menjadi tonggak bersejarah bagi perusahaan Lumiere Mode."Wah, koleksi ini sudah sangat bagus, tapi saya punya ide untuk sedikit mengubah dan memperbaharui desainnya," ujar Harum sambil melihat-lihat desain fashion milik perusahaan suaminya."Tentu, Ibu Harum. Kami sangat terbuka dengan saran dan ide Anda. Bagaimana Anda ingin merubahnya?" tanya salah satu tim desain."Pertama, saya pikir kita bisa menambahkan sedikit sentuhan warna yang lebih cerah. Mungkin dengan menambahkan aksen warna cerah seperti kuning, merah, atau biru pada beberapa busana, ini akan membuat koleksi kita lebih menarik dan mencuri perhatian," katanya memberi saran."Itu ide yang bagus. Warna cerah bisa

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Elysian

    "Ini tidak mungkin terjadi! Bagaimana bisa Startlight menciptakan brand yang sangat mirip dengan brand baru kita? Ini bisa mengacaukan peluncuran kita nanti!" seru Dewa dengan ekspresi terkejut dan rasa cemas begitu ia sampai di ruang meeting, ketika pagi tadi dihubungi oleh sekertarisnya, untuk segera datang ke kantor."Kami juga sangat terkejut dengan situasinya. Kami sedang menyelidikinya untuk melihat, apakah ada pelanggaran hak cipta yang terjadi. Namun, sepertinya mereka telah menemukan celah dalam sistem perlindungan kita, Pak," tutur Ria menjelaskan.Dewa menggenggam tangannya dengan ketat, ekspresi wajahnya terlihat kecewa dan amarahnya sangat terlihat diwajahnya."Ini benar-benar tidak masuk akal. Peluncuran brand baru kita adalah langkah besar bagi perusahaan kita.""Kami sepenuhnya memahami, Pak. Kami sudah memeriksa legalitas desain dan nama merk kita, dan kami meyakini bahwa kita memiliki hak yang sah atas brand ini. Namun, kita harus mencari tahu langkah apa yang harus d

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Sarapan Romantis

    Pagi yang cerah menyambut Harum dan Dewa, sepasang pengantin muda yang baru saja bangun tidur. Matahari terbit dengan lembut, menerangi kamar mereka yang dipenuhi dengan cahaya hangat. Harum membuka matanya perlahan dan tersenyum melihat Dewa yang masih terlelap di sampingnya.Ah, pagi yang indah," tutur Harum pelan begitu membuka mata dari mimpi indahnya, serta menggaruk-garuk ke dua matanya sambil tersenyum lebar. "Selamat pagi, Sayangku. Sudah siap menyambut hari yang penuh kebahagiaan?" ucap Dewa lembut sambil memandangi wajah istrinya yang berbaring disampingnya, kemudian memeluk istrinya dengan mesra.Harum tersipu malu begitu suaminya memeluknya dengan mesra. Rasanya sangat aneh, seperti mimpi ia telah resmi menjadi istri sah dari seorang CEO muda dan tampan seperti Dewa. "Pagi, Sayangku. Aku selalu siap menghadapi hari yang cerah seperti ini," sahutnya sambil membalas pelukan suaminya, kemudian bermanja-manja dalam pelukan suaminya itu."Oya, bgaimana kalau kita memulai hari

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Kejutan Harum

    "Martin? Sedang apa kau di sini?" Pria berbadan tinggi tegap itu datang menghampiri Dewa. Begitu jarak ke duanya cukup dekat, ia tiba-tiba saja mengulurkan tangannya seraya tersenyum lebar."How are you, Dewa?""Fine. Long time no see, Martin!" serunya sembari membalas uluran tangan pria bernama Martin itu kemudian memeluknya dengan erat, "jadi, kapan lo balik ke Indonesia?" tanyanya begitu mereka berdua berada di ruangan kerja Dewa."Hm, yesterday the day after. How?" tanya Martin yang membuat Dewa bingung."Bagaimana apanya?" Dewa mengernyitkan keningnya bingung."Life after marriage?"Dewa tertawa lebar. Ia melipat ke dua tangannya kemudian menatap Martin, sepupunya yang sudah lama tinggal di New York dan baru saja kembali lagi ke Indonesia."Kenapa lo tertawa? Apa pernikahanmu tidak menyenangkan?" tanya Martin dengan mata menyelidik."It's fun. It's amazing and just what i imagined all along. Menyusullah kalau sudah ada pasangan," tutur Dewa menggoda sepupunya.Martin hanya terta

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Akhir Kisah Kita

    "Iya, aku sepertinya akan segera menikah."Entah kenapa, perasaan Harum mendengar pernyataan Haris yang sepertinya akan menikah dalam waktu dekat, rasanya terdengar sangat aneh. Bagaimanapun, Haris dan dirinya pernah sama-sama saling mencintai dan menghabiskan waktu beberapa tahun, sebelum Dewa datang dan menjadi calon suaminya secara mendadak."Jadi, kamu beneran bakalan menikah, Har?" tanya Harum kembali memastikan.Haris menganggukkan kepalanya dan kembali menatap wajah mantan kekasihnya itu lirih. "Apa kau mengizinkanku untuk menikah?"Harum terdiam membisu. Ia menghentikan langkahnya tepat di depan pintu perpustakaan kampus. Haris menoleh dan menatap wajah Harum dengan mata berkaca-kaca."Kau mengizinkanku untuk menikah kan, Rum?" tanya Haris kembali.Harum menitikkan air matanya. Dengan cepat, ia menyeka air matanya kemudian kembali memberanikan dirinya untuk menatap wajah Haris."Tentu aku akan mengizinkanmu menikah. Aku ingin kamu bahagia dan menemukan kebahagianmu, Har.""Ben

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Perasaan Canggung

    "Semangat revisiannya, yah. Nanti, kamu pulang sendiri nggak apa-apa, kan?" tanya Dewa saat mereka sudah tiba di depan kampus Harum."Iya, nggak apa-apa. Aku bisa pakai taksi online. Lagian, hari ini aku cuma mau revisi skripsi aja, sambil mengisi kekosongan waktu sebelum minggu depan aku wisuda.""Istriku hebat. Sebentar lagi wisuda dan punya gela Sarjana," tutur Dewa pelan sambil membelai rambut Harum dengan lembut dan menatapnya dengan penuh cinta, "lain kali, kamu ke kampus pakai mobil aja. Biar nggak pakai taksi online terus kalau aku nggak bisa jemput. Kamu kan bisa nyetir, kenapa gak mau bawa mobil ke kampus?"Harum melepas sealbelt yang menempel di tubuhnya. Kemudian, ia memegang ke dua pipi suaminya itu dan menatapnya dengan tatapan mata penuh rasa sayang."Kakak tahu kan cerita ketika aku kecelakaan 2 tahun lalu karena aku nyetir sendiri?"Dewa menganggukkan kepalanya. Ia teringat perkataan istrinya beberapa bulan lalu sebelum mereka menikah. Harum pernah mengatakan, ia pern

  • Suami Dadakanku CEO Tampan   Makan malam yang Bergairah

    "Gladis??" seru Dewa tampak terkejut begitu melihat sosok perempuan tinggi semapai dan bertubuh langsing bagaikan seorang model, "sedang apa kau di sini?"Perempuan bernama Gladis itu tersenyum lebar. Ia melangkahkan kakinya dengan perlahan dan mendekati Dewa kemudian memeluknya, hingga membuat Ria tampak terkejut dan langsung memalingkan wajahnya."I miss you so much, Dewa," katanya berbisik, kemudian mencium pipi Dewa hingga membuat lipstik merahnya menempel di pipi Dewa."Maafkan saya, Pak. Perempuan ini memaksa masuk ke dalam. Padahal, saya sudah melarangnya," tutur seorang perempuan bernama Siska yang merupakan seorang resepsionist di perusahaan tempat Dewa bekerja.Dewa yang terkejut langsung melepaskan pelukan perempuan bernama Gladis itu dari tubuhnya dengan cepat. "Untuk apa kau datang ke perusahaanku? Apa kau tidak malu dengan sikapmu yang seperti itu?"Setelah diminta Dewa untuk pergi dengan diberikannya sebuah kode dari matanya kepada sekertarisnya, Ria pun langsung berp

DMCA.com Protection Status