Beranda / Romansa / Suami Bersama / Meminta Cerai

Share

Meminta Cerai

Penulis: Rohani Nuraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-22 18:00:39

Setelah percintaan yang penuh pemaksaan itu, Nadhira menangis dan duduk sendiri di atas kasur, sementara aku duduk di lantai sembari bersandar pada sisi ranjang dan membelakanginya.

Aku telah berlaku kasar pada istriku, tapi semua itu karena rasa cemburu pada lelaki yang dekat dengannya.

"Maafkan aku!" Hanya kalimat itu yang mampu aku ucapkan.

"Maafkan aku, Nadhira!" ucapku lagi. Aku menyesal setelah apa yang aku perbuat padanya. 

Sesaat hening menyelimuti kami. Hanya isak tangis istriku yang memilukan terdengar nyaring memenuhi ruangan bernuasa kelabu. Cahaya temaram dari lampu di atas nakas juga layar televisi yang sedari tadi menyala, memantul di wajah Nadhira yang basah. Aku kembali melakukan kesalahan dan menyakitinya.

Aku belum beranjak dari tempat dudukku. Sesekali aku menoleh ke arahnya. Namun, tak berani netra ini menatap sorot matanya yang sendu. Aku malu karena telah berlaku kasar padanya. Aku terlalu emosi, sehingga tidak bisa berp

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Roroh Siti Rochmah
hhh baru mau minta cerai mlah hamil, khwtr dikerjain lg sm si naura pelakor
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
cerai aja nadia
goodnovel comment avatar
Poepwut_sparkyu
cerai aja nadhira smaa si yusuf thor. . kasian tu nadhira d kasarin mulu ... kasih karma sekalian tuk yusuf smaa Naura thor. .. ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Bersama   Penandatanganan Surat

    "Aargh!" aku mengerang merasakan sekujur tubuh yang sakit juga kepala terasa pusing. Saat mata terbuka, kulihat langit-langit berwarna putih. Ini bukan kamarku. Bau obat menyeruak di hidung. Seketika membuatku semakin mual. Aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Rupanya ini di rumah sakit. Apa yang terjadi padaku? Cairan infus nampak menggantung di tiang sisi tempat tidur dan terhubung ke pergelangan tanganku. Aku merasakan sesuatu menindih kakiku di bawah sana. Kulirik ke samping kanan ranjang, rupanya seorang laki-laki tengah tertidur di dekatku dengan menelungkupkan kepala, sedangkan satu tangannya berada di atas kakiku. "Aargh!" Aku mengerang kembali. Sontak lelaki yang mengenakan kaos putih itu terbangun. Ia bangkit dan menghampiriku yang terbaring lemah. "Sayang," panggilnya lembut seraya memegang tanganku. "Syukurlah kau sudah sadar. Beri tahu aku, mana yang sakit?" tanyanya khawatir. Lelaki itu begitu dekat, hingga hembusa

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-24
  • Suami Bersama   Pulang ke Rumah Ayah

    Aku sudah tidak mengajar lagi. Saat ini kegiatanku hanya di rumah saja. Tidak ada kesibukan selain berdiam diri sambil menikmati acara favorit di televisi atau berselancar di dunia maya, melihat-lihat postingan teman-temanku di akun media sosial mereka."Ah, enak sekali jadi mereka, bisa bekerja dan keluar rumah," gumamku sendiri sembari jemari ini asyik menggeser layar ponsel.Seperti yang kulihat pada postingan Rania, rekan mengajarku dulu. Ia mengunggah kegiatan pentas seni yang diadakan sekolah. Kegiatan itu diselenggarakan setiap akhir tahun pelajaran untuk menampilkan bakat anak-anak muridnya, seperti menari, bernyanyi, puisi, atau band. Seharusnya, aku juga ikut dalam kegiatan tersebut. Namun, karena sudah resign, aku hanya bisa menikmati acara itu melalui video yang Rania unggah di akun medsosnya.Keputusan untuk tetap bersama lelaki arogan itu, ternyata salah. Aku seperti terkurung dalam sangkar. Ruang gerakku terbatas, hanya sekita

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-26
  • Suami Bersama   Melahirkan

    "Ayah," panggilku. Lelaki paruh baya itupun menoleh. "Nadhira, putriku," sahutnya sembari berdiri. Aku langsung berhambur memeluk lelaki yang usianya semakin senja itu dengan penuh haru. "Kenapa kamu pulang sendiri, Nak? Ke mana suamimu?" tanya ayah setelah melerai pelukannya. Kuhapus jejak air mata di pipiku, lalu menjawab, "Dia sedang ada pekerjaan, Yah. Aku sendiri di rumah. Jadi, aku mau menginap di rumah Ayah. Aku kangen sama ayah." Aku kembali memeluknya dan ia menyambutku penuh hangat. Tenang sekali berada dalam pelukan cinta pertamaku itu. Tak lama, ayah mengurai pelukannya. "Anak Ayah udah gede masih manja aja. Kamu itu ... sebentar lagi mau punya anak," ujarnya seraya mencubit pipiku. "Ayah...." Aku mengusap pipiku yang sakit karena cubitannya. Selain sakit, ternyata pipiku juga kotor akibat tanah dari sarung tangan karetnya. "Pipiku jadi kotor, kan," ujarku lagi. Ayah

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-26
  • Suami Bersama   Lelaki Berhati Malaikat

    Aku terbangun dari tidurku. Kuedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Tidak kutemukan ayah dan Bi Asih pagi itu. Kemana mereka? Pandanganku lalu tertuju pada sosok laki-laki yang tengah tertidur di sofa dengan tangan menyilang dan kaki di tekuk. Sofa itu rupanya terlalu kecil untuk tubuhnya. Lagi-lagi, lelaki itu ada di saat aku membutuhkan pertolongan. Diakah malaikat penolong yang dikirim Tuhan padaku? Aku banyak berhutang budi padanya. Bahkan sepulang ia bekerja, lelaki itu menyempatkan diri ikut menungguiku di rumah sakit bersama ayah dan Bi Asih. Dia sangat baik. Sampai kapanpun aku tidak akan bisa membalas semua kebaikannya. Awal aku mengenal Adrian yaitu saat aku dan seorang teman tengah mencari buku referensi di perpustakaan untuk tugas kuliah kami. Saat itu, aku kesulitan mengambil buku yang sedang aku cari karena letaknya berada di rak bagian atas dan tidak terjangkau olehku. Aku melompat untuk mendapatkannya. Namun, teta

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-31
  • Suami Bersama   Aku Mau Pisah, Ayah!

    Setelah beberapa hari di rumah sakit, akhirnya aku bisa pulang bersama matahari kecilku. Adrian yang menjemput kami dengan mobil barunya. Dan kami baru saja sampai di rumah. Bi Asih yang menggendong bayiku. Ayah membantuku turun dari mobil sementara Adrian menurunkan barang-barang keperluanku dan bayiku dari mobilnya. Ayah berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu rumah. Ia tampak tergesa-gesa dan tidak sabar. "Hati-hati, Ayah!" seruku pada ayah sembari berjalan perlahan menuju teras rumah. Setelah pintu terbuka, kamipun masuk. "Selamat datang di rumah Abah, cucuku," ujar ayahku saat kami sudah berada di dalam rumah. Kami semua tersenyum haru melihat ayah begitu bahagia menyambut cucu pertamanya. Tergambar rona bahagia di wajahnya. Lelaki paruh baya itu lalu berjalan cepat ke arah box bayi. "Hayu, Asih, buruan tidurin di box ini! Biar Akang bisa maen sama cucu Akang. Akang teh, kan, belum bisa kalau harus gendong dia," pinta ayah pada

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-02
  • Suami Bersama   Menjemput Istri dan Anakku

    Beberapa panggilan tak terjawab tertera di histori panggilan dalam ponselku. Aku mengecek nama si penelepon, ternyata panggilan tersebut dari ayahnya Nadhira. "Tumben, Bapak menelponku dan untuk apa?" tanyaku sendiri. Dua jam yang lalu lelaki itu menghubungiku, tapi tidak terjawab karena aku lupa membawa ponsel, saat pergi ke bagian produksi dan meninggalkannya di atas meja kerja. "Siapa yang menelpon, Mas?" tanya Naura yang masuk bersamaku ke ruangan. "Bapak mertuaku, tapi gak keangkat," jawabku. Naura duduk di sofa dengan elegan sembari memangku tas mahalnya. "Ah, paling dia mau minta dikirimin uang, Mas. Sekarang kan anaknya udah gak kerja. Jadi, dari mana lagi dia bisa dapet uang, kalau bukan minta sama kamu," terkanya. Naura memang benar. Apalagi sekarang Nadhira tinggal di rumah ayahnya, pasti mereka butuh biaya hidup. Dan mungkin, uang yang aku berikan pada Nadhira sudah habis. Tidak ada salahnya bila aku mentransfer uang

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • Suami Bersama   Maafkan Papa, Nak!

    "Assalamu'alaikum, Pak," sapaku pada laki-laki paruh baya yang tengah duduk dan mengobrol di depan teras dengan seorang pemuda berseragam dinas. "Wa'alaikumsalam," jawab mereka berbarengan dan menoleh ke arahku. "Baik, Pak, saya akan bantu urus surat-suratnya. Saya permisi kembali ke kelurahan," ucap pemuda itu sambil membawa map di tangannya. Ternyata pemuda itu adalah pegawai kelurahan. Pegawai kelurahan? Apa yang sedang mertuaku urus di kelurahan? "Hatur nuhun, nya, udah bantu Bapa," (Terima kasih, ya, sudah membantu Bapak) ucap ayah mertuaku dengan logat sundanya. "Sami-sami, Pak. Saya permisi. Assalamu'alaikum," pamit pegawai itu. "Wa'alaikumsalam," balas ayah mertuaku sambil berdiri dari duduk. Pegawai kelurahan itupun pergi. "Pak, apa yang Bapak urus di kelurahan?" tanyaku penasaran sambil meminta tangannya untuk kucium. "Gak sudi tangan saya dicium laki-laki tidak bertanggung jawab sepertimu. Apa y

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04
  • Suami Bersama   Cinta Mahesa

    Aku memilih tinggal di rumah ayah dan menolak pulang bersama Mas Yusuf. Selain memang tidak mau ikut dengannya, aku juga harus merawat ayahku yang sedang sakit. Sakitnya dikarenakan ia terlalu kesal pada menantunya itu. Namun begitu, aku tidak melarang Mas Yusuf untuk bertemu dengan anaknya. "Kamu masih bisa melihat anakmu, Mas. Aku tidak akan memberi batasan padamu untuk bertemu dengan Andra. Kamu bisa ke sini kapanpun kamu mau," ucapku malam itu. Aku tidak mau egois dengan memisahkan anak dari ayahnya. Justru aku ingin Mas Yusuf lebih dekat dengan anaknya, walau kami tidak satu rumah. Aku sadar, aku bukanlah wanita yang sempurna. Sebagai istri, mungkin ada sesuatu yang kurang dari diriku yang tidak ia temukan dan itu ada pada Naura. Sehingga lelaki itu lebih nyaman bersama istri keduanya. Tidak ada yang salah dan tidak perlu saling menyalahkan. Kami hanya perlu mengulas lembaran kelam yang terjadi pada rumah tangga kami dan sebisa mungkin memp

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11

Bab terbaru

  • Suami Bersama   Salam Author

    Alhamdulillah... akhirnya rampung juga novel Suami Bersama. Terima kasih atas dukungan kakak-kakak yang sudah menyempatkan waktu dan membeli koin untuk membaca ceritaku sampai akhir. Semoga Allah menggantinya dengan rezeki yang lebih banyak lagi. Aamiin... Dukungan, vote, dan komen positif yang kalian berikan seperti penyemangat buatku. Sehingga aku semakin bersemangat untuk melanjutkan cerita. Mohon maaf bila dalam penulisan cerita ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Aku juga selalu menggantung cerita dan lama tidak menulis, karena pekerjaan di dunia nyata yang sangat banyak. Moga kalian suka dengan cerita yang aku suguhkan. Ambil yang baiknya dan buang yang jelek. Biar authornya gak dosa. Karena apa yang kita perbuat, akan dimintain pertanggungjawaban kelak. Semoga ada pelajaran berharga yang bisa diambil dari kisah ini. Sekali lagi terima kasih readers tercinta. Sampai jumpa di novelku berikutnya. Salam dan peluk jauh d

  • Suami Bersama   S2 Berdua Saja (Ending)

    Adrian sudah menyiapkan tiket pesawat untuk pergi berbulan madu bersama Nadhira. Turki adalah tujuan wisata yang dipilihnya karena Nadhira pernah berkata padanya bahwa ia ingin sekali pergi ke sana. Tidak hanya keindahan alamnya yang menjadi daya tarik para wisatawan untuk pergi ke sana, di negara itu juga banyak tempat bersejarah yang wajib untuk dikunjungi. Nadhira sangat suka mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Dan sekarang waktunya Adrian mewujudkan impian sang istri tercinta untuk pergi ke sana.Pagi ini mereka sudah bersiap pergi ke bandara. Nadhira tampak bersedih saat akan pamit pada ayah dan ibu mertuanya."Bu, titip Andra ya," ucap Nadhira sambil memeluk ibu mertuanya."Kamu tenang saja, Nak. Ibu dan Bapak akan menjaga anakmu dengan baik," balas Bu Widya, ibu mertuanya.Tak lama, Nadhira melerai pelukan lalu mengusap air matanya. Nadhira menangis karena inilah kali pertama ia akan meninggalkan Andra jauh. Namun, ia tidak khawatir l

  • Suami Bersama   S2 Pindahan

    Beberapa hari berlalu ....Setelah resmi menjadi istri Adrian dan berganti status sebagai nyonya Mahesa, Nadhira ikut bersama suaminya pindah ke Jakarta. Pagi-pagi sekali, ia menyiapkan barang-barangnya dan kebutuhan Andra ke koper. Setelah itu, ia pun pamit pada ayahnya."Ayah, aku pamit ya. Jaga diri Ayah baik-baik. Jaga kesehatan Ayah," ucap Nadhira dengan derai air mata. Dipeluknya sang ayah dengan erat. Rasanya berat sekali meninggalkan lelaki itu. Apalagi di usia Abah Abdur yang semakin senja. "Aku janji akan sering-sering ke sini menjenguk ayah," ucapnya lagi sambil terisak."Iya, Nak. Kamu tidak usah mengkhawatirkan ayah. Sekarang Ayah tenang, kamu udah ada yang jagain. Berbahagialah bersama suamimu di rumahmu yang baru. Ingat, jadilah istri yang baik untuk suamimu," sahut Abah Abdur. Lelaki itu tak kuasa menahan tangisnya.Anak perempuan satu-satunya yang ia miliki, harus ia relakan untuk laki-laki lain. Ia tidak bisa mencegah kepergian san

  • Suami Bersama   S2 Gagal

    Acara resepsi yang diadakan sejak siang hari hingga menjelang Maghrib telah selesai digelar. Keluarga Adrian pun sudah pulang dari rumah Nadhira. Hanya Adrian yang masih berada di rumah itu karena sekarang ia sudah resmi menjadi suami Nadhira. Pernikahan di kampung tidak seperti pernikahan di kota. Suasana hajatan di sini masih terlihat ramai, walau deretan acara telah selesai dilaksanakan dan hari mulai malam. Tamu masih saja berdatangan. Mereka baru menyempatkan diri datang untuk memenuhi undangan setelah pulang dari bekerja. Kerabat Nadhira yang datang dari jauh memilih menginap dan mereka akan pulang esok hari. Adrian maklum, karena memang saudara dari istrinya itu jarang sekali menyambangi rumah kediaman mertuanya. Mereka baru berkumpul di saat ada acara-acara khusus saja, seperti hari ini. *** Adrian tengah bersama saudara-saudara istrinya. Lelaki itu dikerumuni oleh adik-adik sepupu dan keponakan dari sang istri. Ia diajak bermain adu panco kar

  • Suami Bersama   S2 Sah

    "Saya terima nikah dan kawinnya Nadhira Putri binti Abdurrahman dengan Mas kawin ... " "Adrian...!" Kalimat Adrian terputus saat suara ibu memanggilnya. Suara sang ibu terdengar menggelegar hingga ke kamar mandi Adrian. Saat ini Adrian sedang berada di dalam kamar mandi. Ia berdiri di depan wastafel dengan menghadap cermin tengah menghapal bacaan ijab kabul yang akan ia ucapkan saat pernikahannya nanti. Lelaki itu belum bersiap juga. Ia masih bertelanjang dada dan hanya mengenakan handuk yang melingkar di pinggangnya. "Aaah ... ibu mengganggu saja. Aku harus menghapal kalimat itu, supaya lancar nanti saat ijab kabul," keluhnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Adrian, cepat sedikit! Kamu lagi ngapain sih, di dalam, lama banget? Ini udah jam berapa? Nanti kita terlambat sampai di sana!" seru Bu Widya lagi dari depan pintu kamar Adrian. "Iya, Bu, sebentar lagi aku keluar!" sahut Adrian dengan sedikit berteriak agar sang i

  • Suami Bersama   S2 Ujian Berbuah Bahagia

    Adrian dan Nadhira sedang melakukan fitting baju pengantin di salah satu butik ternama di Jakarta. Sebuah gaun pengantin model kebaya berwarna putih dengan taburan payet, yang panjangnya menjuntai dan menutupi seluruh tubuhnya hingga kaki dan dipadukan dengan kain kebaya dengan motif yang mewah dan elegan, sangat pas di tubuh Nadhira yang sedikit berisi. Nadhira tampak cantik dalam balutan kebaya pengantin yang diserasikan dengan kerudung berwarna senada.Semua persiapan pernikahan lainnya sudah diurus oleh keluarga Adrian. Mulai dari dekorasi, catering, sampai undangan pernikahan. Pernikahan mereka akan digelar secara meriah dan dilaksanakan di rumah mempelai wanita.Sebenarnya, Nadhira ingin pernikahan yang sederhana saja yang hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat. Namun, Adrian menolak. Dan itu sempat membuat keduanya bertengkar.Mana mungkin Adrian memberikan yang sederhana saja untuk seorang wanita yang begitu spesial di hatinya. Bahkan sebuah cinc

  • Suami Bersama   S2 Lamaran

    Tiba di hari lamaran. Adrian bersama keluarganya sedang dalam perjalanan menuju rumah Nadhira untuk melakukan lamaran malam itu. Sejumlah barang seserahan seperti pakaian, alas kaki berupa sepatu dan sandal, tas branded, sampai perlengkapan make up sudah memenuhi kabin belakang mobil yang dikendarai Hadi. Padahal Nadhira tidak meminta semua itu. Namun, ini sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian masyarakat dalam acara lamaran. Selain itu, orang tua Adrian juga sudah menyiapkan barang berharga berupa seperangkat perhiasan emas untuk calon menantunya sebagai hadiah. Belum lagi sejumlah uang yang dipersiapkan Adrian untuk calon istrinya. Adrian yang duduk di kursi penumpang samping Hadi tampak gugup sambil memainkan ponselnya. Baru saja ia mengirim pesan pada Nadhira. Lelaki itu kemudian melihat ke arah kaca spion di depannya untuk mengecek penampilannya. "Gimana, Di, penampilan Masmu? Udah keren, kan?" tanyanya pada Hadi sambil merapikan tatanan rambutnya.

  • Suami Bersama   S2 Wanita Cerewet

    Hari itu juga Adrian pulang dari klinik. Nadhira tidak ikut mengantar Adrian ke rumahnya karena hari sudah hampir malam. Selain itu juga, ia harus segera pulang untuk memberi tahu Andra bahwa ayahnya baik-baik saja. Agar anak itu tidak khawatir. Sekarang mereka sedang berada di depan klinik. "Nadhira, kamu ikut kami saja pulangnya. Ini sudah malam," ajak Bu Widya saat mereka akan pulang. "Gak usah, Bu, terima kasih. Aku bawa motor," tolak Nadhira halus. Sebenarnya, ia merasa canggung dengan Bu Widya bila harus pulang bersama. Lagipula jarak klinik ke rumahnya tidak begitu jauh. "Beneran gak apa-apa?" tanya Bu Widya memastikan. "Gak apa-apa, Bu," jawab Nadhira sambil mengulas senyum. "Ya udah, ibu duluan ya," ucap Bu Widya kemudian masuk ke mobil. "Iya, Bu, hati-hati," sahut Nadhira. Ia masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya. Sikap wanita paruh baya itu berubah drastis terhadapnya. Lebih ramah dibanding saat

  • Suami Bersama   S2 Menikahlah Denganku

    Nadhira tersentak saat seseorang menghubunginya dan memberi tahu bahwa Adrian kecelakaan. Baru saja siang tadi, lelaki itu mengantarkan ia dan anaknya pulang dari rumah sakit lalu pergi lagi dengan tergesa-gesa. Dan tiba-tiba, ia mendapat kabar buruk bahwa lelaki itu kecelakaan. Dengan perasaan cemas, ia bergegas pergi ke klinik untuk mengecek keadaan Adrian. Karena orang yang meneleponnya memberi tahu bahwa Adrian ada di klinik dekat pertigaan kampung, tidak jauh tempat tinggalnya. Sebelumnya, ia pamit pada ayah juga anaknya. Mereka tidak kalah terkejut saat mendengar kabar buruk itu. Terutama Andra, anak kecil itu menangis saat mendengar ayahnya kecelakaan. Nadhira menenangkan Andra sebentar, sebelum akhirnya pergi ke klinik. Ia meminta agar Andra berdoa untuk ayah angkatnya. "Bunda mau lihat Ayah di klinik, kamu doakan Ayah Rian agar dia baik-baik saja ya, Nak," ucap Nadhira. "Iya, Bunda," sahut Andra terisak. Nadhira pe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status