Home / Romansa / Suami Bersama / Antara Bahagia dan Duka

Share

Antara Bahagia dan Duka

last update Last Updated: 2021-10-01 18:23:17

Bugh.

Tubuhku tersungkur ke lantai setelah seseorang mendaratkan pukulan ke wajahku. Aku menoleh pada sosok yang dengan cepat menarik tubuhku hingga aku berdiri.

"Kau memang laki-laki yang tidak punya perasaan, Yusuf! Sampai kapan kau terus menyakiti Nadhira? Kalau kau sudah tidak menginginkannya lagi, lebih baik lepaskan dia!" bentaknya sambil mencengkram kerah kemejaku.

"Adrian!" ucapku sambil menahan cengkraman tangannya, mencoba membuat perlawanan pada lelaki itu.

Aku tidak mengerti mengapa tiba-tiba ia marah dan mengapa juga ia ada di rumahku saat aku tidak ada?

"Apa maksudmu, Adrian? Mengapa kau tiba-tiba memukulku? Sedang apa kau di sini? Mana Nadhira?" tanyaku sambil melihat ke dalam mencari Nadhira.

"Untuk apa kau menanyakan dia? Bukankah kau sudah tidak peduli padanya?" Adrian malah balik bertanya.

"Aku suaminya, tentu saja aku peduli pada istriku dan aku ke sini untuk membawa Nadhira ke dokter karena dia sedang sakit

Rohani Nuraeni

Hi, readers terima kasih sudah setia menunggu kelanjutan kisah ini. Aku usahain up 3-4 bab perminggu, karena harus bagi-bagi waktu juga dengan kerjaanku. Maaf ya, bila terlambat up-nya. Moga suka dengan cerita yang aku suguhkan. Happy, guys🙏🥰

| 2
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
YUSUF ANJING!!!
goodnovel comment avatar
Kalea 123
udah lah jgn egois km Yusuf klu memang TDK bisa menjaga Dira mending lepasin serakah JD laki
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu akan kena karma nya dgn istri k duamu karena udah g adil sama Nadira udah d ijinin nikah lahi malah menyslah gunain k bucinan Nadira .udah dr pada selalu menyiksa nya udah lepasin aja .udah Nadira kmu lepas itu s Yusuf percuma kmu g d perhatiin ..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Bersama   Kehilangan

    Aku masih berada di klinik bersalin tidak jauh rumahku. Bi Ira menemaniku yang sedang menunggu Andrian mengurus administrasi pembayaran selama aku dirawat semalam di klinik tersebut. Karena tidak ingin berlama-lama di tempat itu, aku pun meminta Adrian agar mengurus kepulanganku. Setelah keadaanku membaik, bidan yang menanganiku, mengizinkan aku untuk pulang. Kebetulan sekali, kemarin Adrian ke rumahku. Entah mau apa lelaki itu datang ke rumah dan aku belum menanyakan maksud kedatangannya. Namun, itu tidak penting bagiku. Aku bersyukur, Adrian datang dan menolongku di saat yang tepat. Ia begitu panik ketika melihatku kesakitan dan wajahku yang mulai pucat. Dengan cepat, ia membawaku ke klinik terdekat. Setelah Adrian selesai mengurus biaya administrasi persalinanku, kamipun segera pulang. Aku dan Bi Ira sudah berada di mobil Adrian. Wanita paruh baya itu dengan setia menemani dan menjagaku. Sepanjang jalan, ia menenangkan diriku dan memint

    Last Updated : 2021-10-04
  • Suami Bersama   Tak Berharap Banyak

    Aku terbangun saat sorot mentari menerpa hangat di wajahku. Rupanya hari sudah pagi. Kulihat jendela kamar sudah terbuka. Apa sejak kemarin jendela itu dibiarkan terbuka atau memang laki-laki itu yang sudah membukanya. Entahlah, aku tidak ingat. Karena saat ia ikut berbaring di sisiku semalam, aku langsung terlelap dalam pelukannya.Kuedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Tidak kutemukan sosok yang sedang aku benci di kamar. Aku menegakkan tubuh perlahan karena kondisiku yang masih lemah. Aku turun dari ranjang kemudian berjalan gontai ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Tak lama, aku sudah rapi dalam balutan gamis dan kerudung bergo berwarna hitam. Aku melihat wajah dari pantulan cermin di depanku. Wajahku sangat pucat dengan lingkaran hitam di sekeliling mataku, karena kurang tidur. Kelopak mataku pun bengkak karena seringnya aku menangis.Aku masih sedih karena kehilangan anak yang belum sempat aku lahirkan. Namun, aku teringat akan perka

    Last Updated : 2021-10-05
  • Suami Bersama   Kedatangan Ayah

    Beberapa hari berlalu. Kondisi kesehatanku mulai membaik. Hari ini, aku melakukan check up ke rumah sakit bersama Bi Ira. Dokter yang memeriksaku berpesan agar aku beristirahat dan jangan melakukan aktivitas fisik yang membuat aku lelah. Aku sudah bangkit dan tidak berlarut dalam kesedihan. Kegiatanku hanya di rumah saja, karena aku masih dalam masa cuti mengajar. Aku diberi cuti hingga kondisiku benar-benar pulih. Mas Yusuf memintaku untuk resign dari pekerjaanku. Ia tidak ingin aku kelelahan. Namun, sayang rasanya bila aku harus berhenti, karena menjadi guru adalah cita-citaku. Hubunganku dengan Mas Yusuf mulai membaik, walau aku belum sepenuhnya memaafkan dia. Beberapa hari kemarin ia mengurusku, tapi sekarang ia sedang berada di rumah Naura. Aku maklum, mungkin dia ingin bersama anaknya. Kalaupun Mas Yusuf harus bersamaku, hanya kesepian yang dirasakannya. Tidak ada tangis dan celoteh bayi di rumah karena aku belum bisa memberinya

    Last Updated : 2021-10-08
  • Suami Bersama   Acara Akikah

    Klik.Satu notifikasi pesan masuk ke ponselku. Mas Yusuf yang mengirim pesan itu. Aku segera membuka dan membaca isi pesannya."Suamimu belum pulang sudah sore begini?" tanya ayah saat aku tengah membaca pesan dari menantunya itu.Aku meletakkan ponselku di meja yang berada di depanku dan beralih pada ayah. Ayah menyeruput kopi hitam yang kubuat beberapa menit lalu dan sudah tidak terlalu panas."Dia ... hari ini gak pulang, ayah. Barusan Mas Yusuf kirim pesan, dia akan ke Bandung sore ini," jawabku ragu, takut memunculkan kemarahan ayahku.Ia meletakkan kembali cangkir kopinya di atas piring, lalu bertanya padaku, "Ke Bandung? Untuk apa dia ke sana?""Mas Yusuf dan Naura mau ngadain tasyakuran putri mereka di sana.""Dia sudah punya anak dari istri keduanya itu?" Ayah mengernyitkan dahi. Banyak hal memang yang tidak ayah ketahui tentang Mas Yusuf, karena aku tidak pernah bercerita apapun padanya."Iya, Ayah. Dan an

    Last Updated : 2021-10-09
  • Suami Bersama   Dipermalukan

    "Wah, rupanya ada tamu jauh, ya," ucap ibunya Naura sinis. Ia baru saja masuk kembali ke ruangan. Entah dari mana wanita paruh baya itu dan tiba-tiba muncul di hadapan kami. Aku dan Mas Yusuf mengarahkan pandang padanya. Wanita itu kemudian menghampiri ketiga temannya yang berdiri tidak jauh dari tempat kami. Mereka tampak mengobrol. Namun, obrolan mereka begitu terdengar di telingaku. "Eh, Jeng Lucy, kok, perempuan itu keliatan akrab banget sama menantunya, Jeng? Memangnya siapa dia?" tanya salah seorang teman ibunya Naura sembari menunjuk ke arah kami. Mereka adalah wanita-wanita berkelas dengan penampilan glamor. Terlihat pakaian mereka begitu bagus dan mahal. "Oh, dia itu istri pertama menantu saya," jawab wanita itu santai. Tidak ragu-ragu mengakui aku adalah istri pertama dari menantu kebanggaannya. "Istri pertama menantunya Jeng Lucy? Loh, kok, bisa, Jeng? Berarti Naura itu merebut suaminya, begitu, Jeng?" Wanita itu tampak berhati-hati menguca

    Last Updated : 2021-10-12
  • Suami Bersama   Bertahan

    Sepulang Mas Yusuf dari Bandung, ia langsung memberondongku dengan pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya sudah ia dengar jawabannya. Saat aku meluruskan pernyataan Bu Lucy, ibu mertuanya. Ia masih saja menanyakan tentang hubunganku dengan Adrian. Padahal ia tahu, kami hanya berteman. "Aku gak ada apa-apa sama Adrian, Mas!" tegasku pada Mas Yusuf. "Bohong!" bentaknya. Manik mata yang biasanya teduh, kini memanas menatapku. Ia benar-benar sudah termakan omongan ibu mertuanya atau mungkin istrinya juga. Sejak pertama bertemu denganku, ibunya Naura memang tidak menyukaiku. Sehingga ia menyebarkan rumor yang tidak sedap tentang aku dan Adrian kepada para tamu. Dan Mas Yusuf percaya saja dengan semua itu. "Mas, kamu percaya yang Bu Lucy katakan daripada aku, istri kamu sendiri? Aku ini selalu ada bersama kamu. Mengapa kamu lebih percaya sama orang yang tinggal jauh di sana?" tanyaku. "Bagaimana aku bisa percaya sama kamu, Nadhira? Kamu sendiri tidak

    Last Updated : 2021-10-13
  • Suami Bersama   Bertemu Adrian

    Beberapa bulan berlalu. Hubunganku dengan Mas Yusuf mengalami pasang surut. Setelah pertengkaran hebat siang itu sepulang suamiku dari Bandung, kami tidak saling bicara selama beberapa hari. Ia kembali ke rumah, tapi aku tidak menemuinya. Aku lebih banyak mengurung diri di kamar, sementara ia tidur di kamar lain. Aku dan Mas Yusuf seperti dua orang asing yang tinggal dalam satu atap. Walaupun begitu, aku masih menjalankan kewajibanku sebagai istri, menyiapkan makan, pakaian, dan memenuhi segala kebutuhannya. Selama pernikahan, aku banyak menerima ketidakadilan dalam rumah tanggaku bersamanya, tetapi aku memilih bertahan dan memaafkan lelaki itu. Biarlah orang menganggap diriku ini bodoh, karena masih mau mempertahankan pernikahan yang sudah tidak sehat sejak awal. Sejak kemunculan Naura di kehidupan kami ditambah sosok baru dalam hidupnya, Mas Yusuf semakin banyak berubah. Namun, ia tidak pernah mau mengakui perubahan sikapnya itu. Memang susah berdebat dengan

    Last Updated : 2021-10-16
  • Suami Bersama   Pabrik Adrian

    Aku masih melakukan aktivitas mengajar, setelah meminta pengertian Mas Yusuf, agar aku bisa menyelesaikan tugas sampai akhir tahun pelajaran. Sekitar tiga bulan lagi dan ia pun menyetujuinya. Aku sudah rapi dengan pakaian dinasku. Hari ini aku tidak mengajar, tetapi melaksanakan tugas luarku yaitu mengawas ruang ujian di sekolah lain. Pelaksanaan Ujian Nasional diselenggarakan di sekolah-sekolah menengah atas secara serempak selama tiga hari. Selama tiga hari itu, siswa kelas XII berjuang untuk mendapatkan kelulusan mereka setelah tiga tahun belajar di sekolah. Tiga hari itu juga menjadi penentuan masa depan mereka untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi. Ini adalah hari terakhirku mengawas Ujian Nasional. Aku baru tahu ternyata sekolah tempatku mengawas tidak jauh dari kantor Adrian setelah ia memberitahuku. Mungkin setelah melaksanakan tugasku ini, aku bisa mampir ke kantornya. "Pagi, Mas!" sapaku pada Mas Yusuf yang baru saja turun. Ia sudah

    Last Updated : 2021-10-17

Latest chapter

  • Suami Bersama   Salam Author

    Alhamdulillah... akhirnya rampung juga novel Suami Bersama. Terima kasih atas dukungan kakak-kakak yang sudah menyempatkan waktu dan membeli koin untuk membaca ceritaku sampai akhir. Semoga Allah menggantinya dengan rezeki yang lebih banyak lagi. Aamiin... Dukungan, vote, dan komen positif yang kalian berikan seperti penyemangat buatku. Sehingga aku semakin bersemangat untuk melanjutkan cerita. Mohon maaf bila dalam penulisan cerita ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Aku juga selalu menggantung cerita dan lama tidak menulis, karena pekerjaan di dunia nyata yang sangat banyak. Moga kalian suka dengan cerita yang aku suguhkan. Ambil yang baiknya dan buang yang jelek. Biar authornya gak dosa. Karena apa yang kita perbuat, akan dimintain pertanggungjawaban kelak. Semoga ada pelajaran berharga yang bisa diambil dari kisah ini. Sekali lagi terima kasih readers tercinta. Sampai jumpa di novelku berikutnya. Salam dan peluk jauh d

  • Suami Bersama   S2 Berdua Saja (Ending)

    Adrian sudah menyiapkan tiket pesawat untuk pergi berbulan madu bersama Nadhira. Turki adalah tujuan wisata yang dipilihnya karena Nadhira pernah berkata padanya bahwa ia ingin sekali pergi ke sana. Tidak hanya keindahan alamnya yang menjadi daya tarik para wisatawan untuk pergi ke sana, di negara itu juga banyak tempat bersejarah yang wajib untuk dikunjungi. Nadhira sangat suka mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Dan sekarang waktunya Adrian mewujudkan impian sang istri tercinta untuk pergi ke sana.Pagi ini mereka sudah bersiap pergi ke bandara. Nadhira tampak bersedih saat akan pamit pada ayah dan ibu mertuanya."Bu, titip Andra ya," ucap Nadhira sambil memeluk ibu mertuanya."Kamu tenang saja, Nak. Ibu dan Bapak akan menjaga anakmu dengan baik," balas Bu Widya, ibu mertuanya.Tak lama, Nadhira melerai pelukan lalu mengusap air matanya. Nadhira menangis karena inilah kali pertama ia akan meninggalkan Andra jauh. Namun, ia tidak khawatir l

  • Suami Bersama   S2 Pindahan

    Beberapa hari berlalu ....Setelah resmi menjadi istri Adrian dan berganti status sebagai nyonya Mahesa, Nadhira ikut bersama suaminya pindah ke Jakarta. Pagi-pagi sekali, ia menyiapkan barang-barangnya dan kebutuhan Andra ke koper. Setelah itu, ia pun pamit pada ayahnya."Ayah, aku pamit ya. Jaga diri Ayah baik-baik. Jaga kesehatan Ayah," ucap Nadhira dengan derai air mata. Dipeluknya sang ayah dengan erat. Rasanya berat sekali meninggalkan lelaki itu. Apalagi di usia Abah Abdur yang semakin senja. "Aku janji akan sering-sering ke sini menjenguk ayah," ucapnya lagi sambil terisak."Iya, Nak. Kamu tidak usah mengkhawatirkan ayah. Sekarang Ayah tenang, kamu udah ada yang jagain. Berbahagialah bersama suamimu di rumahmu yang baru. Ingat, jadilah istri yang baik untuk suamimu," sahut Abah Abdur. Lelaki itu tak kuasa menahan tangisnya.Anak perempuan satu-satunya yang ia miliki, harus ia relakan untuk laki-laki lain. Ia tidak bisa mencegah kepergian san

  • Suami Bersama   S2 Gagal

    Acara resepsi yang diadakan sejak siang hari hingga menjelang Maghrib telah selesai digelar. Keluarga Adrian pun sudah pulang dari rumah Nadhira. Hanya Adrian yang masih berada di rumah itu karena sekarang ia sudah resmi menjadi suami Nadhira. Pernikahan di kampung tidak seperti pernikahan di kota. Suasana hajatan di sini masih terlihat ramai, walau deretan acara telah selesai dilaksanakan dan hari mulai malam. Tamu masih saja berdatangan. Mereka baru menyempatkan diri datang untuk memenuhi undangan setelah pulang dari bekerja. Kerabat Nadhira yang datang dari jauh memilih menginap dan mereka akan pulang esok hari. Adrian maklum, karena memang saudara dari istrinya itu jarang sekali menyambangi rumah kediaman mertuanya. Mereka baru berkumpul di saat ada acara-acara khusus saja, seperti hari ini. *** Adrian tengah bersama saudara-saudara istrinya. Lelaki itu dikerumuni oleh adik-adik sepupu dan keponakan dari sang istri. Ia diajak bermain adu panco kar

  • Suami Bersama   S2 Sah

    "Saya terima nikah dan kawinnya Nadhira Putri binti Abdurrahman dengan Mas kawin ... " "Adrian...!" Kalimat Adrian terputus saat suara ibu memanggilnya. Suara sang ibu terdengar menggelegar hingga ke kamar mandi Adrian. Saat ini Adrian sedang berada di dalam kamar mandi. Ia berdiri di depan wastafel dengan menghadap cermin tengah menghapal bacaan ijab kabul yang akan ia ucapkan saat pernikahannya nanti. Lelaki itu belum bersiap juga. Ia masih bertelanjang dada dan hanya mengenakan handuk yang melingkar di pinggangnya. "Aaah ... ibu mengganggu saja. Aku harus menghapal kalimat itu, supaya lancar nanti saat ijab kabul," keluhnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Adrian, cepat sedikit! Kamu lagi ngapain sih, di dalam, lama banget? Ini udah jam berapa? Nanti kita terlambat sampai di sana!" seru Bu Widya lagi dari depan pintu kamar Adrian. "Iya, Bu, sebentar lagi aku keluar!" sahut Adrian dengan sedikit berteriak agar sang i

  • Suami Bersama   S2 Ujian Berbuah Bahagia

    Adrian dan Nadhira sedang melakukan fitting baju pengantin di salah satu butik ternama di Jakarta. Sebuah gaun pengantin model kebaya berwarna putih dengan taburan payet, yang panjangnya menjuntai dan menutupi seluruh tubuhnya hingga kaki dan dipadukan dengan kain kebaya dengan motif yang mewah dan elegan, sangat pas di tubuh Nadhira yang sedikit berisi. Nadhira tampak cantik dalam balutan kebaya pengantin yang diserasikan dengan kerudung berwarna senada.Semua persiapan pernikahan lainnya sudah diurus oleh keluarga Adrian. Mulai dari dekorasi, catering, sampai undangan pernikahan. Pernikahan mereka akan digelar secara meriah dan dilaksanakan di rumah mempelai wanita.Sebenarnya, Nadhira ingin pernikahan yang sederhana saja yang hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat. Namun, Adrian menolak. Dan itu sempat membuat keduanya bertengkar.Mana mungkin Adrian memberikan yang sederhana saja untuk seorang wanita yang begitu spesial di hatinya. Bahkan sebuah cinc

  • Suami Bersama   S2 Lamaran

    Tiba di hari lamaran. Adrian bersama keluarganya sedang dalam perjalanan menuju rumah Nadhira untuk melakukan lamaran malam itu. Sejumlah barang seserahan seperti pakaian, alas kaki berupa sepatu dan sandal, tas branded, sampai perlengkapan make up sudah memenuhi kabin belakang mobil yang dikendarai Hadi. Padahal Nadhira tidak meminta semua itu. Namun, ini sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian masyarakat dalam acara lamaran. Selain itu, orang tua Adrian juga sudah menyiapkan barang berharga berupa seperangkat perhiasan emas untuk calon menantunya sebagai hadiah. Belum lagi sejumlah uang yang dipersiapkan Adrian untuk calon istrinya. Adrian yang duduk di kursi penumpang samping Hadi tampak gugup sambil memainkan ponselnya. Baru saja ia mengirim pesan pada Nadhira. Lelaki itu kemudian melihat ke arah kaca spion di depannya untuk mengecek penampilannya. "Gimana, Di, penampilan Masmu? Udah keren, kan?" tanyanya pada Hadi sambil merapikan tatanan rambutnya.

  • Suami Bersama   S2 Wanita Cerewet

    Hari itu juga Adrian pulang dari klinik. Nadhira tidak ikut mengantar Adrian ke rumahnya karena hari sudah hampir malam. Selain itu juga, ia harus segera pulang untuk memberi tahu Andra bahwa ayahnya baik-baik saja. Agar anak itu tidak khawatir. Sekarang mereka sedang berada di depan klinik. "Nadhira, kamu ikut kami saja pulangnya. Ini sudah malam," ajak Bu Widya saat mereka akan pulang. "Gak usah, Bu, terima kasih. Aku bawa motor," tolak Nadhira halus. Sebenarnya, ia merasa canggung dengan Bu Widya bila harus pulang bersama. Lagipula jarak klinik ke rumahnya tidak begitu jauh. "Beneran gak apa-apa?" tanya Bu Widya memastikan. "Gak apa-apa, Bu," jawab Nadhira sambil mengulas senyum. "Ya udah, ibu duluan ya," ucap Bu Widya kemudian masuk ke mobil. "Iya, Bu, hati-hati," sahut Nadhira. Ia masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya. Sikap wanita paruh baya itu berubah drastis terhadapnya. Lebih ramah dibanding saat

  • Suami Bersama   S2 Menikahlah Denganku

    Nadhira tersentak saat seseorang menghubunginya dan memberi tahu bahwa Adrian kecelakaan. Baru saja siang tadi, lelaki itu mengantarkan ia dan anaknya pulang dari rumah sakit lalu pergi lagi dengan tergesa-gesa. Dan tiba-tiba, ia mendapat kabar buruk bahwa lelaki itu kecelakaan. Dengan perasaan cemas, ia bergegas pergi ke klinik untuk mengecek keadaan Adrian. Karena orang yang meneleponnya memberi tahu bahwa Adrian ada di klinik dekat pertigaan kampung, tidak jauh tempat tinggalnya. Sebelumnya, ia pamit pada ayah juga anaknya. Mereka tidak kalah terkejut saat mendengar kabar buruk itu. Terutama Andra, anak kecil itu menangis saat mendengar ayahnya kecelakaan. Nadhira menenangkan Andra sebentar, sebelum akhirnya pergi ke klinik. Ia meminta agar Andra berdoa untuk ayah angkatnya. "Bunda mau lihat Ayah di klinik, kamu doakan Ayah Rian agar dia baik-baik saja ya, Nak," ucap Nadhira. "Iya, Bunda," sahut Andra terisak. Nadhira pe

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status