"Apa yang pernah terjadi pada Anda Mister Cheng?" Tanya Noah masih dengan dirundung rasa penasaran. Dia tak menyangka akan mendapatkan sebuah pelajaran hidup dari klien besarnya ini. Selama ini dia sangat tertutup. "Ya, kamu tahu sendirilah. Untuk para businessman, semua hanya soal uang dan uang. Profit di sana, investasi di sini... hanya soal itu. Bahkan aku melupakan sesungguhnya dalam hidup ini ada hal selain uang yang kita butuhkan, yaitu sebuah cinta!" Ungkapnya dengan mata bersungguh-sungguh. Seakan penyesalan itu bukan sekedar omongan yang ia jadikan untuk memikat hati Noah mendengarkan apa yang dia sampaikan. "Hmmm... berat, Mister." Noah membuat sebuah kesimpulan singkat setelah mendapatkan berbagai cobaan dalam urusan percintaan. "Kalau kamu sudah dihadapkan pada soal urusan cinta dan keluargamu, mana yang kamu pilih dan dahulukan?" Tanya lelaki tua itu lagi. Ini adalah hal yang sama persis terjadi pada Noah sekitar setahun lalu. Saat dia mengorbankan hatinya untuk kelu
Noah tentu saja merasa sakit hati. Apalagi perkataan itu disampaikan oleh sepupu terdekatnya sendiri."Apa maksud kamu mengatakan kalau aku tak seberarti itu di kehidupan Aliesha!? Ingat, aku adalah ayah dari dua anak yang sekarang hidup bersamanya." Noah masih saja membandel dengan pendapatnya sendiri. Ricky hanya terdiam saja menyaksikan sepupunya mengeluarkan uneg-unegnya.Sejak dulu ia memang sangat keras kepala dan semua juga tahu watak spesialnya ini. "Noah... aku tahu. Kamu memang pernah menjadi sosok yang berharga bagi hidupnya. Tapi, itu dulu... saat kamu belum memutuskan untuk menceraikan dia!" Kata Ricky lagi. "Menceraikan? Siapa yang menerorku untuk menceraikan Aliesha, itu semuanya adalah ulah kalian!!!" Noah menuding dan menyalahkan Ricky sebagai perwakilan keluarganya. Selama ini dia telah menjadi 'wayang' yang harus menurut pada lakon skenario keluarga besar, itu semata dia lakukan demi membalas dendam. "Noah, itu sudah lama berlalu. Sebaiknya kamu tidak mengungki
"Apa yang dilakukan oleh Martin... bagaimana bisa dia melumpuhkan bisnis sekaligus kerajaan yang sudah dibangun olehnya selama berpuluh tahun?" Noah bertanya-tanya pada dirinya sendiri.Ini jelas adalah hal yang mustahil dilakukan.Sejak tadi dia berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya karena merasa terusik dengan kabar ini.Terlebih lagi dia melihat sendiri tadi di siaran televisi kalau Eros sudah ditangkap dan terancam akan dimiskinkan.Semua asetnya disita. Yang lebih mengejutkan lagi, ayah Aliesha tampil di sana sebagai sosok seorang pahlawan yang telah menyelamatkan aset negara.Tidak tanggung-tanggung, Eros terbukti telah melakukan tindakan korupsi triliunan rupiah dan melalukan bisnis ilegal. Apapun kasus yang sekarang sedang terbongkar, Noah berpikir ini kelak juga bisa terjadi pada keluarganya lagi.Noah dibuat semakin tak percaya apalagi seharusnya korupsi triliunan tentu dilakukan oleh orang-orang yang profesional dan dilakukan dengan rapi.Jelas mustahil bisa terungkap ka
"Ben?" Sapa Noah pada sepupu yang sudah lama menjadi musuhnya itu."Jika Ricky masih sibuk, aku akan kembali nanti saja kalau begitu." Ucapnya sambil membalikkan arah badannya.Dia tak menduga akan bertemu dengan sepupu yang telah menjadi mantan sahabatnya itu secepat ini."Oh, tidak masalah. Ricky hanya sedang menelpon seseorang sebentar. Masuklah." Noah membukakan pintu kamar Ricky lebar-lebar sehingga Ben tidak sungkan untuk bergabung masuk.Lalu setelah sepupunya itu masuk, kaki Noah segera menutup pintu dengan kakinya.Keduanya nampak kikuk dan terasa awkward saat berhadapan secara langsung.Ben merasa tidak nyaman karena dia juga belum siap jika harus bertemu Noah tanpa persiapan. Dia yakin sepupunya itu sudah siap untuk melibasnya dengan kata-kata paling menyakitkan. Telinganya harus siap untuk menyaring dan pura-pura tuli.Typical Noah!Ben tak bisa menatapnya secara langsung. Dia mulai gelisah karena Ricky tak juga selesai menelpon untuk menemuinya. Kedua kakinya sudah dia ge
Aliesha tahu dan menyadari kalau ada yang tak beres dengan suaminya.Selepas mereka melakukan aktivitas melelahkan itu, Aliesha sengaja tidak cepat-cepat beranjak dari tempat tidurnya.Dia memilih untuk menunggu suaminya bangun. Karena sudah cukup lama dia tak bangun dari tidur, Aliesha akhirnya memutuskan untuk sejenak membuka-buka ponsel milik suaminya.Sebelumnya dia belum pernah melakukan hal ini.Untunglah ponselnya tidak diberi password atau sandi apapun. Dia hanya tinggal menggeser lalu terbukalah semua.Setelah dia membuka-buka beberapa pesan singkat serta chat room suaminya, tak ada satupun yang mencurigakan.Isinya rata-rata adalah progress pekerjaan di kantor dan survey ke lapangan untuk proyek baru.Hanya saja, tak lama kemudian, sebuah pesan masuk yang dikirimkan oleh nomor baru.'Kamu masih blokir nomor lamaku. Terpaksa aku gunakan nomor baru. Noah.'Astaga! Apakah suaminya sudah berbaikan dengan mantan suaminya yang dulu? Jantung Aliesha sepertinya berdegup lebih kenca
"Aliesha!" Teriakan Ben semakin jelas terdengar.Dia berjalan mendekat di tengah lampu rumah yang remang-remang.Tok, tok, tok!Terdengar Aliesha yang sedang mengetuk pintu kamar belakang. Dia sempatkan untuk menarik-narik lagi bajunya agar semakin meyakinkan."Aliesha, apa yang kamu lakukan?" Noah menanyainya. Dia tak mengerti apa yang sekarang sedang dilakukan wanita itu."Diamlah! Aku tak mau dekat-dekat dengan kamu lagi..." Aliesha terus menggedor pintu agar Ben bisa menemukannya."Awas kamu!" Noah menyadari kalau wanita cantik yang kini sudah berubah penampilannya seperti seorang tawanan itu akan memfitnahnya. Diapun mencari jalan keluar lewat belakang. Noah membuka lebar jendela yang menghubungkannya dengan taman belakang yang cukup luas.Dengan satu kali melompat, Noah bisa kabur dan menghilangkan jejak.Ben mendobrak pintu dan akhirnya bisa membuka pintu tempat di mana istrinya berada."Aliesha! Kamu tidak apa-apa?" Ben prihatin dan terkejut dengan apa yang terjadi pada istr
"Hey, kenapa di sini sendirian?" Sebuah pelukan hangat dari belakang membuat Aliesha tersadarkan. Ben, pasti dia menemukannya karena tadi tak kunjung kembali ke kamar mereka. Di tangan Aliesha masih tergenggam sebuah plastik kecil berisi buah strawberry yang tadi diambilnya dari pantry. "Ke mana saja kamu? Kenapa malah terdiam dan melamun di sini sendirian?" Ben mendekatkan bibirnya di leher wanita matang itu. Jiwa manjanya kini sudah mulai tumbuh lagi. "Iya, aku tadi baru saja mengecek si kembar dan mereka sepertinya baru dimandikan lalu langsung tertidur..." Kata Aliesha. "Ya sudah kalau begitu, ayo kita kembali ke kamar. Ada yang mau aku tunjukkan padamu!"Aliesha penasaran kira-kira apa yang akan ditunjukkan oleh suaminya sekarang. Semoga itu bukan hal yang nantinya akan membuat rumah tangganya rusak atau semakin karam.Mereka sekarang sedang di fase perbaikan."Apa yang mau kamu tunjukkan memangnya?" Senyuman wajah Aliesha terkembang saat bertanya kepada Ben.Sambil mencar
Kaki Aliesha sudah dia paksa untuk berjalan maju ke ruangan kerja sang kakek. Namun masih saja terasa berat dan enggan untuk maju ke depan."Cepatlah, Kakek tidak suka menunggu terlalu lama." Noah sudah berjalan di belakangnya kemudian menyalip langkah Aliesha.Dengan cekatan dia masuk ke ruang kerja lalu membiarkan pintunya terbuka sedikit."Masuk dan tutup pintunya Aliesha. Duduk!" Aliesha menutupnya kembali dan mengaitkan kedua tangannya di depan pahanya saat duduk di sebelah Noah."Aku memanggil kalian karena aku ingin mengatakan sesuatu hal. Kuharap kalian berdua bisa menjadi orang yang koperatif dengan rencanaku ini." Kata Kakeknya.Noah tampak tidak sabar dengan rencana ide gila kakeknya. Seperti biasa, dia ingin bertanya kira-kira rencana apa yang akan dia katakan padanya."Tunggu, kamu diam dulu. Jangan banyak bicara sebelum aku selesai. Dengarkan baik-baik..."Aliesha menghela nafas karena sejak tadi merasa sangat tegang. Terlebih lagi suaminya tidak ada di sini."Aliesha,