Ervin Aditya POV
Weekend ini aku habiskan bersama keluargaku di kota Gudeg. Selain karena acara lamaran, aku juga berniat mengajak keluargaku untuk menikmati liburan singkat. Ya walau hanya keliling Malioboro, keraton, taman sari dan beberapa tempat populer untuk wisata di jogja. Aku beruntung dipilih oleh Luna sebagai calon suaminya. Aku bisa merasakan Luna sangat tulus kepada keluargaku terutama ibu dan Jani. Hanya saja kejadian tadi siang ketika Luna menemani kami jalan jalan membuatku sedikit marah karena Tanteku sedikit merendahkan ibu di depan Luna. Aku tidak masalah ketika orang menghina aku anak haram atau apapun itu tapi tidak dengan ibuku, yang aku tau bagaimana perjuangannya membesarkanku sebelum akhirnya bertemu dan menikah dengan Rahadian, ayah kandung Jani yang dengan sukarela menerimaku tanpa mengungkit masa lalu ibuku.
"Vin, kamu beruntung ya walau kamu anak haram tapi kamu bisa dapat calon istri yang sukses, dari keluarga terpandang, kaya lagi. Enggak sia sia itu wajah bule kamu itu," kata tante Anita yang aku ajak ke acara ini karena ibu yang meminta.
Seketika kami yang sedang dalam acara makan siang di salah satu restoran keluarga berhenti menikmati hidangan masing masing. Aku melihat ibu diam seribu bahasa bahkan menundukkan wajahnya. Sedangkan Luna menatap Tante Anita dengan tatapan yang sulit aku artikan.
Andai saja tante Anita itu laki laki ingin aku hajar rasanya detik ini juga. Ketika emosiku sudah hampir meledak mendengar kata kata tante Anita, aku merasakan tanganku disentuh kemudian digenggam dengan lembut, namun semakin lama genggaman itu semakin kuat aku rasakan. Aku melirik Luna yang duduk di sebelah kiriku, dan Luna menoleh kepadaku, mengirimkan sebuah senyum termanisnya lalu menghadap depan lagi, lebih tepatnya memfokuskan tatapannya kepada tante Anita.
"Maaf Tante, bukan Ervin yang beruntung mendapatkan saya, tapi saya yang beruntung mendapatkan Ervin karena Ervin adalah laki laki baik yang menyayangi keluarganya terlebih ibunya. Dan satu hal lagi Tante, saya harap Tante lebih bijak dalam bertutur kata. Karena kata kata Tante barusan bisa melukai orang lain."
Kami semua yang di meja ini langsung memfokuskan pandangan pada Luna. Luna yang ditatap hanya cuek saja, fokusnya masih kepada tante Anita.
"Saya harap mulai saat ini Tante berhenti menghina calon suami saya dengan sebutan anak haram."
Luna mulai berdiri dari kursinya dan berjalan meninggalkan kami semua yang masih terdiam akibat kejadian barusan. Ketika menyadari Luna melangkahkan kakinya keluar dari restoran bergaya castil tersebut, aku mengikutinya.
Luna menghentikan langkah di depan mobilnya. Aku melihat Luna mengusap pipinya dan sedikit terisak. Aku tidak menyangka justru Luna lah yang tersakiti oleh kata kata Tante Anita yang sudah sejak dulu terkenal memiliki kata kata setajam silet itu.Aku berjalan mendekatinya, mencoba memanggil namanya. Luna yang tidak menyadari kehadiranku, tampak kaget sebelum membalikkan badannya menghadapku.
"Kamu ngapain ikut ke sini? Kamu di dalam aja, sebentar lagi aku masuk."
Luna gila kalo menyuruhku untuk pergi meninggalkannya dalam situasi seperti ini. Aku adalah penyebab ia terluka, andai dia tidak mengenalku, mungkin dia tidak akan terluka oleh kata kata tanteku sendiri. Aku tidak menjawab pertanyaan Luna, aku hanya berjalan mendekatinya dan memeluknya. Aku tau Luna kaget dengan aksiku ini karena aku merasakankan kakunya badan Luna dalam pelukanku.
"Makasih ya, karena kamu mau terima aku apa adanya," gumamku pelan di dekat telinganya.
Hanya anggukan kepala Luna dan sedikit isakannya yang menjadi jawabannya.
***
Kaluna Mahrani Atmaji Putri POVHari ini sebagai calon mantu yang baik dan semoga menjadi calon mantu idaman, aku menemani Ervin dan keluarganya keliling Jogja. Pagi hari aku sudah menjemputnya di Guest House milik Eyang Astuti, sepupu Eyangku. Aku sengaja menginapkan mereka disana karena aku merasa fasilitas disana sangat lengkap, dengan rumah bergaya tradisional modern, fasilitas lengkap bahkan kolam renang pun ada. Ketika sampai disana aku di sambut oleh Ibu yang berjalan pelan menghampiriku dan memelukku. Kemudian ibu menuntunku ke teras samping, mengajakku ngobrol berdua, ternyata Ervin masih tidur karena semalam baru pulang dari Raminten dini hari. Kami duduk di kursi taman sambil memandang ikan-ikan koi di dalam kolam yang berwarna indah itu."Nak," panggil ibu padaku."Ya, bu?"Aku melihat ibu menatapku dalam, sambil tersenyum, tangannya menyentuh tanganku lembut."Ibu titip Ervin sama kamu ya? Tolong jangan tinggalkan Ervin sendiri, karena waktu ibu untuk menemani Ervin sudah
Ervin Aditya POV Walau aku bukan orang kaya, dan pernikahanku dengan Luna didasari atas pernikahan kontrak, aku merasa tetap berkewajiban memberikan apa yang sepatutnya diberikan kepada wanita yang akan menikah dari calon suaminya. Aku berusaha memberikan yang terbaik kepada Luna semampuku. Aku mengajaknya belanja Senin siang ini ke Ambarukmo plaza. Pernikahan kami hanya kurang 2 minggu lagi dan berbeda denganku yang terlihat sibuk tidak jelas serta was-was menuju hari H, aku melihat calon istriku ini sangat santai, bahkan masih terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Seolah rencana pernikahan kami hanya sebuah mimpi baginya atau aku yang terlalu bersemangat? "Lun, kamu mau isi seserahannya apa saja? Kamu pilih sendiri saja, aku nggak mau milihin, nanti nggak sesuai sama selera kamu dan malah nggak kamu pakai." "Memang harus ya, Vin? aku rasa nggak perlu sih, soalnya aku lagi nggak pengen belanja." "Lun, aku tau kalo aku saat ini belum mampu beliin kamu barang branded seperti apa yang
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Pagi yang indah dengan kicauan suara burung di atap rumah orangtuaku menambah semarak kehangatan keluarga saat ini. Semua keluarga besar berkumpul untuk menghadiri ijab qobul pernikahanku dan Ervin. Akhirnya orangtuaku mengalah untuk tidak mengadakan pesta. Hanya akan ada acara makan-makan saja di rumah setelah pulang dari KUA. Rumor bahwa aku hamil duluan sempat menyeruak di bahasan keluarga karena aku tidak mau mengadakan pesta yang lazimnya dilakukan oleh keluarga. Apalagi ini aku anak perempuan pertama yang seharusnya orangtuaku melakukan syukuran besar besaran mengingat orangtuaku bukan orang sembarangan di dunia bisnis. Pukul 08.00 WIB keluarga Ervin telah tiba di rumah orangtuaku sambil membawa seserahan yang 2 minggu lalu kami beli bersama. Setelahnya kami berencana untuk berangkat bersama menuju ke KUA. "Ketiban durian runtuh lo Lun, dapet suami kaya Ervin." Aku melirik Hilda yang menatap Ervin seakan Ervin adalah es buah ketika siang har
Ervin Aditya POVHari ini aku melangkahkan kakiku memasuki rumah keluarga Luna kembali. Sejujurnya aku merasa minder dan tidak pantas bersanding dengan Luna. Apalagi menjadi suami Luna serta menantu di keluarga ini. Lebih parahnya lagi, sampai 40 hari ke depan aku akan tinggal dengan Luna sekamar di rumah keluarganya yang besar, megah dan mewah dengan gaya Mediterania ini.Sebagai laki laki yang lahir dengan gairah sex yang sangat sehat dan normal, aku tidak bisa menjamin bahwa diriku sanggup untuk tidak menyentuh istriku. Kalopun aku menyentuhnya itu sudah halal, tapi karena sepucuk perjanjian bangsat yang aku tanda tangani dengannya itu menjadi hal yang haram di lakukan.Sejak bertemu dan berkenalan dengan Luna, aku sudah merasakan hal yang berbeda dengannya. Aku sangat menyukai Luna yang sangat minim menggunakan make up, selalu tampil apa adanya. Tidak pernah memamerkan apa yang dia miliki. Bahkan sikap cuek dan tidak pedulinya padaku adalah hal yang sanggup aku kesampingkan selama
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Aku terbangun dari tidurku karena HIP, alias hasrat ingin pipis yang tidak bisa lagi aku bendung. Ketika aku bangkit dari ranjang, aku menemukan Ervin sedang melakukan ibadah sepertiga malamnya. Aku memandangnya dalam diam, bahkan aku melupakan HIP sementaraku. Aku yakin mataku yang minus 2 ini benar benar melihat Ervin menitikan air matanya ketika ia beribadah. Oh Tuhan, aku ingin memeluknya, aku ingin dia membagi rasa sakit yang ia rasakan denganku. Aku tau ia berusaha tampil kuat menghadapi hidupnya yang keras dan tidak mudah. Bahkan pekerjaan haram yang ia lakukan itu hanya untuk membiayai pengobatan ibunya. Hasrat ingin pipisku memutuskan kembali hadir sebelum Ervin menyelesaikan ibadahnya, aku buru-buru masuk ke kamar mandi untuk menuntaskannya. Ketika aku keluar, aku sudah menemukan Ervin sedang melipat sajadahnya dan duduk di ranjang. Aku bingung harus membuka obrolan apa dengannya. Karena aku tidak terbiasa dengan kehadiran orang lain di ka
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Setelah tadi sholat subuh bersama Ervin untuk yang pertama kalinya, aku melanjutkan tidurku lagi dan aku tidak tau apa yang Ervin lakukan setelahnya. Yang jelas ketika aku membuka mataku, sisi ranjang disebelah kiriku sudah kosong dan tertata rapi. Aku bangkit dari ranjang, menuju kamar mandi untuk sikat gigi dan melakukan aktivitas pagiku. Keluar dari kamar mandi kamar, aku lalu mengecek Handphone dan sudah penuh dengan chatt dari Hilda. Hilda : Lun, gimana rasanya malam pertama, sakit nggak, masih bisa jalan, kan? Hilda : Lun, berapa ronde? Hilda : Lun, bales dong....penasaran gue, gue nggak bisa tidur semaleman bayangin malam pertama lo sama Ervin. Fucking Hilda !!! Umpatku. Hilda : gue berani taruhan, lo berdua pasti sudah langgar itu kontrak setan. Aku menghembuskan nafasku. Karena masih tidak percaya bagaimana bisa aku memiliki sahabat seperti Hilda yang otaknya mesum, kalo ngomong filternya jebol, lebih parahnya lagi bisa bisanya dia mem
Ervin Aditya POV Setelah sarapan, aku dan Luna naik ke kamar kami dan Luna langsung melesatkan dirinya ke kamar mandi, karena ia akan menemaniku mencari lokasi untuk kedai kopiku. Sambil menunggu Luna, aku menghidupkan TV dan melihat berita tentang beberapa saham blue chip yang sedang turun. Kemudian aku membuka aplikasi Securitas yang aku miliki dan mencoba membeli beberapa puluh lot saham yang akan aku tabung sedikit demi sedikit sebagai persiapan dana pensiunku. Aku hanya berusaha agar ketika aku sudah tua, aku masih bisa memiliki penghasilan dari pembagian deviden atas saham yang aku miliki. Aku berharap semoga dengan rutin menabung saham dan reksadana diselingi Logam Mulia kehidupan keluargaku ke depan lebih terjamin daripada apa yang dialami orangtuaku dulu. Ketika pintu kamar mandi dibuka, aku melihat Luna dalam balutan kimono mandi warna pink dan rambut yang tertutup oleh handuk keluar dari sana menuju walk in closet di kamar kami. Ketika Luna keluar dari walk in closet aku
Kaluna Maharani Atmaji Putri POVTidak terasa aku dan Ervin telah menikah selama 1 minggu. Kehidupan kami berjalan senormalnya pernikahan pada umumnya kecuali 1 hal yaitu sex. Sejauh ini aku dan Ervin sama-sama bisa menjaga kesepakatan itu. Walau kadang Ervin memang sering menciumku di kening ketika aku bangun tidur dan akan pergi tidur. Dia adalah orang yang pertama kali aku temui ketika aku membuka mataku dan orang terakhir yang aku lihat sebelum aku menutup mataku. Dan entah kenapa ada perasaan damai dihatiku ketika Ervin melakukan itu.Hari ini aku sudah sampai di bandara Soekarno Hatta bersama keluarga intiku dan beberapa keluarga besarku. Karena hari ini adah acara ngunduh mantu. Sehingga keluargaku mengantarkan aku ke rumah keluarga Ervin, walaupun nanti pada akhirnya aku pulang lagi ke Jogja bersama Ervin. Ini hanya sebuah tradisi saja yang ternyata masih dianut juga oleh keluarga Ervin. Jadi keluarga kami sepakat melakukannya.Semua keluargaku menuju ke Hotel diantar Hilda, s