Ervin Aditya POVHari ini aku melangkahkan kakiku memasuki rumah keluarga Luna kembali. Sejujurnya aku merasa minder dan tidak pantas bersanding dengan Luna. Apalagi menjadi suami Luna serta menantu di keluarga ini. Lebih parahnya lagi, sampai 40 hari ke depan aku akan tinggal dengan Luna sekamar di rumah keluarganya yang besar, megah dan mewah dengan gaya Mediterania ini.Sebagai laki laki yang lahir dengan gairah sex yang sangat sehat dan normal, aku tidak bisa menjamin bahwa diriku sanggup untuk tidak menyentuh istriku. Kalopun aku menyentuhnya itu sudah halal, tapi karena sepucuk perjanjian bangsat yang aku tanda tangani dengannya itu menjadi hal yang haram di lakukan.Sejak bertemu dan berkenalan dengan Luna, aku sudah merasakan hal yang berbeda dengannya. Aku sangat menyukai Luna yang sangat minim menggunakan make up, selalu tampil apa adanya. Tidak pernah memamerkan apa yang dia miliki. Bahkan sikap cuek dan tidak pedulinya padaku adalah hal yang sanggup aku kesampingkan selama
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Aku terbangun dari tidurku karena HIP, alias hasrat ingin pipis yang tidak bisa lagi aku bendung. Ketika aku bangkit dari ranjang, aku menemukan Ervin sedang melakukan ibadah sepertiga malamnya. Aku memandangnya dalam diam, bahkan aku melupakan HIP sementaraku. Aku yakin mataku yang minus 2 ini benar benar melihat Ervin menitikan air matanya ketika ia beribadah. Oh Tuhan, aku ingin memeluknya, aku ingin dia membagi rasa sakit yang ia rasakan denganku. Aku tau ia berusaha tampil kuat menghadapi hidupnya yang keras dan tidak mudah. Bahkan pekerjaan haram yang ia lakukan itu hanya untuk membiayai pengobatan ibunya. Hasrat ingin pipisku memutuskan kembali hadir sebelum Ervin menyelesaikan ibadahnya, aku buru-buru masuk ke kamar mandi untuk menuntaskannya. Ketika aku keluar, aku sudah menemukan Ervin sedang melipat sajadahnya dan duduk di ranjang. Aku bingung harus membuka obrolan apa dengannya. Karena aku tidak terbiasa dengan kehadiran orang lain di ka
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Setelah tadi sholat subuh bersama Ervin untuk yang pertama kalinya, aku melanjutkan tidurku lagi dan aku tidak tau apa yang Ervin lakukan setelahnya. Yang jelas ketika aku membuka mataku, sisi ranjang disebelah kiriku sudah kosong dan tertata rapi. Aku bangkit dari ranjang, menuju kamar mandi untuk sikat gigi dan melakukan aktivitas pagiku. Keluar dari kamar mandi kamar, aku lalu mengecek Handphone dan sudah penuh dengan chatt dari Hilda. Hilda : Lun, gimana rasanya malam pertama, sakit nggak, masih bisa jalan, kan? Hilda : Lun, berapa ronde? Hilda : Lun, bales dong....penasaran gue, gue nggak bisa tidur semaleman bayangin malam pertama lo sama Ervin. Fucking Hilda !!! Umpatku. Hilda : gue berani taruhan, lo berdua pasti sudah langgar itu kontrak setan. Aku menghembuskan nafasku. Karena masih tidak percaya bagaimana bisa aku memiliki sahabat seperti Hilda yang otaknya mesum, kalo ngomong filternya jebol, lebih parahnya lagi bisa bisanya dia mem
Ervin Aditya POV Setelah sarapan, aku dan Luna naik ke kamar kami dan Luna langsung melesatkan dirinya ke kamar mandi, karena ia akan menemaniku mencari lokasi untuk kedai kopiku. Sambil menunggu Luna, aku menghidupkan TV dan melihat berita tentang beberapa saham blue chip yang sedang turun. Kemudian aku membuka aplikasi Securitas yang aku miliki dan mencoba membeli beberapa puluh lot saham yang akan aku tabung sedikit demi sedikit sebagai persiapan dana pensiunku. Aku hanya berusaha agar ketika aku sudah tua, aku masih bisa memiliki penghasilan dari pembagian deviden atas saham yang aku miliki. Aku berharap semoga dengan rutin menabung saham dan reksadana diselingi Logam Mulia kehidupan keluargaku ke depan lebih terjamin daripada apa yang dialami orangtuaku dulu. Ketika pintu kamar mandi dibuka, aku melihat Luna dalam balutan kimono mandi warna pink dan rambut yang tertutup oleh handuk keluar dari sana menuju walk in closet di kamar kami. Ketika Luna keluar dari walk in closet aku
Kaluna Maharani Atmaji Putri POVTidak terasa aku dan Ervin telah menikah selama 1 minggu. Kehidupan kami berjalan senormalnya pernikahan pada umumnya kecuali 1 hal yaitu sex. Sejauh ini aku dan Ervin sama-sama bisa menjaga kesepakatan itu. Walau kadang Ervin memang sering menciumku di kening ketika aku bangun tidur dan akan pergi tidur. Dia adalah orang yang pertama kali aku temui ketika aku membuka mataku dan orang terakhir yang aku lihat sebelum aku menutup mataku. Dan entah kenapa ada perasaan damai dihatiku ketika Ervin melakukan itu.Hari ini aku sudah sampai di bandara Soekarno Hatta bersama keluarga intiku dan beberapa keluarga besarku. Karena hari ini adah acara ngunduh mantu. Sehingga keluargaku mengantarkan aku ke rumah keluarga Ervin, walaupun nanti pada akhirnya aku pulang lagi ke Jogja bersama Ervin. Ini hanya sebuah tradisi saja yang ternyata masih dianut juga oleh keluarga Ervin. Jadi keluarga kami sepakat melakukannya.Semua keluargaku menuju ke Hotel diantar Hilda, s
Ervin Aditya POV Aku tidak tau apa kesalahan yang aku buat hingga sejak acara berakhir Luna yang sudah dasarnya cuek kepadaku berubah makin cuek, tidak hanya cuek, Luna bahkan mendiamkanku dan selalu menghindariku. Aku tidak tahan di perlakukan seperti ini olehnya. "Lun, kamu kenapa, aku ada salah sama kamu?" Ketika aku bertanya Luna hanya menatapku sekilas dan kembali fokus kepada game yang sedang dimainkannya, tanpa menjawab pertanyaanku. Andai aku dalam keadaan yang sedang baik, aku mungkin akan menerjang Luna yang sedang tengkurap di kasur dengan baju berwarna merah dan dia begitu manis dengan wajah polos tanpa make-up nya. Aku mulai kehabisan kesabaranku menghadapi kelakuan Luna. “Lun, aku nanya sama kamu, bisa enggak kamu jawab, nggak cuma diam saja seperti ini.” Luna mengangkat wajahnya menatap wajahku dengan tatapan polosnya, tidak ada emosi di raut wajah dan sorot matanya. “Kamu bisa diem nggak sih, Vin? aku lagi ngegame. Kamu nggak ada salah apa-apa sama aku,” setelahn
Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Dengan perasaan jengkel aku meninggalkan Ervin di rumah ibunya. Aku menelepon sepupuku dari pihak ibuku, si kembar Caramel dan Vanilla Raharja untuk menjemputku di rumah orangtua Ervin. Aku mau mereka mengajakku kemana saja asalkan aku bebas dari Ervin untuk sementara waktu ini. "Mbak Luna beneran nggak pa-pa gitu pergi tanpa Mas Ervin?" Tanya Mel, panggilan dari Caramel yang sedang sibuk memanuver Fortuner hitamnya. “Nggak pa-pa, dia orangnya pengertian banget kok.” Aku yakin jika aku Pinocchio maka hidungku sudah bertambah mancung dari yang sekarang. Setelahnya Caramel melajukan mobilnya ke arah Boulevard Artha Gading, menjemput Satria, teman mereka berdua. Setelah Satria masuk ke mobil, mereka melajukan mobilnya menuju rumah teman mereka yang sedang melakukan Pool Party. Aku keluar dari mobil Mel ketika kami tiba di sebuah rumah mewah dengan design minimalis 3 lantai ini. "Yuk, Mbak masuk kayanya udah ramai." Aku melangkahkan kakiku mengikut
Ervin Aditya POV Deringan suara handphoneku mengalun lembut membelai telinga yang baru saja melakukan kebutuhanku untuk mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang telah begitu baik di hidupku. Aku melihat nama sahabatku terpampang di sana. "Vin, bini lo di sini. Lo nggak ikut sekalian?" Suara Monica yang aku dengar samar-samar karena kalah dengan music DJ di belakangnya. Ketika Monica menyebutkan "bini" pikiranku sudah langsung terfokus pada istriku yang sedang keluar dengan sepupu sepupunya. "Di mana, Mon?" “Di pool party-nya Alex nih, Vin. Lo ke sini aja. Lagian bini lo kaya udik gitu, nggak mau ikutan gabung malah fokus sama gedgetnya.” "Okay, gue ke sana sekarang, awasin bini gue ya, jangan sampai dia kabur.' Aku melirik jam tanganku, dan sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB, aku harus cepat sampai di sana, jangan sampai istriku yang polos itu ternodai dan di lecehkan oleh pria-pria gila yang ada di sana. Aku memesan ojek online untuk sampai di sana. Hingga akhirnya 30 men