Share

Tunduk pada Cinta

Penulis: CacaCici
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-13 21:18:55

"Selamat pagi, Mommy," sapa Serena kikuk dan gugup, memasuki ruang bersama seorang pria yang berjalan lambat di belakangnya.

"Pagi, Nak. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?" tanya Sati balik, mendapat anggukan pelan dari Serena.

"Serena, kenapa kau tidak menyapaku juga? Apa aku transparan?" Gabriel yang juga di sana, menaikkan sebelah alis -- menatap anak sahabatnya yang kini menjadi menantunya dengan sebelah alis yang terangkat.

Aneh bocah satu ini! Bisa-bisanya dia terlihat kikuk seperti ujian skripsi saat berhadapan dengan Gabriel begini. Padahal biasanya Serena tak pernah canggung dan selalu enjoy.

"Selamat pagi, Paman," sapa Serena dengan malu-malu dan setengah gugup. Demi Tuhan! Dulu dia biasa saja bertemu dengan pamannya ini. Namun entah kenapa sekarang rasanya berbeda, rasanya seolah dia bertemu dengan petinggi negara. Gugup dan berdebar!

"Istriku kau panggil mommy dan aku kau panggil paman. Aku ini terlihat seperti suami keduanya, humm?" protes Gabriel tak terima.

"O--oh. Selamat pagi, Daddy." Serena meralat dengan panik luar biasa. Bahkan dia sampai berkeringat dingin hanya karena merinding dan takut dengan aura mengerikan Papa mertuanya.

"Humm." Gabriel berdehem pelan, sekilas menoleh ke arah Serena lalu kembali fokus pada sarapannya. "Enjoy seperti biasa, Serena. Daddy tidak makan daging manusia."

"Hehehe …." Serena hanya cengengesan tak enak dan semakin kikuk. Dia baru duduk ketika Aesya mendudukkannya. Dia benar-benar kikuk dan seperti beru mengenal keluarga ini. Malu-malu kucing!!

"Atau jangan-jangan Rafael melakukan hal jahat padamu?"

Rafael yang baru akan menggigit sarapannya sontak menoleh cepat ke arah Daddynya. "Jangan memfitnah, Daddy. Cik."

"Bisa saja," ucap Reigha menimpali yang mendapat anggukan dari Maxim dan juga Aesya.

"Kalian bosan hidup?" lempeng Rafael, menatap malas ke arah ketiga makhluk menyebalkan tersebut. Terutama Maxim yang …-

'Hell! Dia duduk berhadapan dengan Serena-ku.' batin Rafael tiba-tiba berdiri.

"Serena, pindah ke sini," ucapnya sembari menoel-noel pundak istrinya.

Serena jengkel karena pagi ini Rafael terus menguji kesabarannya. Namun tahan! Jangan sampai nama-nama hewan di kebun bintang ia rapalkan di depan mertuanya. Bisa-bisa kesan menantu idaman hilang dalam dirinya. Apalagi ini hari pertamanya sarapan bersama di mansion ini sebagai seorang menantu.

Dengan kesabaran yang tersisa, Serena pindah tempat duduk dengan Rafael.

"Abang El, kok gitu sih?! Serena kan sedang makan, Sayang," tegur Sati degan lembut, menatap tak habis pikir pada putranya tersebut.

"Tidak apa-apa kok, Tan--Mommy." Serena yang tak enak berucap mendahului suaminya, sembari tersenyum manis ke arah Sati. Dia sangat tak enak pada Sati karena kelakuan suaminya ini.

"Mommy tidak enak sama kamu." Sati menghela nafas, balik tersenyum pada Serena yang hanya cengengesan. Sejujurnya dia benar-benar tak enak pada Serena.

Persamaannya dengan Serena, mereka wanita yang sama-sama tak enakan! Susah memang jika punya perasaan begitu.

Ruang makan kembali hening. Semua sibuk dengan sarapan masing-masing, mengejar pekerjaan mungkin, karena tak ada satupun orang di meja makan ini yang tak punya kesibukan.

Reigha dan Aesya punya bisnis bersama, mereka punya perusahaan yang dikelola dengan masih bernaung pada perusahaan Rafael. Walau begitu kadang Reigha lebih memaksimalkan diri untuk mengurus perusahaan mereka yang ada di Paris, yang saat ini dipegang oleh Daddynya. Karena Reigha suatu saat Reigha yang akan bertanggung jawab pada perusahaan itu. Tapi … dia masih belajar dan masih Daddynya yang memegang.

Daddynya saat ini tentunya punya kesibukan untuk mengurus perusahaan di Paris, dan asisten kesayangannya sekaligus selingkuhan Daddynya di kantor Paris, tentunya akan menemani sang Daddy. Yah, Gabriel. ada jadwal ke Paris hari ini dan biasanya Gabriel akan di sana selama empat hari bersama selingkuhannya. Tak ada yang protes jika Gabriel punya selingkuhan di Paris -- berhubungan gelap dengan Asistennya sendiri. Memangnya siapa yang berani?!

Mereka semua hanya bisa tunduk dan patuh, bahkan Sati sekalipun -- tak berani membantah suaminya yang keras dan kejam tersebut.

Maxim, Rafael dan Serena tentunya ke kantor juga. Sisa Zayyan yang harus ke sekolah. Jadi … semua punya kesibukan masing-masing.

"Wow, kau istri yang baik ternyata," bisik Rafael tiba-tiba, sembari satu tangannya yang sudah berada di atas paha Serena-- mengelusnya dengan gerakan sensual sembari kadang meremas lembut paha Serena. "Kau membelaku di depan Mommy," tambahnya lagi dengan berbisik.

Serena menelan susah payah sarapannya, apa yang Rafael lakukan padanya sekarang itu sangat membuat Serena sulit bernafas. Bahkan sulit untuk bergerak sedikit saja. Sialan dan bangke memang Rafael! Banyak orang di sini dan Rafael berani memesuminya.

Bastard!

"Jauhkan tanganmu, El." Serena menepis tangan Rafael dengan cepat, berucap sangat pelan sembari pura-pura fokus pada sarapannya.

Untungnya Mommy dan Daddy mertuanya sedang sibuk dengan pembicaraan mereka, dan yang lain juga tengah sibuk dengan sarapan masing-masing.

"Atau aku berteriak," tambah Serena dengan mencubit tangan Rafael yang kembali genit di atas pahanya.

Rafael menoleh ke arah Serena, menyeringai tipis dengan menatap dalam dan penuh makna pada Serena. "Jangan galak, Baby Girl. Nanti aku lapar lagi," goda Rafael berbisik rendah dan berat.

"Iss." Serena melirik ogah ke arah Rafael, memutar bola mata jengah dan memilih mengabaikan Rafael.

See? Pria ini sangat menjengkelkan. Mesum dan bastard tingkat dewa!

**

"Pagi, Rafael."

Serena memutar bola mata dengan malas, menatap seorang perempuan berpenampilan casual -- memakai celaan bahan sepanjang mata kaki, dipadu dengan baju kaos yang bagian depan dimasukkan dalam celana dan bagian belakang dibiarkan begitu saja. Lalu tak lupa dengan tas selempang. Wanita ini seperti berupaya berpenampilan tomboy tetapi jatuhnya malah …- di mata Serena dia terlihat seperti gumpalan tai gaja.

Jenner terlihat tersenyum manis dan berdiri di sebelah mobil Rafael.

Ayolah! Dia dan Rafael baru tiba di sini dan perempuan ini sudah ada di mari. Kurang kerjaan sekali dan … menghilangkan mood saja.

Jenner sepertinya memang niat menunggu kehadiran Rafael di sini. Jangan-jangan dia sudah menunggu lama di sini, mengingat Rafael dan Serena tadi sempat berhenti di hotel.

'Pasangan biadap memang!' batin Serena, buru-buru mengambil tas dalam mobil Rafael dan bergegas dari sana. 'Benar-benar tak ada muka! Mereka tidur bersama pas di hari pernikahanku. Dan sekarang terang-terangan bermesraan di depanku. El bajingan! Jika dia suka dengan Jenner kenapa dia ngotot menikahiku?' batin Serena yang sudah sangat dongkol, melangkah meninggalkan pasangan gila itu.

Andai tak memikirkan posisi Papanya, Serena rasanya ingin mengakhiri semua ini dan mengadukan kelakuan biadap Rafael padanya ke Daddy galak suaminya ini. Sayangnya yang benar-benar peduli pada Papanya hanya Gabriel dan Sati. Selebihnya … keluarga Azam lebih munafik dibandingkan penjilat diluaran saja.

Sudah dia katakan, banyak keluarga Azam yang membenci keluarganya karena sejak dulu yang berkuasa di Azam lebih peduli pada keluarga Serena. Karena itu mereka membenci Thomas yang terlalu diistimewakan oleh Gabriel. Apalagi setelah Gabriel keukeh menjodohkan Serena yang mereka anggap anak babu dengan Rafael yang merupakan tuan muda di keluarga Azam.

He's little monster! Anak pertama dari penerus kekayaan Azam. Jadi mereka merasa Serena yang hanya anak babu di keluarga Azam sangat tak pantas menikah dengan sang Tuan muda.

Itu alasan kenapa Serena memilih bertahan dengan hubungan toxic ini. Demi Papanya! Jika dia berulah, Papanya akan semakin diinjak-injak oleh sepupu-sepupu Gabriel.

"Serena, kau mau kemana?" seru Rafael ketika melihat Serena meninggalkannya begitu saja. "Serena," panggilnya dingin dengan penuh peringatan.

Serena seketika menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Rafael dan Jenner -- di mana Jenner sudah memeluk lengan Rafael, sembari memasang air muka kemenangan dan senyuman culas ke arah Serena.

'Kau mungkin berhasil menikah dengan Rafael. Tetapi akulah yang berhasil mendapatkan Rafael sepenuhnya.' Serena seketika mengingat pesan yang Jenner kirim padanya saat pernikahannya dan Rafael dulu.

Itu menyebalkan dan sesak sebenarnya. Tapi siapa yang peduli?! Serena memilih berusaha bodo amat. Toh, terus memikirkannya hanya membuat Serena semakin sakit hati.

'Jika aku menunjukkan kecemburuanku, yang ada kamu dan si bangke itu akan merasa menang. Jadi … aku lebih tidak peduli pada kalian, Sialan." Sayang, Serena hanya menyuarakan itu dalam hati. Dia jelas tak berani terang-terangan.

"Aku duluan, El. Jika aku tetap di sini, aku takut kalian canggung berciuman. Yah … tidak enak lah menggangu keromantisan kalian," ucap Serena dengan berusaha santai, lalu dia mengangkat satu tangan -- melambaikannya ke arah Rafael dan Jenner. "Daaaa …."

Rafael langsung mengatupkan rahang, menatap kepergian Serena dengan wajah marah dan dingin. Angkuh! Serena berani meninggalkannya di sini dan biasa saja?!

"El, dia itu gila yah? Kalian menikah tetapi dia tidak marah kita begini." Jenner bahkan bingung dengan sikap serena tadi. Dia tak mengerti kenapa Serena bisa santai dan tak marah.

Padahal Jenner ingin sekali membuat Serena cemburu dan tidak bisa berbuat apa-apa. Dia ingin melihat Serena menderita! Wanita itu telah merebut posisinya sebagai istri Rafael.

"Mungkin karena dia tahu kau murahan," ucap Gabriel dengan santai. "Jadi dia tidak merasa tersaingi," lanjutnya sembari melangkah dari sana -- melangkah cepat dan panjang karena dia ingin mengejar Serena.

"El!" Jenner memekik dan setengah menjerit, memanggil Rafael yang meninggalkan dirinya sendiri di sana. Dia samas sekali tak marah dikatai murahan oleh Rafael karena dia memang murahan dengan menawarkan dirinya untuk dijama oleh Rafael, bahkan dia terkesan memaksa Rafael saat itu.

'Siapa tahu kau suka padaku setelah kita melakukannya, Rafael. Ayolah, aku tidak akan menuntut apapun. Aku hanya ingin menjadi yang pertama untukmu -- untuk melepas masa lajangmu.' Itu kalimat Jenner saat merayu Rafael saat itu. Dan yah, Rafael menyebutnya jalang rendahan.

It's ok! Yang terpenting dia bisa memiliki Rafael. Dia yang berhasil merasakan sentuhan Rafael lebih dulu dibandingkan Serena. Dan sekarang Jenner tak akan menyerah!

"Aku tidak akan membiarkan Serena memilikimu, El. Kita yang sepantasnya bersama. Kita punya kesan yang indah saat itu, dan aku hanya butuh menciptakan kesan indah lainnya supaya kau berakhir menjadi milikku, El." Jenner tersenyum licik, berusaha menenangkan emosinya karena Rafael meninggalkannya dan memilih beranjak dari sana juga.

"Serena dinikahi oleh Rafael karena perjodohan. Lalu suatu saat Serena akan diceraikan oleh Rafael karena diriku. Rafael akan tunduk pada cintaku!"

Komen (6)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Bastard tapi manis, Kak. Eehhehe ....
goodnovel comment avatar
CacaCici
El sesuai judul, Kak༎ຶ‿༎ຶ
goodnovel comment avatar
CacaCici
Di Me VS Devil Boss kan Si Little monster bilang Kak kalau dia jaga suatunya untuk seseorang yang spesial. <( ̄︶ ̄)>(≧▽≦)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Bastard Yang Manis    Ide dari Jenner

    "Serena …," geram Rafael sembari menatap layar komputernya. Dia sudah di ruangannya dan dia masih kepikiran dengan Serama tadi. Perempuan itu sepertinya memang tidak merasakan apa-apa padanya. Serena terlalu santai dan bahkan seperti mendukung Rafael dengan Jenner. Tok tok tok"Silahkan." Ceklek'Rafael menoleh ke arah pintu, langsung berdecak kesal karena bukan Serena yang datang. Shit! Dia sangat berharap jika Serena yang akan menemuinya di sini. Sialnya bukan Serena yang datang melainkan Jenner. "Rafael, aku ingin membicarakan sesuatu padamu." Perempuan itu langsung menarik kursi ke sebelah Rafael, kemudian dia duduk di sana sembari memeluk lengan Rafael. "Kamu sudah memberikan akses untukku agar bisa setiap hari datang ke kantormu. Selama orang tuamu tidak datang ke sini, kau bilang aku boleh kan ke sini?""Jadi?" Rafael menaikkan sebelah alis. "Itu kurang, Rafael. Aku ingin-- jika bisa dua puluh empat jam bersamamu." Dengan manja, Jenner menduselkan pipinya ke lengan Rafael.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Suami Bastard Yang Manis    El dan Kuda Hitam

    Rafael pernah dimarahi oleh Daddynya karena ingin pindah rumah. Namun kali ini dia akan membawa Ayah mertuanya dalam masalah ini karena dia yakin Thomas akan berpihak padanya. "Kau boleh pindah tetapi jangan bawa Serena dari rumah!" geram Gabriel sembari menatap Rafael dengan marah. Dia batal ke Paris hanya karena masalah ini. Gabriel sangat takut Rafael membawa kabur Serena. Sebenarnya itu fine-fine saja, toh Serena adalah istri dari putranya ini. Namun, Gabriel takut jika Rafael tak bisa menjaga Serena dengan baik. Rafael lebih bastard darinya dan Gabriel mengkhawatirkan itu. "Daddy, ayolah. Aku dan Serena hanya ingin hidup mandiri, tanpa pengawasan kalian." Rafael berucap lelah. "Rasanya aku hanya menikahi nama Serena saja. Untuk sepenuhnya menjadi suaminya aku tidak bisa. Itu karena kalian!" desis Rafael setengah marah dan frustasi."Kau ini brengsek!" Gabriel berucap sarkas. "See? Bahkan Daddy tidak percaya padaku. Jadi kenapa Daddy dan Papa mengotot menjodohkan ku dengan Ser

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Suami Bastard Yang Manis    Memanjakanmu Baby Girl

    "Serena …." Seperti biasa, Rafael akan menyebut nama Serena dengan nada serak dan penuh penghayatan, sembari menyeringai tampan dan dengan berjalan cool ke arah istrinya.Cup'Tiba di depan Serena, Rafael langsung menangkup pipi Serena dan langsung mencium bibir perempuan tersebut dengan enteng dan tanpa merasa berdosa sama sekali. Melihat itu beberapa staff-nya yang berlalu lalang di sana untuk pulang, memekik tertahan serta heboh sendiri. Maxim lebih membuang muka dan mendengkus. Cih, mentang-mentang Rafael dan Serena sudah menikah, pria ini seenak jidat sok romantis."Rafael!" Serena menggeram rendah dan marah, menatap tajam dan memperingati pada Rafael yang seenak jidat menciumnya. "Humm? Kau ingin pulang secepatnya, Darling? Oke." Rafael meraih pergelangan Serena dan langsung menyeret paksa perempuan itu untuk masuk dalam mobil. "Rafael, kamu ini apaan sih?" geram Serena lagi-lagi ketika Rafael memaksanya masuk dalam mobil. Bug'Setelah berhasil memasukkan Serena dalam mobil

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Suami Bastard Yang Manis    Melucuti Handuk

    "El, kamu jangan macam-macam denganku. Aku bisa mengadukanmu pada Mommy Sati dan Daddy Gabriel. Aku … aku bisa berteriak!" ancam Serena yang sudah sangat panik, meringsut ke dinding dengan perasaan was-was dan tubuh yang sudah membeku serta panas dingin. Bukan hanya dekat, tapi suami bastard-nya ini menghimpit tubuh kecilnya dengan dinding. Sialan! Serena jadi sulit bernafas. "Cih." Rafael berdecis gelik, berakhir terkekeh juga karena merasa lucu dengan air muka serta ancaman Serena. "Kau ingin mengadu apa, Darling? Mengadu jika kau mandi bersamaku?""Si--sinting!" Serena mendelik, semakin meringsut ke dinding -- merasa terancam dengan tubuh besar Rafael yang menghapitnya. "Sekarang kita buka pakaianmu, Darling. Kau akan aku mandikan." Rafael mengulurkan tangannya, menyungkurkan tangan Serena juga yang menyilang di depan dada perempuan itu. Setelah itu dengan sedikit memaksa, Rafael membuka kancing blus yang istrinya pakai. "Rafael, aku bisa mandi sendiri. Keluar dari sini!" cicit

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Suami Bastard Yang Manis    Pindah Rumah?

    "Suami nggak ada akhlak." Serena mengusap bawah hidungnya yang keluar darah, mimisan karena sebuah insiden yang sampai sekarang masih tak bisa Serena lupakan dari pikirannya. "Kampreto memang!" tambahnya, meraih tissue dan kembali me-lap hidungnya. Dia baru selesai memakai pakaian dan itu semua karena ulah Rafael yang sungguh luar biasa bastard plus tidak ada akhlak. Bisa-bisanya Rafael membuka handuknya di depan Serena, di mana posisinya saat itu Serena sedang berjongkok dan tepat ke …-"Darling, kau melihat handphone ku?" Serena sontak menoleh ke arah Rafael, wajah Serena ditekuk dan air mukanya begitu muram. Setelah pria itu tadi membuat Serena hampir tak bernyawa, Rafael dengan santai memakai pakaiannya. Gilanya dia juga memaksa untuk memakaikan baju Serena. Membantu sih, tetapi Serena bukan anak kecil yang memakai baju saja harus dibantu oleh Rafael. Dan -- itu sangat risih! Tubuhnya dipandangi oleh Rafael si raja mesum. Setelah itu, Rafael meninggalkannya di sini. Lalu balik

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Suami Bastard Yang Manis    Serena Cemburu?

    Sesuai pembahasan makan malam mereka semalam, Serena dan Rafael jadi pindah. Rumah baru mereka tentunya tak jauh dari mansion orang tua Rafael dan Serena."Kalian semua ku tugaskan untuk menjaga Serena." Gabriel berucap tegas, wajahnya datar namun tatapan matanya seperti elang siap mencabik maksa. "Tuan kalian adalah Serena, bukan Rafael. Jadi kalian hanya boleh patuh pada Serena dan bukan Rafael. Paham?!" ucapnya berubah dingin di akhir kalimat. "Paham, Tuan." Bodyguard bodyguard tersebut menganggukkan kepala, patuh dan tak berani membantah sang Tuan. Setelan mengatakan itu, Gabriel beranjak dari sana dan bergabung dengan yang lainnya. Untuk mengantar Serena ke rumah barunya, Sati dan Gabriel juga yang lainnya ikut serta. Sahabat Serena juga hadir, supaya Serena nyaman di rumah ini dan merasakan kesan yang baik di rumah ini. "Sepertinya kamu kesayangan Daddy-nya Bos, Rena. Uuu … lihatlah, kamu dikasih banyak bodyguard. Menjaga kamu," bisik Nanda -- salah satu sahabat Serena yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Suami Bastard Yang Manis    Nyonya Palsu

    "Itu sudah lama, Beib!" Nanda berujar panik ketika Serena berjalan ke arahnya dengan tangan yang sudah terkepal kuat. Dia semakin takut, sontak menutup mulutnya dengan tangan -- terlihat semakin panik dan menegang kaku saat merasakan adanya tatapan mematikan yang mengarah padanya. Deg deg deg "Ekhmm." Rafael berdehem dengan cukup kuat, menyita perhatian semua orang-- di mana semua orang langsung menoleh ke arahnya.Gluk' Nanda meneguk saliva dengan kasar sedangkan Serena terlihat mengerutkan kening ketika melihat Rafael berdiri dan berjalan ke arahnya. Setelah di meja teman-temannya, Rafael duduk di kursi kosong bekas Serena. Kemudian dengan santai dia menarik pergelangan tangan Serena, membuat perempuan itu jatuh ke atas pangkuannya -- dengan posisi duduk dan air muka kaku dan malu. "Nanda, kau memanggil Serena apa?" tanya Rafael dengan nada datar, memeluk pinggang Serena agar perempuan itu tidak kabur. Nanda menggelengkan kepala dengan panik, tersenyum kaku dengan air muka puca

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Suami Bastard Yang Manis    Permainan Cinta?

    Namun tiba-tiba …--"Abaaaaaaaang!!"Rafael langsung melepas pangutannya dengan Serena. Dia berdecak kesal dengan tampang muram dan masam. Cik, padahal baru saja dia mendapatkan kesenangannya! "Kita lanjut nanti." Rafael berucap datar, buru-buru keluar dari kamar karena mendengar suara adiknya yang berteriak dari lantai bawah. Sialan! Siapa yang berani membuat adiknya sampai menjerit begini?! Serena tersenyum senang. "Yes yes yes …." Serena berucap kesenangan, sembari meloncat pelan karena merasa bahagia karena Rafael batal memesumi-nya. Bahkan karena senang batal, Serena berjoget-joget. "Rezeki anak sholeh," ucapnya dengan senyum-senyum manis dan bahagia -- tak sadar jika Rafael masih di pintu dan menatap kelakuannya dengan wajah datar serta tatapan dingin. "Kau senang karena apa?" tanya Rafael datar dengan tiba-tiba, walau sebenarnya dia tahu apa penyebab Serena terlihat senang begini. "Aaa …." Serena tergelonjak kaget, menoleh cepat ke arah Rafael dengan tangan diletakkan di

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18

Bab terbaru

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Ending

    Setelah liburan ke Villa kemari, Reigha berangkat ke Paris. Sekarang pria itu tengah di bandara dan Ziea berusaha untuk menyusul. Haaaa, tidak ada yang memberi tahu Ziea jika Reigha ingin ke Paris, karena itu mereka satu pertemanan berlibur ke villa, sebagai tanda pisah dengan Reigha yang berencana akan menetap di Paris. "Setidaknya aku akan memberikan Kak Reigha surat ini, supaya dia selalu ingat denganku," ucap Ziea dengan berlari terburu-buru, ingin menyusul Reigha sebelum pria itu meninggalkannya. Tak ada yang tahu Ziea menyusul Reigha ke bandara karena Ziea pamit ke kampus. Dan bisa dikatakan Ziea nekat ke mari hanya untuk memberikan surat cintanya pada Reigha. "Itu dia, Kak Reigha masih di sini. Yes!!" Ziea memekik bahagia kala melihat Reigha masih di sana, tengah duduk dan sedang fokus pada handphone di genggamannya. Ziea sejenak merapikan penampilannya, mengambil cermin kecil dari tote bag yang dia kenakan lalu bercermin sembari tersenyum manis. Setelah merasa manis dan c

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 7

    Setelah badai reda, langit kembali cerah dan penuh dengan bintang. Mereka memutuskan untuk berkumpul di luar, menyalakan api unggun, bakar-bakar bersama sembari bercanda. Sayangnya Ziea kurang menikmati, dia tidak cocok dengan suhu yang terlalu dingin dan lagipula dia sudah mengantuk. Walau ada api yang menyala, namun Ziea sudah mengantuk. 'Kalau tahu begini mending aku nginap di rumah Lea,' batin Ziea, sudah menyender lesu di lengan Kakaknya– awalnya menonton drama favoritnya di handphone. Namun, karena sahabatnya mengirim pesan padanya, Ziea seketika beralih bertukar pesan dengan sahabatnya tersebut. --Lea--[Cuk, kamu ngapain dengan Pak Burhan?]Ziea langsung membalas [Chat-mu ambigu, Lea sayang. Aku ngapain dengan Pak Burhan?]--Lea--[Tiga hari aku diterror terus. Dia minta nomor kamu. Kan aneh!! Pasalnya beliau dospemmu, masa nomormu tak ada di dia.]--Ziea--[Nomornya memang aku block. Soalnya aku dendam, Lea. Tapi jangan kasih tahu yah. Bilang saja HP aku hilang.]--Lea--[

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 6

    "Rei, Ziea di mana?" tanya Haiden ketika melihat Reigha berjalan cepat dan terburu-buru. Untungnya ketika dia memanggil pria itu, Reigha masih menoleh ke arahnya. Namun, tanpa menjawab apapun Reigha langsung melangkah cepat-cepat dari sana, memberikan tanda tanya bagi Haiden dan yang lainnya. "Ada yang tahu dia kenapa?" tanya Haiden yang mendapat gelengan kepala dari pada sepupunya. "Aku tahu." Tiba-tiba saja Melodi muncul dari arah balkon, berjalan ke arah mereka dengan air muka yang terkesan kesal."Maksudmu kau tahu Reigha kenapa?" tanya Haiden, mendapat anggukan dari Melodi. "Ini salah adikmu. Ziea!" kesal Melodi, "sudah kukatakan untuk tak membawa Ziea ikut dengan kita, tapi kalian tetap membawanya. Lihat sekarang, Reigha marah karena ulah Ziea.""Apa maksudmu?!" Haiden menggeram marah, tak terima jika Melodi menyalahkan Ziea."Ya, sebenarnya Reigha sudah tak suka dengan rencana hangout ini saat kalian semua mengajak Ziea ikut. Kemarin sandal kesayangan Reigha– sandal pemberi

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 5

    Karena paksaan Haiden, akhirnya Ziea ikut hangout dengan teman-teman Kakaknya ini yang tak lain adalah sepupunya. Mereka memilih berlibur ke sebuah villa yang ada diperkebunan keluarga Azam. Percayalah! Ziea merasa asing di sini, dia tak akrab dengan siapapun kecuali Kakaknya. Dan Kakaknya ini sedikit dan rada bangke! Untungnya, Handphone Ziea sudah Haiden kembalikan. Jadi Ziea bisa menghilangkan bosannya. 'Gara-gara Kak Rei menyuruhku menghapus postingan tadi malam, aku jadi takut berdekatan dengannya.' batin Ziea, duduk di balkon villa tersebut sembari menatap ke arah pemandangan yang disajikan di depannya. Tiba-tiba saja, Ziea menjadi kikuk dan gugup. Reigha datang ke balkon kemudian duduk di sisi lain– ujung ke ujung dengan Ziea. Mereka sama-sama duduk bersantai, menyender ke kursi malas dan menghadap ke depan, ke arah pemandangan indah yang penuh dengan pohon jeruk– kebetulan sedang musim panen, di mana jeruk tersebut sudah berwarna kuning ke orange-an. Jadi mempercantik ala

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 4

    "Tidak ke kampus?" tanya Haiden ketika melihat adiknya lewat– mengenakan kaos berlengan pendek dan celana training panjang. Tak lupa jua, Ziea memakai topi dan sepatu berwarna putih. "Nggak, ini Minggu," jawab Ziea sembari memutar bola mata dengan jengah, melewati Kakaknya dengan begitu saja dan segera keluar dari rumah. "Kau mau kemana?" teriak Haiden, berjalan cepat untuk menghentikan adiknya. "Cik, Kak! Tolong yah! Aku mau depan doang, di taman komplek untuk lari-lari lagi," ucap Ziea, menahan kesal dan dongkol yang memenuhi hatinya. "Tidak boleh. Masuk!" ketus Haiden, melotot tajam ke arah adiknya dan memerintah agar Ziea masuk dalam rumah mereka. "Daddy dan Mommy sedang pergi, jadi kau harus patuh padaku.""Tapi aku mau olah raga, Kak!" Ziea memekik pelan, mencengkeram udara karena kesal tak dibolehkan pergi oleh Kakaknya. "Di taman belakang. Keliling sepuluh kali, itu juga olah raga.""Ze ingin ke taman. Awas!" jutek Ziea, menabrak tubuh Kakaknya dan langsung kabur dari san

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 3

    "Aku tidak pacaran!" pekik Ziea, sudah berada dalam mobil Kakaknya dan tengah berdebat dengan sang Kakak.Hal yang paling memalukannya adalah ketika Haiden menjewer telinganya dan menariknya ke mobil– di mana di dalam mobil ada Reigha. Sekarang, Ziea semakin malu karena Haiden terus memarahinya dan menuduhnya berpacaran. "Jadi tadi siapa kalau bukan pacarmu? Kenapa kalian bisa berduaan di sana, hah?!" galak Haiden, duduk di sebelah Reigha yang tengah mengemudi. "Teman kampus," jawab Ziea dengan mencicit pelan. "Teman kampus tapi berdua. Malam-malam!""KAK …!" jerit Ziea dari belakang– dia duduk di belakang. "Aaaaaa …," pekiknya kemudian menangis, tak tahan karena Haiden terus memarahinya secara habis-habisan. Paling menyebalkannya adalah Haiden memarahinya di depan Reigha. "Menangis saja terus!" dengkus Haiden menoleh ke arah belakang, melayangkan tatapan marah dan tajam ke arah Ziea– isyarat agar Ziea berhenti menangis. Tetapi bukanya berhenti menangis, Ziea malah semakin menjad

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 2

    "Yeii … makan!" Ziea memekik senang ketika makanan yang dia pesan telah datang. Haiden mendengkus pelan, menatap sinis bercampur kesal ke arah adiknya tersebut. Namun, percayalah dalam hati pria berusia dua puluh tujuh tahun tersebut menahan rasa gemasnya pada sang adik. Dengan bersemangat dan antusias, Ziea mulai menyantap makanannya. Sedangkan Haiden hanya meneguk kopi dingin yang dia pesan– sembari mengamati adiknya yang sedang lahap makan. DrrtttTiba-tiba saja handphone Haiden berbunyi, dia merogok saku lalu mengeluarkan handphonenya– mengangkat telpon yang ternyata dari Reigha. "Ada apa, Dude?" tanya Haiden ramah, masih memantau adiknya yang tengah asyik makan. 'Kau di mana?' "Di salah satu restoran favorit Ziea, tengah menemani bocah ini makan. Ada apa?" 'Sandalku hilang. Coba tanya apa Ziea menyembunyikannya.'"Cik." Haiden berdecak pelan, menoleh ke arah adiknya yang masih sibuk dengan dunia makanannya. "Oik, Bocah. Kau menyembunyikan sandal Rei?" "Enggak." Ziea mengge

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 1

    "Niat tidak suka sama kembaran aku?! Kalau niat kenapa malah jalan dengan cowok lain?!"'Astaga! Agak lain yah.' batin Ziea merasa aneh karena yang marah malah Aesya. Sedangkan Reigha saja tak mau tahu pada Ziea. 'Selesaikan pendidikanmu dan raih cita-citamu lebih dulu. Barulah setelah itu kau boleh menjalin hubungan denganku.' Kalimat yang terlontar dari mulut Reigha. Namun, setelah kalimat penuh harapan itu Reigha lontarkan, pria itu sendiri malah terlihat seperti menjauh dan menghindari Ziea. Reigha seperti risih jika ada didekat Ziea. "Ouh, itu teman dekat aku, Kak. Orangnya baik dan sering traktir aku di kampus," jawab Ziea sembari senyum-senyum tak jelas. "Huh. Awas jika jatuh cinta sama teman kamu itu!" dengkus Aesya. Ziea mengangguk-angguk pelan, melirik sekilas ke arah pria yang ia taksir. Namun, pria itu malah asyik dengan Melodi. "Ziea, kau pasangan dengan Rei untuk game bulu tangkis yah," ucap Prince.Ziea sebenarnya ingin menolak, sebab dia tahu dia hanya akan membu

  • Suami Bastard Yang Manis    Ekstra Part Khusus ReiZie

    Ekstra part (Khusus Reigha)Di mansion keluarga Azam. Hampir dari mereka semua berkumpul– sama seperti sebelumnya, Serena yang tengah hamil mengidam ingin berkumpul dengan semua keluarga serta sahabatnya. "Kecambah, kudengar kau sudah berbaikan dengan ayahmu. Benar?" tanya Rafael pada Aayara– di mana kakak ipar rasa adiknya tersebut tengah malam puding bersama Zayyan. Sedangkan suami dari si Kecambah ini sedang diluar bersama yang lainnya. "Iya, Tiang!" jawab Aayara, antara dongkol dan terharu karena pria ini diam-diam peduli. "Ouh. Mulai berani, heh?!" Rafael mendekati Aayara dan berniat menjahili Kakak iparnya yang pendek itu. Namun hal tersebut terjadi, seseorang lebih dulu menjewer telinga Rafael. "Mas Rafael!" peringat seseorang itu, yang tak lain adalah pawangnya sendiri. "Hah, Darling. Anak itu mengataiku tiang," ucap Rafael, mengadu pada Serena yang menjewer telinganya. "Cik! Terus kecambah maksudnya apa?" Serena mendelik, memilih menarik suaminya dari sana dengan menje

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status