Share

Bertengkar

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2023-05-13 13:37:10

Setalah berlibur di villa, Rafael dan keluarganya kembali ke rumah masing-masing. Ada yang berbeda dan terasa baru tentunya, kini keluarga Azam bertambah satu. Serena akan tinggal dengan mereka -- akan satu rumah dan satu kamar tentunya dengan Rafael.

"Istirahatlah. Kalian pasti lelah." Satiya berucap lembut, menatap hangat pada menantunya yang wajahnya terlihat sembab.

Walau rumah orang tuanya cukup dekat dari sini, namun tetap saja Serena akan merasa sangat sedih karena dia tidak tinggal dengan orang tuanya lagi. Sekarang Serena tinggal dengan keluarga suaminya.

"Iya, Tan …- Mommy." Serena berucap kikuk.

Melihat Rafael menyalim orang tuanya, Serena juga melakukan hal yang sama. Kebiasaan Rafael dan ketiga adiknya, ketika akan tidur mereka akan pamit dan menyalim orang tua mereka. Tradisi di rumah ini sudah turun temurun sejak jaman Gabriel, Alfa, King dan Xena dulu.

'Nih anak ada sisi terangnya juga. Kirain gelap melulu.' batin Serena ketika memperhatikan Rafael yang bahkan mencium pipi Daddynya.

Ya … maklum! Anak Daddy!

Setelah pamit untuk tidur, Serena mengikuti Rafael -- berjalan menuju kamar mereka. Sebenarnya mansion ini bukan suatu hal yang asing bagi Serena, dia sering kemari. Tapi … dengan status yang dia sandang sekarang, entah kenapa tempat ini berubah menjadi asing dan -- sedikit tak menyenangkan. Ada perasaan segan, kaku dan juga gugup yang memenuhi hati Serena.

'Aku tidak menyangka jika aku bakalan jadi istri si Kang brengsek ini. Ya Allah! Dari yang kecil main rumah-rumahan sama nih orang malah besarnya kenyataan bangun rumah tangga sama setan satu ini. Nyesel aku kenal dia pas kecil.' batin Serena, menundukkan kepala dan hanya berjalan dengan mengikuti tumit kaki suaminya -- Rafael berjalan di depannya.

Dug'

"Ahck." Serena meringis pelan, tak sengaja menabrak punggung Rafael yang tiba-tiba berhenti. Cik, Serena terlalu larut dalam pikirannya.

Sampai detik ini dia masih belum ikhlas jika dia telah menjadi istri Rafael. Bukan apa-apa, tapi Rafael sangat brengsek! Pria ini merenggut mahkotanya dan berlagak baik di depan kedua orang tua Serena. Satu mansion di rumah Serena sangat mengidolakan Rafael -- pria yang menikahinya ini sangat manipulatif.

Parahnya, di hari mereka akan menikah Rafael tidur dengan Jenner -- sahabat rasa kekasihnya itu. Cemburu?! Tidak! Tapi Serena merasa dikhianati dan direndahkan. Sebegitu remeh-nya Rafael pada pernikahan sampai dia tega mempermainkannya.

Serena sampai detik ini tidak terima dengan hal itu. Namun … kasihan Papanya jika Serena memberontak.

"Cik." Rafael berdecak pelan, menoleh ke arah Serena kemudian menarik kepala perempuan itu. Serena pikir Rafael akan memarahinya karena pria ini memang mudah marah dan kesal. Namun Serena salah, Rafael malah mengelus jidat Serena dengan sesekali meniupnya. Setelah itu, Rafael juga mencium kening Serena dengan lembut.

"Hati-hati kalau jalan," ucap Rafael kemudian, memperingati Serena Dengan menatapnya tajam. Rafael membuka pintu kamarnya lebar, mempersilahkan Serena lebih dulu untuk masuk ke dalam.

Serena dengan kikuk dan gugup melangkah ke kamar tersebut. Aroma maskulin khas langsung menyeruak dan memenuhi indera penciumannya. Kamar bernuansa mono ini mempunyai suhu yang dingin, mirip dengan penghuninya sih.

Tiba-tiba pipi Serena bersemu merah, dia teringat masa high school dulu, id mana Serena pernah disuruh oleh Satiya untuk memanggil Rafael makan. Saat itu, Serena membuka pintu kamar ini -- memperlihatkan Rafael yang tidak memakai baju.

Posisinya saat itu dia dan Rafael sedang bertengkar karena sesuatu, dan karena insiden memalukan tersebut Rafael sering mengejeknya si pengintip.

Demi Tuhan! Dulu Rafael tidak seperti sekarang. Dia pria yang menjaga auratnya sendiri dan menjaga pandangannya. Dia sangat menghormati perempuan. Namun sekarang, setelah dia besar dan pulang dari LA, dia menjadi pria dewasa yang sangat bastard. Terlebih lada Serena.

"Rafael." Serena menoleh ke arah Rafael yang sudah masuk dan berniat ke kamar mandi.

"Humm." Pria itu berdehem singkat, menoleh dan menatap berat ke arah Serena.

"Aku … aku akan tidur di mana?" tanya Serena. Dia sudah mengantuk tetapi takut menyentuh ranjang serba hitam milik Rafael.

Mungkin karena statusnya berubah-- dari sahabat pria ini lalu menjadi istri Rafael-- Serena merasa sangat canggung dan kaku. Apalagi hubungannya dan Rafael tak baik. Bisa dikatakan pernikahan ini adalah konspirasi Rafael.

Wajah Rafael berubah menjadi dingin, tatapannya tajam dan rahangnya mengatup. "Di lantai! Dasar stupid!" ketusnya bercampur kesal sembari langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Sedangkan Serena ….

Deg

"Di--di lantai?" murungnya pelan, mengerjabkan mata karena ingin menangis. Selain bastard, Rafael juga sangat kejam.

'Harusnya aku tidak menikah dengannya!' gumam Serena sedih bercampur kesal. Dia mengambil bantal di ranjang lalu meletakkannya di lantai. "Dia tidak akan marah jika aku pakai bantalnya satu kan?! Cik, aku mau pulang saja. Rafael sangat kejam!!"

Ceklek'

Rafael keluar dari kamar mandi, bersamaan dengan Serena yang berniat akan tidur di lantai.

"Kau bodoh, hah?!" ucap Rafael, berjalan panjang ke arah Serena dengan raut marah bercampur tak habis pikir.

"Kamu yang bilang …-" ucapan Serena berhenti. Dengan kasar Rafael mendorongnya ke atas ranjang, membuat Serena terhempas dan terbaring di atas ranjang.

Deg deg deg

Jantung Serena berpacu dengan kuat, takut pada Rafael dan sakit hati dengan perlakukan pria ini padanya. "Apa masalahmu?! Bukannya kamu yang bilang tadi jika aku tidur di lantai."

"Kau sangat berisik. Diam!" ketus Rafael, naik ke atas ranjang dan berbaring di sisi lain ranjang dengan membelakangi Serena.

'Sejak di villa dia sepertinya kesal. Tapi … kenapa?' batin Serena, memperhatikan Rafael yang berbaring membelakanginya.

Ting'

Suara handphone Serena berbunyi terdengar. Serena mengerjab beberapa kali, menatap handphonenya yang ia letakkan di atas nakas sebelah Rafael berbaring.

Ting'

Lagi-lagi handphonenya tersebut berbunyi.

"Hah." Serena menghela nafas, memilih mengambilnya karena takut Rafael terganggu dan marah lalu membanting handphone kesayangannya tersebut.

Serena mendekati Rafael, merundukkan tubuhnya untuk mengambil handphone tersebut dan …-

Dug'

'Mampus!' batin Serena ketika tak sengaja lututnya kejedot ke kepala Rafael yang berbaring.

Serena buru-buru meraih handphonenya dan kembali ke tempatnya semula, bersamaan dengan Rafael yang sudah menatapnya dengan tajam dan marah.

"Apa matamu buta?" geram Rafael, marah dan mendidih pada Serena.

"Aku tidak sengaja, El." Serena menghela nafas dengan pelan. Dari Rafael yang gila ingin dekat terus dengannya menjadi Rafael yang anti padanya dan pemarah begini.

'Mungkin PMS kali.' batin Serena berusaha positif thinking.

Sehabis dari rooftop di villa, Rafael sangat sensi padanya. Pria ini marah dan bersikap dingin juga.

"Awal saja jika kau mendekati batas ini," ucap Rafael, menaruh guling di tengah ranjang untuk sebagai batas. "jangankan melewati batas ini, mendekatinya saja kau akan tahu akibatnya, Serena."

"Terserah dan bodo amat, El." kesal Serena, memutar bola mata dengan jengah dan memilih berbaring. Jujur saja, dia sudah sangat lelah -- lelah karena pernikahannya dengan pria bastard ini dan lelah karena sikap menjengkelkan Rafael.

Rafael menggeram pelan, namun juga kembali membelakangi Serena dan melanjutkan tidurnya.

Pengantin baru? Cih, bahkan mereka tidur dengan jarak dan dengan guling pembatas. Mereka lebih cocok disebut musuh bebuyutan yang terjebak di ranjang yang sama.

"Cik." Tiba-tiba Rafael berdecak kesal, membalik tubunnya menghadap Serena yang sudah terlihat pulas. Rafael mengambil guling pembatas tadi lalu melemparnya sembarangan arah. Kemudian dia menarik Serena, memeluk perempuan itu dengan senyaman mungkin -- menjadikan Serena sebagai guling pribadinya.

Sial! Dia sangat kesal pada Serena karena perempuan ini berpandangan dengan Maxim ketika di villa. Keduanya seperti kekasih … Fuck! Rafael benci mengingat itu.

"Aku harus memperingati Maxim!"

***

"Ya Tuhan." Serena syok dan kaget saat sadar jika dia terbangun di pelukan Rafael. Beberapa menit tadi dia loading. Namun ketika mengingat ancaman Rafael tadi malam, Serena jadi takut dan panik sendiri.

Di-- dia menerobos ke wilayah Rafael dan bahkan tidur dengan memeluk Rafael.

'Perasaan aku tidur nggak liar amat. Ke--kenapa aku bisa di sini?' batin Serena, panik dan pucat pias.

Dengan hati-hati Serena berbuat pindah tempat dan kabur, namun tiba-tiba saja tangan Rafael mencekal pergelangannya. Ketika Serena menoleh ke arah pria itu, mata Rafael sudah terbuka-- menyorot tajam penuh aura intimidasi.

"Kau memasuki wilayahku, Serena," ucap Rafael dengan suara serak dan berat, khas bangun tidur. Terdengar seksi tetapi lebih dominan menyeramkan bagi pendengaran Serena.

"Kau akan aku hukum," tambah Rafael, membuat Serena melongos dan menganga lebar-lebar. Sangking lebarnya, Serena rasa rahangnya akan jatuh!

Rafael gila! Dia baru log in tetapi sudah membuat Serena mati kutu.

"A--apaan sih?!" ketus Serena, melepas cekalan Rafael di pergelangannya dan buru-buru turun dari ranjang. "Si--siapa tahu kamu yang pindahin aku tadi malam ke tempatmu. Dasar gila!" cerocos Serena dengan nada kesal bercampur cerewet, lalu buru-buru berlari ke arah kamar mandi.

Di-dia merinding! I--ini pertama kalinya Serena memperhatikan wajah Rafael ketika baru bangun tidur. Sialnya itu meresahkan karena …-

'Tampan dan seksi! Argkkkkkk … Mama, aku mau pulang! Rafael sudah besar dan dewasa!' batin Serena, berjalan cepat ke kamar mandi Rafael dengan mata melotot syok.

"Satu punishment lagi, Serena, karena kau telah memfitnah suamimu," seru Rafael dengan nada serak dan berat, menatap istrinya yang buru-buru ke kamar mandi dengan tatapan sayup dan geli.

Cih, manis dan menggemaskan. Ekspresi kesal Serena sangat menghibur pagi hari Rafael ini.

Dia suka sekali menjahili perempuan itu, sejak mereka kecil dulu.

"Serena." Rafael menyeru rendah, masih bermalas-malasan di atas ranjang. Satu hal yang paling dia sukai adalah menyebut nama Serena.

Rafael buru-buru bangkit dari ranjang, berlari ke arah kamar mandi dengan senyuman licik dan iblis yang sudah mengibar di bibirnya.

Dengan lancang dan santai dia membuka pintu kamar mandi laku masuk begitu saja -- bertepatan ketika Serena berniat membuka baju kaosnya.

"Ra--Rafael!" pekik Serena kaget bercampur gugup dan takut. Kenapa juga pria ini masuk ke kamar mandi? Kan Serena masih menggunakannya.

Dasar! Rafael sudah tidak ada kesopanan ternyata!

"Keluar nggak?! Aku mau mandi." Serena mengusir namun malah meringsut ke sudut kamar mandi ketika Rafael berjalan mendekatinya.

"Keluar? Ini kamar mandiku, Manusia Kera," ledek Rafael dengan senyuman jahil di bibirnya.

Serena melotot horor dan tak terima. "Ka--Kamu!"

"Apa?" Rafael menantang. "Paman … ah, maksudku, Papa Thomas sering memanggilmu manusia kera."

"Iiidih." Serena mendelik, memasang wajah julid dan tak suka pada Rafael. "Yaudah, aku yang pergi," kesal Serena, menghentak-hentakkan kaki sembari berjalan keluar dari kamar mandi.

Namun Rafael tiba-tiba menyentak tangannya, membuat Serena berakhir menabrak dada bidang Rafael.

"Rafael!" geram Serena dengan berusaha melepaskan tubuhnya dari jeratan Rafael.

"Kau ingin mandi?" Rafael berucap lembut, dengan tangan yang sudah melingkar di pinggang Serena. "Boleh, Baby Girl. Tapi kau harus bayar …," bisik Rafael dengan nada rendah dan serak, tangannya yang di pinggang sudah menyelip masuk ke dalam kaos Serena -- menggerayapi perut dan bagian tubuh Serena lainnya.

"Le-- Agkh! Lebih baik aku tidak mandi, Bangke! Leppass!" pekik Serena dengan susah payah, menatap antara memohon dan memperingati. Dia tidak ingin tunduk, tetapi apa yang Rafael lakukan padanya ini membuat Serena tak bisa berkutik.

"Ini masih punishment-mu. Belum bayaran karena kau menggunakan kamar mandiku."

Related chapters

  • Suami Bastard Yang Manis    Tunduk pada Cinta

    "Selamat pagi, Mommy," sapa Serena kikuk dan gugup, memasuki ruang bersama seorang pria yang berjalan lambat di belakangnya. "Pagi, Nak. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?" tanya Sati balik, mendapat anggukan pelan dari Serena. "Serena, kenapa kau tidak menyapaku juga? Apa aku transparan?" Gabriel yang juga di sana, menaikkan sebelah alis -- menatap anak sahabatnya yang kini menjadi menantunya dengan sebelah alis yang terangkat. Aneh bocah satu ini! Bisa-bisanya dia terlihat kikuk seperti ujian skripsi saat berhadapan dengan Gabriel begini. Padahal biasanya Serena tak pernah canggung dan selalu enjoy. "Selamat pagi, Paman," sapa Serena dengan malu-malu dan setengah gugup. Demi Tuhan! Dulu dia biasa saja bertemu dengan pamannya ini. Namun entah kenapa sekarang rasanya berbeda, rasanya seolah dia bertemu dengan petinggi negara. Gugup dan berdebar!"Istriku kau panggil mommy dan aku kau panggil paman. Aku ini terlihat seperti suami keduanya, humm?" protes Gabriel tak terima. "O--oh. Selam

    Last Updated : 2023-05-13
  • Suami Bastard Yang Manis    Ide dari Jenner

    "Serena …," geram Rafael sembari menatap layar komputernya. Dia sudah di ruangannya dan dia masih kepikiran dengan Serama tadi. Perempuan itu sepertinya memang tidak merasakan apa-apa padanya. Serena terlalu santai dan bahkan seperti mendukung Rafael dengan Jenner. Tok tok tok"Silahkan." Ceklek'Rafael menoleh ke arah pintu, langsung berdecak kesal karena bukan Serena yang datang. Shit! Dia sangat berharap jika Serena yang akan menemuinya di sini. Sialnya bukan Serena yang datang melainkan Jenner. "Rafael, aku ingin membicarakan sesuatu padamu." Perempuan itu langsung menarik kursi ke sebelah Rafael, kemudian dia duduk di sana sembari memeluk lengan Rafael. "Kamu sudah memberikan akses untukku agar bisa setiap hari datang ke kantormu. Selama orang tuamu tidak datang ke sini, kau bilang aku boleh kan ke sini?""Jadi?" Rafael menaikkan sebelah alis. "Itu kurang, Rafael. Aku ingin-- jika bisa dua puluh empat jam bersamamu." Dengan manja, Jenner menduselkan pipinya ke lengan Rafael.

    Last Updated : 2023-05-17
  • Suami Bastard Yang Manis    El dan Kuda Hitam

    Rafael pernah dimarahi oleh Daddynya karena ingin pindah rumah. Namun kali ini dia akan membawa Ayah mertuanya dalam masalah ini karena dia yakin Thomas akan berpihak padanya. "Kau boleh pindah tetapi jangan bawa Serena dari rumah!" geram Gabriel sembari menatap Rafael dengan marah. Dia batal ke Paris hanya karena masalah ini. Gabriel sangat takut Rafael membawa kabur Serena. Sebenarnya itu fine-fine saja, toh Serena adalah istri dari putranya ini. Namun, Gabriel takut jika Rafael tak bisa menjaga Serena dengan baik. Rafael lebih bastard darinya dan Gabriel mengkhawatirkan itu. "Daddy, ayolah. Aku dan Serena hanya ingin hidup mandiri, tanpa pengawasan kalian." Rafael berucap lelah. "Rasanya aku hanya menikahi nama Serena saja. Untuk sepenuhnya menjadi suaminya aku tidak bisa. Itu karena kalian!" desis Rafael setengah marah dan frustasi."Kau ini brengsek!" Gabriel berucap sarkas. "See? Bahkan Daddy tidak percaya padaku. Jadi kenapa Daddy dan Papa mengotot menjodohkan ku dengan Ser

    Last Updated : 2023-05-17
  • Suami Bastard Yang Manis    Memanjakanmu Baby Girl

    "Serena …." Seperti biasa, Rafael akan menyebut nama Serena dengan nada serak dan penuh penghayatan, sembari menyeringai tampan dan dengan berjalan cool ke arah istrinya.Cup'Tiba di depan Serena, Rafael langsung menangkup pipi Serena dan langsung mencium bibir perempuan tersebut dengan enteng dan tanpa merasa berdosa sama sekali. Melihat itu beberapa staff-nya yang berlalu lalang di sana untuk pulang, memekik tertahan serta heboh sendiri. Maxim lebih membuang muka dan mendengkus. Cih, mentang-mentang Rafael dan Serena sudah menikah, pria ini seenak jidat sok romantis."Rafael!" Serena menggeram rendah dan marah, menatap tajam dan memperingati pada Rafael yang seenak jidat menciumnya. "Humm? Kau ingin pulang secepatnya, Darling? Oke." Rafael meraih pergelangan Serena dan langsung menyeret paksa perempuan itu untuk masuk dalam mobil. "Rafael, kamu ini apaan sih?" geram Serena lagi-lagi ketika Rafael memaksanya masuk dalam mobil. Bug'Setelah berhasil memasukkan Serena dalam mobil

    Last Updated : 2023-05-17
  • Suami Bastard Yang Manis    Melucuti Handuk

    "El, kamu jangan macam-macam denganku. Aku bisa mengadukanmu pada Mommy Sati dan Daddy Gabriel. Aku … aku bisa berteriak!" ancam Serena yang sudah sangat panik, meringsut ke dinding dengan perasaan was-was dan tubuh yang sudah membeku serta panas dingin. Bukan hanya dekat, tapi suami bastard-nya ini menghimpit tubuh kecilnya dengan dinding. Sialan! Serena jadi sulit bernafas. "Cih." Rafael berdecis gelik, berakhir terkekeh juga karena merasa lucu dengan air muka serta ancaman Serena. "Kau ingin mengadu apa, Darling? Mengadu jika kau mandi bersamaku?""Si--sinting!" Serena mendelik, semakin meringsut ke dinding -- merasa terancam dengan tubuh besar Rafael yang menghapitnya. "Sekarang kita buka pakaianmu, Darling. Kau akan aku mandikan." Rafael mengulurkan tangannya, menyungkurkan tangan Serena juga yang menyilang di depan dada perempuan itu. Setelah itu dengan sedikit memaksa, Rafael membuka kancing blus yang istrinya pakai. "Rafael, aku bisa mandi sendiri. Keluar dari sini!" cicit

    Last Updated : 2023-05-17
  • Suami Bastard Yang Manis    Pindah Rumah?

    "Suami nggak ada akhlak." Serena mengusap bawah hidungnya yang keluar darah, mimisan karena sebuah insiden yang sampai sekarang masih tak bisa Serena lupakan dari pikirannya. "Kampreto memang!" tambahnya, meraih tissue dan kembali me-lap hidungnya. Dia baru selesai memakai pakaian dan itu semua karena ulah Rafael yang sungguh luar biasa bastard plus tidak ada akhlak. Bisa-bisanya Rafael membuka handuknya di depan Serena, di mana posisinya saat itu Serena sedang berjongkok dan tepat ke …-"Darling, kau melihat handphone ku?" Serena sontak menoleh ke arah Rafael, wajah Serena ditekuk dan air mukanya begitu muram. Setelah pria itu tadi membuat Serena hampir tak bernyawa, Rafael dengan santai memakai pakaiannya. Gilanya dia juga memaksa untuk memakaikan baju Serena. Membantu sih, tetapi Serena bukan anak kecil yang memakai baju saja harus dibantu oleh Rafael. Dan -- itu sangat risih! Tubuhnya dipandangi oleh Rafael si raja mesum. Setelah itu, Rafael meninggalkannya di sini. Lalu balik

    Last Updated : 2023-05-17
  • Suami Bastard Yang Manis    Serena Cemburu?

    Sesuai pembahasan makan malam mereka semalam, Serena dan Rafael jadi pindah. Rumah baru mereka tentunya tak jauh dari mansion orang tua Rafael dan Serena."Kalian semua ku tugaskan untuk menjaga Serena." Gabriel berucap tegas, wajahnya datar namun tatapan matanya seperti elang siap mencabik maksa. "Tuan kalian adalah Serena, bukan Rafael. Jadi kalian hanya boleh patuh pada Serena dan bukan Rafael. Paham?!" ucapnya berubah dingin di akhir kalimat. "Paham, Tuan." Bodyguard bodyguard tersebut menganggukkan kepala, patuh dan tak berani membantah sang Tuan. Setelan mengatakan itu, Gabriel beranjak dari sana dan bergabung dengan yang lainnya. Untuk mengantar Serena ke rumah barunya, Sati dan Gabriel juga yang lainnya ikut serta. Sahabat Serena juga hadir, supaya Serena nyaman di rumah ini dan merasakan kesan yang baik di rumah ini. "Sepertinya kamu kesayangan Daddy-nya Bos, Rena. Uuu … lihatlah, kamu dikasih banyak bodyguard. Menjaga kamu," bisik Nanda -- salah satu sahabat Serena yang

    Last Updated : 2023-05-17
  • Suami Bastard Yang Manis    Nyonya Palsu

    "Itu sudah lama, Beib!" Nanda berujar panik ketika Serena berjalan ke arahnya dengan tangan yang sudah terkepal kuat. Dia semakin takut, sontak menutup mulutnya dengan tangan -- terlihat semakin panik dan menegang kaku saat merasakan adanya tatapan mematikan yang mengarah padanya. Deg deg deg "Ekhmm." Rafael berdehem dengan cukup kuat, menyita perhatian semua orang-- di mana semua orang langsung menoleh ke arahnya.Gluk' Nanda meneguk saliva dengan kasar sedangkan Serena terlihat mengerutkan kening ketika melihat Rafael berdiri dan berjalan ke arahnya. Setelah di meja teman-temannya, Rafael duduk di kursi kosong bekas Serena. Kemudian dengan santai dia menarik pergelangan tangan Serena, membuat perempuan itu jatuh ke atas pangkuannya -- dengan posisi duduk dan air muka kaku dan malu. "Nanda, kau memanggil Serena apa?" tanya Rafael dengan nada datar, memeluk pinggang Serena agar perempuan itu tidak kabur. Nanda menggelengkan kepala dengan panik, tersenyum kaku dengan air muka puca

    Last Updated : 2023-05-18

Latest chapter

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Ending

    Setelah liburan ke Villa kemari, Reigha berangkat ke Paris. Sekarang pria itu tengah di bandara dan Ziea berusaha untuk menyusul. Haaaa, tidak ada yang memberi tahu Ziea jika Reigha ingin ke Paris, karena itu mereka satu pertemanan berlibur ke villa, sebagai tanda pisah dengan Reigha yang berencana akan menetap di Paris. "Setidaknya aku akan memberikan Kak Reigha surat ini, supaya dia selalu ingat denganku," ucap Ziea dengan berlari terburu-buru, ingin menyusul Reigha sebelum pria itu meninggalkannya. Tak ada yang tahu Ziea menyusul Reigha ke bandara karena Ziea pamit ke kampus. Dan bisa dikatakan Ziea nekat ke mari hanya untuk memberikan surat cintanya pada Reigha. "Itu dia, Kak Reigha masih di sini. Yes!!" Ziea memekik bahagia kala melihat Reigha masih di sana, tengah duduk dan sedang fokus pada handphone di genggamannya. Ziea sejenak merapikan penampilannya, mengambil cermin kecil dari tote bag yang dia kenakan lalu bercermin sembari tersenyum manis. Setelah merasa manis dan c

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 7

    Setelah badai reda, langit kembali cerah dan penuh dengan bintang. Mereka memutuskan untuk berkumpul di luar, menyalakan api unggun, bakar-bakar bersama sembari bercanda. Sayangnya Ziea kurang menikmati, dia tidak cocok dengan suhu yang terlalu dingin dan lagipula dia sudah mengantuk. Walau ada api yang menyala, namun Ziea sudah mengantuk. 'Kalau tahu begini mending aku nginap di rumah Lea,' batin Ziea, sudah menyender lesu di lengan Kakaknya– awalnya menonton drama favoritnya di handphone. Namun, karena sahabatnya mengirim pesan padanya, Ziea seketika beralih bertukar pesan dengan sahabatnya tersebut. --Lea--[Cuk, kamu ngapain dengan Pak Burhan?]Ziea langsung membalas [Chat-mu ambigu, Lea sayang. Aku ngapain dengan Pak Burhan?]--Lea--[Tiga hari aku diterror terus. Dia minta nomor kamu. Kan aneh!! Pasalnya beliau dospemmu, masa nomormu tak ada di dia.]--Ziea--[Nomornya memang aku block. Soalnya aku dendam, Lea. Tapi jangan kasih tahu yah. Bilang saja HP aku hilang.]--Lea--[

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 6

    "Rei, Ziea di mana?" tanya Haiden ketika melihat Reigha berjalan cepat dan terburu-buru. Untungnya ketika dia memanggil pria itu, Reigha masih menoleh ke arahnya. Namun, tanpa menjawab apapun Reigha langsung melangkah cepat-cepat dari sana, memberikan tanda tanya bagi Haiden dan yang lainnya. "Ada yang tahu dia kenapa?" tanya Haiden yang mendapat gelengan kepala dari pada sepupunya. "Aku tahu." Tiba-tiba saja Melodi muncul dari arah balkon, berjalan ke arah mereka dengan air muka yang terkesan kesal."Maksudmu kau tahu Reigha kenapa?" tanya Haiden, mendapat anggukan dari Melodi. "Ini salah adikmu. Ziea!" kesal Melodi, "sudah kukatakan untuk tak membawa Ziea ikut dengan kita, tapi kalian tetap membawanya. Lihat sekarang, Reigha marah karena ulah Ziea.""Apa maksudmu?!" Haiden menggeram marah, tak terima jika Melodi menyalahkan Ziea."Ya, sebenarnya Reigha sudah tak suka dengan rencana hangout ini saat kalian semua mengajak Ziea ikut. Kemarin sandal kesayangan Reigha– sandal pemberi

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 5

    Karena paksaan Haiden, akhirnya Ziea ikut hangout dengan teman-teman Kakaknya ini yang tak lain adalah sepupunya. Mereka memilih berlibur ke sebuah villa yang ada diperkebunan keluarga Azam. Percayalah! Ziea merasa asing di sini, dia tak akrab dengan siapapun kecuali Kakaknya. Dan Kakaknya ini sedikit dan rada bangke! Untungnya, Handphone Ziea sudah Haiden kembalikan. Jadi Ziea bisa menghilangkan bosannya. 'Gara-gara Kak Rei menyuruhku menghapus postingan tadi malam, aku jadi takut berdekatan dengannya.' batin Ziea, duduk di balkon villa tersebut sembari menatap ke arah pemandangan yang disajikan di depannya. Tiba-tiba saja, Ziea menjadi kikuk dan gugup. Reigha datang ke balkon kemudian duduk di sisi lain– ujung ke ujung dengan Ziea. Mereka sama-sama duduk bersantai, menyender ke kursi malas dan menghadap ke depan, ke arah pemandangan indah yang penuh dengan pohon jeruk– kebetulan sedang musim panen, di mana jeruk tersebut sudah berwarna kuning ke orange-an. Jadi mempercantik ala

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 4

    "Tidak ke kampus?" tanya Haiden ketika melihat adiknya lewat– mengenakan kaos berlengan pendek dan celana training panjang. Tak lupa jua, Ziea memakai topi dan sepatu berwarna putih. "Nggak, ini Minggu," jawab Ziea sembari memutar bola mata dengan jengah, melewati Kakaknya dengan begitu saja dan segera keluar dari rumah. "Kau mau kemana?" teriak Haiden, berjalan cepat untuk menghentikan adiknya. "Cik, Kak! Tolong yah! Aku mau depan doang, di taman komplek untuk lari-lari lagi," ucap Ziea, menahan kesal dan dongkol yang memenuhi hatinya. "Tidak boleh. Masuk!" ketus Haiden, melotot tajam ke arah adiknya dan memerintah agar Ziea masuk dalam rumah mereka. "Daddy dan Mommy sedang pergi, jadi kau harus patuh padaku.""Tapi aku mau olah raga, Kak!" Ziea memekik pelan, mencengkeram udara karena kesal tak dibolehkan pergi oleh Kakaknya. "Di taman belakang. Keliling sepuluh kali, itu juga olah raga.""Ze ingin ke taman. Awas!" jutek Ziea, menabrak tubuh Kakaknya dan langsung kabur dari san

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 3

    "Aku tidak pacaran!" pekik Ziea, sudah berada dalam mobil Kakaknya dan tengah berdebat dengan sang Kakak.Hal yang paling memalukannya adalah ketika Haiden menjewer telinganya dan menariknya ke mobil– di mana di dalam mobil ada Reigha. Sekarang, Ziea semakin malu karena Haiden terus memarahinya dan menuduhnya berpacaran. "Jadi tadi siapa kalau bukan pacarmu? Kenapa kalian bisa berduaan di sana, hah?!" galak Haiden, duduk di sebelah Reigha yang tengah mengemudi. "Teman kampus," jawab Ziea dengan mencicit pelan. "Teman kampus tapi berdua. Malam-malam!""KAK …!" jerit Ziea dari belakang– dia duduk di belakang. "Aaaaaa …," pekiknya kemudian menangis, tak tahan karena Haiden terus memarahinya secara habis-habisan. Paling menyebalkannya adalah Haiden memarahinya di depan Reigha. "Menangis saja terus!" dengkus Haiden menoleh ke arah belakang, melayangkan tatapan marah dan tajam ke arah Ziea– isyarat agar Ziea berhenti menangis. Tetapi bukanya berhenti menangis, Ziea malah semakin menjad

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 2

    "Yeii … makan!" Ziea memekik senang ketika makanan yang dia pesan telah datang. Haiden mendengkus pelan, menatap sinis bercampur kesal ke arah adiknya tersebut. Namun, percayalah dalam hati pria berusia dua puluh tujuh tahun tersebut menahan rasa gemasnya pada sang adik. Dengan bersemangat dan antusias, Ziea mulai menyantap makanannya. Sedangkan Haiden hanya meneguk kopi dingin yang dia pesan– sembari mengamati adiknya yang sedang lahap makan. DrrtttTiba-tiba saja handphone Haiden berbunyi, dia merogok saku lalu mengeluarkan handphonenya– mengangkat telpon yang ternyata dari Reigha. "Ada apa, Dude?" tanya Haiden ramah, masih memantau adiknya yang tengah asyik makan. 'Kau di mana?' "Di salah satu restoran favorit Ziea, tengah menemani bocah ini makan. Ada apa?" 'Sandalku hilang. Coba tanya apa Ziea menyembunyikannya.'"Cik." Haiden berdecak pelan, menoleh ke arah adiknya yang masih sibuk dengan dunia makanannya. "Oik, Bocah. Kau menyembunyikan sandal Rei?" "Enggak." Ziea mengge

  • Suami Bastard Yang Manis    ReiZie Bagian 1

    "Niat tidak suka sama kembaran aku?! Kalau niat kenapa malah jalan dengan cowok lain?!"'Astaga! Agak lain yah.' batin Ziea merasa aneh karena yang marah malah Aesya. Sedangkan Reigha saja tak mau tahu pada Ziea. 'Selesaikan pendidikanmu dan raih cita-citamu lebih dulu. Barulah setelah itu kau boleh menjalin hubungan denganku.' Kalimat yang terlontar dari mulut Reigha. Namun, setelah kalimat penuh harapan itu Reigha lontarkan, pria itu sendiri malah terlihat seperti menjauh dan menghindari Ziea. Reigha seperti risih jika ada didekat Ziea. "Ouh, itu teman dekat aku, Kak. Orangnya baik dan sering traktir aku di kampus," jawab Ziea sembari senyum-senyum tak jelas. "Huh. Awas jika jatuh cinta sama teman kamu itu!" dengkus Aesya. Ziea mengangguk-angguk pelan, melirik sekilas ke arah pria yang ia taksir. Namun, pria itu malah asyik dengan Melodi. "Ziea, kau pasangan dengan Rei untuk game bulu tangkis yah," ucap Prince.Ziea sebenarnya ingin menolak, sebab dia tahu dia hanya akan membu

  • Suami Bastard Yang Manis    Ekstra Part Khusus ReiZie

    Ekstra part (Khusus Reigha)Di mansion keluarga Azam. Hampir dari mereka semua berkumpul– sama seperti sebelumnya, Serena yang tengah hamil mengidam ingin berkumpul dengan semua keluarga serta sahabatnya. "Kecambah, kudengar kau sudah berbaikan dengan ayahmu. Benar?" tanya Rafael pada Aayara– di mana kakak ipar rasa adiknya tersebut tengah malam puding bersama Zayyan. Sedangkan suami dari si Kecambah ini sedang diluar bersama yang lainnya. "Iya, Tiang!" jawab Aayara, antara dongkol dan terharu karena pria ini diam-diam peduli. "Ouh. Mulai berani, heh?!" Rafael mendekati Aayara dan berniat menjahili Kakak iparnya yang pendek itu. Namun hal tersebut terjadi, seseorang lebih dulu menjewer telinga Rafael. "Mas Rafael!" peringat seseorang itu, yang tak lain adalah pawangnya sendiri. "Hah, Darling. Anak itu mengataiku tiang," ucap Rafael, mengadu pada Serena yang menjewer telinganya. "Cik! Terus kecambah maksudnya apa?" Serena mendelik, memilih menarik suaminya dari sana dengan menje

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status