"Jangan terlalu percaya diri, Tuan Kingston!" balas Freya dengan senyum menggoda. Alex menaikkan alisnya, dia tahu Freya hanya sedang bercanda. Hanya saja, dia menginginkan sang istri mengungkapkan perasaan yang dimiliki. Saat ini, tingkat kepercayaan di antara mereka berdua masih sangat lemah.Belum lagi, Alex mengetahui ada pemuda yang menunggu Freya. Tanpa tahu malu, Dimitri masih mengharapkan istrinya. Padahal, sudah jelas Alex berada di samping Freya.Alex mendekati Freya yang sedang merias dirinya di depan cermin. "Aku harus percaya diri, karena kau adalah milikku. Selamanya," ucap Alex tepat di telinga Freya.Bulu kuduk Freya meremang mendengar ucapan Alex. Dia melihat kilat kekecewaan di mata Alex ketika Freya tidak menanggapi dengan benar pertanyaan Alex tentang cinta. Well, bahkan dulu Alex selalu menghindar dari pertanyaan tersebut. Bukankah, Freya dapat membalasnya sekali saja. Namun, Freya memilih untuk mengecup pipi pria di sampingnya. "Ya, Sayang. Aku milikmu, bila ka
Freya memasuki ruang periksa bersama Alex. Pria di sampingnya tidak sabar untuk melihat kondisi sang bayi. Alex meremas tangan Freya dengan gugup. Ini adalah pertama kali dia mendampingi Freya untuk memeriksa kandungan. "Sore, Dok," sapa Freya pada sang dokter."Selamat Sore, Nyonya Kingston. Silakan berbaring untuk dilakukan pemeriksaan," ujar dokter wanita yang tampak sudah berusia paruh baya.Tadinya, Freya ingin memeriksa kandungan ke dokter pria yang cukup terkenal di kota tersebut. Akan tetapi, Alex langsung mengalihkan kunjungan itu, ke dokter wanita. Freya akhirnya menurut karena tidak ingin berdebat cukup panjang dengan Alex. Perawat membantu Freya untuk berbaring di brankar. Perut Freya dioleskan gel dingin untuk membantu proses USG. Sang dokter menempelkan sebuah alat untuk melihat kondisi janin di atas perut Freya. Sang dokter tersenyum. "Janin Anda sehat. Bisa Anda lihat di layar monitor, usia kandungan tujuh belas Minggu sudah mulai terbentuk organ tubuh." Freya mempe
"Keluarga besar kita, semua menyalahkanku atas kepergianmu. Aku tidak menyangkal hal tersebut. Memang akulah yang bodoh hingga kau memutuskan untuk pergi dari sisiku. Ketika pulang nanti, aku hanya takut kedua pria tua itu memisahkan kita!" gumam Alex sambil fokus menyetir.Freya menatap Alex dengan penuh perhatian. Kepergian yang dilakukan oleh Freya tentu menyisakan rasa kekecewaan seluruh keluarga atas tindakan Alex. Sebenarnya, di sini bukan hanya Alex yang salah. Dia juga memiliki peran yang dalam hal tersebut. Sikap Freya cenderung menghindari masalah. Hanya saja, dia memang sudah tidak tahan dengan sikap plin plan yang ditujukan oleh Alex. Memilih untuk terus bertahan di sisi suaminya, Freya saat itu belum sanggup. Menurutnya, Alex harus diberikan pelajaran agar memahami betapa berartinya Freya untuk Alex. "Maafkan aku, mungkin bila saat itu aku mendengarkan penjelasan darimu terlebih dahulu aku tidak akan melakukan tindakan impulsif dengan meninggalkanmu," ucap Freya."Tidak
Freya memperhatikan wajah Wendy yang memucat. Freya tidak akan memaklumi perkataan wanita di hadapannya yang selalu menghina dirinya. Sebutan simpanan terus tersemat karena rumor yang tersebar akibat rasa iri pada Freya. "Sayang, sebaiknya kita pergi dari sini, saja. Aku tidak nafsu makan," ucap Freya pada Alex. Pria yang duduk di sampingnya menganggukkan kepala. Wendy masih terpaku berdiri di depan meja Freya. Alex menatap tajam wanita tersebut."Kalau sekali lagi aku mendengar hinaan yang keluar dari mulutmu. Aku akan memastikan kau akan mendekam di penjara," ancam Alex. Kemudian, Alex dan Freya pergi dari hadapan Wendy yang ketakutan dengan ancaman Alex. Wanita itu tidak menyangka kalau perkataannya pada Freya dapat berbuntut panjang. Dia masih mengira kalau Alex merupakan kekasih gelap Freya. Akan tetapi, ada rasa takut yang menjalar dalam dirinya, ketika mendapat ancaman dari Alex."Sial! Aku sampai gemetar karena mendengar ancaman dari pria itu!" gumam Wendy yang menatap kepe
Freya tampak berpikir sejenak ketika Alex bertanya tentang pengunduran diri dari restoran. Selain itu, Alex menginginkan agar keduanya kembali ke apartemen mereka. Sejak bertemu lagi dengan Alex, suaminya itu menunjukkan sikap yang sangat baik, hingga membuat Freya terlena. Ada rasa kekhawatiran dalam hatinya, walau Alex telah berjanji untuk mengakhiri hubungan dengan Claudia. Ketakutan itu bercongkol di hati Freya, justru karena sikap Alex yang sangat protektif cenderung posesif membuat Freya gelisah. Bila Freya kembali ke kediaman mereka dia meragukan sikap Alex. Apakah Alex tetap memperlakukan Freya dengan baik? Apa Alex menepati janji untuk memutuskan hubungan dengan Claudia. "Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya Alex karena tidak kunjung mendapatkan jawaban dari sang istri. Freya terperangah kemudian menjawab pelan. "Aku hanya takut, aku takut kembali padamu. Kegelisahan ini tidak dapat berakhir kalau masih ada wanita itu di hatimu," jawab Freya. Alex menangkupkan tangan
Matahari mengeluarkan sinarnya dari ufuk timur. Freya terbangun, kemudian mendapati Alex di sampingnya. Dia menatap sang suami dengan intens. Tiba-tiba menyeruak seluruh kenangan yang dia lalui selama dua tahun pernikahan.Alex yang bersikap dingin dan hangat pada malam-malam panas yang mereka lewati. Pikirannya menerawang pada masa depan pernikahan mereka. Dia berharap sikap Alex tidak akan berubah seperti dahulu. Perlahan, Freya menelusuri wajah tampan Alex dengan jari lentiknya. Dia tidak menyesal memberikan kesempatan pada Alex. Freya berpikir jika ia dan anaknya membutuhkan Alex berada di sisi mereka.Alex membuka matanya kemudian tersenyum, dia menggenggam tangan Freya yang tadi meraba rahang tegasnya. "Sedang mengagumi suamimu, Sayang?" tanya Alex. Wanita itu membuang muka ke sembarang arah, wajah Freya merona merah. Dia malah karena telah terciduk memandangi suaminya sendiri. Alex yang gemas mencium pipi Freya. "Aku mencintaimu, Sayang," ucap Alex. "Aku tahu," balas Freya
Alex dan Freya menuju restoran tempat Freya bekerja. Wanita itu telah menyetujui usulan Alex untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Sedikit perasaan gugup terpatri dalam ekspresi wajah Freya. Dia tidak pernah merasakan hal seperti ini. Pernah dia mengajukan pengunduran diri, tetapi tidak merasakan kegugupan karena akan berhadapan dengan John dan Kate.Kedua orang paruh baya itu memiliki andil cukup besar pada diri Freya. Mereka menolong Freya tanpa pamrih, bahkan selalu membuat iri hubungan Freya dan kedua orang tua itu. Walau hanya beberapa bulan tinggal di kota ini, dia sangat bersedih harus segera berpisah dengan Jhon dan Kate. Lingkungan tempat Freya bekerja sebenarnya sama saja seperti yang lain. Ada beberapa orang yang menyukai dan membenci Freya karena kedekatannya dengan pemilik restoran. Hanya saja, kebaikan keduanya menutup semua hal negatif yang diperbuat oleh orang yang iri pada Freya.Kegugupan terlihat jelas pada Freya yang membuat Alex menggenggam tangan Freya wala
Alex duduk berdampingan dengan Freya. Pria itu tersenyum mendengar perkataan John. Pria paruh baya itu beberapa kali menatap Alex dengan penuh penilaian. Layaknya ayah menilai seorang calon menantu.Pun Kate sama penasarannya dengan John. Dalam benak mereka terbersit kalau Freya mungkin akan kembali pada sang suami. Entah bagaimana caranya Alex menemukan Freya. Yang jelas mereka tahu kalau Freya tidak pernah menghubungi sang suami.Kedua orang itu pernah menawarkan sebuah ponsel untuk dikenakan Freya. Akan tetapi, wanita hamil itu dengan tegas menolak karena tidak memiliki siapa pun untuk dihubungi. Bahkan, sampai saat ini Freya tidak memegang ponselnya. "Aku ingin mengucapkan terima kasih pada kalian karena telah menolong Freya. Mungkin aku tidak dapat membalas kebaikan kalian. Akan tetapi, aku mohon untuk menerima ucapan terima kasih dariku," ucap Alex membuka pembicaraan antara mereka. "Itu merupakan sebuah kewajiban bagi kami untuk saling menolong. Pada saat itu, Freya sangat me