Freya terpaku mendengar ungkapan perasaan Alex. Dia masih belum terbiasa dengan semua pernyataan cinta yang diberikan oleh Alex. Pernyataan yang sedari dulu sangat dia tunggu. Satu kalimat yang bisa menyelamatkan hatinya. Hati yang telalu lama dibiarkan gersang karena cinta sepihak yang dirasakan oleh Freya,"Benarkah kau mencintaiku? Bukan hanya sekadar kata untuk membuatku kembali?" tanya Freya dengan pelan."Aku sudah memikirkannya selama kepergianmu. Kau tahu? Aku telah mencarimu ke seluruh penjuru. Mengecek seluruh CCTV di jalan, mengerahkan semua anak buahku, bahkan menyewa detektif. Akan tetapi, aku tidak menemukan keberadaanmu, seolah semesta tidak menginginkan kebersamaan kita. Aku bersyukur saat ini kau dapat menemuimu. Aku tidak ingin kita berpisah lagi. Aku mencintaimu, Freya. Sayangku. Cintaku. Hanya kamu yang aku inginkan," ucap Alex. Freya memejamkan mata ketika Alex mengucapkan hal tersebut. "Katakan sekali lagi kalau kau mencintaku." Hanya itu yang keluar dari mulut
Freya terlihat sangat bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia tidak ingin berurusan kembali dengan masa lalu Alex. Demi keutuhan rumah tangga mereka, dia ingin Alex mengabulkan permintaannya. Bila pada kenyataannya Alex masih tidak bisa mengakhiri hubungan dengan Claudia. Freya akan memilih menyerah dengan semua cinta yang dia berikan untuk Alex. Tidak ada lagi keinginan untuk bersama dengan suaminya itu. "Aku sudah mengakhiri hubunganku lama dengan wanita itu. Akan tetapi, kalau kau ingin aku tidak sama sekali berhubungan dengannya. Aku akan menerimanya. Semua yang terjadi adalah karena kesalahanku. Kau tidak bisa mempercayaiku karena hal yang telah aku lakukan di belakangmu. Maafkan aku, Freya!" Lagi Alex tidak bosan mengucapkan kata maaf untuk istrinya. Wanita di hadapan Alex menatapnya dengan dalam. "Walau kau telah mengakhiri hubunganmu, wanita itu tidak mengerti kalau kalian telah berakhir. Semua yang terjadi di antara kita membuktikan kalau dia tetap menginginkanmu," tukas
Freya menatap Alex dengan tajam, netra mereka berpandangan saling bertemu. Kabut gairah terpancar di bola mata Alex. Wanita hamil itu tidak dapat mengelak lagi, dia juga merindukan sentuhan dari sang suami."Sayang, boleh aku melakukannya? Aku sangat merindukanmu," ucap Alex kembali bertanya pada Freya.Menyerah dengan gairah yang juga menyelimuti dirinya. Freya menganggukkan kepala. Alex memberikan sentuhan hangat yang selama ini dirindukan oleh Freya. Pria itu melakukannya begitu lembut hingga membuat Freya mengeluh nikmat. "Ahh..." Desahan Freya terdengar ketika mereka berdua menyatu. Alex melakukan setiap gerakan dengan penuh kehati-hatian yang membuat Freya semakin tidak sabar. Dia ingin lebih...."Lebih cepat!" rengek Freya pada sang suami. "Sebut namaku, Sayang," ucap Alex menggoda sang istri. "Alex, please. Le... bih cepat. Ahhh...." desah Freya ketika Alex melakukan hal yang diinginkan oleh istrinya.
"Aku mengkhawatirkan keadaanmu, Freya! Apa yang terjadi pada dirimu?" tanya Dimitri sambil melirik Alex yang berada di sampingnya. Alex kemudian berdiri menghampiri Freya. Pria itu membimbing Freya untuk duduk bersama dengannya dan Dimitri. Melihat hal yang dilakukan oleh Alex, tangan Dimitri mengepal. Tampak sekali kalau Freya dan suaminya telah berbaikan. Apa pun permasalahan yang menimpa rumah tangga keduanya tampak sudah selesai. Dengan melihat sekali saja Dimitri memahami kalau tatapan Freya terus tertuju pada Alex. Tatapan memuja yang sangat diinginkan oleh Dimitri. "Duduk, Sayang! Kau tidak boleh terus berdiri!" seru Alex yang kemudian juga duduk di samping Freya. Wajah Freya merona diperlakukan dengan sangat manis oleh Alex. Dia meyakini kalau suaminya itu telah berubah demi rumah tangga mereka. "Jadi, kamu sakit apa?" tanya Dimitri."Aku hanya demam, kemarin telah diperiksa oleh dokter. Alex sudah merawatku dengan baik," jawab Freya dengan senyum di wajahnya.Kekecewaan
"Maksudmu? Berada di tanganmu?" tanya Alex yang menatap tajam Dimitri. "Jangan bermimpi terlalu jauh. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!" ucap Alex. Freya yang mendengar ucapan kedua pria di hadapannya menjadi pusing. Dia tidak ingin ada pertengkaran di antara keduanya. Ketika Dimitri ingin membantah ucapan Alex, Freya segera memotong perkataan pria itu. "Sudah cukup, Dimitri. Aku rasa memang sebaiknya kau membiarkanku istiharat untuk hari ini. Maafkan aku karena tidak masuk bekerja," ucap Freya yang secara harus mengusir Dimitri. Merasakan aura permusuhan yang masih terdapat pada kedua orang tersebut, Freya memutuskan untuk mengatakan hal yang mungkin membuat Dimitri sakit hati. Dia tidak ingin memberikan harapan pada Dimitri. Dari awal, Freya sudah mengisyaratkan pada Dimitri kalau dia tidak mempunyai perasaan lebih pada pria itu. "Tapi, Freya. Aku..." Freya menghela napasnya. "Maaf, kau sudah tahu apa jawabanku pada pertanyaanmu. Jawabanku sama seperti sebelumnya, aku s
"Tidak semudah itu untuk berhenti, Sayang. Aku harus meminta izin terlebih dahulu. Lagi pula, aku sangat ingin membalas kebaikan Kate dan John. Kalau tidak ada mereka, entah apa yang akan terjadi padaku." Freya tidak ingin pergi begitu saja sebelum berpamitan pada kedua orang yang telah menolongnya. Malam itu, tanpa pikir panjang Freya mengikuti ke mana bus melaju. Dalam keadaan patah hati, tentu hal itu sangat bisa dimaklumi. Kalau memikirkan kejadian yang telah dilewatinya, Freya sangat bersyukur ditemukan oleh orang baik yang dengan senang hati merawatnya. "Aku tahu! Aku juga akan mengucapkan terima kasih pada keduanya. Hanya saja, aku tidak nyaman bila kau terus bekerja di restoran. Kemarin, Ghina telah mengatakan padaku kalau kau harus beristirahat dengan baik agar tidak mengganggu kondisi kehamilanmu," balas Alex dengan lembut. "Ya, mungkin ada baiknya, kita periksa kandunganku terlebih dahulu," ucap Freya mengalihkan pembicaraan."Selama ini, siapa yang mengantarkanmu memeri
"Jangan terlalu percaya diri, Tuan Kingston!" balas Freya dengan senyum menggoda. Alex menaikkan alisnya, dia tahu Freya hanya sedang bercanda. Hanya saja, dia menginginkan sang istri mengungkapkan perasaan yang dimiliki. Saat ini, tingkat kepercayaan di antara mereka berdua masih sangat lemah.Belum lagi, Alex mengetahui ada pemuda yang menunggu Freya. Tanpa tahu malu, Dimitri masih mengharapkan istrinya. Padahal, sudah jelas Alex berada di samping Freya.Alex mendekati Freya yang sedang merias dirinya di depan cermin. "Aku harus percaya diri, karena kau adalah milikku. Selamanya," ucap Alex tepat di telinga Freya.Bulu kuduk Freya meremang mendengar ucapan Alex. Dia melihat kilat kekecewaan di mata Alex ketika Freya tidak menanggapi dengan benar pertanyaan Alex tentang cinta. Well, bahkan dulu Alex selalu menghindar dari pertanyaan tersebut. Bukankah, Freya dapat membalasnya sekali saja. Namun, Freya memilih untuk mengecup pipi pria di sampingnya. "Ya, Sayang. Aku milikmu, bila ka
Freya memasuki ruang periksa bersama Alex. Pria di sampingnya tidak sabar untuk melihat kondisi sang bayi. Alex meremas tangan Freya dengan gugup. Ini adalah pertama kali dia mendampingi Freya untuk memeriksa kandungan. "Sore, Dok," sapa Freya pada sang dokter."Selamat Sore, Nyonya Kingston. Silakan berbaring untuk dilakukan pemeriksaan," ujar dokter wanita yang tampak sudah berusia paruh baya.Tadinya, Freya ingin memeriksa kandungan ke dokter pria yang cukup terkenal di kota tersebut. Akan tetapi, Alex langsung mengalihkan kunjungan itu, ke dokter wanita. Freya akhirnya menurut karena tidak ingin berdebat cukup panjang dengan Alex. Perawat membantu Freya untuk berbaring di brankar. Perut Freya dioleskan gel dingin untuk membantu proses USG. Sang dokter menempelkan sebuah alat untuk melihat kondisi janin di atas perut Freya. Sang dokter tersenyum. "Janin Anda sehat. Bisa Anda lihat di layar monitor, usia kandungan tujuh belas Minggu sudah mulai terbentuk organ tubuh." Freya mempe