Share

Part 139. Berbeda

Penulis: Loyce
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-28 16:40:40

“Kapan balik?” Violet bertanya pada Candy ketika mereka menunggu pesanan makan malam datang.

Candy datang sendirian alih-alih bersama dengan Raka. Menurut Candy, hubungannya dengan Raka sedang kurang baik setelah kejadian pertemuan dengan orang tua Raka. Violet tidak memberikan tanggapan yang lebih melihat Candy tampaknya kurang suka membahas masalah kisah asmaranya.

“Aku akan balik lusa. Aku hanya memiliki waktu satu minggu dan harus segera kembali.”

“Kenapa kamu pulang kalau memang nggak punya cukup waktu?” tanya Violet. Bukannya dia tak suka Candy datang jauh-jauh untuk menemuinya, tapi dia merasa kasihan kepada temannya yang harus bolak-balik dan itu pasti melelahkan.

“Sebenarnya udah terlanjur. Tadinya aku minta waktu sebelum itu, tapi jadwal di hari pernikahanmu itu sangat padat. Akhirnya aku tetap mengambil libur satu minggu itu setelahnya. Hitung-hitung aku akan punya waktu untuk pulang. Setelah ini waktunya akan panjang di sana.”

“Jadi, kamu beneran akan lama di luar nege
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Agus Sobirin
knp lanjutanya cm 1 bab ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 140. Peramal

    Violet dan Vier masuk ke dalam gedung kantornya. Meskipun mereka sudah menikah dan terbilang menjadi pengantin baru, tapi tidak ada dari mereka yang menunjukkan kemesraan. Keduanya hanya akan berjalan beriringan tanpa ada gandengan tangan atau sejenisnya. Bagi mereka, mereka bisa bermesraan di tempat di mana tidak ada orang yang melihat. Setelah sampai di lantai paling atas gedung tersebut, mereka berpisah untuk masuk ke dalam ruangan masing-masing. Vier masih menjadi wakil Violet dan entah sampai kapan. Profesional adalah nomor satu bagi mereka. Ketika di rumah mereka memang suami istri, tapi saat mereka berada di kantor, mereka adalah rekan kerja. “Mau makan di mana?” Namun ketika sudah istirahat makan siang, maka mereka kembali layaknya pasangan. “Mau pesan aja?” Violet masih duduk di kursi kebesarannya, matanya menatap ke arah Vier yang berdiri di depannya. Vier hanya mengangguk. Semua sama saja yang terpenting adalah bersama dengan Violet. Lelaki itu duduk di sofa dan menung

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-29
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 141. Kabar Baik

    Violet keluar dari tenda peramal dengan ekspresi datar miliknya. Pikirannya sedang mencerna tentang ucapan peramal yang baru saja dilontarkan kepadanya. Apa dia akan mendapatkan masalah lagi setelah kehidupannya damai seperti ini? “Nggak perlu dipikirkan apa pun yang dikatakan oleh peramal itu. Sekarang kita pulang. Atau kamu akan membeli sesuatu?” Vier sedikit menarik tangan Violet setelah istrinya itu hanya tampak diam sejak keluar dari tenda peramal. Sebenarnya Vier juga merasa percaya dengan ucapan perempuan itu sebelumnya. Tapi selanjutnya Vier tidak begitu memedulikannya. “Abang, apa maksudnya dengan tiga hal itu?” Violet menatap Vier dengan sungguh-sungguh seolah dia merasa penasaran. “Apa pentingnya itu, Sayang? Dia hanya menebak saja.”“Tapi tebakannya yang sebelum kita diramal itu benar. Aku merasa kalau ramalan itu benar. Apa kita harus berhati-hati?” “Meskipun tanpa ramalan itu pun kita juga perlu berhati-hati. Sudahlah, jangan dipikirkan.” Vier menarik tangan Violet

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 142. Omelan Kasih Sayang

    Violet tidak pernah berpikir jika kabar kehamilannya akan membuat dirinya bahagia luar biasa. Bukan hanya dirinya, Vier juga. Mereka seperti baru saja mendapatkan hadiah terbesar yang Tuhan kirimkan secara langsung sehingga membuat mereka tak bisa menolaknya. Tidak ada dua bulan sejak pernikahan mereka berjalan dan Tuhan sudah memberikan kepercayaan kepada keduanya untuk memiliki anak. “Apa kita akan memberikan kabar baik ini kepada orang tua?” Vier bertanya ketika mereka baru saja keluar dari rumah sakit. “Tentu saja. Sepertinya kita perlu ke rumah Mama. Lalu kita ke rumah Ibu.” Jarak rumah ibu Vier tidak begitu jauh, tapi mereka harus datang di tempat yang lebih dekat lebih dulu. Vier menyetujui dengan anggukan. Sejak tadi, suasana hati Vier begitu baik sampai dia merasa bisa melakukan banyak hal sekaligus. Tak lama setelah itu, mobil Vier sampai di rumah Violet dan mereka keluar dengan bergandengan tangan. Saat pertama masuk ke dalam rumah, orang tua Violet yang dilihatnya dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 143. All about, Violet

    Jika biasanya mual itu akan dirasakan oleh ibu hamil saat pagi hari, tapi itu berbeda dengan Violet yang ketika dia sedang enak-enaknya tidur, lalu dibangunkan dengan rasa mual yang begitu dahsyat. Dengan sempoyongan, dia berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan semua yang berada di dalam perut. Namun, lagi-lagi itu hanya cairan bening. Entah karena kelelahan atau apa, tapi Vier sama sekali tak terganggu dengan suara Violet muntah. “Kenapa kalau mual nggak pagi aja sih, Nak,” keluh Violet dengan menyandarkan tubuhnya di dinding kamar. Menatap ke arah Vier yang tidur dengan tenang. Begitulah laki-laki. Dia masih bisa tidur nyenyak di saat perempuan sedang merasakan mual ketika hamil. Tapi bagaimanapun, ini adalah yang ditunggu oleh Violet. Jadi meskipun sekarang Vier seperti seseorang tak bernyawa, Violet tidak merasakan kemarahan di dalam hatinya. Naik kembali ke atas ranjang, Violet menyelipkan tubuhnya pada pelukan Vier. “Bang!” panggilnya dengan pelan. Tapi Vier benar-benar ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 144. Dari Hati Ke Hati

    Sudah pukul sembilan pagi ketika Violet masih terlelap tidur. Vier merasa takut ibunya berpikiran yang tidak-tidak tentang istrinya sehingga dia beranjak dari sofa untuk membangunkan Violet. “Kamu mau ke mana?” tanya Bu Sarah. “Aku akan membangunkan Violet, Bu. Udah siang.” “Biarkan saja.” Perempuan paruh baya itu mengayunkan tangannya untuk memberikan kode kepada Vier untuk kembali duduk. “Ibu nggak marah?” “Kenapa Ibu harus marah? Violet sekarang sedang hamil. Apalagi semalam dia nggak tidur. Sudah biarkan saja dia tidur.” Mendengarkan ucapan ibunya, entah kenapa Vier merasa terharu luar biasa. Bagaimanapun, ketidakakuran istri dan ibunya di masa lalu membuatnya hampir frustasi. “Terima kasih, Bu. Ibu sudah menerima Violet. Dan memperlakukan Violet dengan baik.” Ada senyum kecut yang dikeluarkan oleh Bu Sarah. Tapi buru-buru dia menjawab, “Ibu yang dulu sangat keras kepala dan egois sehingga tidak bisa melihat mana yang benar dan mana yang salah. Sekarang, pikiran dan h

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 145. Ngidam

    “Sudah bangun?” Itu adalah pertanyaan yang diterima oleh Violet saat dia baru saja masuk ke dapur. Violet terlihat kurang nyaman saat menjawab. “Maaf, Bu. Ini memalukan, tapi saya benar-benar nggak bisa bangun.” Ada raut penyesalan yang ditunjukkan oleh Violet. Dalam pikiran Violet, ibu mertuanya itu akan bersikap layaknya mertua yang tidak suka dengan sikap menantunya yang malas-malasan. Tapi Violet salah. Perempuan paruh baya itu justru tampak biasa saja seolah Violet tidak melakukan kesalahan.Bu Sarah meletakkan semangkuk sup ayam yang masih hangat di depan Violet. “Cobalah. Ibu membuatnya buat kamu.” Violet menoleh pada suaminya dengan bingung, namun Vier pun juga terlihat biasa saja. Karena tak ingin memendam pertanyaannya, maka Violet segera bertanya, “Ibu nggak marah?” Violet bahkan tampak keheranan. “Maksudku adalah ….” “Kenapa Ibu harus marah?” Ucapan Violet dipotong oleh Bu Sarah. “Ibu memahami kalau perempuan hamil itu memang akan merasakan hal-hal semacam itu. Tidak b

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 146. Triplets

    Perasaan Violet terasa lega luar biasa setelah menghabiskan jagung bakarnya. Entah bagaimana bisa dia seperti baru saja mendapatkan makanan terenak di dunia. Setelah memberikan uang dua ratus ribu untuk penjual jagung tersebut, Violet dan Vier pergi dari tempat itu untuk kembali ke apartemen mereka. Penjual jagung bakar tersebut bahkan berterima kasih berkali-kali mendapatkan uang lebih banyak dari harga biasanya. “Ternyata dia suka sekali ngerjain ibu sama ayahnya malam-malam, ya,” komentar Vier. “Entah itu mual atau ngidam selalu malam-malam. Untung aja masih ada penjual yang baik banget mau bakarin jagungnya.” “Mungkin ibunya paham banget kalau orang ngidam itu harus mendapatkan yang diinginkan.” Raut wajah Violet tampak berbinar-binar malam ini. Kepuasan tercetak pada ekspresinya. Tangannya mengelus perutnya yang sudah tampak membuncit. Kehamilannya sudah berjalan tiga bulan, tapi entah kenapa perutnya tampak lebih besar dari orang hamil kebanyakan. “Besok kita ke dokter, Ban

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 147. Selamat Datang Di Dunia

    Sembilan bulan bukan waktu yang singkat untuk dilalui. Terlebih lagi drama kehamilan yang terjadi pada Violet setiap harinya di trimester pertama. Dilanjutkan dengan bulan-bulan selanjutnya yang terasa berat. Vier bahkan selalu merasa bersalah saat Violet tampak kelelahan. Namun bulan-bulan itu sudah berakhir. Sembilan bulan sudah berlalu dan bayi-bayi mungil itu sudah lahir ke dunia. Dua laki-laki dan satu perempuan. Itu artinya, dalam sekali dayung mereka langsung mendapatkan yang diinginkan. Doa Violet terkabul. Kini dua nenek dan satu kakek mendapatkan bagian mereka untuk menggendong si kembar. Tentu saja, ayah Violet lebih memilih satu-satunya gadis di antara dua bayi laki-laki yang dibawa oleh istri dan besannya.“Kakak, akan lebih baik kalau ada empat. Setidaknya aku bisa mendapatkan bagianku.” Via yang sejak tadi hanya terlihat cemberut karena melihat para orang tua menggendong si kembar sedangkan dia hanya melihat saja itu komplain. Ayah Violet tersenyum mendengar keluhan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05

Bab terbaru

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 45. Happy Ending (End)

    “Eve … Everest, lihat Bunda, Nak. Ya betul.” Melody terkadang bertepuk tangan untuk menarik perhatian Eve, bocah itu tertawa, lalu seorang fotografer melakukan tugasnya. Mengambil gambar dengan berkali-kali jepretan dan sesekali berpindah tempat untuk mengambil angle yang pas. Ini bukan pertama kalinya Eve melakukan pemotretan. Saat dia masih berusia satu bulan, Sagara sendiri yang menjadi fotografernya. Karena hari ini Sagara sibuk, jadi dia tak bisa lagi menjadi fotografer dadakan untuk si kecil Eve. Samudra yang melihat gambar dari laptop yang sudah terhubung dengan kamera, tersenyum gemas. “Assalamu alaikum.” Semesta masuk dengan membawa banyak makanan. “Ih, lucunya,” ucapnya saat menatap bocah kecil yang berada di atas sofa dengan gaun princess. Di kepalanya dipakaikan mahkota yang terbuat dari ranting pohon beserta bunga dan daunnya. “Udah dapat berapa gaun, Kak?” tanyanya pada Melody. “Ini yang terakhir. Setelah kami bertiga berfoto, lalu kita sekeluarga. Sagara ke man

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 44. Kebahagiaan

    Melody keluar dari mobil dengan pelan kemudian berjalan dengan pelan menuju rumah barunya. Dia tentu sudah tahu rumah besar itu saat masih ada beberapa tempat yang perlu diperbaiki. Saat masuk ke dalam lewat pintu samping, dia segera disuguhkan ruang keluarga yang luas dengan sofa besar hijau matcha berada di tengah ruangan. Samudra tak main-main saat membeli rumah untuk istri dan anaknya. Kedua saudara Samudra bahkan tidak ada yang bekerja karena Eve hari ini pulang ke rumah. Bayi yang ditunggu-tunggu kedatangannya. “Abang tahu nggak kalau kami semua akan menginap di sini malam ini?” Semesta bertanya kepada Samudra saat semua orang sudah duduk di sofa ruang keluarga. “Tahu. Bunda sudah bilang.” Ini adalah bentuk support system yang diberikan oleh keluarga Samudra kepada Melody. Bagaimanapun, Melody adalah ibu baru dan dia membutuhkan banyak dukungan dari keluarga serta sang suami. Violet sudah memberikan banyak wejangan kepada putranya itu agar menjadi lelaki yang bertanggung jaw

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 43. Bayi Mungil

    Hari-hari itu akhirnya berlalu. Tidak doyan makan, mengidam, bahkan morning sickness yang tadinya tidak ada jadi ada, semua telah usai. Rasa kekhawatiran yang dirasakan oleh Samudra atas kehamilan istrinya benar-benar telah berakhir. Saat itu, dia bahkan meminta tolong agar mertuanya datang untuk menemani Melody. Barangkali ibunya ada di sana membuat Melody bersedia untuk makan makanan yang dimasakkan oleh sang bunda. Sayangnya, aksi malas makannya itu tidak berubah dan bertahan sampai tiga bulan. Kini seorang bayi perempuan mungil telah lahir di dunia dengan berat 2,4kg. Masih sangat merah dan tampak lemah. Untuk sekarang, percampuran wajah kedua orang tuanya sangat kental di wajah bayi itu. Kata orang tua dulu, wajah seseorang itu akan berubah sebanyak tujuh kali sejak dia lahir sampai dewasa, dan Samudra tidak sabar untuk melihatnya. “Selamat datang ke dunia yang keras ini, Eve.” Semesta yang tadi sedang meeting bersama stafnya itu mempercepat meeting-nya setelah Samudra mengirim

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 42. Peran Suami

    Samudra mengangkat Melody ke dalam kamar setelah perempuan itu sudah tidur dengan lelap. Mengelus perut sang istri dengan lembut sebelum dia menyusul tidur di samping perempuan itu. Terkadang di dalam keheningan seperti ini, Samudra bertanya-tanya. Bagaimana kalau dia dan Melody tidak terjebak pada masalah yang mengharuskannya menikahi asisten pribadinya itu? Apakah mereka juga akan bersatu seperti ini, atau bahkan sebaliknya. Tapi jika dipikirkan lagi, memang inilah takdir yang memang harus dia jalani. Begitulah cara takdir mempersatukan mereka. “Mas, kita udah ada di kasur ya?” gumaman itu menyadarkan Samudra dari lamunannya. Menepuk punggung Melody dengan lembut. “Iya, kita udah di kamar. Kamu butuh sesuatu?” “Nggak ada, tapi kenapa dingin sekali?” Samudra melihat pendingin ruangan dan memastikan suhunya tidak terlalu rendah. Tapi memang masih wajar. “Mau aku matiin saja?” tanya Samudra. Dan Melody menganggukkan kepalanya setuju. Samudra melakukan yang diinginkan oleh M

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 41. Kebiasan Baru Calon Ibu

    Kalau Melody bukan istrinya, Samudra pasti sudah membentaknya. Sayangnya dia tak bisa melakukannya. Bagaimana mungkin dia menyakiti perempuan yang sudah dijaga seperti anaknya sendiri. Astaga, mulai lagi kan melanturnya si calon bapak muda ini. Ya lagi pula, istrinya bikin darah tinggi. Minta berhentikan mobil sudah seperti jalanan ini punya nenek moyangnya. “Nanti lagi, kalau kamu mau apa-apa, bilang dulu ya, Sayang. Seenggaknya jangan tiba-tiba begini. Bahaya.” Samudra sebisa mungkin menekan perasaan kesalnya supaya tidak keluar. “Iya, maaf,” katanya. “Di sana itu ada jajanan, aku pengen beli.” Tatapannya penuh harap dan itu membuat Samudra lemah. Mereka keluar dari mobil dan segera mendekati jajanan di pinggir jalan tersebut. Melody tampak antusias. Makanan itu benar-benar sangat menggoda dirinya. Samudra yang berada di belakang istrinya itu hanya mengikuti saja tanpa berkomentar. “Mas mau yang mana?” tanya Melody. Jajanan itu seperti jajanan Ramadhan. “Aku ingat pas puasa ka

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 40. Kabar Baik

    Kabar yang dibawa oleh Samudra dan Melody adalah kabar yang membahagiakan. Semua keluarga Samudra bahagia luar biasa. Violet dan Vier yang sebentar lagi menjadi nenek kakek tampak terharu. Kehidupan baik selalu menyertai mereka. Kebetulan Sagara dan Semesta pulang berbarengan. Dan mereka juga sangat bahagia. Akhirnya, mereka akan memiliki keponakan. “Apa kira-kira mereka juga kembar?” tanya Sagara tampak antusias. “Kalau iya, gen bapaknya benar-benar kuat.” “Belum bisa dilihat dong. Kalaupun iya, itu bagus. Apalagi kalau langsung cewek cowok seperti kita, itu dinamakan apa, Bang?” Semesta menunjuk Sagara. “Sekali jadi.” Sagara dan Semesta bersuara berbarengan. “Wah, kalau kita bertiga punya anak kembar, bukannya Bunda dan Ayah akan punya banyak cucu?” “Bunda nggak punya saudara. Ayah punya saudara cuma satu. Jadi kalau banyak cucu, itu akan lebih baik. Kalian kalau tua juga nggak kesepian kalau punya anak banyak.” Samudra hanya mendengarkan saja dua saudaranya berbicara tanpa

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 39. Tiga Bulan Kemudian

    Menuruti keinginan sang istri, mereka akhirnya berada di sebuah kedai bakso kobar yang tak jauh dari hotel. Melody makan bakso berisi cabe itu dengan lahap membuat Samudra menatapnya melongo. Padahal tadi dia sudah memasukkan dua potong steak, lalu jus juga, tapi sekarang dia berlaku seperti tak pernah makan selama berhari-hari. “Kamu beneran lapar?” tanya Samudra. “Mas tahu nggak kalau steak itu tadi hanya nyempil aja. Nggak tahu kenapa perutku tiba-tiba menjadi seperti karet.” Melody menyeruput kuah bakso yang berwarna merah kehitaman itu karena campuran sambal dan kecap. Matanya tertutup kemudian terbuka kembali. Kata ‘ah’ keluar karena rasa pedas meluncur dari dalam mulutnya. Sungguh, itu benar-benar enak menurut Melody. Samudra hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah sang istri. Dia menyuapkan bakso ke dalam mulutnya kemudian mengunyah dengan santai sambil memperhatikan Melody yang keenakan karena bakso tersebut.“Memang udah berapa lama sih nggak makan bakso?” tany

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 38. Pesta Pernikahan

    “Kafe kecil nggak akan buat kamu kelelahan.” Lanjut Samudra setelah itu. Vier juga memiliki bisnis restoran yang masih diurus oleh Via. Jadi lebih baik berinovasi yang lain. Begitulah inti dari pembicaraan itu. Melody tampak berpikir dan masih membutuhkan waktu untuk memutuskan. “Kalau begitu, aku akan memikirkan lagi nanti.” “Bunda dulu setelah menikah juga nggak langsung libur kerja, kok. Tapi sedikit demi sedikit mengurangi pekerjaannya dan Ayah yang menggantikannya. Jadi kamu bisa mengambil waktu sebanyak yang kamu mau untuk mengambil keputusan.” Melody mengangguk setuju. Sebuah keputusan baik tidak dilakukan secara terburu-buru dan harus dengan pemikiran matang. Hari-hari berlalu dan pada akhirnya pesta itu tiba. Melody melihat dekorasinya benar-benar sangat mewah. Violet dan Semesta yang mengurusnya dengan menanyakan keinginannya. Dia memilih dekorasi berwarna hijau matcha seperti yang disukai selama ini. Sejak kecil selalu berkawan dengan daun-daun teh membuatnya menyukai

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 37. Rencana Pasca Menikah

    "Ini baju design terbaru dari butik ini, Bang. Jadi, aku merekomendasikan kepada Kakak Ipar.” Semesta yang menjawab karena dia tahu kalau Melody sudah dihinggapi rasa ketakutan yang luar biasa. Terlihat, perempuan itu menunduk tanpa berani menatap Samudra sedikitpun. Melody pasti sudah mengerti betapa tatapan lelaki itu akan setajam apa. Jadi, lebih baik dia menghindar. “Waw, Kakak Ipar.” Belum lagi Samudra menjawab ucapan kembarannya yang satu, muncul lagi kembarannya yang lain. Sagara bersiul menggoda dan tampak puas dengan penampilan si kakak ipar. “Itu gaun yang cantik. Bukan itu juga, yang pakai juga cantik banget. Aku sih, ya.” Samudra tak bisa menahan panas yang menjalar dari dalam hatinya. Lelaki itu menatap Sagara dengan tajam. “Jangan menatapnya!” Samudra meraup wajah Sagara dan segera menarik tangan kembarannya itu sampai Sagara berbalik. “Tutup mata kamu. Itu kakak iparmu,” imbuh Samudra memeringatkan.“Aku tahu kalau dia kakak iparku. Tapi aku kan cuma memujinya. Buka

DMCA.com Protection Status