Share

Part 131. Kaila Terlempar 

Penulis: Loyce
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-18 14:46:30

Saat Violet berdiri tepat di depan Kaila, senyumannya semakin manis. “Aku tidak melakukan banyak hal kepadamu bukan berarti aku memiliki hati yang baik dengan membiarkan kamu berbuat sesukamu terhadap tubuhku.”

Nada suara Violet rendah tapi setiap kata yang dikeluarkan hanyalah ancaman dan ancaman.

“Apa yang kamu lakukan barusan kepadaku adalah hal yang memancing iblis di dalam diriku keluar.”

Dengan gerakan secepat kilat, Violet menarik rambut Kaila dari tempatnya berdiri. Tangan Violet seperti menempel di rambut Kaila karena ketika Kaila berteriak kesakitan. Violet seperti patung yang tidak bergerak sedikitpun, tidak juga mengurangi tarikannya di rambut Kaila.

“Violet, kamu benar-benar brengsek. Aku tidak akan membiarkan kamu hidup dengan tenang. Aku akan melaporkanmu ke polisi.”

“Lakukan saja!” Violet dengan jawabannya yang tenang. “Lakukan apa pun yang kamu inginkan, dan aku akan melakukan hal yang sama.”

Violet terus menarik rambut Kaila sampai Kaila memohon untuk meminta dil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Loyce
Terima kasih Kakak ...️
goodnovel comment avatar
Susy Guntur
ceritanya bagus banget, bravo buat author. Semoga kelanjutan tetap vagus.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 132. Kesadaran Ibu Vier

    Vier tidak bisa menahan dirinya untuk khawatir ketika tidak mendapati Violet di apartemen. Perempuan itu tidak menerima panggilan teleponnya. Nomor Violet masih aktif tapi sangat terlihat jika perempuan itu mengabaikan Vier. “Violet, kamu di mana?” gumam Vier sambil berjalan ke sana-kemari di dalam ruang tamu unit Violet. “Aku nggak mau karena masalah ini kamu meninggalkanku!” lanjutnya pada keheningan yang merayap. Vier tidak tenang. Tidak sama sekali. Dia menunggu Violet datang tapi tak kunjung datang saat waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Di dalam pikiran Vier, mungkinkah Violet menginap di rumah orang tuanya? Saat dia keluar dari unit dan masih berdiri untuk beberapa saat di depan pintu, suara langkah kaki membuat Vier menoleh. Hatinya dipenuhi oleh rasa lega yang luar biasa. Violet belum menyadari keberadaan Vier di sana karena dia terus menunduk saat berjalan.“Sayang!” Panggilan itu segera membuat Violet sadar. Kepalanya mendongak dan ada senyum kecil tampak di b

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 133. Vier dan Devan

    Vier menatap langit-langit kamarnya dan terus mengingat ucapan ibunya yang mengejutkan. Semudah itukah perubahan pikiran ibunya tentang Violet? Vier bukannya tidak percaya dengan semua yang baru saja didengar, tapi dia masih ragu. Bagaimana kalau tiba-tiba ibunya tidak sungguh-sungguh dengan perubahan yang ditunjukkan? Namun semua hal itu harus dibuktikan dengan kedatangan Violet ke rumahnya. Tapi untuk sekarang, dia tak bisa meminta Violet untuk datang sampai satu minggu ke depan karena kesepakatan sudah disetujui. Keesokan harinya ketika dia baru saja sampai di ruangannya, hembusan nafasnya berat. Biasanya, saat pagi hari seperti ini dia akan bertemu dengan Violet sebelum mereka bekerja. “Pagi, Pak.” Sekretarisnya masuk dengan membawa tumpukan map. “Ini dokumen dari Ibu Violet yang harus Bapak periksa.” Vier merasa semakin lelah melihat dokumen-dokumen itu di atas mejanya. “Apa ada meeting hari ini?” tanya Vier setelahnya. “Kalau ada, tolong kamu cancel dulu untuk dua hari ke d

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 134. Violet Selalu Tahu

    Violet sedang berjalan dengan langkah pasti ketika memasuki gedung kantornya. Kantor dalam keadaan hening karena semua orang tengah bekerja. Alih-alih pergi ke ruangannya, Violet memilih ke ruangan Vier. Namun saat dia baru saja sampai di depan meja sekretaris, dia berhenti. “Bapak ada di dalam?” tanyanya. Sekretaris itu berdiri dan menjawab dengan sopan, “Ada, Bu. Tapi ada seorang tamu,” katanya.“Siapa?” “Dia seorang lelaki. Ini pertama kalinya saya melihatnya.” Violet mencoba mencerna dan bertanya pada dirinya sendiri siapa kira-kira orang tersebut. Karena ruangan Vier yang besar, dia tak bisa mendengarkan apa pun yang dibicarakan dari dalam sana. “Apa menurut kamu mereka sedang membicarakan pekerjaan?” “Tidak, Bu. Orang itu datang tanpa membuat janji terlebih dulu. Dia bernama Devan.” ‘Kenapa tidak mengatakannya dari tadi?’ batin Violet, namun dia hanya mengangguk dengan santai sebelum membuka pintu Vier dan mengejutkan dua orang di dalamnya. Vier dan Devan menoleh bersama

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 134. Violet Selalu Tahu (Jangan dibaca. Sistem error dan upload secara otomatis)

    Violet sedang berjalan dengan langkah pasti ketika memasuki gedung kantornya. Kantor dalam keadaan hening karena semua orang tengah bekerja. Alih-alih pergi ke ruangannya, Violet memilih ke ruangan Vier. Namun saat dia baru saja sampai di depan meja sekretaris, dia berhenti. “Bapak ada di dalam?” tanyanya. Sekretaris itu berdiri dan menjawab dengan sopan, “Ada, Bu. Tapi ada seorang tamu,” katanya. “Siapa?” “Dia seorang lelaki. Ini pertama kalinya saya melihatnya.” Violet mencoba mencerna dan bertanya pada dirinya sendiri siapa kira-kira orang tersebut. Karena ruangan Vier yang besar, dia tak bisa mendengarkan apa pun yang dibicarakan dari dalam sana. “Apa menurut kamu mereka sedang membicarakan pekerjaan?” “Tidak, Bu. Orang itu datang tanpa membuat janji terlebih dulu. Dia bernama Devan.” ‘Kenapa tidak mengatakannya dari tadi?’ batin Violet, namun dia hanya mengangguk dengan santai sebelum membuka pintu Vier dan mengejutkan dua orang di dalamnya. Vier dan Devan menoleh

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 135. Perdamaian

    Suasana di dalam mobil Vier terasa hening. Tidak ada dari dua orang yang ada di dalamnya membuka mulutnya untuk berbicara. Violet menikmati pemandangan di luar mobil sedangkan Vier sedang fokus menyetir. Lampu merah menyala dan Vier menghentikan mobilnya. Lelaki itu menoleh ke arah Violet dan kemudian bertanya, “Kamu masih capek?” Tangan Vier mengelus puncak kepala Violet dengan lembut membuat Violet menoleh ke arah Vier. Perempuan itu menggeleng. “Nggak.” Jawaban itu cukup singkat. Setelah mereka menghabiskan waktu di ruangan Vier, Vier mengatakan tentang permintaan ibunya yang ingin bertemu dengan Violet. Namun dia sama sekali tak menjelaskan apa pun tentang hal tersebut. Maka Violet tidak menolak ketika Vier memintanya untuk pergi ke rumahnya. Gugupkah Violet? Tentu saja ada sedikit perasaan seperti itu. Tapi itu tak banyak. Hanya sedikit yang dirasakan di dalam hatinya. Setengah jam kemudian, mereka sampai dan keduanya keluar dari mobil untuk masuk ke dalam rumah Vier. “

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 136. Barang Mahal

    Habis gelap terbitlah terang. Itulah kata pepatah. Setelah semua hal buruk yang terus menyerang hubungan Vier dan Violet, maka kini mereka mendapatkan kebahagiaan yang tiada tara. Setelah pertemuan itu, Vier mengantarkan Violet ke apartemen dan senyumnya tidak luntur dari bibirnya. Dia bahagia dengan perubahan ibunya yang tidak tanggung-tanggung. Meskipun belum ada interaksi yang begitu besar antara keduanya, tapi tentu saja, dengan mereka saling berbicara tanpa ada ucapan sinis satu sama lain adalah awal yang baik. “Aku kalau nikah sama Abang, aku nggak mau ada acara besar-besaran. Cukup dengan orang-orang khusus seperti keluarga dan teman baik.” Vier yang sedang meminum kopi yang baru saja dibuatkan oleh Violet itu tersedak mendengar ucapan Violet. Namun si pelaku hanya menoleh dengan ekspresi aneh sebelum menepuk punggung Vier dengan lembut.“Kenapa nggak hati-hati?” katanya dengan lembut. “Sakit nggak?” Butuh waktu beberapa waktu untuk meredam batuknya dan panas yang menjalar

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 137. Pernikahan

    Tidak ada yang lebih melegakan ketika sebelumnya kamu diperlakukan kurang baik oleh calon mertuamu, dan sekarang justru hubungan itu sangat baik dari sebelumnya. Violet merasa lega karena kesabarannya membuahkan hasil yang baik. Dia tak pernah menyangka dia akan berada di posisi seperti sekarang. Bu Sarah tidak pernah lagi mengatakan hal-hal yang berbau sarkasme dan bahkan mereka bisa keluar bersama sekedar untuk berbelanja bulanan. Meskipun hubungan itu sudah baik, bukan berarti tidak ada perdebatan antara mereka. Bahkan karena memilih sayur saja, keduanya tak ingin mengalah satu sama lain.“Mama berharap dan berdoa semoga ini adalah pernikahan kamu yang terakhir.” Hari ini adalah hari pernikahan Violet dan Vier. Seperti yang diinginkan oleh Violet sebelumnya, pernikahan itu adalah pernikahan sederhana yang hanya mengundang sahabat dan keluarga yang jumlahnya bahkan tidak ada seratus orang. Setelah lamaran yang dilakukan sebulan lalu, pernikahan itu dipercepat. Alih-alih Violet at

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-25
  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 138. Kelelahan

    Violet meringkuk di dalam dekapan Vier saat malam sudah hampir pagi. Mereka benar-benar bekerja keras malam ini. Keduanya tidak ada yang berbicara bahkan Violet sudah tidak bisa menggerakkan tubuhnya saking lelahnya. Vier yang merasakan nafas teratur istrinya di kulitnya hanya tersenyum kecil. Violet mengatakan tidak akan menunda untuk memiliki anak, sehingga mengharapkan memiliki malaikat kecil datang ke kehidupan mereka secepatnya. “Jangan gerak, Bang.” Violet bergumam ketika Vier mengubah tubuhnya berbaring miring. “Kenapa?” tanya Vier. “Abang ganggu istirahatku. Abang ini lah. Aku nggak bisa tidur kalau nggak mandi.” “Kalau gitu, ayo mandi.” “Badanku rasanya remuk.” Violet membuka matanya kesal, namun alih-alih tatapan sinis yang dikeluarkan, itu hanya tatapan sayu yang menggelikan. Vier terkekeh-kekeh sebelum kembali memeluk Violet. Dan itu membuat Violet melingkarkan tangannya di pinggang sang suami. “Aku mau tanya sama Abang,” kata Violet dengan parau. “Ini benar-benar pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-26

Bab terbaru

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 45. Happy Ending (End)

    “Eve … Everest, lihat Bunda, Nak. Ya betul.” Melody terkadang bertepuk tangan untuk menarik perhatian Eve, bocah itu tertawa, lalu seorang fotografer melakukan tugasnya. Mengambil gambar dengan berkali-kali jepretan dan sesekali berpindah tempat untuk mengambil angle yang pas. Ini bukan pertama kalinya Eve melakukan pemotretan. Saat dia masih berusia satu bulan, Sagara sendiri yang menjadi fotografernya. Karena hari ini Sagara sibuk, jadi dia tak bisa lagi menjadi fotografer dadakan untuk si kecil Eve. Samudra yang melihat gambar dari laptop yang sudah terhubung dengan kamera, tersenyum gemas. “Assalamu alaikum.” Semesta masuk dengan membawa banyak makanan. “Ih, lucunya,” ucapnya saat menatap bocah kecil yang berada di atas sofa dengan gaun princess. Di kepalanya dipakaikan mahkota yang terbuat dari ranting pohon beserta bunga dan daunnya. “Udah dapat berapa gaun, Kak?” tanyanya pada Melody. “Ini yang terakhir. Setelah kami bertiga berfoto, lalu kita sekeluarga. Sagara ke man

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 44. Kebahagiaan

    Melody keluar dari mobil dengan pelan kemudian berjalan dengan pelan menuju rumah barunya. Dia tentu sudah tahu rumah besar itu saat masih ada beberapa tempat yang perlu diperbaiki. Saat masuk ke dalam lewat pintu samping, dia segera disuguhkan ruang keluarga yang luas dengan sofa besar hijau matcha berada di tengah ruangan. Samudra tak main-main saat membeli rumah untuk istri dan anaknya. Kedua saudara Samudra bahkan tidak ada yang bekerja karena Eve hari ini pulang ke rumah. Bayi yang ditunggu-tunggu kedatangannya. “Abang tahu nggak kalau kami semua akan menginap di sini malam ini?” Semesta bertanya kepada Samudra saat semua orang sudah duduk di sofa ruang keluarga. “Tahu. Bunda sudah bilang.” Ini adalah bentuk support system yang diberikan oleh keluarga Samudra kepada Melody. Bagaimanapun, Melody adalah ibu baru dan dia membutuhkan banyak dukungan dari keluarga serta sang suami. Violet sudah memberikan banyak wejangan kepada putranya itu agar menjadi lelaki yang bertanggung jaw

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 43. Bayi Mungil

    Hari-hari itu akhirnya berlalu. Tidak doyan makan, mengidam, bahkan morning sickness yang tadinya tidak ada jadi ada, semua telah usai. Rasa kekhawatiran yang dirasakan oleh Samudra atas kehamilan istrinya benar-benar telah berakhir. Saat itu, dia bahkan meminta tolong agar mertuanya datang untuk menemani Melody. Barangkali ibunya ada di sana membuat Melody bersedia untuk makan makanan yang dimasakkan oleh sang bunda. Sayangnya, aksi malas makannya itu tidak berubah dan bertahan sampai tiga bulan. Kini seorang bayi perempuan mungil telah lahir di dunia dengan berat 2,4kg. Masih sangat merah dan tampak lemah. Untuk sekarang, percampuran wajah kedua orang tuanya sangat kental di wajah bayi itu. Kata orang tua dulu, wajah seseorang itu akan berubah sebanyak tujuh kali sejak dia lahir sampai dewasa, dan Samudra tidak sabar untuk melihatnya. “Selamat datang ke dunia yang keras ini, Eve.” Semesta yang tadi sedang meeting bersama stafnya itu mempercepat meeting-nya setelah Samudra mengirim

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 42. Peran Suami

    Samudra mengangkat Melody ke dalam kamar setelah perempuan itu sudah tidur dengan lelap. Mengelus perut sang istri dengan lembut sebelum dia menyusul tidur di samping perempuan itu. Terkadang di dalam keheningan seperti ini, Samudra bertanya-tanya. Bagaimana kalau dia dan Melody tidak terjebak pada masalah yang mengharuskannya menikahi asisten pribadinya itu? Apakah mereka juga akan bersatu seperti ini, atau bahkan sebaliknya. Tapi jika dipikirkan lagi, memang inilah takdir yang memang harus dia jalani. Begitulah cara takdir mempersatukan mereka. “Mas, kita udah ada di kasur ya?” gumaman itu menyadarkan Samudra dari lamunannya. Menepuk punggung Melody dengan lembut. “Iya, kita udah di kamar. Kamu butuh sesuatu?” “Nggak ada, tapi kenapa dingin sekali?” Samudra melihat pendingin ruangan dan memastikan suhunya tidak terlalu rendah. Tapi memang masih wajar. “Mau aku matiin saja?” tanya Samudra. Dan Melody menganggukkan kepalanya setuju. Samudra melakukan yang diinginkan oleh M

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 41. Kebiasan Baru Calon Ibu

    Kalau Melody bukan istrinya, Samudra pasti sudah membentaknya. Sayangnya dia tak bisa melakukannya. Bagaimana mungkin dia menyakiti perempuan yang sudah dijaga seperti anaknya sendiri. Astaga, mulai lagi kan melanturnya si calon bapak muda ini. Ya lagi pula, istrinya bikin darah tinggi. Minta berhentikan mobil sudah seperti jalanan ini punya nenek moyangnya. “Nanti lagi, kalau kamu mau apa-apa, bilang dulu ya, Sayang. Seenggaknya jangan tiba-tiba begini. Bahaya.” Samudra sebisa mungkin menekan perasaan kesalnya supaya tidak keluar. “Iya, maaf,” katanya. “Di sana itu ada jajanan, aku pengen beli.” Tatapannya penuh harap dan itu membuat Samudra lemah. Mereka keluar dari mobil dan segera mendekati jajanan di pinggir jalan tersebut. Melody tampak antusias. Makanan itu benar-benar sangat menggoda dirinya. Samudra yang berada di belakang istrinya itu hanya mengikuti saja tanpa berkomentar. “Mas mau yang mana?” tanya Melody. Jajanan itu seperti jajanan Ramadhan. “Aku ingat pas puasa ka

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 40. Kabar Baik

    Kabar yang dibawa oleh Samudra dan Melody adalah kabar yang membahagiakan. Semua keluarga Samudra bahagia luar biasa. Violet dan Vier yang sebentar lagi menjadi nenek kakek tampak terharu. Kehidupan baik selalu menyertai mereka. Kebetulan Sagara dan Semesta pulang berbarengan. Dan mereka juga sangat bahagia. Akhirnya, mereka akan memiliki keponakan. “Apa kira-kira mereka juga kembar?” tanya Sagara tampak antusias. “Kalau iya, gen bapaknya benar-benar kuat.” “Belum bisa dilihat dong. Kalaupun iya, itu bagus. Apalagi kalau langsung cewek cowok seperti kita, itu dinamakan apa, Bang?” Semesta menunjuk Sagara. “Sekali jadi.” Sagara dan Semesta bersuara berbarengan. “Wah, kalau kita bertiga punya anak kembar, bukannya Bunda dan Ayah akan punya banyak cucu?” “Bunda nggak punya saudara. Ayah punya saudara cuma satu. Jadi kalau banyak cucu, itu akan lebih baik. Kalian kalau tua juga nggak kesepian kalau punya anak banyak.” Samudra hanya mendengarkan saja dua saudaranya berbicara tanpa

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 39. Tiga Bulan Kemudian

    Menuruti keinginan sang istri, mereka akhirnya berada di sebuah kedai bakso kobar yang tak jauh dari hotel. Melody makan bakso berisi cabe itu dengan lahap membuat Samudra menatapnya melongo. Padahal tadi dia sudah memasukkan dua potong steak, lalu jus juga, tapi sekarang dia berlaku seperti tak pernah makan selama berhari-hari. “Kamu beneran lapar?” tanya Samudra. “Mas tahu nggak kalau steak itu tadi hanya nyempil aja. Nggak tahu kenapa perutku tiba-tiba menjadi seperti karet.” Melody menyeruput kuah bakso yang berwarna merah kehitaman itu karena campuran sambal dan kecap. Matanya tertutup kemudian terbuka kembali. Kata ‘ah’ keluar karena rasa pedas meluncur dari dalam mulutnya. Sungguh, itu benar-benar enak menurut Melody. Samudra hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah sang istri. Dia menyuapkan bakso ke dalam mulutnya kemudian mengunyah dengan santai sambil memperhatikan Melody yang keenakan karena bakso tersebut.“Memang udah berapa lama sih nggak makan bakso?” tany

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 38. Pesta Pernikahan

    “Kafe kecil nggak akan buat kamu kelelahan.” Lanjut Samudra setelah itu. Vier juga memiliki bisnis restoran yang masih diurus oleh Via. Jadi lebih baik berinovasi yang lain. Begitulah inti dari pembicaraan itu. Melody tampak berpikir dan masih membutuhkan waktu untuk memutuskan. “Kalau begitu, aku akan memikirkan lagi nanti.” “Bunda dulu setelah menikah juga nggak langsung libur kerja, kok. Tapi sedikit demi sedikit mengurangi pekerjaannya dan Ayah yang menggantikannya. Jadi kamu bisa mengambil waktu sebanyak yang kamu mau untuk mengambil keputusan.” Melody mengangguk setuju. Sebuah keputusan baik tidak dilakukan secara terburu-buru dan harus dengan pemikiran matang. Hari-hari berlalu dan pada akhirnya pesta itu tiba. Melody melihat dekorasinya benar-benar sangat mewah. Violet dan Semesta yang mengurusnya dengan menanyakan keinginannya. Dia memilih dekorasi berwarna hijau matcha seperti yang disukai selama ini. Sejak kecil selalu berkawan dengan daun-daun teh membuatnya menyukai

  • Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir   Part 37. Rencana Pasca Menikah

    "Ini baju design terbaru dari butik ini, Bang. Jadi, aku merekomendasikan kepada Kakak Ipar.” Semesta yang menjawab karena dia tahu kalau Melody sudah dihinggapi rasa ketakutan yang luar biasa. Terlihat, perempuan itu menunduk tanpa berani menatap Samudra sedikitpun. Melody pasti sudah mengerti betapa tatapan lelaki itu akan setajam apa. Jadi, lebih baik dia menghindar. “Waw, Kakak Ipar.” Belum lagi Samudra menjawab ucapan kembarannya yang satu, muncul lagi kembarannya yang lain. Sagara bersiul menggoda dan tampak puas dengan penampilan si kakak ipar. “Itu gaun yang cantik. Bukan itu juga, yang pakai juga cantik banget. Aku sih, ya.” Samudra tak bisa menahan panas yang menjalar dari dalam hatinya. Lelaki itu menatap Sagara dengan tajam. “Jangan menatapnya!” Samudra meraup wajah Sagara dan segera menarik tangan kembarannya itu sampai Sagara berbalik. “Tutup mata kamu. Itu kakak iparmu,” imbuh Samudra memeringatkan.“Aku tahu kalau dia kakak iparku. Tapi aku kan cuma memujinya. Buka

DMCA.com Protection Status