Home / Romansa / Stuck On You / Diterima Bekerja di Perusahaan TBC (The Bharaswara Corp)

Share

Diterima Bekerja di Perusahaan TBC (The Bharaswara Corp)

Author: Brightwin
last update Last Updated: 2021-04-06 12:18:12

Tanpa disadari oleh Sasi maupun sang ayah, jika di arah luar pintu yang sedikit terbuka. Kedua mata Lydia terus menatap ketidaksukaan dengan ayah dan anak itu. Lydia memang tidak pernah suka kepada Sasi sesaat ia menikah dengan ayahnya. Perempuan yang pernah menjadi sekretaris ayahnya sesaat Rafi masih menjalankan perusahaannya. Lydia tidak pernah menyukai Sasi, karena ia pun memiliki seorang putri yang seusia dengan Sasi bernama Nadine. Sikap Nadine pun tidak kalah berbeda dari ibunya yang sama-sama tidak menyukai Sasi, dan selalu iri dengan keberhasilan yang diraih oleh Sasi.

Setelah selesai melaksanakan pekerjaannya, Sasi kembali ke kamar dan menjatuhkan tubuhnya yang begitu pegal-pegal ke atas kasur yang tidak terlalu besar dan hanya cukup untuk satu bantal dan guling. Namun, begitu cukup untuk menjadi tempatnya istirahat setelah bekerja seharian.

Diraihnya ponsel yang tergeletak di samping dirinya yang terlentang. Sasi teringat dengan peristiwa tadi di mana ia melihat dengan jelas sosok Linggar, bahkan Sasi begitu penasaran apakah pria itu Linggar atau bukan, jika benar Linggar mengapa dia tega berbohong kepadanya. Linggar mengatakan jika ia sedang berada di luar negeri.

Sasi bangkit dari tidurannya dan mengacak rambutnya yang memang sudah berantakan. “Apa gue coba hubungi Linggar,” gumam Sasi pada dirinya sendiri dan segera menekan tombol hijau untuk menelepon Linggar. Namun, terhenti ketika Sasi teringat dengan pesan Linggar sebelum pria itu pergi ke Amerika, yang melarang Sasi untuk menghubunginya selama bekerja di luar negeri. Tapi hatinya terus memberontak ingin tahu.

Antara Linggar dan Sasi memang tidak memiliki hubungan khusus atau memiliki status berpacaran. Namun, Sasi pernah mengungkapkan rasa sukanya kepada Linggar sebelum pria itu pergi ke Amerika untuk mengurus perusahaan ayahnya. Dan sampai sekarang Linggar belum menjawab perasaan Sasi. Perasaannya digantung begitu saja, padahal Sasi begitu menunggu jawabannya.

Linggar adalah satu-satunya pria yang disukai oleh Sasi, setelah dua tahun Sasi berusaha melupakan pengkhianatan yang dilakukan oleh cinta pertamanya Dave Kavindra. Linggar datang sebagai seorang pahlawan yang menolongnya ketika Sasi harus berhadapan dengan seorang preman.

Sasi adalah tipe perempuan yang sulit untuk jatuh cinta kembali. Namun, ketika hatinya mulai terbuka kepada seorang pria yaitu Linggar sendiri, dan sampai sekarang perasaannya masih digantung.

***

Sasi membuka matanya secara perlahan, ketika suara bising dari ponselnya yang terus berdering dengan keras. Muka bantal masih tersemat di wajahnya ketika Sasi harus terpaksa bangun dan rasa kantuk masih melandanya. Rambutnya pun sudah berantakan seperti habis disetrika, beberapa kali Sasi menguap dan menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya. Sedangkan ponselnya terus menerus berbunyi membuat telinganya kebisingan.

Dengan rasa malas, Sasi beranjak bangun dari tempat tidur untuk mengambil ponselnya. Karena sebelum tidur, Sasi terlebih dahulu menyimpan ponselnya di atas nakas.

Sasi mengucek matanya, karena penglihatannya masih terasa kabur belum jelas. Sasi merasa kebingungan ketika nomor yang tidak dikenal meneleponnya pagi-pagi begini.

“Nomor siapa yah, pagi-pagi gini udah telepon gue?” tanya Sasi pada dirinya sendiri. Karena terus berbunyi dan membuat kepalanya tambah pusing. Sasi segera menjawab panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya.

“Ha ....”

“Halo, apa saya bicara dengan Nona Dewi Sasikirana,” ucap seorang pria yang memotong ucapan Sasi yang akan berbicara terlebih dahulu.

“I-iya, saya Dewi Sasikirana, maaf anda siapa yah?” tanya Sasi yang keheranan tapi tetap ramah dan sopan.

Tak lama terdengar suara tertawaan dari orang yang sedang meneleponnya.

“Bagaimana dengan tawaran saya semalam, apa kamu masih mau?” tanya pria itu yang tanpa memperkenalkan nama. Namun langsung to the point mengungkapkan keinginannya kepada Sasi.

Kedua alis Sasi mengerut. “Tawaran apa? Saya nggak paham apa yang anda maksud, lagi pula saya nggak tahu anda ini siapa?” tegas Sasi menjawab.

“Haha ... kamu nggak usah pura-pura nggak inget, Sasi. Saya pria semalam yang menginginkan kamu, apa kamu sudah berubah pikiran dengan tawaran saya semalam, karena saya sangat menunggu jawaban dari kamu sampai saat ini.”

Sasi mengusap wajahnya sedikit frustasi dan mulutnya terbuka lebar, teringat jika pria yang meneleponnya sekarang adalah pria semalam yang sudah mengatakan kata-kata kurang ajar padanya, bahkan Sasi tidak mengerti mengapa pria itu bisa mengetahui nama dan nomor ponselnya.

“Oh ... saya tahu. Anda laki-laki semalam yang sudah melecehkan saya secara verbal, dan beraninya sekali anda menelepon saya pagi-pagi begini. DASA PRIA GILA!” gertak Sasi yang ingin sekali mencengkeram wajah pria itu.

“Haha ... Saya nggak melecehkan kamu, Si. Toh, saya cuma bertanya aja kok.”

“Perkataan dari Pak Kim itu sama saja melecehkan. Tolong jangan ganggu saya, Pak Kim terhormat!” seru Sasi dengan tegas dan langsung mematikan sambungan teleponnya dengan Kim, daripada ia lebih dibuat geram lagi oleh laki-laki tidak waras sepertinya.

Tidak lama ponselnya kembali berdering. Disaat Sasi masih berdiri mengeluarkan napasnya secara kasar, sedangkan kedua tangannya dikepalkan dengan erat. Karena Sasi berpikir panggilan keduanya masih dari orang yang sama, orang yang telah membuat paginya menjadi kesal.

Tanpa melihat si penelepon, dengan berat hati Sasi kembali menjawab panggilan untuknya.

“KENAPA BAPAK SELALU MENGGANGGIU HIDUP SAYA?! APA SALAH SAYA KEPADA BAPAK! APA KITA PERNAH SALING MENGENAL SEBELUMNYA!” tegas Sasi dengan nada yang menggertak Tinggi.

“Maaf, apa saya berbicara dengan Nona Dewi Sasikirana,” ucap seseorang di seberang sana. Mata Sasi langsung membulat karena suara dari orang kedua yang meneleponnya berbeda dengan pria tadi yang telah membuatnya murka.

Sasi segera melihat nomor kontak yang berbeda, membuatnya kembali menganga karena tidak percaya dengan yang dilakukannya begitu ceroboh.

“Maaf, apa ini dengan Nona Dewi Sasikirana?” tanyanya kembali dengan nada bicara yang masih sopan.

“I-iya Pak, dengan saya sendiri Dewi Sasikirana. Maafkan saya, Pak. Saya kira bapak adalah orang yang tadi menelepon saya, tolong maafkan ucapan saya yang sedikit membentak,” ucap Sasi yang meminta maaf dan merasa bersalah.

“Oh iya tidak apa-apa. Maafkan saya juga karena menelepon Anda pagi-pagi begini. Perkenalkan saya Hardy, salah satu HRD di Perusahaan TBC (The Bharaswara Corporation).”

Mata Sasi langsung membulat tidak percaya jika dirinya dihubungi oleh salah satu HRD di perusahaan yang pernah dilamarnya beberapa bulan yang lalu.

“Iya Pak, ada apa yah?” tanya Sasi penasaran.

“Saya hanya ingin memberitahukan kepada Nona Sasi, jika lamaran yang pernah Nona Sasi ajukan ke perusahaan kami beberapa bulan yang lalu sudah diterima dengan baik. Dan hari ini Nona Sasi ditunggu di perusahaan untuk melaksanakan interviu dengan Presdir atau atasan kami.  Pak Anders memberikan kesempatan kepada Nona Sasi untuk ikut bergabung dengan perusahaan kami, maka dari itu proses seleksi pelamar yang masuk ke perusahaan kami begitu lama, karena Pak Anders benar-benar ketat dan selektif melihat dari pengalaman sang pelamar itu sendiri.”

Sasi benar-benar tidak percaya dengan kalimat yang didengarnya, ketika dirinya bisa diterima di Perusahaan TBC, padahal Sasi tidak bermimpi lagi untuk dapat bekerja di perusahaan impiannya itu semenjak kuliah.”

“Nona Sasi,” panggil Sang HRD yang tidak mendapat balasan dari Sasi, karena perempuan itu masih berkutik dengan pikirannya yang begitu bahagia.

“NONA SASI!” tegasnya yang menyadarkan Sasi dari keterdiamannya.

“I-iya Pak.”

“Baiklah saya tunggu jam 10 pagi ini di perusahaan, dan ingat jangan sampai terlambat. Karena atasan saya begitu disiplin dan nggak bisa menoleransi keterlambatan karyawannya, apalagi karyawan baru. Mereka harus disiplin,” ucap Hardy yang memberitahu Sasi.

Sasi menelan salivanya. “B-baik Pak, terima kasih banyak atas kebaikan bapak dan juga atasan bapak yang mau menerima saya,” jawab Sasi dengan perasaan yang begitu bahagia, walaupun sedikit takut membayangkan jika presdirnya begitu menyeramkan.

Keduanya mengakhiri perbincangannya, dan Sasi segera bersiap-siap akan menyiapkan sarapan terlebih dahulu untuk ayahnya sebelum berangkat.

To Be Continued...

Related chapters

  • Stuck On You   Pertengkaran di Pagi Hari

    Hampir satu jam lamanya bagi Sasi memasak dan menghidangkan makanan yang kini sudah tertata rapi di atas meja makan. Bahkan Sasi pun membuat bubur sehat atas saran sang dokter untuk ayahnya. Sasi masih berdiri dengan bibirnya yang melengkung simpul, ada rasa kebanggaan tersendiri di dalam dirinya ketika ia bisa bekerja di luar rumah sekaligus di dalam rumah.“Seharusnya setiap hari kamu menyiapkan sarapan untuk kami,” gertak Lydia yang tidak tahu malu duduk begitu saja untuk memulai sarapannya bersama dengan Nadien, putri kesayangannya.Sasi merasa dongkol dengan sikap ibu tirinya itu. Namun, ia berusaha untuk menahan amarahnya pagi ini, karena Sasi ingin memberikan kejutan kepada Ayahnya jika dirinya diterima bekerja di perusahaan elite dan terkenal.“Seharusnya tugas rumah dan menyiapkan sarapan adalah tanggung jawab kamu, Lydia. Bukan Sasi, putriku sudah lelah bekerja seharian tapi juga harus memasakkan makanan untuk kalian,” sahut Rafi yang berjalan tertatih-ta

    Last Updated : 2021-04-07
  • Stuck On You   Interviu Pertama Sasikirana (Bertemu Lagi)

    Kim mengemudikan mobilnya dengan cepat, karena jalanan yang terlihat lengang tak banyak pengendara yang bepergian hari ini. Maka dari itu Kim dapat menggunakan jalanan seperti miliknya sendiri. Ketika Kim fokus dengan kemudinya karena hari ini ia tidak berangkat bersama Win, sekretaris pribadinya.Sesekali wajah pria berusia 28 tahun itu menyiratkan senyuman, jika mengingat kejadian semalam. Awal pertemuan antara dirinya dengan Sasi, perempuan yang telah membuat jantungnya berdetak tidak normal. Sasi adalah perempuan kedua yang benar-benar membuatnya jatuh cinta selama hidupnya setelah Estelle.Tak lama ponselnya berdering membuat konsentrasi Kim sedikit membuncah. Dirogohnya ponsel yang berada di dalam saku jasnya. Tanpa melihat si penelepon, Kim langsung memasukkan airpods ke telinganya dan segera menjawab panggilannya.“Halo,” ucapnya terlebih dahulu.Kim mendengar dengan seksama ketika salah satu HRD yang menelponnya dan mengingatkan dengan jadwal int

    Last Updated : 2021-04-08
  • Stuck On You   Kim Andersean Bharaswara (Presdir TBC)

    “Apa kamu Nona Dewi Sasikirana?” sahut seseorang yang berjalan mendekat ke arah Sasi. Seorang laki-laki dengan pakaian formal dan rapi yang tersenyum kepadanya. Terlihat Ghea dan Sella yang menundukkan kepalanya ketika laki-laki itu menghampiri kami.“Iya, Saya Dewi Sasikirana,” jawab Sasi dengan menyiratkan senyuman tak kalah dengan laki-laki berpakaian formal itu yang tersenyum ramah kepadanya.“Ternyata kamu di sini, kenalkan saya Hardy. Salah satu HRD di sini dan orang yang telah menelepon Nona Sasi pagi tadi,” ucapnya yang menadahkan tangannya ke arah Sasi mengajaknya untuk bersalaman. Dengan cepat Sasi pun membalas tagutan tangan sang HRD.“Maafkan saya, Pak. Saya memang mencari-cari ruangan presdir, tapi nggak ketemu.”“Baiklah Sasi, saya akan antar kamu ke ruangan Pak Anders karena beliau sedang menunggu kamu,” ucapnya yang segera pergi dari hadapan Sasi dan juga kedua karyawannya itu. Namun, ketika Hardy yang akan melangkah pergi dihentikan seb

    Last Updated : 2021-04-10
  • Stuck On You   Mencoba Resign (Mengundurkan Diri)

    “Kamu ....” ucap Kim yang menunjuk ke arah Sasi dengan jari telunjuknya. Bibirnya melengkung bebas, sebuah senyuman tersirat di wajahnya ketika mendapati Sasi. Perempuan yang mampu memorakporandakan hatinya semalam sedang berdiri di depan kedua bola matanya.“Anda ‘kan pria semalam yang begitu menyebalkan, mengapa anda bisa ada di ruangan ini?” tanya Sasi dengan polosnya, sedangkan kedua matanya melotot tajam ke arah Kim yang belum menyadari jika Kim adalah Presdir di Perusahaan TBC, dan orang yang akan menginterviu Sasi.Hardy merasa bingung, mengapa atasannya bisa mengenal Sasi, bahkan dengan raut wajahnya yang tampak senang dengan salah satu karyawan yang diterimanya ini, dan mengapa Sasi pun terlihat berani dengan atasannya ini.“Sasi ... beliau ini adalah ....”“Biar saya yang menjelaskan kepadanya, Pak Hardy.” Kim langsung memotong ucapan Hardy yang akan menjelaskan kepada Sasi. Ketika pria itu akan memberitahukan kepada Sasi, jika Kim adalah pres

    Last Updated : 2021-04-13
  • Stuck On You   Kedua Teman yang Aneh (Ghea dan Sella)

    Keduanya sudah saling berhadapan. Sasi yang duduk di kursi berseberangan dengan Kim yang hanya terhalang oleh meja kerja Kim, sedangkan Kim yang duduk di kursi kerja kebesarannya dengan sikap yang sudah seperti seorang presdir. Bahkan dalam keadaan seperti ini, Sasi merasa gugup karena terlihat raut wajah dan gaya Kim yang sedang fokus melihat berkas biodata dan latar belakang pendidikannya. Sikap dari Kim Andersean sangat berbeda sesaat dirinya bertemu tadi. Sekarang, terlihat jiwa seorang pemimpin bahkan sesekali Sasi tampak mengedarkan pandangannya ke arah Kim, rupanya memang begitu tampan, pasti banyak perempuan yang menginginkannya. Namun yang Sasi herankan, mengapa pria ini selalu menatapnya lekat seolah jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.“Saya kira, nggak ada yang harus saya tanyakan ke kamu, Sasi,” ucap Kim yang mengarahkan pandangannya ke arah Sasi. “Karena saya sudah melihat sendiri kinerja kamu semalam di restoran tempat kamu bekerja. Jadi ....” Kim beranja

    Last Updated : 2021-04-15
  • Stuck On You   Benar-Benar Bucin

    Kim menyimpan cangkir kopi buatan Win ke atas meja, karena setelah kepergian Sasi tak lama sang sekretarisnya itu tiba dengan membawa secangkir kopi. Padahal Kim tidak memerintahkannya namun atas inisiatif Win sendiri.“Apa interviu-nya berjalan lancar, Pak Kim?” tanya Win karena melihat gelagat Kim yang tidak biasa. Karena Win menyadari jika salah satu karyawan yang diinterviu-nya oleh Kim adalah perempuan semalam, perempuan yang telah membuat sikap Kim sedikit berubah dan mengenal dengan yang namanya cinta lagi, setelah melupakan pengkhianatan yang dilakukan oleh cinta pertamanya. Dan baru sekarang jika atasannya itu mengenal cinta lagi. “Tentu saja berjalan lancar, tidak banyak yang saya tanyakan kepada Sasi. Karena saya sudah sangat percaya dengan kinerja perempuan itu yang memang seorang pekerja keras,” balas Kim yang menatap ke arah layar laptopnya yang menyala. Tanpa diketahui oleh Win, jika sejak tadi Kim sedang mengamati foto-foto Sasi yang di

    Last Updated : 2021-04-17
  • Stuck On You   Macchiato Love (Part 1)

    Kim menyemprotkan parfum kesukaannya di setiap ruas pakaian yang dikenakannya malam ini, aromanya begitu maskulin. Bagi perempuan yang menghirup aroma parfum Kim pasti akan langsung terpincut. Bahkan rambut yang sudah dioles pomade tampak berkilap, bibirnya yang sedikit kemerahan melengkung bebas sembari menatap wajah tampannya di depan cermin.Sebelum pergi, Kim memperhatikan kembali penampilannya yang memang sudah terlihat rapi. Jam tangan mewah buatan Swiss yang melingkar di pergelangan tangannya. Tak menunggu lama Kim berjalan keluar menuju mobil mewahnya yang sudah terparkir di halaman rumahnya yang begitu luas.Kim hidup seorang diri di rumah miliknya dan ada beberapa pelayan yang bekerja di rumahnya, setiap pelayan sudah diberikan tugas masing-masing, sikap Kim kepada para pelayannya pun terbilang baik dan ramah, walaupun wajahnya sering menampilkan tatapan dingin. Bahkan Win sang sekretaris Kim pun tinggal dengannya, kemanapun Kim pergi pasti Win akan ikut dengan

    Last Updated : 2021-04-18
  • Stuck On You   Macchiato Love (Part 2)

    “Apa yang sedang dilakukan Pak Kim di sini, hah? Pak Kim nggak bosan-bosannya menggangu hidup saya,” ujar Sasi dengan nada suara sedikit ketus di hadapan Kim, bahkan Sasi mengerutkan keningnya ketika harus berhadapan lagi dengan Kim, pria yang sudah menjadi atasannya sekarang.Diperhatikannya sikap Kim yang tampak santai seperti tidak merasa bersalah, karena Sasi yakin kedatangan pria itu hanya ingin mengganggunya saja, tidak lebih yah seperti itu. Sementara Kim hanya tersenyum simpul dengan wajah keterkejutan Sasi. Kim begitu suka dengan raut wajah Sasi yang ditampilkan seperti itu. Dalam pandangan matanya jika Sasi tampak lucu.“Pertanyaan kamu itu bodoh banget, Si. Saya di sini sebagai tamu, dan kamu harus melayani saya,” balas Kim yang mengubah posisi duduknya dan membuka maskernya sebentar untuk menyesap kopi buatan Sasi yang dirasa begitu menggoda matanya.Sasi hanya dapat menggerutu dalam hati, bisa-bisanya ia bertemu lagi dengan pria menyebalka

    Last Updated : 2021-05-01

Latest chapter

  • Stuck On You   Masa Lalu Kim Andersean

    “Nggak!” jawab Sasi singkat. “Mantan kekasih?” tanya Kim kembali yang begitu penasaran dengan kehidupan Sasi sebelum ia bertemu dengannya, tidak mungkin juga bagi perempuan itu tidak pernah berpacaran selama hidup, karena Sasi memiliki wajah yang cantik namun terasa sedikit pendiam dan mungkin kejadian di masa lalu yang tidak diketahui oleh Kim, membuat perubahan di sikap perempuan itu. Sasi begitu malas untuk membicarakan mengenai mantan kekasih, baginya setelah dikhianati oleh cinta pertamanya yang bernama Dave, ia sudah benar-benar mengubur ingatan dan kenangannya dengan Dave. Bahkan sekarang karena perasaannya yang masih digantung oleh Linggar tanpa ada kepastian, membuat Sasi pun sudah tidak memperdulikan lagi akan perasaan Linggar kepadanya, walaupun di dalam hatinya masih ada sosok pria itu. Sasi sudah benar-benar membuang kenangan dan menganggap keduanya sudah mati bak ditelan bumi, dan tidak penting harus dibicarakan kepada orang lain.

  • Stuck On You   Apa Kamu Sudah Punya Kekasih, Si?

    Sasi sedang berdiri menunggu taksi online yang sudah dipesannya tadi sesaat dirinya bergegas untuk segera pulang, karena melihat awan yang sudah mulai mendung membuat Sasi memilih untuk menumpangi taksi saja kali ini, daripada ia kehujanan karena harus menempuh perjalanan lagi menuju halte untuk menunggu bus. Karena jarak perusahaan dengan halte bus tidak terlalu dekat dan membutuhkan sedikit waktu.Sesekali Sasi mengarahkan matanya ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, perempuan itu terlihat was-was ketika taksi online yang sudah dipesannya tak kunjung datang. Dirinya harus segera pulang untuk menyiapkan makan untuk sang ayah, karena ia tidak bisa mengharapkan banyak kepada ibu tirinya itu. Setelah menyiapkan makan untuk ayahnya, Sasi akan kembali bekerja di restoran sampai malam. Bukankah, hal itu begitu melelahkan fisiknya. Namun, tak ada yang dapat dilakukannya lagi selain bekerja untuk kesembuhan ayah tercintanya. Diberikan kesempatan untuk bekerja d

  • Stuck On You   Pak Kim 'Kan Pria Berengsek!

    “Maaf, jika saya mengganggu obrolan Pak Kim dengan Nona Sasi, tapi saya datang ke sini hanya ingin memberikan pesanan dari Pak Kim,” ucap Win yang menghentikan kedua orang yang sedang bertatapan lekat, seperti seorang pasangan kekasih yang sedang dimabuk asmara.Mendengar suara Win, baik Kim mampun Sasi kembali menormalkan keadaannya seperti semula, seolah tidak terjadi apap-apa.Win masuk begitu saja ke dalam ruangan Kim dengan penuh senyuman, sembari menatap ketidakpercayaan ke arah Kim dan juga Sasi. Win merasa heran, karena baru perempuan yang terlihat sederhana inilah yang dapat masuk dan bercengkerama dengan atasannya. Mungkinkah jika perasaan atasannya ini memang benar adanya, dan bukan hanya kepura-puraan semata.Antara Kim dan Sasi tampak serempak menoleh ke arah Win yang sudah berdiri, dengan wajah yang masih menyiratkan senyuman. Sasi yang sebentar menatap Kim dan langsung dibalas tatapannya oleh Kim yang tersenyum aneh. Bahkan, di dalam posisi sepert

  • Stuck On You   Karena Saya Suka Sama Kamu, Si.

    Sasi ingin segera keluar dari ruangan atasannya yang memang dirasa tidak waras. Bahkan dengan tatapannya yang semakin menggila, membuat jantung Sasi terus berdegap dengan kencang dan berpikirannya sudah ke mana-mana, karena ucapan dari Kim yang melantur.“Saya permisi, Pak Kim,” pamit Sasi yang akan segera pergi. Namun, langkah kakinya kembali dihentikan ketika Kim mencekal pergelangan tangannya mencegah Sasi untuk pergi.Antara Sasi dengan Kim saling pandang, Sasi yang tanpa sadar terus menatap wajah atasannya dari jarak dekat, membuatnya sedikit terbuat. Tersadar, Sasi pun langsung menurunkan pandangannya. Sudah dua kali bagi pria itu dengan berani menyentuh anggota tubuhnya, walaupun hanya tangannya saja tidak lebih. Namun, hal itu mampu membuat jantungnya terus berdetak tak karuan.“Lepaskan tangan saya, Pakm” pinta Sasi dengan sopan dan mencoba melepaskan diri dari cekalan Kim.Pergelakan Sasi tidak mampu membuat Kim melepaskan tangannya dengan begit

  • Stuck On You   Karena Kamu Yang Akan Menjadi Istri Saya Kelak, Sasikirana.

    Sasi sudah berada di depan pintu ruangan Kim, ketika salah satu kepala divisi ruangannya memberitahukan kepada Sasi jika sang atasan memanggilnya. Dengan cepat Sasi segera menghentikan pekerjaan untuk menemuinya. Bahkan sekarang terpampang dengan jelas papan nama dari sang presdir yang bertuliskan Kim Andersean Bharaswarra ketika ia masih berdiri di depan pintu ruangannya. Begitu bodohnya bagi Sasi tidak mengenal sosok pria itu, yang Sasi tahu hanyalah nama depannya saja Kim saat di restoran. Namun ternyata nama panjangnya adalah Kim Andersean.Sasi masih berdiri dengan tatapan kedua bola matanya yang tampak lekat menatap papan nama itu. Perasaannya sedikit was-was ketika ia harus berhadapan dengan pria menyebalkan di hari pertamanya bekerja, dan posisinya hanya ada ia dengan Kim.

  • Stuck On You   Panggilan Pertama Bagi Sasi Sebagai Karyawan Kim Andersean

    Hari pertama bagi Sasi untuk memulai pekerjaannya sebagai Graphic Designer di Perusahaan TBC milik Kim Andersean Bharaswarra. Terlihat Sasi yang mengembuskan napasnya secara pelan jika mengingat dirinya akan berhadapan lagi dengan pria menyebalkan seperti Kim. Sasi mencoba menyemangati dirinya untuk bekerja pagi ini, dirinya harus bersikap profesional dalam bekerja tidak boleh memasukkan urusan pribadi ke dalam pekerjaannya, terutama urusan dengan sosok Kim, walaupun ia begitu malas harus bertemu dengan pria aneh yang pertama kali ditemui di muka bumi ini.“Semangat Sasi, gue yakin kalau Pak Kim nggak mungkin berbuat yang macam-macam sama lo, jika dia nggak mau reputasinya hancur di perusahaan karena kelakuannya itu,” lirih Sasi yang kembali menatap penampilannya yang sudah rapi di depan cermin, walaupun begitu terlihat sederhana tidak mencolok dan menonjol apapun. Mana ada pria yang mau melirik kepadanya.Sasi segera mengambil tas kerjanya yang tergeletak di atas nakas

  • Stuck On You   Macchiato Love (Part 2)

    “Apa yang sedang dilakukan Pak Kim di sini, hah? Pak Kim nggak bosan-bosannya menggangu hidup saya,” ujar Sasi dengan nada suara sedikit ketus di hadapan Kim, bahkan Sasi mengerutkan keningnya ketika harus berhadapan lagi dengan Kim, pria yang sudah menjadi atasannya sekarang.Diperhatikannya sikap Kim yang tampak santai seperti tidak merasa bersalah, karena Sasi yakin kedatangan pria itu hanya ingin mengganggunya saja, tidak lebih yah seperti itu. Sementara Kim hanya tersenyum simpul dengan wajah keterkejutan Sasi. Kim begitu suka dengan raut wajah Sasi yang ditampilkan seperti itu. Dalam pandangan matanya jika Sasi tampak lucu.“Pertanyaan kamu itu bodoh banget, Si. Saya di sini sebagai tamu, dan kamu harus melayani saya,” balas Kim yang mengubah posisi duduknya dan membuka maskernya sebentar untuk menyesap kopi buatan Sasi yang dirasa begitu menggoda matanya.Sasi hanya dapat menggerutu dalam hati, bisa-bisanya ia bertemu lagi dengan pria menyebalka

  • Stuck On You   Macchiato Love (Part 1)

    Kim menyemprotkan parfum kesukaannya di setiap ruas pakaian yang dikenakannya malam ini, aromanya begitu maskulin. Bagi perempuan yang menghirup aroma parfum Kim pasti akan langsung terpincut. Bahkan rambut yang sudah dioles pomade tampak berkilap, bibirnya yang sedikit kemerahan melengkung bebas sembari menatap wajah tampannya di depan cermin.Sebelum pergi, Kim memperhatikan kembali penampilannya yang memang sudah terlihat rapi. Jam tangan mewah buatan Swiss yang melingkar di pergelangan tangannya. Tak menunggu lama Kim berjalan keluar menuju mobil mewahnya yang sudah terparkir di halaman rumahnya yang begitu luas.Kim hidup seorang diri di rumah miliknya dan ada beberapa pelayan yang bekerja di rumahnya, setiap pelayan sudah diberikan tugas masing-masing, sikap Kim kepada para pelayannya pun terbilang baik dan ramah, walaupun wajahnya sering menampilkan tatapan dingin. Bahkan Win sang sekretaris Kim pun tinggal dengannya, kemanapun Kim pergi pasti Win akan ikut dengan

  • Stuck On You   Benar-Benar Bucin

    Kim menyimpan cangkir kopi buatan Win ke atas meja, karena setelah kepergian Sasi tak lama sang sekretarisnya itu tiba dengan membawa secangkir kopi. Padahal Kim tidak memerintahkannya namun atas inisiatif Win sendiri.“Apa interviu-nya berjalan lancar, Pak Kim?” tanya Win karena melihat gelagat Kim yang tidak biasa. Karena Win menyadari jika salah satu karyawan yang diinterviu-nya oleh Kim adalah perempuan semalam, perempuan yang telah membuat sikap Kim sedikit berubah dan mengenal dengan yang namanya cinta lagi, setelah melupakan pengkhianatan yang dilakukan oleh cinta pertamanya. Dan baru sekarang jika atasannya itu mengenal cinta lagi. “Tentu saja berjalan lancar, tidak banyak yang saya tanyakan kepada Sasi. Karena saya sudah sangat percaya dengan kinerja perempuan itu yang memang seorang pekerja keras,” balas Kim yang menatap ke arah layar laptopnya yang menyala. Tanpa diketahui oleh Win, jika sejak tadi Kim sedang mengamati foto-foto Sasi yang di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status