Share

Bab 18

Author: Arwend Arau
last update Last Updated: 2024-01-27 21:00:00

Setelah Revan keluar meninggalkan butik, ia pergi ke lantai paling atas mall, hanya untuk berteriak melepaskan semua penat dan sakit hati yang kembali hadir mengisi relung hatinya. Kehadiran Sofia yang tidak pernah ia duga, membuka kembali kenangan dan luka yang sudah ia kubur rapat sejak dua tahun silam. "Apakah semua perkataannya bisa kupercaya? Sialan! Arrrrrggggggghhhhh ...." 

Setelah dirasa tenang, Revan baru tersadar bahwa tadi dia datang ke mall ini bersama seseorang. "Azila? Ya ampun aku sampai melupakan gadis itu!"

Beberapa kali ia mencoba menghubungi ponsel  Azila, namun sayang si empunya tidak menjawab panggilan darinya. Pikirannya bertambah kacau, serangan panik itu datang kembali. Gegas ia mengeluarkan obat dari kantong celananya. Kecelakaan Liana menjadi penyebab ia harus terus mengkonsumsi obat ketika serangan panik itu tiba-tiba datang. Setelah Revan berh

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 19

    03.40, angka yang kini tertera di ponsel milik Azila. Sudah hampir 40 menit alarm ponsel itu berbunyi. Namun, Azila masih belum menampakan tanda kehidupan untuk segera mematikan alarm tersebut."Bangun, Nak!"Azila seketika terperanjat dari tidurnya. Masih setengah sadar, ia menyentuh pipinya yang nampak masih hangat bekas sentuhan seseorang yang baru saja membangunkannya."Astaghfirullah, siapa yang baru saja membangunku? Rasanya yang tadi itu bukan sebuah mimpi. Sentuhannya masih bisa kurasakan dengan jelas. Hembusan napasnya masih terasa hangat dekat telingaku." Azila memejamkan matanya mencoba merasakan kembali sentuhan lembut itu. Lamunannya seketika terhenti ketika alarm ponselnya kembali berbunyi, membuat Azila tersadar sepenuhnya kalau yang baru saja ia rasakan dan dengar hanya sebuah mimpi belaka.Azila yang suda

    Last Updated : 2024-01-31
  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 20

    "Boneka cantiknya diculik? Maksudnya apa?" Azila benar-benar tidak mengerti apa yang sedang nyonya Raihanah ucapkan."Boneka cantiknya diculik, mereka ja-hat! Mereka culik boneka cantiknya," rengek Raihanah menunjuk tumpukan boneka yang ada di sebuah meja."Mama tenang, ya! Tidak ada yang mau culik boneka cantiknya, Liana bakal jagain semua boneka mama supaya tidak ada orang yang berani ganggu Mama. Tuh! Semua boneka cantiknya ada di atas meja, 'kan?" tunjuk Azila ke arah tumpukan boneka di atas meja.Tiba-tiba tanpa diundang sebuah cairan bening melesat keluar membasahi pipi Azila. Rasa sakit yang teramat perih, kembali ia rasakan ketika berada di dekat nyonya Raihanah."Ya Allah, aku tidak tega melihat wanita ini. Dia sering meracau, berbicara hal yang sama sekali tidak kumengerti. Apa yang sebenarnya terj

    Last Updated : 2024-02-01
  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 21

    Azila dibuat kelabakan karena foto itu sepertinya telah hilang. Semua saku celananya telah Azila rogoh, tapi sayang foto Liana bayi serta kembarannya tetap tidak bisa ia temukan. "Aduh ke mana fotonya, bukannya tadi aku simpan di saku celana, kenapa jadi nggak ada? Apa jangan-jangan ... foto itu yang dia incar? Siapa orang itu sebenarnya? Dan apa maksud semua ini? Kenapa harus aku lagi yang jadi korban?Aaaaaa...," jeritnya dalam hati. Mbok Karsih dan Marni yang melihat tingkah aneh Azila saling bertatapan. "Nyari apa, Non?" tanya Marni memberanikan diri. "Emmm, tidak ada," ucapnya bohong. "Bisa minta tolong ambilkan air hangat dan obat pereda sakit, aku ingin mengompres leherku ini. Rasanya benar-benar sakit," pintanya pada Marni. "Baik, Non. Sebentar saya ambilkan dulu obat dan kompresannya. Tapi, saya takut, Non! Saya takut penyusupnya masih ada di rumah ini," bisik Marni pelan. Raut wajahnya menyiratkan sebuah ketakutan. 'Berarti bukan Marni pelakunya, gadis muda itu terli

    Last Updated : 2024-02-02
  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 22

    "Iya, penyusupnya adalah kamu, Marni!" tunjuk Revan ke arah Marni. Semua mata langsung tertuju pada Marni. "Apa? Den Revan bilang saya pelakunya?" Seketika mata Marni terbelalak, bahkan Marni tidak percaya dengan pendengarannya. "Marni? Penyusupnya?" Azila pun ikut terkejut mendengar perkataan Revan kalau Marni adalah pelaku pemukulan dirinya. Apalagi dari tadi Marni terlihat sangat ketakutan.Mbok Karsih hanya terdiam, dia belum memberikan respon apapun terkait tuduhan Revan pada anaknya. "Bu, tolong Marni! Ibu tahu sendiri dari tadi Marni menemani nyonya besar di kamarnya. Terus bagaimana bisa Marni yang dituduh telah memukul Non Azila?" bela Marni berharap ibunya mau bicara dan menolongnya. Mbok Karsih hanya terdiam, keringat dingin sudah mulai terlihat membasahi keningnya. "Kak, aku kira bukan Marni pelakunya. Walaupun sepertinya dari awal dia memang

    Last Updated : 2024-02-03
  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 23

    Drrttt! Drrttt! Drrttt!Samar-samar kudengar suara ponsel yang terus bergetar. Dengan mata yang masih terpejam kucoba meraih benda pipih itu, yang kuletakkan di atas meja di samping tempat tidurku.Aku mengucek kedua bola mataku. Rasanya berat sekali mata ini terbuka. Badanku lemas, setelah hampir 8 kali aku harus bolak-balik ke toilet di kedai bakso itu. Kalau saja bukan karena aku kembali mengacaukan harinya, rasanya enggan aku menerima tawaran Azila untuk makan bakso di sana.Akan tetapi, entah kenapa, perasaanku yang tadi kacau karena bertemu Sofia, tiba-tiba hilang ketika bersama Azila. Aku jadi tertawa sendiri mengingat kekonyolanku saat tadi bersamanya. Apalagi ketika aku ditantang untuk makan bakso 2 porsi dengan level pedas yang sangat tidak wajar. Hahaha, alhasil aku harus berakhir bolak-balik ke toilet. Tapi, ketika melihat Azila tertawa lepas

    Last Updated : 2024-02-05
  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 24

    Ternyata hampir satu jam aku tidak sadarkan diri. Saat kali pertama kubuka mata, aku sudah berada di sebuah ruangan serba putih dengan aroma obatnya yang khas."Ya ampyun, syukurlah akhirnya Bos Revan sadar juga. Eyke beneran panik tadi," cerocos Alex saat aku baru tersadar."Apa yang terjadi denganku? Kenapa aku bisa ada di sini? Liana, gimana kondisi Liana?" cecarku pada Alex. Aku mencoba bangkit berdiri tapi tiba-tiba kepalaku terasa sakit dan berputar, pandanganku sedikit kabur, hampir saja aku terjatuh. Untung ada Alex yang langsung sigap membantuku."Adu-duh, Bos! Tenang ya! Udah, lebih baik istirahat dulu di sini! Tadi dokter bilang Si Bos kurang darah, terus lambungnya kosong jadinya pingsan, deh. Emangnya Bos Revan belum makan dari kapan?" tanya Alex seraya membantuku duduk bersandar.Makan? Aku baru teringat kal

    Last Updated : 2024-02-06
  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 25

    "Arahnya dari sekitar taman, Den," tunjuk Pak Darmin."Kita lihat ke sana sekarang, Pak!" Dengan setengah berlari kami bergegas mencari asal suara.Ya Tuhan apalagi ini? Aku pulang untuk menenangkan pikiran dan tubuhku. Tapi, baru saja aku memasuki gerbang sebuah teriakan minta tolong sudah menggema."Tolong! Tolong! Ada yang pingsan! Tolong!""Cepat, Pak!" seruku pada pak Darmin."I-ya, Den." Dengan terengah-engah pak Darmin mencoba menyusul langkahku.Setelah tiba di tempat teriakan berasal, kami berdua terperanjat. Seseorang sedang terkapar di tanah dengan masih menggenggam

    Last Updated : 2024-02-08
  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 26

    PAPA? Jadi papa adalah pimpinan rumah sakit ini? Rumah sakit Yudistira Persada Utama. Tempat Liana akan melakukan transplantasi jantungnya? Pantas saja aku seperti tidak asing dengan nama rumah sakit ini.Aku mengambil ponselku dan diam-diam merekam kegiatan papa di sini. Setelah dirasa cukup, kemudian aku mengirimkan pesan kepada Panji--asisten pribadiku di kantor.[Selidiki tentang Rumah Sakit Yudistira Persada Utama, apa benar papa adalah pimpinan rumah sakit ini?]Bagaimana ini? Kalau sampai papa tahu Liana masih hidup dan ada di rumah sakit ini, bisa-bisa operasi transplantasi jantungnya bisa dibatalkan, nyawa Liana sedang dalam bahaya. Aku sudah menunggu cukup lama untuk operasi ini. Jangan sampai operasinya gagal lagi!"Aku dengar akan ada operasi besar hari ini?" Samar-samar kudeng

    Last Updated : 2024-02-09

Latest chapter

  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 61

    Liana berusaha bangkit dan mengambil obat yang selalu ia bawa di dalam tas kecilnya. "Aku harus bisa!" Dengan napas yang mulai tersenggal-senggal. Hampir saja ia kembali terjatuh sebelum akhirnya ada seseorang yang berhasil menopang tubuhnya yang kurus."Ya ampuuuun, Non?" ucapnya saat berhasil menahan tubuh Liana agar tidak terjatuh. Ternyata itu Alexa dan perawat pribadi Liana yang datang.Dengan sigap sang perawat segera memberikan obat yang harus Liana minum. "Makasih," katanya dengan lemah."Untungnya kita datang tepat waktu, kalau nggak ya ampiun, Non, Non! Nanti kalau udah tenang Yey harus cerita sama Ekye pokoknya! Sekarang Yey istirahat, kita stand by di sini. Kita bakal jagain Yey dua puluh lima jam kalau perlu!" ucapan Alexa berhasil membuat Liana tersenyum."Sekali lagi terima kasih, kalian seperti malaikat yang Allah kirim untuk aku," ujar Liana lemas. Tidak lama kemudian dia terlihat terlelap

  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 60

    Rasa penasaran pada sosok anak kecil yang berada di samping Revan, sepertinya harus Azila tahan dulu. Dia tidak mau merusak suasana hati yang kini sedang berbunga-bunga. Penantiannya pada pria bertubuh tinggi itu tak lekang oleh waktu. Dan kini, saat sang pujaan berada tepat di hadapannya, rasanya tidak rela harus merusak segalanya. "Sebaiknya nanti saja aku tanyakan tentang anak ini. Tapi tunggu, kenapa wajahnya sangat tidak asing, ya?" gumamnya dalam hati. Menyadari tingkah Azila, Raihanah dan Liana mencoba kembali mencairkan suasana yang mulai sedikit kaku dan ada kecanggungan. Mereka juga tidak tahu kalau Revan akan mengajak serta putri dari adiknya-mendiang Shopia-untuk hadir di acara dadakan hari ini. Awalnya mereka akan memberi kejutan di sebuah hotel berbintang. Tetapi karena Azila tiba-tiba masuk rumah sakit, semua rencana dipindahkan secara mendadak. "Hmmm, kita potong kuenya dulu, ya! Kasian tuh yang lain pada nungguin," pinta Liana pada Azila. "Iya, nih, Teh,

  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 59

    Tak terasa cairan itu kembali lolos membasahi pipinya. Cepat-cepat ia menyusutnya. Ia tidak ingin kembali larut dalam kesedihan. Perlahan Azila menutup kembali mata, menikmati derasnya hujan yang membasahi tubuh. Seakan-akan raga itu bisa merasakan kehadiran Revan ada di dekatnya. Wangi aroma parfum yang ia kenal tiba-tiba menguar masuk ke dalam setiap hela napas. "Bahkan wangi aroma tubuhmu masih bisa kuingat dengan baik." Azila menarik napas panjang, merasakan aroma parfum yang semakin dekat dengan dirinya."Tunggu! Wangi ini ...?" Azila mengendus wangi parfum itu tanpa membuka matanya."Nggak mungkin itu dia, sepertinya aku terlalu berharap kalau sekarang dia ada di depanku," ucapnya pelan.Tiba-tiba kepalanya terasa sakit dan berputar, perutnya juga mulai terasa mual, mungkin karena seharian ini Azila belum makan. Rencananya ia ingin makan bersama dengan Bi Nani dan Danur. "Neng, Bibi udah nemuin payung--, Ya Allah, Neng? Kamu kenapa, Neng?" teriak Bi Nani terkejut. Ia berlari k

  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 58

    "Sebuah jurang seperti sengaja dibuat untuk memisahkan kita. Seharusnya aku tahu diri, sejak awal, rasa ini tidak sepatutnya ada. Tapi, kenapa ...? Kenapa kamu tidak berterus terang di awal kalau rasa ini berbalas? Kenapa kamu harus pergi dengan menyisakan rasa bersalah yang besar di hidupku? Dan kini, kenapa kamu harus kembali saat aku berusaha keras untuk melupakan semua tentangmu?" Azila tertunduk lesu menatap sebuah foto yang berada di sebuah ruang kerja yang dulu adalah milik 'sang kakak'.Gadis itu akhirnya menangis sejadi-jadinya sesaat setelah mengirimkan sebuah pesan kepada sang ibu, kalau dirinya memutuskan untuk membatalkan perjodohan ini.Langit kini berubah gelap, bintang-bintang sudah menampakan dirinya untuk menemani sang bulan menyinari malam yang syahdu. Suara daun-daun yang bergesekan karena tertiup angin malam, seolah berbisik lirih menyampaikan pesan rindu yang telah lama ditunggu

  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 57

    Semua rasa yang pernah tersimpan apik di dalam hati, sepertinya harus tersimpan rapat selamanya. Belum bisa terganti. Bahkan mungkin tidak akan pernah. Sepertinya, itu yang kini tengah dirasakan Azila. Lima tahun berlalu, namun sosok Revan tidak pernah lekang oleh waktu. Semakin Azila coba lupakan, bayang-bayang cinta pertamanya itu semakin kuat mengisi hati dan pikirannya."Jadi gimana, mau 'kan terima perjodohan ini?" rayu seorang gadis cantik berhijab yang duduk di samping Azila.Tidak ada respon dari Azila. Dia hanya terdiam tak menjawab pertanyaan Liana."Ayo, dong, Sayang! Kamu harus mau terima perjodohan kali ini. Kamu tahu, kalau kamu nggak mau nikah, adik kamu, Liana, juga nggak mau nikah. T'rus kapan Mama bisa mamerin cucu Mama ke temen-temen arisan? Cuman Mama loh, yang nggak punya cucu." Wanita paruh baya itu mengerucutkan bibirnya. Ia pun turut menc

  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 56

    Azila sangat terkejut melihat foto yang diberikan sang ibu. Terlihat dengan jelas, ada yang telah membongkar makam Liana. Makam itu kini dalam keadaan terbuka dan hanya berisi peti kosong. Konon katanya, karena jasad Liana rusak mereka terpaksa memakaikan peti saat menguburkannya."Seseorang mengirimkan foto itu seminggu yang lalu. Mama juga kaget saat melihat foto-foto itu. Mama langsung datang memeriksa ke sana. Dan kamu tahu, setelah Mama tanya-tanya petugas di sana, ternyata makam itu ... kosong!""Apa? Ma-makam Liana, kosong?" Gadis itu dibuat menganga oleh pernyataan sang ibu."Mama serius? Kok, bisa?" Azila beranjak dari tempatnya duduk, berpindah posisi dan lebih dekat dengan sang ibu. Raut wajahnya terlihat lebih serius."Mama juga nggak ngerti, Sayang. Apa yang sebenarnya terjadi. Apa jangan-jangan ... memang sebenarnya Liana itu tidak benar-benar meninggal?!" Sejenak Raihanah terdiam sebelum akhirnya melanjutkan ceritanya. Tatapannya kosong menatap langit-langit kamar yang b

  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 55

    "Ka-kalian se-semua harus i-ikut ma-ti di si-sini!" Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Sofia berhasil menyalakan pemantik api yang sedari tadi digenggam. Tak lama kemudian dia terkulai lemas dan tidak sadarkan diri.Kilatan api dengan cepat merembet ke arah kaki Azila yang masih terikat di kursi. "Arrrrgghhh! Api! Tolong!" pekik Azila panik."Astaghfirullah, Revan. Tolong Alina, cepat!" teriak Raihanah ikut panik melihat kejadian itu. Dia tidak bisa berbuat banyak, karena tengah membantu sang adik yang tadi tertusuk.Dengan sigap, Revan segera membuka jaketnya dan mengibaskan api yang sempat menyentuh kaki gadis itu. Akhirnya pria muda itu berhasil membuka ikatan talinya dan membawa Azila ke tempat yang aman.Tidak berselang lama, para polisi datang membantu. Kobaran api semakin besar, dan mulai merobo

  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 54

    "Apa kalian pikir hanya kalian yang menderita di dunia ini? Lalu bagaimana dengan nasibku? Yang waktu bayi telah dibuang oleh ayahmu itu. Dari kecil aku pun sama tidak pernah merasakan kesenangan seperti yang kalian pikirkan. Aku pun sama sering dihina dan dikucilkan karena kemiskinan dan status yang tidak jelas. Tapi, aku sama sekali tidak pernah menyimpan dendam seperti yang kalian rasakan. Karena aku sadar semua telah digariskan oleh Tuhan," seru gadis itu membuat Rihana tertohok. Plak! Sebuah tamparan kembali mendarat di pipi Azila. "Silakan, tampar aku sesukamu! Asal kalian tahu, setiap perbuatan itu ada balasannya. Sekecil apapun itu. Tuhan tidak pernah tidur, ingat itu!" "Hentikan semua ucapanmu itu! Kami tidak butuh ceramah darimu!" titah Sofia sambil menjambak kasar rambut gadis itu. "Bertobatlah, sebelum kalian menyesal

  • Status Kontrak dengan Kakak Angkat   Bab 53

    "Cukup! Dasar, wanita gila! Jangan pernah lagi kamu menyentuh ibuku, hah!" ucapnya penuh emosi. "Dua tahun ini, aku sengaja menyelinap masuk ke dalam keluarga barumu. Seperti yang kuduga kau sama sekali tidak mengenaliku. Aku berpura-pura menjadi suster pribadimu hanya untuk bisa mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku. Kau lihat ini?" Wanita itu mengeluarkan sebuah benda dari kantung bajunya dan mengacungkannya ke udara. "Bagaimana kamu bisa menemukan stempel itu?" tanya Raihanah saat ia melihat benda yang diacungkan adiknya. "Bukan hal sulit bagiku. Tentunya aku dibantu oleh para pekerja yang ada di rumah mewahmu itu. Semua telah kubayar agar mereka tutup mulut dan mau bekerja sama. Termasuk saat kejadian saat gadis ini datang ke rumahmu." Wanita itu kini berpindah dan mencengkeram dagu Azila. "Lepaskan!" Gadis itu meronta sekuat tenaga. "Jadi, pelaku sebenarnya yang waktu itu memukulku adalah kamu, bukan Mbok Karsih?" ucapnya kaget seolah tidak percaya dengan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status