Hari ini mereka akan kembali ke Jakarta. Azura sudah tidak terlalu mual-mual lagi, dokter sudah memberikannya obat untuk mengatasi morning sickness yang dialaminya. Reno juga jadi berbeda, dia semakin memperhatikan Azura. Mengawasi semua yang Azura lakukan, dia khawatir jika terjadi sesuatu pada istrinya.
Walau terkadang Azura kesal pada sikap protektif Reno, tapi dia juga bahagia. Reno sangat berbeda sekarang tidak lagi sama seperti dulu. Pernikahan kontrak berubah menjadi pernikahan yang sesungguhnya, namun Azura juga ragu. Apakah Reno sudah melupakan Selvia? Dia takut Reno akan berubah kembali seperti dulu.
“Kamu kenapa kok diam saja?” tanya Reno.
“Aku ga apa-apa kok Ren,” ucap
Jangan lupa untuk klik bintangnya yaa jika kalian menyukai cerita Azura. Terima kasih.
Di ruang kerja Luis menatap Reno dengan curiga. Bagi Luis semua tidak masuk akal walau mungkin anaknya melakukan hubungan intim duluan dengan Azura, tapi tetap ada kecurigaan yang harus ditanyakan pada putranya.“Sebelumnya Papa ingin mengucapkan selamat atas kehamilan Azura dan kamu akan menjadi seorang Ayah,” ujar Luis.“Terima kasih Papa,” ucap Reno.“Ada sesuatu yang ingin Papa tanyakan padamu, Ren.”“Tentang apa Pak?”“Maaf bukannya Papa ingin ikut campur dalam rumah tanggamu. Papa mengenal sifat dan kelakuanmu yang dari kecil mendidik kamu.”Reno menghela napasnya berat. Dia yakin pasti ini pertanyaan tentang
Tanpa terasa kehidupan pernikahan Azura dan Reno sudah berjalan 5 bulan begitu juga dengan kehamilan Azura yang memasuki usia kandungan 6 bulan. Reno sangat memperhatikan Azura, semua yang Azura lakukan harus seijin Reno. Reno tidak akan pernah membiarkan Azura sendirian dan selalu dilayani.Betapa bahagianya Azura. Dia diperlakukan bagai Ratu oleh sang Raja dan Raja itu adalah Reno.“Selamat pagi Sayang,” sapa Reno saat Azura terbangun dari tidurnya.“Aduh, jam berapa ini?” tanya Azura panik.Azura langsung beranjak dari tempat tidur segera menuju kamar mandi. Dia belum menyiapkan sarapan untuk Reno pergi ke rumah sakit. Sudah 5 bulan semenjak mereka tinggal di rum
Reno tersenyum bahagia saat seorang suster memberitahukan kalau Azura datang ke rumah sakit untuk menemuinya. Dia langsung menuju ke rooftop rumah sakit setelah selesai operasi, entah kenapa baru saja beberapa jam berpisah dari istrinya dia sudah merindukan wanita hamil tersebut.Begitu dia tiba di rooftop Azura tampak cantik dengan balutan dress bercorak garis-garis berwarna peace. Perut Azura yang membuncit, surai panjangnya yang hitam legam menambah aura keibuan terpancarkan pada wajah Azura. Akh, istrinya selalu pintar memilih pakaian apa yang dikenakannya supaya selalu tampak mempesona di matanya.“Azura,” panggil Reno.Azura menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. Dia lang
Keheningan mengapungkan kenangan, mengembalikan cinta yang hilang, menerbangkan amarah, mengulang manis keberhasilan dan indah kegagalan. Hening menjadi cermin yang membuat kita berkaca-suka atau tidak pada hasilnya. - Dewi Lestari-Kepingan-kepingan ingatan tentang masa lalu membuat Richie selalu terbayang pada Azura. Dia yang dulu berusia 15 tahun datang bersama Bella menuju ke rumah Azura.FlashbackBella dan Megan sahabat sekolah dari sekolah menengah pertama sampai mereka berkuliah. Bella yang berlibur ke Indonesia segera berkunjung ke rumah Megan bersama dengan anak kembarnya, Reno dan Richie.
Menatap keindahan pekarangan rumah keluarga Geraldo membangkitkan kenangan Richie tentang masa kecilnya. Masa kecil yang seharusnya membahagiakan terasa begitu menyakitkan bagi Richie. Dengan langkah berat dia menapakkan kakinya berjalan perlahan masuk ke dalam rumah yang seharusnya terasa nyaman tapi menyakitkan.Senyuman seorang wanita paruh baya yang selalu tampak cantik di usianya yang tidak lagi muda, tapi selalu membuat Richie merasakan kasih sayang tanpa batas. Bella menyambut salah satu putra kembarnya dengan pelukkan hangat. Pelukkan Bella membuat hati Richie terasa sakit, apakah dia bisa bahagia walau memiliki segudang dosa yang bahkan dia sendiri sulit untuk menghitungnya.“Kamu makan dulu yaa Ichie,” ujar Bella.“Masakan Mama selalu aku rindukan. Aku akan selalu memakan apapun yang Mama masak,” ucap Richie.
Reno sangat bahagia saat mendapatkan telepon dari Bella yang mengatakan kalau Richie telah kembali. Dia berencana akan membawa Azura menemui kembarannya. Sehingga jadwal praktiknya untuk sore hari dia batalkan. Dia pun menghubungi Azura akan menjemput istrinya untuk ke rumah sang ibu mertua. Tentu saja Azura sangat senang bisa ke rumah ibu mertuanya, sudah 2 minggu mereka tidak saling bertemu.Sesampainya di rumah keluarga Geraldo, Reno terburu-buru masuk ke dalam rumah meninggalkan Azura yang terkejut Reno beda dari biasa langsung menuju lantai 2 menemui Richie yang berada di dalam kamarnya. Bagaimanapun dia merindukan kembarannya dan hubungan mereka walau sering bertengkar, tapi saling membutuhkan.Di saat Azura ikut masuk ke dalam rumah, dia men
Reno menemani Azura yang terbaring lemah di atas ranjang. Dia terus menggenggam erat tangan Azura berharap istrinya segera sadar. Bella yang juga berada di sisi Azura dan Reno menatap dengan khawatir. Kenapa menantunya bisa jatuh pingsan di usia kandungannya sudah 6 bulan?“Permisi Bu, dokter Andri sudah datang,” ujar salah satu asisten rumah tangga.“Suruh ke sini,” ujar Bella.Richie mendengar kalau dokter yang dipanggil Bella sudah datang segera keluar dari kamarnya bersembunyi di balik pintu kamar Reno. Dokter Andri merupakan dokter SPOG atau dokter kandungan sengaja di panggil Bella untuk memeriksa keadaan Azura. Walau Reno yang juga merupakan seorang dokter sudah mengatakan kalau keadaan Azura hanya kelelahan, tapi Bella tidak mempercayainya. Dan apa yang dikatakan Reno juga sama seperti yang dikatakan Dokt
Reno menatap Selvia dengan sedih. Dia terus menggenggam tangan Selvia berharap wanita yang masih dicintainya baik-baik saja. Suara erangan Selvia terdengar membuat Reno semakin khawatir.“Sel, apa yang kamu rasakan?” tanya Reno.“Reno…” Suara Selvia terdengar lemah.“Kenapa kamu melakukan ini Sel.”“Reno…” Selvia menangis menatap Reno.Reno menjadi tidak sampai hati dengan keadaan Selvia. Dia membelai dengan lembut tangan Selvia berharap semua akan baik-baik saja.“Sakit Ren, sakit banget,” ujar Selvia masih men