Home / Romansa / Sopirku Selingkuhanku / Kedatangan Madu Baru

Share

Kedatangan Madu Baru

Author: Nanaz Bear
last update Last Updated: 2022-07-12 14:08:49

Buka pintunya! siapa yang mengunci pintu kamar mandi dari luar, woyyyy!" teriak Marni yang terjebak dalam kamar mandi. Alena melepaskan ciumannya sesaat.

"Apa ini ulahmu?"

Harry terkekeh sambil mengangguk.

"Meski saya tak takut, mati. Saya tetap harus waspada pada bahaya yang bisa mengancam kita berdua." balas Harry.

Alena girang bukan main. Harry yang biasanya ketus itu tiba-tiba berubah manis seperti ini. Dia melanjutkan ciumannya tanpa peduli dengan teriakan pembantunya yang meminta tolong.

****

Hari terus berlalu. Tiap malam dua manusia yang tengah menjalani cinta terlarang itu tak pernah menyia-nyiakan kesempatan mereka untuk curi-curi bertemu. Alena nampak tak peduli ketika Harry meninggalkan beberapa tanda merah keunguan di beberapa bagian tubuhnya.

"Alena sayang. Mas pulang!" teriak Yudi sambil mengetuk pintu kamar. Alena dan Harry terkejut bukan main, tiba-tiba sekali suaminya pulang ke rumah tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Ini jam satu malam, suaminya pulang lebih awal dari jadwal seharusnya.

"Harry. Cepat pakai bajumu!" ujar Alena seraya mengutip bajunya yang berserakan di lantai.

"Baik, Len." balas Harry. Dia mulai berani berbicara tak formal pada majikannya.

"Kau sembunyi dulu dalam lemari, Harry. Nanti aku akan alihkan perhatian suamiku dan Dewi."

Cepat-cepat Harry menurut. Setelah dia selesai memakai bajunya, dia langsung masuk dalam lemari baju majikannya.

Ceklek!

"Mas dah pulang? cepet banget?" tanya Alena saat menyambut suamimya. Dia mengikuti saran Chika agar menghadapi Yudi dengan lembut, dengan begitu ia akan lebih mudah menjalankan rencananya. Berpura-pura bersikap lembut dan mengalah untuk mencapai tujuan besarnya.

"Besok pagi ada meeting mendadak, jadi Mas pulangnya lebih cepet. Kenapa ekspresimu kok kaya gak suka melihat Mas pulang?" tanya Yudi penuh selidik.

"Bukan gitu, tapi males aja harus bertengkar lagi dengan istri muda, Mas." jawab terbata Alena.

"Hampir seminggu Mas tinggal harusnya kemarahanmu padanya sudah berkurang." balas Yudi sambil menarik masuk kopernya ke dalam kamar Alena.

"Tidak akan Mas. Tolong jangan paksa aku memaafkan penghianat itu." ucap Alena dengan nada tak setinggi biasanya.

Yudi duduk di atas ranjang kemudian menatap wajah istrinya yang masih belum bisa menerima pernikahan keduanya.

"Kamu kok keringetan? Padahal suhu ruangan di kamarmu lumayan dingin?"

Alena terkejut bukan main, dia tak menyangka suaminya akan memperhatikannya sedetail itu.

"Itu...itu tadi sebenarnya aku belum tidur. Aku beres-beres isi lemari karena tak bisa tidur."

Yudi menatap Alena dengan sedikit rasa iba, "Maaf. Kamu pasti sangat tersiksa dengan datangnya wanita lain di rumah ini."

Alena mulai berdrama, dia menunjukan wajah sedihnya sembari mengangguk.

"Mas bawa oleh-oleh buat kamu." ucap Yudi sembari berjongkok membuka kopernya.

"Wah, cantik banget. Mas." puji Alena senang.

"Cincin berlian ini harganya lebih mahal dari mobilmu. Kau suka?"

Alena mengangguk senang.

"Jangan marah lagi sama, Mas. Janji?"

"Ya. Aku enggak akan marah lagi sama kamu."

Untuk sesaat Yudi memeluk erat istri pertamanya, "Makasih, sayang. Kamu tetap menjadi yang pertama dari banyaknya wanita-wanita lain yang dekat dengan Mas."

Alena sedikit melonggarkan pelukan suaminya, "Apa maksud kalimatmu tadi Mas? Apa itu berarti ada banyak wanita lain selain Dewi yang sedang Mas kencani?"

Yudi tertawa, "Mas cuma ngledek kamu. Jangan serius gitu, dong!" ucap Yudi sambil mencolek hidung istrinya.

"Mas Mandi dulu, baru boleh tidur di sini!" ucap Alena.

"Sudah tengah malam gini, Mas cuci muka saja, ya?" balas Yudi dengan nada malas.

"Enggak bisa. Di tubuh Mas menempel parfum Dewi. Aku benci pada segala sesuatu yang mengingatkanku pada wanita itu!" tegas Alena. Yudi yang melihat Alena kembali marah saat mencium bau parfum Dewi di tubuhnya akhirnya mengalah.

"Ok. Mas akan mandi." ucap Yudi sembari bangkit dari duduknya. Kemudian ia menyambar handuk miliknya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah Yudi masuk dalam kamar mandi, Alena mengunci pintu kamar mandi dari luar kemudian cepat-cepat ia membuka pintu lemarinya.

"Aku akan mengalihkan perhatian Dewi, saat itu cepat-cepat kamu turun!"

Harry paham dan mengangguk.

"Wi! buka pintu!" teriak Alena sambil mengetuk pintu kamar Dewi.

Dewi membuka pintu kamarnya kemudian dia melipat dua tangannya di dadanya.

"Eh, maduku. Datang kesini pasti mau ngelabrak aku karena minjem suamimu terlalu lama, kan?"

Bukan Dewi namanya kalau dia tak selalu memancing amarah Alena. Alena yang kemarin sering terpancing oleh tajamnya lidahnya kini tidak lagi.

"Aku mau ngomong sesuatu yang penting di dalam. Boleh aku masuk?"

"Ngomongnya di sini saja. Ngapain harus pake ke dalam!" tolak Dewi.

"Aku tak mau Mas Yudi mendengarnya. Boleh aku masuk?" Alena mengulang pertanyaannya.

Karena penasaran Dewi akhirnya mengizinkan Alena masuk ke dalam kamarnya. Pintu kembali Dewi tutup saat Alena sudah sampai ke dalam.

"Mau ngomong apa?"

"Gini, Wi. Suamiku ngelarang aku cerita sama kamu. Kalau dia ngasih aku cincin berlian ini yang harganya lebih mahal dari mobil yang ku pakai."

Wajah Dewi memerah melihat Alena pamer cincin berliannya. Cincin itu sangat cantik, bagaimanapun caranya Dewi harus mendapatkannya juga.

"Jadi kamu datang ke sini cuma mau pamer?"

"Bukan pamer Dewi. Aku sedang curhat saja sama kamu tentang betapa sedang bahagianya aku malam ini."

Dewi berdecak kesal, "Sama saja itu pamer, bodoh!"

"Owh. Jadi selama pertemanan kita dulu kamu selalu menganggapku pamer ketika sedang curhat tentang kebahagiaanku sama kamu? Aku ngerti sekarang kenapa kamu juga menginginkan suamiku. Itu karena kamu iri kan sama kemewahan yang ku dapatkan dari Mas Yudi?" ucap Alena dengan nada meremehkan.

"Diamlah kamu, Len. Apa masih penting membahas masalalu kita? Aku sudah jadi istri kedua Mas Yudi. Kedudukan kita di rumah ini sudah setara. Jadi jika kamu mendapatkan cincin itu aku janji esok aku juga akan dapatkan cincin yang sama persis dengan itu. Aku janji."

"Aku juga janji kamu takan berhasil mendapatkanya!" ucap Alena kemudian melenggang pergi. Dewi kembali berhasil di buat kesal Alena. Seperginya Alena, Dewi membanting vas bunga yang ada di kamarnya karena sangat marah.

Mendengar kemarahan Dewi, Alena tersenyum puas. Dia berjalan menuju kamarnya dengan senyuman penuh kemenangan.

Setelah masuk kembali dalam kamar, cepat-cepat Alena mengecek keberadaan Harry. Alena bernafas lega setelah melihat Harry sudah tak ada di sana lagi. Ia kemudian berlari dan membuka kunci pintu kamar mandi.

Yudi telah memakai kimononya dan duduk di sebelah Alena.

"Mas aku sudah ngantuk. Aku tidur duluan, ya?" ucap Alena sebelum Yudi melakukan sesuatu padanya. Dengan wajah kecewa Yudipun mengijinkan istrinya tidur duluan padahal malam ini dia sangat menginginkannya.

Keesokan paginya Dewi mengamuk ingin cincin yang sama dengan Alena. Alena mengancam Yudi jika kali ini dia memberikan cincin yang sama pada Dewi, dia takan memaafkan Yudi. Kepala Yudi hampir pecah menghadapi dua wanita egois yang sudah menjadi istrinya.

Malam harinya Yudi ingin mengajak Alena makan malam. Tentu saja tanpa Dewi. Alena cukup tersanjung dengan sikap baik Yudi. Sepertinya kali ini lelaki itu ingin menebus rasa bersalah padanya.

Sepanjang perjalanan ke restoran, Yudi menggenggam tangan Alena. Mereka berdua terlihat begitu romantis. Harry yang melirik mereka dari kaca spionnya merasa cemburu. Cinta buta telah membangunkan keegoisannya. Dia sadar betul, harusnya dia tidak merasa panas melihat keromantisan sepasang suami istri yang ada di belakangnya.

Di dalam restoran Yudi menarik ke belakang kursi dan mempersilahkan istrinya duduk. Alena merasa seperti seorang Putri di perlakukan seperti itu oleh suaminya. Jujur dari hatinya paling dalam ia merasa terharu melihat kebaikan suaminya.

Setelah selesai makan malam, Yudi ragu-ragu mengutarakan sebuah keinginannya pada Alena.

"Mas membawamu kesini sebenarnya ingin mengatakan sesuatu yang penting padamu."

Alena mulai menyimak ucapan suaminya.

"Kamu janji ya, enggak akan marah setelah aku jujur padamu?"

"Tergantung. Memangnya Mas mau bilang apa sampai-sampai ragu-ragu gitu?" tanya penasaran Alena. Perasaannya mulai tak enak.

"Sebenarnya saat Mas bulan Madu di Bali, Mas ketemu dengan seorang gadis cantik. Mas ingin menjadikannya istri ke tiga Mas."

Alena syok mendengar ucapan suaminya.

"Jadi cincin berlian dan makan malam ini adalah sogokan dari Mas agar aku mengizinkan Mas menikah lagi?" ucap Alena dongkol. Ia mengatur nafasnya karena merasa di bohongi dengan sikap baik suaminya yang dia anggap tulus sebelumnya.

"Tolonglah, Len. Ini terakhir kalinya Mas akan menikah. Jangan marah, ya?"

"Kalau aku gak ngijinin pernikahan kalian, apa Mas akan tetap menikah?"

"Tentu saja. Karena keputusan mas sudah bulat. Dengan ijin atau tanpa ijinmu Mas akan nikah lagi."

"Kalau akhirnya seperti itu kenapa masih minta ijinku, hah?" geram Alena sambil melempar sendok di piringnya. Ingin dia melakukan hal lebih kasar dari itu, tapi melihat dia jadi pusat perhatian pengunjung lain dia tak jadi melakukannya.

'Sabar Alena. Tujuanmu menguras harta suamimu. Biarkan dia melakukan apa pun yang ingin ia lakukan!'

Alena kembali merasa sejuk setelah mengingat tujuan awalnya. Sejak malam itu dia berjanji untuk tidak akan lagi tersentuh oleh sikap baik suaminya. Entah berapa wanita lagi yang akan singgah di hati suaminya, dia harus siap akan hal itu. Dia berjanji pada dirinya sendiri, akan segera mengakhiri penderitaannya. Setelah ia rasa uangnya cukup untuk pengobatan ibunya, dia akan kabur dari Yudi.

Sepanjang perjalanan pulang Alena diam. Yudi tahu kalau istrinya masih syok dengan keputusannya.

Karena tak mau membuat mood Alena bertambah buruk, dia memutuskan tidur di kamar Dewi.

Yudi masuk dalam toilet. Ponselnya tiba-tiba bergetar. Notif pesan masuk. Mata Dewi membulat saat tak sengaja membaca pesan tersebut. Panggilan sayang dan kata-kata mesra di kirim oleh seorang gadis cantik berumur belasan tahun untuk suaminya.

Saat Yudi keluar dari toilet, Dewi langsung mengintrogasi suaminya. Ketenangan yang Yudi inginkan, tapi bencana yang ia dapatkan. Jika tadi dia tak memutuskan tidur di kamar Dewi, peperangan ini takan terjadi.

Jam menunjukan pukul sebelas malam, tapi suara cempreng Dewi tak bisa membuat Alena tidur. Dewi yang tengah mengamuk dan mengomeli suaminya mengganggu ketenangan Alena.

"Kamu tega, Mas! belum genap dua minggu pernikahan kita tapi kamu sudah main serong dibelakangku!" teriakan Dewi hampir membuat gendang telinga Alena pecah. Dia menyumbat telinganya dengan hansfree bermaksud agar tak lagi mendengar pertengkaran dua orang itu.

"Hentikan bertindak seperti anak kecil Wi, kamu pikir Mas peduli tentang perasaanmu apa? Jadi, jangan berani-beraninya mengatur hidup Mas. Minggu depan Mas akan menikah lagi dengan wanita yang mengirim pesan tadi, jika kamu merasa keberatan kamu boleh pergi meninggalkan rumah ini!"

"Sumpah demi apapun, suara mereka lebih berisik dari pasar yang menjual hewan-hewan liar." bebel Alena. Dia membanting bantalnya dan keluar kamar, telinganya sakit mendengar dua badut itu bertengkar.

Alena mengambil air putih lalu meneguknya tanpa sisa. Setidaknya air putih itu kembali menetralkan rasa kesalnya.

Selesai minum mendadak pikiran nakal Alena datang, dari pada dia suntuk dikamar bukankah lebih baik kalau dia habiskan sedikit waktunya bersama sopir tampannya yang akhir-akhir ini membuatnya tergila-gila.

"Hai, tampan! kok melamun sih?" Harry terkejut melihat Alena tiba-tiba muncul dalam kamarnya, ia tak mengunci pintu jadi dengan mudahnya Alena bisa masuk ke dalam.

"Kamu belum tidur?" tanya Harry sambil tersenyum menyambutnya. Ia mengecup kening Alena dan ini lebih dari cukup membuat hati Alena senang.

"Aku gak bisa tidur, suamiku dan Dewi sedang bertengkar. Berisik banget!" Alena duduk di bibir ranjang sambil menyandarkan kepalanya di pundak Harry. Harry yang juga belum tidur karena rasa cemburunya akan keromantisan Alena dan Yudi tadi, merasa hatinya mulai membaik.

"Kenapa mereka ribut, apa Dewi marah lagi kalau Pak Yudi lebih suka tidur bareng kamu” Harry bertanya dengan memperlihatkan sedikit rasa cemburunya. Itu makin terlihat menggemaskan bagi Alena.

"Bukan itu sayang. Mas Yudi mau nikah lagi jadi sekarang Dewi tengah mengamuk." mata Harry membulat, tak percaya mendengar cerita Alena.

"Serius?" tanya Harry dengan tak mengedipkan matanya karena saking terkejutnya.

"Ya seriuslah, masa aku bohong sih!" kembali Alena menyandarkan kepalanya di pundak Harry. "Makan malam tadi hanya sebuah sogokan. Dia bilang padaku ingin menikahi satu wanita lagi."

"Kamu yang sabar ya sayang, anggap ini sebuah cobaan untukmu." Harry menguatkan Alena sambil mengelus rambut kekasih gelapnya itu.

"Aku sudah tak pernah merasakan sakit lagi sejak bersamamu, Har! Aku benar-benar hutang budi padamu." kata-kata Alena membuat Harry terharu, semenit mereka berciuman dan berpelukan.

"Aku pamit dulu ya sayang, takutnya mereka curiga kalau terlalu lama meninggalkan kamarku." pamit Alena.

"Buru-buru banget, sih!" ucap Harry sambil manyun.

"Kamu mau kita ketahuan?"

Harry menggeleng.

"Jadi jangan egois. Kita akan kabur bersama setelah aku berhasil memberi pelajaran Mas Yudi. Kamu harus sabar sampai saat itu tiba." ucap Alena membujuk Harry agar tidak lagi manyun.

"Kamu janji, kamu akan membawaku ikut kabur dari sini? Kamu tidak akan menyesal menikahi pemuda miskin sepertiku?" tanya Harry. Alena menggenggam tangan Harry untuk kembali meyakinkan sopir tampannya.

"Aku sudah pernah hidup bergelimpang harta, tapi nyatanya aku tidak bisa bahagia. Harta tak menjamin kebahagiaanku, Harry."

Harry tersenyum, "Aku janji juga tidak akan membuatmu terluka. Aku takan membuatmu menyesal karena telah memilihku." ucap Harry.

"Aku pergi. Jangan manyun lagi seperti tadi. Aku mencintaimu!"

Harry bahagia bukan main saat Alena mengucapkan kalimat barusan. Dia lalu membiarkan wanita pujaan hatinya pergi dari kamarnya.

Cekleeekkk!

Alena terlonjak kaget melihat suaminya sudah berada dalam kamarnya.

"Mas Yudi?"

"Dari mana saja kamu?" tanya Yudi marah karena menunggu Alena terlalu lama di kamarnya.

"Minum dan duduk di bawah bentar Mas. Kalian berdua berisik banget. Aku sampai tidak bisa tidur!" Alena berpura-pura bersikap manja pada suaminya agar ia tak curiga.

"Mas makin lama makin stres dengan kelakuan Dewi. Baru punya istri dua saja rasanya kepala Mas, sudah mau pecah." curhat frustasi Yudi.

"Makanya jangan nikah lagi mas, kalau nambah istri lagi nanti kepala Mas benar-benar pecah loh!" Alena tertawa dalam hati saat menasehati suaminya dengan kalimat pedasnya.

"Kepala mas gak akan pecah kalau diobati sama kamu. Malam ini, jangan menghindar lagi, mas gak sabar makan kamu!"

Degh! 

Alena pucat, beberapa bekas tanda merah yang Harry tinggalkan masih tertinggal di beberapa bagian tubuhnya. Ia tak mau ketahuan. Dia harus memikirkan cara agar malam ini tidak di sentuh oleh Yudi.

Yudi mengangkat tangannya dan mulai membuka kancing baju Alena, cepat-cepat Alena menghentikan aksi nakal suaminya.

"Mas tadi sore aku dapet, maaf!" mendengar hal itu Yudi memukul kasurnya karena kesal. Melihat ekspresi frustasi suaminya Alena terkekeh dalam hati, "Kapok kamu, Mas!"

Seminggu kemudian Yudi kembali terbang ke Bali. Ia menikah dengan wanita yang ia ceritakan pada Alena. Resepsipun diadakan disana jadi Alena tak perlu repot-repot ikut mengurusnya.

"Kamu kok gak ada sedih-sedihnya ditinggal suami kawin lagi. Jangan-jangan kamu sudah tak mencintai suamimu lagi, ya?" tanya Dewi membuat Alena yang sedang santai berbalas pesan dengan Harry kaget. Dewi masuk dalam kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Alena sangat marah melihat kelancangannya.

"Cinta? Cintaku sudah hilang dari tiga minggu yang lalu ketika tau kamulah yang menjadi maduku. Aku bisa memaafkan kecurangan Mas Yudi dengan wanita lain yang tak ku kenal, tapi tidak denganmu." jawab pedas Alena.

"Kamu sendiri yang gak pandai mengurus suami. Jangan salahkan aku jika suamimu waktu itu kepencut sama aku!"

Alena tertawa menahan geli mendengar ucapan mantan sahabatnya.

"Jadi pernikahan Mas Yudi sekarang karena kelalaianmu juga yang tak bisa menjaga suamimu?"

Alena kembali membalikan kalimat Dewi. Ini membuat Dewi mengangkat tangannya ingin menampar mulut Alena yang dianggapnya lancang. Sayangnya pergerakan tangannya bisa dibaca oleh Alena. Alena berhasil menangkis tangan Dewi sebelum menyentuh pipi mulusnya.

"Sadar dirilah sedikit, Wi. Kamu cuma istri kedua. Jika aku mau aku akan menghasut suamiku agar mendepakmu keluar rumah."

Wajah Dewi merah padam mendengar ancaman Alena. Ia kemudian memilih pergi meninggalkan Alena karena merasa kalah.

Seminggu sudah berlalu, pagi ini Alena dan Dewi bersiap menyambut kepulangan Yudi dan istri barunya.

"Mas Yudi!" panggil Dewi. Kemudian dengan mesranya ia cipika cipiki dengan Yudi seolah sudah satu abad mereka tak berjumpa. Senyum keceriaan Dewi terlihat memudar saat melirik kearah istri baru Yudi. Umurnya masih sekitar 18tahunan. Gadis itu terlihat sangat imut dan Dewi sangat benci mengakuinya.

"Wi, bantu Bunga membawa barang-barangnya ke kamar atas yang sudah disiapkan. Mas mau istirahat, cape sekali!" perintah Yudi pada Dewi.

"Kok cuma aku sih, Mas! Alena juga dong, kan barangnya banyak masa cuma aku yang disuruh bolak-balik naik turun ke lantai tiga sendirian!" protes Dewi.

"Alena suruh mijitin Mas didalam kamar. Sudah, kamu jangan banyak protes!" Dewi semakin dibuat kesal karena jawaban Yudi.

"Rasain kamu Wi!" batin Alena.

Alena menjabat tangan madunya dengan senyuman. Bukan senyuman ikhlas ataupun senyuman kemarahan. Ada tidak adanya wanita berumur belasan tahun itu bagi Alena sama saja. Toh, suaminya tetap buaya darat yang ingin memiliki wanita cantik yang di lihatnya.

"Gimana menurutmu istri baru Mas?" tanya Yudi ketika sudah berbaring disebelah Alena.

"Ia terlalu muda untuk pria ganas seperti Mas. Kok Mas tega sih nikahin anak kecil seperti itu?" jawab Alena, Yudi tertawa keras sekali mendengar ucapan Alena.

"Meski Bunga umurnya masih 18tahun tapi ia lumayan jago loh, kamu jangan salah!" entah rasa jijik atau muak yang Alena rasakan ketika mendengar jawaban Yudi, tapi tetap saja dia pura-pura ikut tertawa bersama suaminya.

"Len. Tumben kamu nggak ngambek-ngambek lagi. Malahan Mas lihat kamu memperlakukan Bunga dengan sangat baik."

Alena terdiam sejenak, memikirkan jawaban apa yang pas untuk suaminya.

"Aku sudah mulai terbiasa dengan karekter Mas yang tak bisa setia dengan satu wanita." jawab Alena setelah beberapa saat berpikir keras.

"Kamu tak cemburu pada Bunga?"

"Kalau aku bilang tak, apa Mas percaya?"

Yudi terdiam sebentar. "Itu berarti cintamu pada Mas sudah mulai berkurang?"

"Mungkin." jawab singkat Alena. Entah kenapa Yudi merasa sakit hati mendengar kejujuran Alena. Tapi penyesalannya tetap tak menjamin kalau dia tak mengulang kesalahan yang sama.

 

Related chapters

  • Sopirku Selingkuhanku   Pertengkaran Para Madu

    Pov AlenaMas Yudi sudah pergi bekerja, sekarang aku duduk santai di ruang keluarga sambil membaca-baca Majalah. Bunga menghampiriku dan duduk di sebelahku sambil menyalakan Tv."Mbak sudah lama nikah sama Mas Yudi?" tanya Bunga, mukanya masih sangat polos dan lugu tapi yang membuatku sangat heran ia cukup bermental baja, berani mengambil resiko untuk menjadi istri ketiga Mas Yudi."Sekitar setahunan." jawabku singkat."Owh, kalau Mbak Dewi?" tanyanya lagi."Belum genap sebulan." jawabku, dia terlihat begitu kaget mendengarnya."Sumpah Mbak? Jadi waktu mereka ke Bali itu masih dalam masa bulan madu?" tanyanya. Aku sekarang gantian yang kaget mendengar pertanyaannya."Kamu enggak tahu?" Aku balik bertanya padany. Ia menjawab dengan menggelengkan kepala."Mas Yudi tidak menceritakan banyak hal saat itu. Yang dia katakan cuma Mbak Dewi itu istrinya.”"Owh." balasku singkat kembali fokus ke majalah.Di tengah perbincangan kami tiba-tiba datang Dewi merebut remot tv dari tangan Bunga."Gos

    Last Updated : 2022-07-27
  • Sopirku Selingkuhanku   Pamer Istri Lagi

    Pov Author"Len buka pintunya!"Yudi terus mengetuk pintu. Alena lebih dulu memastikan Harry sudah sampai ke bawah baru kemudian dia membukakan pintu untuk suaminya."Kalau kamu enggak suka Mas belikan mobil untuk Bunga kamu tinggal ngomong secara baik-baik. Enggak usah main kabur seperti ini. Kayak anak kecil saja kamu!" bebel Yudi.Alena berpura-pura manyun meski hatinya sedang merasa berbunga-bunga karena hubungannya dengan Harry sudah membaik."Istri baru Mas tak punya etika. Baru datang sudah membuat masalah. Masa semua yang ku miliki dia ingin milikku juga!""Jadi mas harus berbuat apa? Kalian sama-sama istri Mas!" tanya frustasi Yudi."Jangan belikan dia mobil seperti yang Mas janjikan padaku tadi. Dan tolong kasih tahu dia mulai sekarang jangan lagi berpikir memiliki semua barang seperti kepunyaanku. Mengerti?"Yudi menjambak rambutnya sendiri, kepalanya sudah sangat sakit menghadapi sikap egois semua istrinya."Baiklah. Sudah jangan ngambek lagi, Mas akan turuti keinginanmu k

    Last Updated : 2022-07-27
  • Sopirku Selingkuhanku   Alena Kabur

    "Len, apa kamu sudah tidur?" tanya Harry setelah mematikan panggilan telepon."Belum." jawab Alena parau."Kamu belum mengantuk?" tanya Harry terus berusaha mengajak Alena bicara. Harry tahu persis di dalam gudang kotor itu pasti Alena sangat ketakutan sendirian."Belum." jawab singkat Alena."Kamu butuh selimut? Tunggu sebentar, aku akan mengambilkannya untukmu!""Tidak perlu, Har. Kamu Pergi saja dari sini, aku tak mau kamu terkena masalah jika terus berada di sini!" ucap Alena menghawatirkan keselamatan Harry."Bukankah dari awal kita sudah saling berjanji untuk siap menghadapi resiko buruk yang akan terjadi? Kamu enggak perlu menghawatirkanku, Len. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Kita akan selalu bersama-sama menghadapi masalah apa pun yang tengah terjadi."Jujur dari dalam hati Alena yang paling dalam, dia sungguh sangat tersentuh dengan ucapan Harry barusan."Maafkan aku Harry. Maafkan aku yang egois telah ikut menyeretmu dalam kehidupan menyedihkanku."Alena yang awalnya sudah

    Last Updated : 2022-07-27
  • Sopirku Selingkuhanku   Dipaksa Pulang

    "Jadi kamu siap menikah denganku Harry? aku sudah malas bertahan dengan lelaki gila itu. Aku ingin segera mengakhirinya meskipun uangku belum terlalu banyak terkumpul." tanya Alena pada Harry. Dia sangat berharap lelaki yang sangat di cintainya itu mengiyakan pertanyaannya.Harry terdiam, dia bingung harus menjawab apa. Balas dendamnya baru saja di mulai, haruskah ia mengakhirinya demi Alena?Alena menatap Harry lekat, tak sabar menunggu lelaki itu menjawab pertanyaannya. "Kenapa kamu diam saja Harry? Apa keingananku memilikimu terlalu berlebihan?""Bukan begitu, Len. Aku cuma takut, kamu tidak terbiasa dengan kehidupanku yang sangat sederhana. Aku takut kamu akan kecewa dan menyesal setelah pernikahan kita." ucap Harry berbohong. Tentu saja Harry sangat percaya cinta Alena padanya sangat besar tanpa mempedulikan status Harry yang hanya seorang sopir. Tapi dia punya alasan sendiri kenapa belum buru-buru membawa Alena ke jenjang pernikahan.Raut wajah Alena seketika berubah, dia terlih

    Last Updated : 2022-07-28
  • Sopirku Selingkuhanku   Ulang Tahun Alena

    "Harry, menantu kur*ngaj*rku telah membawa paksa Alena dari rumah ini. Chika sampai terluka karena berusaha mencegah lelaki br*ngsek itu membawa Alena."Harry melihat kening Chika memar. Ujung bibir Chika juga berdarah. Tangan Harry mengepal melihat keluarga Alena di perlakukan seperti ini oleh Yudi.Harry mencoba menenangkan Rumi, "Ibu mau Alena cepat bisa bebas dari majikan lelaki saya?"Rumi mengangguk sedangkan Chika yang sedari tadi masih diam karena syok ikut menatap ke arah Harry."Saya mempunyai kerabat yang cukup berada. Tapi dia ada di luar kota. Dia juga ada dua butik di sana. Maukah ibu sementara menempati rumah kosongnya?"Ide Harry cukup membuat terkejut Chika dan Rumi."Chika juga bisa tetap kuliah di sana. Bahkan dia juga bisa bekerja di butik milik kerabat saya." sambung Harry kemudian."Tapi, Harry. Bagaimana jika Alena mencari ibu ke sini." tanya Rumi.Harry tersenyum sambil terus mencoba membujuk Rumi dan Chika."Ibu sendiri yang bilang kalau Bu Alena tidak pernah

    Last Updated : 2022-07-28
  • Sopirku Selingkuhanku   Obrolan Bodoh Harry & Yudi

    Hidup bukanlah masalah memegang kartu yang bagus, tetapi terkadang, memainkan kartu yang buruk dengan baik." - Jack London.Harry sudah bersiap memakai seragam kerjanya. Yudi yang merasa masih sakit kepala karena effect obat tidur yang Harry berikan semalam meminta Harry mengantarnya pergi ke kantor."Berhenti di coffee shop terdekat, Har. Aku rasa aku butuh secangkir kopi untuk mengembalikan energiku.""Baik, Pak." balas Harry.Setelah menemukan coffe shop terdekat, Harry memarkirkan mobilnya tepat di depan tempat tersebut.Ikutlah ke dalam." perintah Yudi dan Harry mengikuti bosnya dari belakang."Tolong pesankan satu latte untukku. Kamu terserah mau pesan apa, pasanlah!" perintah Yudi sambil menyodorkan uang pada Harry. Harry mengambil uang pemberian dari bosnya kemudian masuk dalam antrian. Beberapa saat kemudian, Harry telah selesai mengorder lalu menghampiri meja tempat bosnya berada."Terimakasih." ucap Yudi. Harry tersenyum lalu duduk persis di depan bosnya."Semalam aku meras

    Last Updated : 2022-07-28
  • Sopirku Selingkuhanku   Fitnah Bunga

    Tring!Sebuah notifikasi pesan masuk, Alena terperanjat kaget melihat nominal uang yang masuk dalam rekeningnya."Wow!" ucap Alena reflek hingga membuat dua madunya menoleh penasaran kearahnya. Tiga istri Yudi sedang berkumpul di ruang keluarga. Meski tidak akur terkadang mereka berkumpul juga melepas rasa bosan sebelum suami mereka pulang ke rumah.Belum hilang rasa terkejutnya, sebuah panggilan masuk datang dari Yudi. Alena tak mengangkat panggilan tersebut, egonya lebih tinggi dari kebahagiaannya mendapat uang banyak dari suaminya.Yudi geram, ia sudah mengikuti saran Harry, namun Alena masih saja belum mau memaafkannya.DreeetttPonsel Dewi bergetar, melihat sang suami menelponnya membuat Dewi merasa kegirangan.[Hallo, sayang. Pasti kangen ya, sama aku. Baru dua jam ninggalin aku, masa sudah kangen sih!] ucap Dewi sengaja memanas-manasi Alena dan Bunga. Alena cuek sambil sibuk dengan ponselnya sedangkan Bunga ingin muntah mendengar ucapan berlebihan Dewi.[Kamu ini ada-ada saja.

    Last Updated : 2022-07-29
  • Sopirku Selingkuhanku   Alena Masuk Penjara

    Pov Harry"Aku tidak pernah menganggapmu sekedar pelampiasan saja. Aku hanya memintamu sedikit bersabar, setelah semua masalahku beres, kita akan segera menikah. Aku janji." ucap pelan Alena. Aku tersenyum mendengarnya. Kecemburuan telah menyadarkanku bahwa begitu besarnya rasa cintaku pada Alena. Meski aku belum menjanjikan apapun tentang masa depan hubungan kami, dia terus membuatku yakin bahwa cintanya layak ku perjuangkan. Pelan-pelan aku mulai sadar, kalau aku tak bisa lepas meski hanya sesaat dari hidupnya.Prang!Bik Marni menjatuhkan gelas yang ada di tangannya, "Apa yang sedang kalian bicarakan?"Aku dan Alena terkejut, kami tak tahu sejak kapan Bik Marni menguping pembicaraan kami berdua. Yang jelas ini firasat yang tak bagus untuk hubungan kami ke depannya. Sudah ada orang lain yang tahu tentang hubungan rahasiaku dengan Alena, pelan-pelan semua ini pasti akan terbongkar.Aku dan Alena mendekat ke arah Marni."Kita bisa jelaskan, Bi." Aku memegang bahu Bik Marni namun dia s

    Last Updated : 2022-07-30

Latest chapter

  • Sopirku Selingkuhanku   Akhir Yang Bahagia (Tamat)

    Pov AlexWuekkk...wueeekk..!Kami sedang sarapan, tapi Mamah berkali-kali berlari ke toilet karena mual. Papah yang khawatir dengan keadaan Mamah tak jadi sarapan."Kenapa kamu, Mah?" tanya Papah."Kayaknya Mamah masuk angin, deh Pah!""Ya udah enggak usah ke kafe hari ini. Mamah istirahat saja di rumah." ucap Papah. Aku dan Mbak Calista ikut khawatir melihat keadaan Mamah."Udah, enggak usah khawatir soal Mamah. Aku akan jagain Mamah di rumah." ucap Mbak Calista."Ya, kalau ada apa-apa cepat kabari aku atau Papah ya, Mbak." "Iya, Pasti!"Akupun pergi ke sekolah masih dengan perasaan khawatir.Di jam pelajaran ponselku bergetar, curi-curi aku membuka pesan dari istriku. Mulutku terbuka lebar saat melihat gambar yang istriku berikan. Sebuah garis dua dalam tes pack milik Mamah.[Selamat ya, Lex. Sebentar lagi kamu punya adik!]Aku tak menyangka di usai Mamah yang sudah menginjak 40 tahun dia hamil. Memang selama ini dia selalu bilang ingin anak perempuan semoga kali ini terwujud.Sete

  • Sopirku Selingkuhanku   Siska Malu

    "Aldo, tolong selidiki gadis ini." Bram memberikan secarik kertas berisi nama dan alamat Siska pada Aldo."Memangnya kenapa dengan gadis ini, Pak?" tanya Aldo sembari meraih kertas tersebut."Dia memfitnah menantu saya. Sekarang menantu saya di penjara karena ulahnya. Dia harus di beri pelajaran!""Ok, Pak!" ucap Aldo sembari membaca nama dan alamat gadis yang ingin dia selidiki."Siska? alamat rumah ini juga--""Kamu kenal gadis itu? tanya Bram penasaran."Dia...dia anak saya!" jawab Aldo menahan malu."Apa? anakmu?" Bram menggebrak meja marah."Maaf, Pak. Saya akan membereskan masalah ini." ucap Aldo."Ya. Kamu harus segera membereskannya kalau tidak, siap kamu nanti!" ancam Bram."Dia memang anak nakal, bahkan dia tak berani mengenalkan saya pada teman-temannya. Dia selalu mengarang cerita saya ada di luar negeri mengurus bisnis saya!" cerita Aldo frustasi. Kemarahan di wajah Bram hilang sudah mendengar cerita sedih Aldo."Kamu pandai membereskan urusanku tapi sayangnya kamu sama s

  • Sopirku Selingkuhanku   Fitnah Siska

    "Kalian berdua jaga rumah baik-baik. Kami berdua cuma pergi seminggu." ucap Harry. Dia dan Alena memutuskan untuk pergi berlibur bersama."Kenapa cuma seminggu Pah, enggak setahun saja?"Harry hampir melempar kopernya kearah anaknya kalau bukankarena di cegah istrinya."Dimana-mana anak, kalau mau di tinggal orangtuanya sedih bukan seneng kaya kamu!" ucap Harry, ini membuat Alena dan Calista tertawa."Kalian mau seneng-seneng kenapa aku harus sedih. Papah ini aneh!" omel balik Alex."Ya udahlah Pah, paham juga keadaan Alex yang mau bebas juga enggak ada yang ganggu!" sela Alena."Ya udah, pergi sekarang yuk, Mah. Papah enggak sabar pingin cepat-cepat pergi dari rumah ini.""Ayo, Pah!"Calista dan Alex melambaikan tangannya melepas kepergian Alena dan Harry."Coba kamu libur, Lex. Aku mau kita ikut liburan mereka juga." ucap Calista."Aku liburpun enggak bakal mau ikut mereka, malas!" ucap Alex. Kemudian ia pun pamit pergi ke sekolah pada Calista.Alex sebenaranya sudah kurang nyaman b

  • Sopirku Selingkuhanku   Bertemu Mantan Pacar

    "Mah, kita ke restoran mana?" tanya ketus Alex pada ibunya."Restoran yang deket dengan butik Papah saja, biar dia bisa ikut makan siang bareng." jawab Alena."Lex jangan ngebut!" ucap Calista. Dia tahu suaminya masih geram karena di ganggu ibunya."Ini enggak ngebut, kok!"Alex malah menambah kecepatan mobilnya."Mau bunuh kami berdua kamu ya, Lex!"Ibunya menjewer Alex dari belakang."Ampun, Mah. Iya Alex pelanin!"Calista tertawa melihat Alex di jewer Alena."Mah, kenapa enggak besok-besok saja makan di luarnya, sih!" geram Alex."Kamu tahu kan, masakan yang Calista panasin gosong. Mau makan apa kita di rumah. Bik Layli hari ini lagi cuti, siapa yang mau masak kalau enggak ada Bik Layli?""Kan bisa pesen makanan online!" Alex masih saja membebel tak terima."Kamu ngebet banget pingin di rumah. Mamah juga pernah muda tapi enggak ngebetan kaya kamu!""Udah, Lex. Kita udah lagi jalan keluar. Enggak usah di bahas lagi kenapa!" ucap Calista menenangkan suaminya.Alex masih diam dengan w

  • Sopirku Selingkuhanku   Calista Pingsan

    "Mana Calista sayang, kenapa kalian enggak langsung nemuin Mamah. Kalian tahu betapa khawatirnya Mamah nungguin kalian!"Alex tak jadi marah setelah tahu ibunya yang datang.Mendengar suara Alena, Calista bangkit dan menemui wanita itu. Hati Calista menangis melihat wanita yang dia pikir tidak akan pernah memaafkannya bermata sembab. Dia sekarang sadar betapa wanita itu sangat menyayanginya. Alena tak berhenti menangis setelah kepergiannya sampai keadaan wanita itu sekacau itu dan itu baru secuil bukti ketulusan cinta Alena pada menantunya."Tante, maafin Calista."Alena langsung memeluk menantunya."Kamu enggak apa-apa kan sayang. Si brengs*k itu enggak sampai ngapa-ngapain kamu kan?" tanya Alena khawatir."Om Harry dan Alex datang tepat waktu, Tante. Saya bersyukur sekali.""Tapi, kenapa dengan lehermu. Apa lelaki breng*ek itu yang melukaimu?" Alena menyentuh bekas goresan pisau di leher Calista."Saya menggertak lelaki itu dengan melukai leher saya Tante. Saya tidak tahu lagi bagai

  • Sopirku Selingkuhanku   Menyelamatkan Calista

    Pov AuthorSeseorang mendobrak pintu kamar yang di tempati Calista. Dalam keadaan gelap Arman hanya diam menunggu orang itu berhasil mendobrak pintu. Arman penasaran siapa yang sedang berani mencoba bermain-main dengannya."Brak!"Pintu berhasil di dobrak, dengan hanya pencahayaan dari senter, orang-orang yang berhasil masuk dalam kamar yang di tempati Arman mengepung lelaki itu."Om Harry? Om Yudi?" ucap Calista saat lampu kembali hidup, Calista tersenyum dan menyeka airmatanya saat melihat ada Harry dan Yudi di depannya."Kamu baik-baik saja, sayang?" tanya Harry. Hatinya teriris saat melihat goresan luka di leher menantunya.Brugh!Bram tiba-tiba datang dan menyeret Rendi lalu mendorongnya sampai lelaki itu terjatuh tepat di depan kaki Arman. Arman masih terlihat begitu tenang melihat keadaan itu."Anjingmu sudah ku buat babak belur, setelah ini giliranmu!"Calista menatap salut kearah lelaki yang tak pernah di lihatnya itu. Selagi ada kesempatan diapun berdiri dan memakai kembali

  • Sopirku Selingkuhanku   Dimana Calista?

    Pov CalistaMasih pagi sekali, aku diam-diam keluar dari rumah Alex dengan perasaan hancur. Aku menyayangi keluarganya melebihi keluargaku sendiri, namun karena aku merasa tak pantas terus berada di rumah ini, aku putuskan untuk keluar saat ini juga.Aku sudah tak mempedulikan apapun, memang terlalu nekad pergi tanpa tujuan dan uang sepeserpun. Tapi demi kebaikan Alex dan keluarganya aku siap menanggung resiko apapun.Sinar matahari terasa mulai menyengat, di sebuah jalanan sepi dua mobil berwarna hitam tiba-tiba berhenti di depanku.Aku gemetar, tapi aku tak punya pilihan lain selain ikut bersama mereka karena Ayah tiriku bilang akan menyakiti ibuku jika aku melakukan perlawanan. Apa yang akan terjadi biarlah terjadi, aku tak mau ibuku kenapa-kenapa meski selama ini dia memperlakukanku tidak lebih baik dari Ayah tiriku.Mereka membawaku ke salah satu rumah Om Arman, sudah ada Ayah tiriku di sana. Tapi aku tak melihat dimana ibuku saat ini. Saat aku menanyakan pada Ayah tiriku dia bil

  • Sopirku Selingkuhanku   Bersatunya Harry, Yudi dan Bram

    Pov Harry"Lex, sepertinya kita tak perlu melanjutkan pencarian kita." ucapku pada anakku."Pah, kenapa Papah yang jadi plin-plan gini!" geram Alex."Papah enggak bisa jelaskan apapun tentang Ayahnya sama kamu. Tapi Papah, Om Yudi dan Ayah Calista tidak berhubungan baik saat dulu.""Pah yang enggak berhubungan baik kan kalian, aku dan Mbak Calista saling mencintai Pah. Aku tidak mau kehilangan dia!""Papah bilang hentikan ya hentikan! kamu sekarang masuk ke kamarmu dan lupakan perasaanmu pada wanita penipu itu!"Alex terlihat sangat kecewa dengan keputusanku. Aku harap pelan-pelan dia paham alasanku melarangnya menghentikan pencarian ini. Aku tak mau dia nantinya sakit hati, keluarga Bram pasti akan melarang hubungan ini. Aku tak mau nantinya harga diri anakku di injak-injak oleh keluarga Bram."Papah jahat!"Alex pergi menuju kamarnya."Apa kamu enggak terlalu berlebihan gitu, Har? Alex dan Calista saling mencintai. Harusnya kamu enggak jadi penghalang mereka seperti ini!" ucap Yudi.

  • Sopirku Selingkuhanku   Terbongkarnya Identitas Calista

    Pov AlexCeklek!Aku masuk dalam rumah. Suasana rumah sangat sunyi, untunglah kalau begitu. Orangtuaku pasti sudah tidur jadi kali ini aku aman dari bebelan mereka.Dengan langkah yang sangat pelan-pelan aku naik ke kamar. Setelah sampai di depan pintu kamar aku baru bisa bernafas lega. Hari ini aku benar-benar selamat. Orangtuaku tidak akan tahu kalau kami pulang terpisah."Ku buka pintu kamar pelan, lampu terlihat padam. Bukankah Mbak Calista selalu bilang takut kegelapan, tapi kenapa malam ini dia mematikan lampu kamar?"Mbak!" panggilku sembari duduk di sofa sebelah Mbak Calista berbaring. Tak ada sahutan. Ku pikir Mbak Calista mungkin sedang menangis."Mbak, kenapa Mbak pulang duluan?" sambungku karena tak mendapatkan responnya. Mbak Calista masih saja diam."Mbak, pasti kamu semarah ini karena memergokiku ciuman bersama Siska kan?"Mbak Calista terus saja diam tak mempedulikan rasa bersalahku."Sumpah Mbak ciuman ini tak di rencanakan. Ini terjadi begitu saja."Karena masih saja

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status